Wirausaha Bersama Suami/Istri? Baca Pengalaman Juliastri Ini

Facebooktwitterredditmail

Juliastri

Saat melihat teman-teman yang membuka usaha bersama pasangannya, saya merasa rata-rata bisnis mereka sukses. Terlepas dari tips-tips keberhasilan bisnisnya, saya sendiri menyimpan tanda tanya. Untuk seseorang tanpa latar belakang wiraswasta atau bukan dari keluarga pedagang, bagaimana mereka dapat memiliki keyakinan untuk nggak ngantor dua-duanya? Tentunya keputusan tersebut datang dari pemikiran yang matang dong. Nah, saya ada satu teman nih yang menjalankan usaha bersama suaminya. Keduanya resign dari kantor, lalu membangun bisnis sendiri. Yuk, baca hasil kekepoan saya.

1. Bagaimana rasanya menjadi suami istri yang dua-duanya wirausahawan?

Rasanya senang banget, karena bisa satu visi dan misi, waktu ketemu juga lebih sering, bisa sambil ngurus anak juga, karena toko dan rumah jadi satu, cuma lantai atas dan bawah.

Note: Wah kebayang ya senangnya tiap hari bisa ketemu suami atau istrinya dengan waktu yang bertambah kuantitasnya. Tentunya bonding ayah ke anak juga bakal lebih besar. Apalagi kalau usahanya sudah bisa dipercayakann pada karyawan. Lalu saya mupeng=)

2. Kalau boleh tahu,bagaimana awalnya memutuskan untuk wirausaha?

Berawal dari saat masih menjadi karyawan, susah sekali mengatur waktu untuk bersama suami dan anak. Semua sibuk, hampir seharian bekerja sampai waktu bersama anak sangat minim.

Jadi dulu aku kerja di Cirebon. Perusahaanku kan di bidang jasa, jadwal liburnya selain hari minggu, dan hari besar tetap masuk. Sedangkan suami kerja di kantor pabrik, liburnya hari minggu. Jadi ya susah bisa liburan bareng kecuali ada yang cuti. Tapi mosok mau cuti terus? Gitu repotnya ?

Lalu akhirnya memutuskan untuk resign bareng suami, buka usaha yang bisa sambil mengawasi anak. Maka dipilihlah kota pinggiran di Jogja, yang peluang bisnisnya masih besar sebagai langkah awal mbabat alas istilahnya. Bisnis di bidang otomotif yaitu menjual ban mobil, ban motor dan onderdil menjadi pilihan karena memang di Gunungkidul belum banyak yang membuka usaha seperti ini. Modal nekat saja pokoknya.

Note: Wow, bagian ini nih yang sulit. Memantapkan mental untuk keluar dari kantor, dan siap atas segala risiko dan konsekuensi ke depannya. Hebat euy, saya salut nih bisa berani kayak gini.

3. Saya jadi ingin tahu nih apa suka dukanya wirausaha?

Sukanya : Bisa fleksible mengatur waktu dan penghasilan.



Dukanya : namanya usaha pasti ada pasang surut, kadang ramai kadang sepi. Jadi ya dinikmati, dijalani dan disyukuri aja. Yang penting selalu berusaha, jujur dan menjalin relasi sebanyak-banyaknya.

Note: Prinsip kejujuran dan rasa syukur ini ternyata harus dimiliki oleh seorang wirausahawan ya. Mengapa? Biar berkah hidupnya, dan biar nggak stres lah. Kalau nggak bersyukur, bisa malah makin runyam nanti bisnisnya. Mantap lah Mak Juli prinsipnya.

4. Kasih tips untuk pasangan suami istri yang mau wirausaha dong.

Hm..apa ya tipsnya? Pertama, satukan tujuan awalnya gimana? Kedua harus siap dengan segala risiko dan konsekuensi. Ketiga harus tahan proses. Keempat harus bisa bersikap profesional meskipun sama pasangan sendiri, saat bekerja adalah partner bisnis.

Note: Yuhu, tahan proses ini benar sekali. Dimana-mana yang namanya bisnis pasti berproses, nggak ada yang ujuk-ujuk sukses. Keprofesionalan adalah kunci juga ya, jangan sampai lagi berantem soal rumah tangga eh merembet ke kerjaan. Duh, lumayan berat ya ternyata tipsnya, hehe.

5. Saya penasaran, menurut Mak Juli, apa prestasi terbesar selama berwirausaha? (ini nggak harus yang omzet sekian atau menang lomba start up ini itu, bisa misal nggak pinjam uang ke orang tua, atau dapat mempekerjakan karyawan, dll)

Yang pasti senang ya bisa bermanfaat bagi orang lain, menggaji karyawan, memuaskan pelanggan dan bisa memenuhi kebutuhan orang banyak. Kebanggaan terbesar adalah ketika customer merasa puas, lalu kembali lagi ke toko sambil merekomendasikan kepada teman-teman dan keluarganya.

Note: Wah benar banget nih. Kebahagiaan terbesar adalah ketika pelanggan puas dengan produk atau pelayanan kita.





Terima kasih Mak Juli atas waktu dan pengalaman serta petuahnya ya. Saya doakan semoga lancar berkah bisnisnya, dan senantiasa bermanfaat untuk banyak orang.

Juliastri

Untuk yang mau kepoin aktivitas Mak Juli di dunia bisnis maupun ngeblog, cuzz ke Our Life by Juliastri Sn ya.

(Visited 736 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

22 thoughts on “Wirausaha Bersama Suami/Istri? Baca Pengalaman Juliastri Ini

  1. Rahmi Reply

    Waah keren mak juliastri, aku ketemu kemarin di Jogja. Kalo aku pasti berat banget yaa mau resign saat udah posisi nyaman di pekerjaan. Tapi aku skrg juga kaya mba Juli wirausaha berdua ma suami, ngerasain suka duka yg mak Juli sebut tadi di atas.

  2. Fanny Fristhika Nila Reply

    Selalu salut ama yg berani buka usaha. Papaku jg pengusaha bakery sbnrnya. Tp ntah kenapa aku msh blm siap mba utk terjun di sana. Makanya papa kdg bilang, dia pgn ada anaknya yg mau nerusin nanti. Tp kita ber4 malah punya karir masing2. Aku sendiri msh blm berani kluar dr zona nyaman skr. Ga kebayang kalo pendapatan pasang surut, semua benefit dari kantor plus bonus g ada lagi.. Tapi, kalo niat utk belajar bisnis bakery papa ini, udah ada kok. Tinggal mulainya ga tau kapan :D.

    • dian.ismyama Post authorReply

      Wah enak nih bisa belajar bisnis langsung dari Papa. aku malah kebalikannya, ortuku pekerja kantoran semua,malah ibuku pensiunan PNS. tapi aku senengnya wirausaha =) Good luck Mbak kerja sembari memajukan bakery aja=)

  3. Putu Sukartini Reply

    Wow aku selalu salut sama mereka yang berani keluar dari zona nyaman untuk memulai berbisnis. Buthb tekad yang kuat dan kegigihan berusaha
    Keren banget deh mbak Juli ini

  4. Witri Prasetyo Reply

    Kereeennn… aku jadi kepengen…
    enak yah punya toko, tiap hari ketemu anak suami, terus waktu kerja kita juga yang ngatur.. Bismillahhh

  5. April Hamsa Reply

    Keren Mak Juli.
    Bebrapa kali mampir blognya, baru tau ternyata pasangan wirausahawan.
    Jd wirausahawan itu enaknya bisa bekerja tanpa jam kantor, bisa membuka lapangan pekerjaan utk org lain, meski demikian risiko pasti ada ya mbk. Salah satunya gak dapat uang pensiun.
    Pengen juga jd pengusaha, trus inves dan nabung saat masa produktif kyk skrng ini 😀

    • dian.ismyama Post authorReply

      Uang pensiunnya ditabung dari sekarang Mbak, hehe. Iya kalau jadi wirausahawan yang sukses kayaknya pensiun mah gampang kali ya.

  6. Alid Abdul Reply

    Sampai saat ini saya belum berani untuk memulai wirausaha hiks. Selalu iri dengan temen-temen yang sudah memulai usaha sendiri. Saya masih wacana dan rencana saja 🙁

  7. Haryadi Yansyah | Omnduut Reply

    Aku jadi berkaca ke orang tuaku sendiri, yang keduanya sama-sama berjualan, saling support (sekarang yang satu nyewain gedung kawinan, yang satu tukang masaknya, klop haha).

    Aku juga resign dari kantor karena ingin mengikuti jejak mereka.

    • dian.ismyama Post authorReply

      Wow, ternyata bakat non karyawan sudah mengalir di darah Omnduut, salut lah. Tinggal nerusin usaha mereka juga dong Om:)

  8. Lusi Reply

    Nggak kayak kita ya Di, kudu strong LDR-an. Tapi cita2 utk ngumpul lagi tetap dilangitkan. Semoga bisa menyatu spt mak Juli. Amin.

Leave a Reply to Prima Hapsari Cancel reply

Your email address will not be published.