#SuamiIstriMasak, apa bakal enak masakannya?
“Suami kok masak? Istrinya kemana?”
“Suami dan istri di dapur, istrinya masak, suaminya bagian icip-icip ya?”
“Suami ikut masak? Apa enggak tambah berantakan tuh dapur?”
Mungkin kalimat di atas menjadi pandangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Suami masuk dapur adalah hal yang tabu.
Apalagi kalau suami masak bareng istri, dikiranya suami bakal ngeribetin. Alih-alih proses memasak lebih cepat, yang ada justru makin lambat. Atau yang harusnya memasak dengan clean, eh jadi lebih berantakan.
Padahal ya, bisa saja terjadi sebaliknya. Laki-laki justru banyak yang jadi koki. Termasuk suami, kalau diberi kesempatan, mereka bisa kok. Asal istri dan anggota keluarga yang lain memberikan kepercayaan pada para suami.
Nyatanya, setiap ada lomba memasak khusus bapak-bapak saat 17 Agustus, mereka memasak dengan cepat, bersih, dan hasil masakannya juga enak. Jadi ingin cerita nih, gimana pandangan saya bila suami ikut terjun ke dapur.
Setelah nikah, saya ikut suami ke Jakarta. Suami memang sudah lama bekerja di Jakarta, sedangkan saya bekerja di Jogja.
Awalnya kami ngekos 1 kamar gitu. Ada dapur tapi di lantai atas. Sesekali kami memasak berdua. Mesranya dapat, bonding -nya dapat. Lalu saat saya hamil 4 bulan, kami memutuskan untuk pindah mengontrak rumah. Supaya kalau mau ke dapur dan menjemur baju enggak perlu naik tangga lagi.
Di rumah kontrakan, dapurnya lebih luas. Saya bekerja dari Senin hingga Sabtu, sedangkan suami dari Senin sampai Jumat. Di hari kerja, kami jarang memasak karena saya dan suami sama-sama berangkat pagi pulang malam. Baru di akhir pekan, sesekali kami ke pasar dan memasak berdua.
Menunya yang mudah, seperti udang goreng dan tumis kangkung. Atau ayam kecap dan sayur sop. Biasanya saya masak dua menu atau tiga menu (dengan tambahan tahu/tempe).
Saya melahirkan anak pertama di kampung halaman sehingga tidak pernah lagi memasak bareng suami. Ia mudik tiap weekend dan waktu kami banyak dihabiskan keluar rumah. Baik wisata atau kulineran bersama anak.
Setelah anak berusia 1,5 tahun, saya kembali ke perantauan. Tapi kali ini bukan di Jakarta. Melainkan ke Depok, karena rumah baru kami berada kota tersebut. Terus terang, suami sangat sibuk. Sedangkan saya juga sibuk mengurus anak. Apalagi ternyata anak saya di kemudian hari didiagnosa mengalami Sensory Prossesing Disorder.
Tiap weekend, suami mengantar saya ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur selama seminggu. Sesekali, kami masih memasak berdua di akhir pekan. Sedangkan hari lainnya, saya memasak sendiri atau membeli lauk di warung.
Perjalanan rumah tangga saya memang berliku. Dalam artian sempat serumah, LDM, serumah lagi, lalu LDM lagi. Yang terakhir selama tiga tahun ini, saya dan suami sudah serumah lagi.
Saya dan suami masih melakukan kebiasaan yang sama yaitu masak bareng. Meskipun intensitasnya tidak sering, tapi cukup untuk memberi dampak positif bagi hubungan suami istri.
Kolab Bareng Suami di Dapur, Bikin Makin Mesra
Sebenarnya, ada beragam manfaat masak bareng suami. Tidak hanya bikin makin mesra saja. Simak yuk apa saja dampak positifnya?
1. Menguatkan Bonding
Orang bilang, usia rumah tangga di atas 10 tahun tidak lagi berlandaskan cinta, melainkan komitmen. Tapi bukan berarti cinta tidak perlu dipupuk dan disiram. Maka sempatkanlah melakukan aktivitas bersama yang menyenangkan untuk menciptakan bonding. Salah satunya ya memasak.
Tak perlu membayangkan ada adegan lempar-lemparan tepung atau memeluk pasangan dari belakang saat memasak/mencuci piring. Bisa menggenggam tangan pasangan atau saling tatap saja sudah bikin hati berdebar kencang.
2. Meningkatkan Kepercayaaan
Komitmen bisa dijalankan dengan baik jika kedua belah pihak saling percaya. Tentu saja kepercayaan yang diberikan jangan disalahgunakan. Membangun kepercayaan tidak bisa hanya dalam semalam.
Oleh karena itu, #SuamiIstriMasak menjadi momen untuk semakin menguatkan kepercayaan yang terjalin.
Istri bisa mempercayai bahwa suami ternyata bisa lho motong-motong sayur dengan rapi. Suami juga bisa menggoreng ayam/ikan tanpa gosong, dan sebagainya. Masak bareng itu seperti kerja tim yang masing-masing anggotanya harus saling percaya pada kemampuan yang lain.
3. Memperbaiki Komunikasi
Komunikasi adalah kunci dari pernikahan yang langgeng. Mempraktikkan “i message”, hingga menggunakan intonasi yang rendah adalah dua dari banyak tips komunikasi antar pasangan.
Saat #SuamiIstriMasak pasti terjalin komunikasi diantara keduanya.
Entah hanya dengan tatapan mata, tepukan pundak, atau keluarnya kata-kata agar masakan bisa selesai dan enak.
Momen masak bareng menjadi penting karena artinya tercipta quality time yang mungkin sudah jarang didapatkan ketika ada anak.
4. Bisa Muncul Resep Baru/Kreasi Masakan Bersama
Siapa bilang kolab masak bersama suami justru bikin istri mati kutu? Masak bareng bukan berarti istri bingung mau masak apa agar masakan tetap bisa dimakan. Sebaliknya, siapa tahu justru tercipta resep baru atau kreasi makanan yang lebih lezat.
Bila suami istri berasal dari daerah yang berbeda/ berlatarbelakang budaya yang berbeda, justru bisa saling mengajari kuliner tradisional masing-masing.
Suami istri juga bisa berbagi masakan favoritnya sehingga pasangannya semakin semangat untuk menghidangkan makanan tersebut.
5. Menjadi Teladan Anak
Anak itu mencontoh apa yang dilihat, bukan apa yang disuruh. Anak yang melihat langsung orangtuanya asyik masak bareng di dapur, dijamin bakal ikutan nimbrung.
Bahkan anak bisa cemburu melihat orangtuanya akrab melakukan aktivitas bersama. Seolah ada sebuah misi yang hanya bisa diselesaikan oleh kedua orangtuanya.
Anak akan termotivasi untuk belajar masak dan membantu di dapur. Dengan demikian, orangtua enggak perlu capek-capek menyuruh karena anak dengan senang hati ikut turun ke dapur.
Mainkan Playlist Lagu Favorit Sambil Masak Bareng
Kolaborasi bersama suami di dapur tidak melulu monoton. Apalagi kaku kayak robot. Sahabat ismi bisa menciptakan suasana yang lain dari biasanya untuk menambah keseruan. Misalnya saja, nyalakan diffuser dan teteskan essensial oil yang menggambarkan masakan yang akan dibuat.
Selain itu, nyalakan playlist lagu favorit suami dan istri. Sahabat ismi bisa menggunakan pengeras suara atau pakai headset gitu. Siapa tahu akhirnya masak sambil joget dangdut, balet, sampai dansa bareng. Eeaa.
Jika ingin lebih effort, buatlah game yang bisa dimainkan bersama sembari memasak. Misal truth or dare, atau sekedar kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang semakin membuat sahabat ismi mengenali pasangannya.
Rasa Masakan Hasil Kolab Bersama Suami
Mungkin ada sahabat ismi yang bertanya memangnya kalau masak bareng suami, hasilnya enggak kacau? Jangan khawatir! Kan sekarang ada yang namanya teknologi dan keajaiban bumbu.
Dengan teknologi, bisa searching resep valid. Bahkan tinggal mengikuti step by step video di Youtube agar masakan berhasil. Masih kurang? Kan ada Kecap ABC yang mampu membuat masakan lebih kaya rasa sehingga disukai keluarga.
Suamiku itu termasuk yang enggak pelit bumbu. Saat masak, ia benar-benar mencicipi rasa masakan, dan bila kurang akan dikoreksi. Berbeda dengan saya yang justru tim bumbu minimalis. Kadang saking minimalisnya sampai enggak berasa, hehe.
Untung ada Kecap ABC yang bikin memasak jadi lebih mudah dan rasa masakan jadi lebih lezat. Kecap ABC pula yang menggaungkan kampanye #SuamiIstriMasak sejak tahun 2018.
Seperti apa perjalanan program #SuamiIstriMasak?
2018: Kampanye diinisiasi
2019: Insisiasi kampanye selama Hari Kesetaraan Perempuan
2020: Kolaborasi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan
2021: Kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami & istri di dapur.
Berkembang banget ya kampanyenya, sama seperti perkembangan bahtera rumah tangga saya dan sahabat ismi. Saya berharap, #SuamiIstriMasak akan membuat memasak tidak lagi menjadi stereotype perempuan/istri saja. Melainkan laki-laki/para suami juga mau turun ke dapur.
Suami masak untuk keluarga justru menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Belum lagi dampak positif yang sudah saya tuliskan di atas. Kalau terwujud karena #SuamiIstriMasak, tentunya kampanye tersebut insyaallah menjadi jalan bagi menurunnya kasus perceraian di Indonesia.
Dengan kata lain, bonding yang semakin erat, kepercayaan dan komunikasi yang semakin baik, berbanding lurus dengan kelanggengan suatu pernikahan.
Seperti Titi Kamal dan Christian Sugiono yang berhasil bikin saya mupeng karena tidak hanya mesra tapi juga saling pengertian. Enggak percaya? Coba deh tonton video #SuamiIstriMasak Kecap ABC yang menjadi inspirasi saya dalam membuat tulisan ini.
Yuk, para istri ajak suaminya untuk masak bersama di dapur. Supaya pernikahannya enggak monoton dan semakin membahagiakan. Aamiin