Tips hemat tanggal tua versiku. Ini bukan kisah dimana perut melilit karena uang di dompet tinggal lima ribu. Ini juga bukan kisah di mana harga diri disembunyikan karena tidak bisa memenuhi ajakan teman untuk makan di kafe. Ini adalah cerita yang lebih perih, yang lebih menusuk daripada cerita tanggal tua yang pernah ada.
Alkisah ada seorang pria yang begitu gigih berjuang untuk keluarga. Sejak detik pertama mengucapkan ijab, di hari itulah, dirinya resmi menjadi imam sekaligus berkewajiban mencari nafkah. Alkisah ada seorang perempuan, yang di pundaknya terpikul kewajiban mendidik keluarga. Sejak hari pertama menandatangani surat nikah, ia berkeyakinan bahwa Allah akan meninggikan beberapa derajat orang yang menuntut ilmu dan mengamalkannya untuk mendidik anak-anaknya.
Kedua insan itu dipisahkan oleh keadaan. Seorang pria tangguh dan perempuan haus ilmu yang mengejar impian dan kehidupan yang lebih baik. Seorang suami dan seorang istri yang memastikan pemenuhan kewajiban dalam bahtera rumah tangga. Seorang ayah dan ibu yang sedang sama-sama berpeluh demi keluarga.

Adakah kisah yang lebih menyentuh daripada itu? Adakah kisah yang lebih haru daripada dirapalkannya doa-doa untuk satu sama lain agar kelak dapat berkumpul kembali?
Ya, doa mungkin adalah cara terbaik untuk saling memeluk kala jarak begitu jauh.
Hari ini, tepat satu setengah tahun semenjak mereka memutuskan untuk menjalani hidup sendiri-sendiri dulu. Selama itu pula, malaikat kecil menemani sang ibu menuntut ilmu, kembali ke kampung halaman. Siapa sangka, tumbuhlah malaikat kecil lain di rahim sang ibu. Mungkin Tuhan bermaksud menambah penjaga untuk menceriakan hari-hari sulit ibu tersebut. Atau Tuhan sedang menguji, seberapa kuat kedua hambanya tetap teguh menggapai cita saat ada cinta yang juga membutuhkan perhatian lebih.
Kau tahu kawan, hidup bertambah bahagia, tapi juga sulit.
Sang ayah bekerja lebih keras, mengambil lemburan, demi mengumpulkan pundi-pundi rezeki. Sang ibu belajar lebih giat, begadang sembari menyusui, demi lulus tepat waktu, tak perlu mengulang mata kuliah yang memperlama masa studinya. Sementara di situ ada dua bidadari yang perlu terus dicintai dan dimengerti.

Hari-hari bertambah rumit. Saat ibu harus menghadapi ujian, dan membagi waktu untuk memperhatikan sang kakak yang mulai cemburu karena kehadiran adik. Hari-hari bertambah berat, saat ayah harus pulang seminggu sekali demi memupuk rasa sayang yang bisa saja hilang karena pertemuan yang kurang dengan dirinya. Tapi dua insan tersebut berusaha sekuat tenaga dan sepenuh hati, untuk tetap berjalan dan bertahan dari segala rintangan.
Kau tahu kawan, hidup bertambah bahagia, dan penuh makna.
Mungkin engkau pernah mendengar kalimat ini,
Tanyakanlah seberapa berharganya waktu satu tahun, pada mereka yang tidak lulus ujian akhir.
Tanyakanlah seberapa berharganya waktu 1 bulan, pada ibu yang melahirkan bayinya secara prematur.
Tanyakanlah seberapa berharganya waktu 1 minggu, pada editor majalah mingguan.
Tanyakanlah seberapa berharganya waktu 1 hari, pada mereka yang bekerja sebagai buruh harian dan menanggung beban menghidupi keluarga.
Tanyakanlah seberapa berharganya waktu 1 menit, pada mereka yang ketinggalan kereta api.
Tanyakanlah seberapa berharganya waktu 1 detik, pada mereka yang baru saja lolos dari maut atau kecelakaan.Tanyakanlah seberapa berharganya waktu 1 milidetik, pada para juara olimpiade lari.
Maka untuk kami, waktu dua hari sangat berharga untuk menumbuhkan kembali rasa cinta yang mungkin pudar ditelan senin sampai jumat. Ya, hanya dua hari yang bisa diberikan sang ayah untuk memeluk anak-anaknya. Hanya dua hari yang bisa dijanjikan sang suami untuk mendengarkan keluh kesah dan menatap wajah lelah istrinya. Hanya dua hari, yang bahkan kadang dicuri oleh aktivitas menulis dan bisnis si perempuan.
Kau tahu kawan, ada satu lagi pencuri yang mengintai “si dua hari”. Dialah, si tanggal tua!
Tanggal tua berarti gajimu sudah terpotong untuk pengeluaran bulanan, biaya sekolah anak, belanja sembako, air, listrik dan pulsa, hingga tak bersisa. Tanggal tua berarti kau harus berhemat dan memangkas beberapa keinginan.
Tanggal tua berarti kebutuhan pokok mulai habis, bahkan lauk pauk mulai menipis. Itu pun masih ditambah dengan anak-anak yang belum mengerti soal tanggal tua atau tanggal muda, yang mereka tahu, perut mereka terisi makanan enak, dan tetap bisa jalan-jalan di saat libur. Iya memang sih, si anak sulung hobinya naik odong-odong yang harganya masih terjangkau, tapi kalau sudah tanggal tua, uang sekian ribu kan lumayan juga.
Yang paling berasa adalah, tanggal tua telah mencuri sesuatu yang paling berharga, yaitu waktu antara Ayah dan anaknya. Di tanggal tua, harga tiket yang sebenarnya sama saja dengan harga di tanggal muda, menjadi seolah dua hingga tiga kali lipat, karena efek sisa uang di dompet sudah tak cukup lagi.
Beri tahu aku kawan, adakah cerita tips hemat tanggal tua yang lebih mengiris hati daripada ini?
Hari di mana anakmu bertanya, “Bunda, kenapa Ayah tak pulang? Ayah sayang Aku, kan? ”
Lalu, Bunda harus bagaimana? Baca terus kelanjutan tips hemat tanggal tua.
Kalau Budi si anak kos berjuang menyiasati tanggal tuanya kayak video di bawah ini.
Saya juga mau #JadilahSepertiBudi, memanfaatkan TTS (Tanggal Tua Surprise) dari MatahariMall.com, agar pengeluaran tanggal tua bisa dipangkas, sehingga ada sisa uang untuk beli tiket pulang suami, dan akhir minggu ini, kakak Najla bisa kumpul lagi sama ayahnya=). Bagaimana tips hemat tanggal tua versimu?


Tanggal tua oh tanggal tua, pengennya tanggal muda terus ya Mba’, hehe
Sukses Mba’.. 😉
Hehe..mau nya sih begitu Mba..aamiin
Kayaknya dimana saja kasusnya sama mengalami tanggal tua. Sukses untuk kontesnya y mbk
Iya, pasti cerita agak sedih ya..thanks
Aaahhh…mengiris iris benar deh hehehe…
Untung ada rejeki tambahan yaaaa
Asiiik asiikk
He eh Mbak, ming yo kadang misua capek juga kali ya pp terus
Semoga lekas bisa berkumpul setiap hari. 🙂
Aamiin
ketika dimana-mana bercerita tanggal tua, yang ini bercerita dengan derita. Semoga bisa berkumpul ya, happy family selamanya
Hihi, ben beda Mbak. Melas men ya ini
semoga ayah dan ibu segera berkumpul kembali ya dek Najla 🙂
Aamiin. Makasih Mak, insyaallah setahun kurang lagi
Ternyata ada yang lebih berat daripada tanggal tuanya anak kos :’D
He eh. Hiks..
Gapapa deh tanggal tua, asal ada mataharimall yang ngasih diskon hingga 80%
Haha..semua juga mau kalau 80%=D
Berkaca kaca bacanya… secara aku ggpernah bisa jauh dari suami…
Huaa..Mbak Witri..akunya sih kalau pas lagi selo baru sedih..tapi anak2 ini lho..
good luck mak, aku mau ikutan lombanya binun … soale pak suami bukan orang kantoran, akupun juga bekerja di rumah hihihi
Wah enak dong ga ada tanggal tuanya=).Thanks Mba doanya
Emang sedih ya kalau harus LDM.. Berat di ongkos, semoga segera dipersatukan dalam atap yang sama..
Iya Mb..aamiin,thanks doanya
“Tanyakanlah seberapa harganya waktu” itu, Mbak, patut direnungkan 🙂
Benar sekali, waktu kan lebih berharga daripada uang