Traveling ajak bayi ke Lembang. Assalamualaikum, apa kabar semuanya? Musim liburan telah usai, tapi saya baru sekarang sempat menulis. Punya bayi lumayan menyita waktu sampai enggak sempat ngapa-ngapain. Agak selow setelah ada asisten rumah tangga lagi 3 mingguan ini. Balada asisten ini sebenarnya lebih menguras hati. Lebih miris daripada tesis yang tak kunjung usai. Apalagi buat yang tinggal di perantauan. Kakak-kakak tentunya tidak bisa “dititipkan” di rumah orang tua. Orang tua juga sudah sepuh. Andai mertua satu kota lumayan enak kali ya. Apapun itu harus disyukuri, inilah yang terbaik. Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk menempa hamba-Nya.
Kita ngomongin yang menyenangkan saja yuk. Saya mau cerita traveling ajak bayi jalan-jalan ke Bandung. Sebenarnya saat akan pindah ke Depok, bayangan saya memang akan keliling kota yang dekat dengan Depok. Misalnya Bandung, Bogor, Sukabumi, Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan sebagainya. Eh ndilalah saya hamil, dan jalan-jalan ditunda sampai bayi lahir. Sempat khawatir karena bayi masih kecil saat anak-anak liburan sekolah. Tapi kasihan juga kalau anak-anak enggak kemana-mana. Rumah kakek nenek di Jogja. Kantor Ayah lumayan jauh di Jakarta harus KRL-an. Sementara kantor Bundanya online, wkkka. Bahkan saya enggak bisa ambil kerjaan yang bawa anak – anak saking bingung bayinya mau dikemanakan kalau enggak ada pengasuh yang menjaga.
Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk traveling ajak bayi ke Bandung di hari kejepit. Yup, Desember saat anak-anak libur sekolah ada tanggal merah yaitu hari Natal dan tahun baru. Jadi suami bisa pergi tanpa harus cuti terlalu banyak.
Persiapan Traveling Ajak Bayi
Karena pekerjaan suami yang cukup padat, saya deh yang browsing hotel dan bahkan membeli tiket kereta api. Soalnya kalau menunggu suami sempat, bakalan kehabisan tiket dan kamar hotel=(. Padahal kami pergi bertujuh. Empat dewasa, dan tiga anak-anak. Tiket kereta harus jauh-jauh hari agar mendapatkan tempat duduk yang berdekatan.
Awalnya suami yang pesan, tapi ia Whatsapp bahwa kursi berjauhan. Saya yang diminta untuk memilih nomor kursi karena ia harus meeting. Duaar, sambil gendong bayi, perburuan tiket dimulai. Sewaktu saya sudah mengisi nama empat orang (lewat sebuah aplikasi sekali transaksi maksimal empat tiket) eh saya enggak bisa melanjutkan pembayaran karena kursi telah habis. Padahal di awal masih tertulis sisa 9 kursi. Alhasil saya mencari kereta lainnya, yaitu ekonomi di jam yang lebih sore. Sebenarnya ada kereta eksekutif nya juga sih di jam yang sama, tapi saya pikir harganya lumayan jauh. Padahal di kereta hanya 3 jam saja, kan nanggung.
Empat kursi berhasil dibeli. Lalu saya lanjutkan dua kursi lainnya untuk Mama dan Adik saya. Bayi belum mendapatkan kursi tetapi ia tetap harus memesan tiket dengan harga yang lebih murah. Di aplikasi tersebut, pembayaran harus dilakukan maksimal ditunggu selama 50 menit. Auto panik karena suami enggak balas Whatsapp, enggak angkat telepon juga. Nasib enggak punya token ya gini deh. Akhirnya saya minta tolong ditransferin oleh adik dulu. Baru nanti malaman suami mengganti uangnya. Alhamdulillah enggak sampai lima menit sudah beres. E-tiket masuk ke e-mail saya.
Setelah tiket kereta beres, saya mencari hotel di Lembang. Awalnya galau mau menginap di Bandung apa Lembang. Maka dimulailah perburuan objek wisata yang akan dikunjungi. Hasil tanya-tanya dengan Teh Efi, dan Mbak Marini akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Farm House, Floating Market, The Great Asia Afrika dan Bosha. Bosha ini impian saya sejak menonton film Petualangan Sherina.
Suami sempat browsing tentang Bosha dan katanya enggak buka setiap saat. Saya akhirnya ikutan mencari tahu, dan ternyata benar. Bosha dibuka setiap Senin-Jumat untuk rombongan. Dan setiap Sabtu untuk personal, tapi Bosha hanya dibuka sampai pukul 13.00 wib. Huaa, kami enggak bisa masuk dong. Kan Sabtu sampai Bandung nya pas maghrib gitu. Ya sudahlah, akhirnya saya merelakan Bosha tidak masuk dalam jadwal acara wisata ke Bandung.
Itenerary 3 Hari 2 Malam di Lembang
Traveling ajak bayi artinya harus mencari lokasi wisata yang aman dan nyaman untuk bayi. Karena ibu saya ikut, seharusnya saya dan suami juga mencari wisata yang ramah lansia. Sayang waktu itu enggak terpikirkan kalau beberapa objek wisata di Lembang kurang cocok untuk lansia.
Itenerary di bawah ini dibuat oleh Pak Suami. Iya, dia emang ahli membuat itenerary. Beneran dicek jarak satu lokasi ke lokasi lainnya. Dicek perjalanan memakan waktu berapa lama jika macet, dan sebagainya. Meskipun pada praktiknya ada yang berbeda, tapi setidaknya kami punya patokan selama berada di Lembang.
Day 2:
10.00 – 10.30: Perjalanan Great Asia Afica (Grab)
10.30 – 13.00: Great Asia Africa
13.00 – 14.00: Sholat & Makan @GAA
14.00 – 14.15: Perjalanan Farmhouse (Jalan/Grab)
14.15 – 16.45: Farmhouse
16.45 – 17.00: Perjalanan Pulang / Floating Market
17.00 – 18.30: Floating Market
18.30 – 19.30: Sholat & Makan Malam @Floating
19.30 – 19.45: Menuju Hotel
Day 3:
10.00: Check out
10.00 – 10.45: Perjalanan ke Dago
10.45 – 14.00: Dago Dream Park + Makan siang
14.00 – 15.00: Perjalanan ke arah kota
15.00 – 16.30: Wisata Kota (Deket stasiun) + Oleh²
16.30 – 17.00: Menuju Stasiun
Perjalanan ke Bandung
Saya dan keluarga diantar ke Stasiun Gambir menggunakan mobil dari Depok. Alhamdulillah jalanan tidak macet, dan kami sampai stasiun tepat waktu sekitar setengah jam sebelum kereta Argo Parahyangan berangkat.
Kereta berangkat ke Bandung memang kelas ekonomi. Tapi jangan salah, ternyata kereta ini sangat nyaman. Jarak antar kursi yang dikhawatirkan terlalu sempit juga tidak terbukti. Menurut saya masih jauh jarak antar kursinya.
Saya dan anak-anak menikmati perjalanan 3 jam ke Bandung. Kami menyanyi, tertawa, makan sore dengan lauk otak-otak enak yang dibawa oleh adik saya, dan tentu saja tidur memejamkan mata. Meskipun yang benar-benar tidur hanya si bayi dan kakak Sara=D
Hujan sempat turun saat kami di kereta. Untung ketika sampai Bandung, hujan sudah reda. Saya menyempatkan diri menyusui bayi di ruang menyusui stasiun Bandung sebelum kami memesan mobil online. Ruang menyusuinya lengkap dan bagus. Hanya sayang waktu itu banyak nyamuk.
Bagaimana kelanjutan traveling ajak bayi selama di Bandung? Saya tulis di artikel berikutnya ya.
Baca juga Tempat Kuliner Es Krim di Bandung
Wah perjalanan yang menyenangkan nih ke Bandung bareng keluarga lengkap, go go go Bandung.
Anak yang di bawa jalan-jalan banyak ya 🙂 saya bawa satu aja repotnya pake banget loh. Seru baca pengalaman jalan-jalan seperti ini.
Alhamdulillah tripnya berjalan lancar ya mbak. Gimana buat selanjutnya bisa lanjut trip lagi dengan anak-anak mba? hehe
Serunyaa jalan-jalan bareng keluarga yaa. Meski capek rasanya hepi, apalagi melihat anak-anak yang berbinar-binar matanya. Btw, pergi bareng bayi dan anak-anak memang harus pintar cari lokasi yang kids friendly ya.
jadi ingat pengalaman bawa anak jalan berdua di usia belum genap 2 tahun
meski cuma jalannya ke kampung halaman tapi lumayan rempong hehehe
apalagi anak yang lumayan aktif
namun tetap seru karena anak senang bisa melihat hal baru, berinteraksi dengan banyak orang dan terbiasa untuk diajak berjalan jauh
Drama nyari tiketnya itu pasti bikin deg-degan ya hehe
Kereta ekonomi jaman sekarang asyik aja sih, udah cukup nyaman meski untuk perjalanan jarak jauh
Btw aku belum pernah ke Great Asia Afrika, jadi penasaran euy
Seru nih travellingnya bareng keluarga meski sambil bawa bayi juga. Kalau saya sih nggak kebayang liburan bawa anak2 yang masih kecil pasti rempong sekali ya tapi menyenangkan juga sih. Agak dilema juga kan Mbak kalau mau liburan gitu sementara ada bayi, nggak mungkin ditinggal atau dititipi gitu aja. Lebih amannya memang dibawa aja sekaligus yang penting keamanan dan kenyamanannya terjaga.
Wah ternyata ceritanya blm usai, seru bgt pasti nih. Foto2nya kece kak anyway hehe. Aku juga pernah pesen tiketnudah mau bayar aja eh tbtb nggak bisa lanjut karena kursi udh ada yg bayar duluan, hambreng dehh
Nggak tahan pengen liburan ini mamaknya wkakaka
sekalian me time ya kak abis lahiran bawaannya pengen lari jalan2
sehat terus ya adek bayikuuuuu. Kapan2 semoga jumpa
Aku yg orang Bandung asli dan deket ke Lembang aja belum pernah ke the Great Asia Africa yang fenomenal itu. Haha.
Kalau mau ke Boscha hari Minggu, jangan lewat depan Mbak, tapi lewat belakang, tapi harus jalan kaki lewatin rumah2 warga gt. Ehehe.
Wah serius bisa masuk Bosha lewat belakang? Tapi dibuka ga Bosha nya? Bisa pakai teleskop?
Bandung is always special to me. Gak bosen-bosen bolak balik Bandung kalau ada kesempatan. Even saat dinas ke Jakarta aja, aku sempat-sempatkan mampir ke Bandung. Dan pasti akan ke jalan Asia-Africa, karna di situlah aku kenangan banyak tercipta.