Stimulasi pada bayi-balita menentukan kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel otak yang mempengaruhi bervariasinya kecerdasan pada anak.
Putri kedua saya bernama Sara. Saat ini usianya dua tahun lebih tiga bulan. Menginjak usianya yang kedua, tampak terjadi lonjakan dalam kecerdasannya. Baik kecerdasan bahasa, motorik, emosional, maupun sosialnya.
Teori mengatakan bahwa sel-sel otak janin dibentuk mulai usia kandungan 3-4 bulan. Pada periode emas, jumlah sel otak bertambah drastis, diikuti dengan pembentukan hubungan antar sel. Nah, kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel kelak mempengaruhi seberapa besar dan variatif kecerdasan anak. Apa yang menentukannya? Ternyata stimulasilah yang berperan.
Semakin beragam stimulasi (rangsangan) yang diberikan, maka semakin kompleks hubungan antar sel otak. Begitu juga jika rangsangan yang diterima semakin sering dan konsisten, maka hubungan antar sel otak juga semakin kuat. Dengan begitu, Multiple intelligences (kecerdasan majemuk) dapat tercipta.
Menurut Howard Gardner, seorang profesor pendidik dan peneliti dari Harvard University Amerika Serikat, ada 9 kecerdasan anak. Istilah inilah yang sering disebut sebagai multiple intelligences. Saya akan mengulas lebih lanjut mengenai 9 kecerdasan anak ini.
Lalu bagaimana caranya agar stimulasi yang diberikan bisa tepat? Sesuaikanlah stimulasi dengan usia anak. Jangan sampai terjadi stimulasi yang kurang atau stimulasi berlebih (over stimulation). Sementara itu, cara untuk optimalisasi stimulasi yaitu dengan merangsang semua sistem panca indra.
Apa Sajakah 9 Kecerdasan Anak yang Perlu Distimulasi?
1. Kecerdasan Verbal Linguistik (Berbahasa)
Kembali ke pengalaman saya menstimulasi kecerdasan intelektual Sara. Pada usia dua tahun, ia sudah merangkai lebih dari dua kalimat. Saya mengajak Sara mengobrol topik yang ia sukai. Ia tak hanya berbicara dengan saya, tapi juga kepada kakak dan teman sebayanya. Selain itu, Sara juga menyukai aktivitas membaca buku cerita bergambar. Ketika saya mendongeng, ia meresponnya dengan bertanya.
Sebenarnya saya sudah mulai bercakap-cakap dengan Sara semenjak ia berada dalam kandungan. Jadi bukan menunggu ia bisa bicara. Dengan berbagai kegiatan di atas, perkembangan bahasa anak akan terstimulasi.
2. Kecerdasan Kinestetik Tubuh (Gerak Tubuh)
Motorik kasar Sara juga berkembang. Ia senang melompat, memanjat, termasuk bergelantungan. Korban kreasinya adalah sofa, selimut, karpet, korden yang diubah sedemikian rupa menjadi plosotan, ayunan atau permainan lain. Ada-ada saja ya idenya. Mau tidak mau, saya memfasilitasi dengan menyewakan mainan anak berupa plosotan dan ayunan.Sara juga saya ajak berlari, menari, dan lempar tangkap bola sehingga kecerdasan gerak tubuhnya bisa berkembang.
3. Kecerdasan Logika Matematika
Untuk perkembangan motorik anak, Sara bermain bersama kakaknya. Saya memberikan rangsangan dengan mengajak mereka memainkan puzzle, lego, balok kayu, melipat kertas, dan sebagainya. Stimulasi ini akan melatih kecerdasan logika matematiknya. Tak hanya itu, kecerdasan visual spasialnya juga akan terangsang.
4. Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual spasial berkaitan dengan kemampuan anak memahami ruang pandang. Dengan kata lain, anak dapat membedakan letak dan posisi, serta membayangkan ruang. Anak bisa mengerti arti dari atas, bawah, depan,belakang, samping, kanan dan kiri. Anak juga bisa menggunakan kata tersebut saat menunjukkan posisi suatu benda.
Saya melatih kecerdasan ini, dengan selalu menyebutkan posisi atau lokasi ketika beraktivitas bersama Sara. Misalnya, alih-alih berkata, “Sara, kulit pisangnya dibuang ke tempat sampah ya.” Saya memilih melengkapi perkataan menjadi, “Sara, kulit pisangnya dibuang ke tempat sampah yang di samping kulkas ya.”
5. Kecerdasan Interpersonal (Sosial)
Bagaimana dengan kecerdasan interpersonal? Tentu juga saya stimulasi. Kecerdasan interpersonal ini berkaitan dengan kemampuan anak bekerjasama, beradaptasi dengan teman sebaya dan orang lain di lingkungannya.
Saya menstimulasinya dengan cara mengajak Sara ikut ke TK kakaknya sehingga ia bisa berinteraksi dengan anak yang lebih tua. Saat libur, kami berkunjung ke rumah neneknya. Di sana ada sepupu Sara baik yang berusia lebih tua maupun lebih muda. Mereka bermain bersama. Saat bermain, Sara belajar mengalah dan berbagi.Saya juga memberi contoh yaitu dengan membagi kue yang saya masak ke saudara-saudara Sara. Dengan begitu, perkembangan sosial anak akan optimal.
6.Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal terkait dengan kemampuan daya tahan anak, untuk tidak mudah menyerah, gigih berusaha, dan percaya diri. Contohnya ketika harus tampil di depan umum.
Untuk melatih kecerdasan emosi intrapersonalnya, saya mengobrol dengan Sara. Saya mengenalkannya pada berbagai jenis emosi melalui buku bergambar. Lalu ketika ia menangis, berteriak, atau tertawa, saya menamai emosi dan menjelaskan perasaan yang ia alami. Setiap kali Sara bepergian tanpa saya atau jika saya keluar rumah, ketika kami bertemu maka saya akan menanyakan kegiatannya dan pengalamannya. Selain itu, Sara juga saya biasakan berada dalam kelompok agar mau berinteraksi dengan teman-temannya.
7. Kecerdasan Musikal
Saya melatih kecerdasan musikal dengan cara sering bersenandung saat berkegiatan bersama Sara. Misalnya saat mandi, kami akan bernyanyi lagu Bangun Tidur Kuterus Mandi. Sara juga mendengarkan lagu-lagu baik dari talking doll, televisi, maupun dari kakaknya. Lama-lama Sara ikut bernyanyi dan bahkan berani menciptakan lirik sendiri:D
8. Kecerdasan Natural (Alam)
Anak memang harus diperkenalkan dengan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan. Dengan begitu, ia akan menyayangi mereka.
Jika ada kucing yang datang ke rumah, saya akan mencontohkan ke Sara bagaimana cara memperlakukan kucing. Antara lain memberinya sisa lauk, seperti kepala ikan dan tulang ayam. Saya juga mengajak Sara jalan-jalan ke taman buah, taman bunga, dan bermain di alam.
9. Kecerdasan Moral
Degradasi moral dapat terjadi ketika anak-anak tidak dilatih bermoral baik sejak dini. Oleh karena itu, peran orangtua amat penting untuk melatih kecerdasan ini. Anak-anak dapat distimulasi untuk berperilaku baik. Antara lain dengan mengucapkan maaf, tolong, permisi, dan terima kasih.
Saya menstimulasi kecerdasan moral tersebut dengan mengajak Sara bermain. Pilihlah permainan yang memiliki peraturan untuk dipatuhi. Contohnya petak umpet, cublak-cublak suweng, dan sebagainya. Permainan tradisional memang terkesan sederhana, tapi ternyata permainan anak yang mendidik justru melatih kecerdasan moral mereka. Kecerdasan anak harus diasah tak hanya dari sisi akademis saja, tapi juga perilaku, kan?
Dari berbagai stimulasi yang saya berikan, pada usia dua tahun, Sara berhasil menunjukkan Tanggap yang Lengkap. Ia cepat tanggap. Ia memahami apa yang saya katakan dan mau mengikuti yang saya minta. Misalnya ketika saya meminta tolong untuk membuang sampah. Maka ia bergegas untuk membuangnya. Sara juga berbagi makanan dengan kakaknya. Ia menawarkan camilan yang dimakannya kepada seisi rumah, termasuk ke Ayah, Bunda, dan Kakek-Neneknya. Sara juga supel, ia mau bersalaman dengan orang yang jarang ditemuinya. Kemarin, saya bersama suami dan anak-anak mengambil baju ke penjahit. Sara mau lho menyapa dan menjawab salam penjahit tersebut.
Sara tumbuh hebat dengan 9 kecerdasan anak karena peran dari stimulasi. Selain itu, nutrisi juga berperan penting. Bebelac baru mendukung pertumbuhan dan perkembangan Sara. Nutrisi dari Bebelac baru mengoptimalkan kecerdasan yang dilatih melalui stimulasi. Sel-sel otak Sara mendapatkan minyak ikan, OMEGA 6, FOS:GOS 1:9, 13 vitamin dan 9 mineral. . Otak yang kekurangan nutrisi akan lebih lambat menerima stimulasi. Oleh karena itu, tak hanya stimulasi yang wajib dimaksimalkan, tetapi juga nutrisi. Bila otak diibaratkan mobil, maka nutrisi adalah bahan bakarnya.
Mom’s enggak perlu khawatir mencari cara agar anak tumbuh hebat. Bebeclub.co.id sudah merangkum tips membesarkan anak sehingga bisa menjadi anak yang Tanggap yang Lengkap. Tips tersebut akan membantu Mom’s untuk mengoptimalkan stimulasi dan nutrisi yang diperlukan anak. Langsung saja kunjungi .
makasih sharingnya
sama-sama
Wah ternyata ada banyak lagi ya kecerdasan seorang itu.. saya setuju sekali kecerdasan itu tdk harus di bidang akdemik ya. ? malah aku ngebayangin kayanya boleh tuh di sekolah2 ada nilai tambahan khusus kesembilan kecerdasan tersebut tentunya selain Guru melibatkan psikolog ? krn masih byknorgtua yg menekan anaknya harus dpt rengking, ?. Tks sharingnya. Aku suka tulisannya ?
hoho iya banyak banget kan yang bisa diasah
Wah ternyata banyak ya macamnya kecerdasan, semoga najla dan sara tumbuh menjadi anak2 yg cerdas dan shaliha ya, aamiinn
iya banyak Manda. aamiin doanya
Jadi makin paham tentang stimulasi pd anak setelah baca artikel ini
Thanks much mbaaa
senangnya bisa bermanfaat
Banyak banget ya. Jadi gak harus terpaku dengan satu kecerdasan.
benar. sayang sekarang sekolah rata-rata terpaku pada kecerdasan matematik misalnya berhitung
Terimakasih sharingnya bu DiaN, sangat bermanfaat.
Sama2 Mbak Dera