Persiapan Menjadi Orang Tua Baru apa saja? Asalammualaikum, apa kabar? Kalau kabar saya alhamdulillah baik, meski masih insomnia dan tidur dini hari. PR banget nih supaya tidur bisa lebih berkualitas. Apalagi jadwal mengajar dan mengampu praktikum sudah ada, sehingga mau enggak mau harus membagi waktu untuk menyiapkan materi dan datang ke kampus.
Oke, di luar semua keriwehan itu, saya masih menerima pekerjaan di dunia kepenulisan dan content creator. Meski tak bisa setiap hari mengunggah konten, setidaknya Youtube dan Instagram saya tidak mati suri. Termasuk blog yang semoga saja masih terus ada tulisan baru dan pembacanya.
Kali ini, saya ingin membahas tentang persiapan menjadi orang tua baru. Kebanyakan kan setelah menikah pada sibuk bulan madu, nah kadang lupa tuh mempersiapkan setelah bulan madu kalau hamil bagaimana? Seringnya hamil ya hamil saja, Padahal kehamilan, persalinan, dan menjadi orang tua butuh berbagai persiapan.
Jadi, apa saja persiapan menjadi orang tua baru versi saya yang sudah 11 tahun menjadi ibu, dan 12 tahun menikah. Lanjut baca, yuk!
-
Perbaiki komunikasi dengan pasangan
Komunikasi dengan pasangan menjadi kata kunci agar pernikahan berjalan dengan lancar. Apalagi setelah ada anak. Ada banyak kebutuhan anak yang nantinya perlu dibicarakan. Kalau suami dan istri punya waktu, bisa banget kebutuhan-kebutuhan anak mulai dibicarakan sejak sebelum anak lahir.
Pilihlah waktu di akhir pekan, sepulang kerja atau sebelum tidur untuk quality time. Bisa dengan makan bersama, berbelanja bersama, olahraga bersama, atau pillow talk.
Apa saja yang dibicarakan? Misalkan nantinya anak mau sekolah dimana (sekolah negeri, swasta berbasis agama, boarding school, atau sekolah internasional). Contoh hal lain yang perlu dikomunikasikan ada di nomor berikutnya.
-
Pelajari ilmu pengasuhan bersama pasangan
Ilmu pengasuhan atau parenting sebaiknya tidak hanya dipelajari oleh calon ibu, tapi juga calon ayah. Zaman sekarang, yang mengasuh anak itu ya berdua. Meskipun nantinya anak lebih banyak waktu bersama ibu, bukan berarti ayah tidak terlibat dalam pengasuhan. Ayah perlu tahu tentang ASI dan menyusui, MPASI, toilet training, sleep training, stimulasi tumbuh kembang, dan sebagainya.
-
Belajar mengelola emosi dan stres
Menjadi orang tua baru itu rentan stres karena emosinya akan diaduk-aduk oleh bayi. Orang tua menjadi kurang tidur, kelelahan, terutama ibu yang hormonnya masih bergejolak pasca melahirkan. Proses persalinan sendiri butuh pemulihan baik dari segi fisik dan mental.
Pengalaman saya mengatakan, jika anak termasuk dalam kategori difficult child, maka emosi orang tua akan lebih mudah tersulut. Oleh karena itu, usahakan sebisa mungkin untuk mempelajari tentang pengelolaan emosi dan pengelolaan stres sebelum anak lahir.
-
Mulai membagi tugas rumah tangga
Salah satu hal yang membuat orang tua baru sangat lelah adalah karena mereka masih harus mengurus rumah. Mencuci popok dan baju bayi. Membersihkan rumah dan menyiapkan makanan bergizi untuk ibu menyusui, dan sebagainya. Kalau semua dilakukan oleh ibu, saya jamin ibu akan stres dan mengalami baby blues. Jadi sebaiknya, bagilah tugas rumah tangga. Mengapa? Karena dua-duanya sama capeknya.
Bila tidak memungkinkan, sejak 1-2 bulan sebelum bayi lahir, carilah asisten rumah tangga sehingga ketika bayi lahir ada yang menemani ibu dan membantunya. Ibu cukup fokus ke bayi dan menyusui, insyaallah lebih bahagia dan tidak kelelahan.
-
Persiapan finansial
Persiapan lain yang tak kalah penting adalah persiapan finansial. Melahirkan itu butuh duit. Menyusui walaupun hemat tapi bila ibu bekerja/ di rumah dan ingin pumping juga butuh peralatan untuk memompa ASI. Belum lagi kebutuhan bayi lainnya seperti imunisasi, kontrol kesehatan ke dokter anak, masuk sekolah, dan lain-lain.
Menabunglah sejak Sebelum menikah, pasca menikah, dan sebelum anak lahir. Untuk barang kebutuhan bayi, tidak harus membeli barang baru agar hemat. Boleh saja beli preloved, atau menyewa. Terutama barang yang tidak lama terpakainya seperti tempat tidur bayi, stroller, bouncer, dan sebagainya.
Oh ya, persiapan finansial lainnya menurut saya penting untuk tinggal terpisah dengan orang tua (kakek-nenek si bayi). Boleh saja sebualn pertama, mertua, ibu kita menemani dan membantu mengasuh bayi. Tapi pastikan orang tua baru tinggal di rumah terpisah. Bisa menyewa kos, kontrakan, atau jika mampu mencicil rumah.
Apakah sahabat ismi ada tambahan? Sharing yuk di kolom komentar.