Pengalaman MPASI Versi WHO dan IDAI

Facebooktwitterredditmail

Pengalaman MPASI. Halo pembaca ismyama.com apa kabar nih? Akhirnya tayang juga tulisan ini. Selain karena rempong ada bayi. Ya karena si bayi beberapa kali demam. Kalau lagi demam gitu udah deh jam tidurnya kacau balau. Malam begadang jadi boro-boro bisa ngetik malam hari. Yang ada saya berasa enggak tidur. Makanya Mommies yang anaknya selalu sehat alhamdulillah bisa tidur nyenyak.

Nah alhamdulillah sekarang kondisi Bintang sudah enggak demam. Saya jadi bisa nulis lagi. Kali ini mau mendokumentasikan tentang pengalaman MPASI Bintang. Semoga bermanfaat buat teman-teman yang anaknya sedang MPASI atau menjelang MPASI.

Jadi saya sempat mengikuti kelas Happy MPASI yang dibawakan oleh dokter Dimple. Disitu mata saya lumayan terbuka dan lebih merasa siap. Tapi beberapa hal masih membuat saya bingung. Misalnya berapa jumlah makanan bayi 6 bulan untuk sekali makan? Lalu sumber lemak apa saja yang bisa diberikan? Jadwal MPASI agar bayi mau makan? Dan sebagainya.

Akhirnya pucuk dicinta ulama tiba. Ngobrol sama @meiditacahyaningtyas ibu dua anak yang kecil juga masih bayi. Dia bilang coba baca-baca highlight nya dr. Meta @metahanindita disitu lengkap banget tentang MPASI. Wah, dokter Meta ini dokter spesialis anak dan juga penulis buku. Soal kompetensi nya jelas tidak diragukan lagi.

Pengalaman MPASI Anak Pertama

Saya yang dulu sempat trauma memberi makan anak karena sering GTM, berat badan bayi seret semenjak MPASI jadi seperti dapat durian runtuh begitu membaca highlight di IG nya dokter Meta. Alhamdulillah banget. Saya sangat berharap pengalaman MPASI anak ketiga ini lebih menyenangkan daripada sebelumnya. Dan alhamdulillah selama tiga bulan ini, saya merasakan kemudahan.

Jadi, hal penting apa saja yang harus diingat tentang MPASI?

1. Tepat Waktu

Panduan MPASI 6 bulan dari IDAI

Soal tepat waktu rata-rata sudah tidak ada perdebatan lagi ya. Bayi usia sekitar 6 bulan harus sudah diberikan MPASI karena ASI saja sudah tidak cukup memenuhi kebutuhan nutrisinya. Ada enggak bayi usia kurang 6 bulan yang butuh MPASI? Ada. Dokter Dimple cerita kalau sudah siap makan (ada tanda kesiapan makan bayi) akan disarankan pemberian MPASI oleh dokter anak. Tapi bila belum siap, biasanya diberikan susu pertumbuhan yang tentunya juga berdasarkan resep dari dokter. Jadi bukan ibunya yang menentukan ya, melainkan harus konsultasi dulu ke dokter.

Memangnya kenapa kok sampai segitunya? Inget tentang STUNTING enggak? Yup, kalau bayi sampai seret naik BB nya, bisa berpengaruh ke nutrisi yang masuk ke badannya. Akibatnya bisa STUNTING bo, pendek enggak setinggi teman-teman sebayanya. Bukan cuma pendek, STUNTING juga berpengaruh terhadap kemampuan dan tumbang lainnya.

2. Adekuat

Maksudnya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi, energi, protein dan mikronutriennya. Oleh karena itu jenis makanan, dan jumlah juga penting. Dari IG dokter meta, yang mengacu pada panduan WHO, MPASI utama bayi adalah karbohidrat, protein hewani dan lemak. Protein nabati bisa ditunda dulu, begitu juga dengan buah dan sayur.

Buah dan sayur boleh diberikan tapi hanya sedikit, untuk pengenalan saja. Bahkan jumlahnya, misal wortel ada panduan maksimal 1 sdm /hari. Wow, beda banget sama yang saya pelajari 8 tahun lalu saat anak pertama. Padahal panduan WHO ini udah ada sejak 18 tahun lalu lho. Hiks kemana aja ya saya.

Jadi sedih kalau inget pengalaman MPASI anak pertama yang makan pisang semangkuk, alpukat, bahkan pepaya doang. Pantas saja berat badannya seret naiknya. Wong enggak terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Lemak nya enggak dapat. Protein hewani juga baru dikasih usia 8 bulan hiks. Sungguh pengalaman MPASI yang membuat saya trauma.

Untuk lemak sendiri, bisa bersumber dari fats atau minyak. Fats misalnya dari margarin, butter, ghee, dan lemak dari daging. Sedangkan minyak enggak harus olive oil lho, minyak goreng biasa juga boleh. Asal minyak baru bukan jelantah.

Contoh minyak lain adalah minyak kedelai, minyak jagung, minyak sawit, minyak kelapa, minyak bunga matahari, dan minyak wijen. Tuh, kan banyak sumber lemak nya. Tinggal sesuaikan sama yang ada di sekitar kita. Enggak perlu susah-susah nyari unsalted butter atau EVOO dan ELOO yang harganya juga lebih mahal.

Saya pribadi masih pakai margarin dan minyak sawit yang ada di rumah. Kapan-kapan mau coba minyak zaitun dan minyak wijen juga.

Berikutnya tentang protein hewani yang AMAT SANGAT PENTING! WHO dan IDAI merekomendasikan protein hewani diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Mengapa? Karena protein hewani mengandung asam amino essensial yang dibutuhkan untuk tumbang anak. Perlu diketahui bahwa anak yang mengalami stunting ternyata kekurangan asam amino tersebut.

Contoh menu dengan prohe ati ayam. Tekstur masih saya saring lagi ya.

Jadi, prohe jangan diberikan di usia 8 bulan atau lebih karena alasan takut alergi dsb ya. Faktanya, alergi pada bayi hanya sekian persen dan bisa diatasi dengan mencatat kapan reaksi alergi muncul, atau saat bayi memakan menu apa.

Frekuensi, jumlah dan tekstur MPASI bayi 6 bulan menurut IDAI

Oh ya, adekuat ini juga terkait dengan jumlah bubur yang dimakan bayi ya. Contohnya untuk usia 6 bulan, maka sudah makan 2-3x sehari dengan camilan 1-2x sehari. Jumlah buburnya 2-3sdm dan perlahan ditingkatkan hingga 125 ml. Lengkapnya bisa dilihat pada gambar ya.

Panduan MPASI Bayi 6-9 bulan menurut IDAI
Jumlah, frekuensi dan tekstur MPASI bayi 7-9 bulan menurut IDAI
Pemberian MPASI untuk anak 12-24 bulan menurut IDAI
Jumlah, frekuensi dan tekstur MPASI anak 12-24 bulan menurut IDAI

3. Aman dan Higienis

Pembuatan MPASI harus aman dan higienis. Terhindar dari bakteri, dan zat-zat lain yang tidak aman bagi bayi. Misalnya saja tentang madu yang lagi ramai dibicarakan. Madu tidak disarankan diberikan untuk anak di bawah 1 tahun, terkait dengan risiko adanya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini dapat mengakibatkan keracunan serius (disebut Botulism) yang dapat menyerang sistem saraf bayi, membuat otot-ototnya menjadi lemah bahkan lumpuh, serta mengancam sistem pernapasannya. Hiks, serem, kan?

Higienis juga menyangkut penyimpanan MPASI. Jika Mommies ingin menyimpan makanan bayi dalam jangka waktu tertentu, maka disarankan penyimpanan di atas suhu 60 derajat atau dibawah 5 derajat. Jangan menyimpan MPASI di suhu ruangan (5-60 derajat) terlalu lama. Baca tentang aturan 2 jam untuk penyimpanan MPASI. Dengan kata lain jika sudah 2 jam di suhu ruang, maka sebaiknya buang saja MPASI tersebut.

Sebagai informasi, suhu freezer kulkas 1 pintu sampai minus 15 derajat. Suhu freezer kulkas 2 pintu sampai minus 18 derajat.

Saya pribadi menyimpan makanan Bintang di freezer kulkas 2 pintu. Jika akan dimakan, baru saya turunkan ke magic jar supaya terdefros. Higienis artinya bahan makanan bayi juga dicuci bersih dan dimasak sampai matang ya. Bahkan telur setengah matang juga belum diperbolehkan diberikan pada bayi.

MPASI Higienis menurut IDAI

Higienis juga berarti Mommies harus mencuci tangan sebelum memberikan dan sesudah memberikan MPASI. Begitu juga dengan bayi. Kebersihan tangan harus dijaga selama pemberian MPASI. Peralatan makan yang dipakai juga harus bersih. Sebaiknya telenan untuk memotong bahan mentah dan matang juga dipisah.

Kenapa kebersihan penting? Karena jika penyiapan dan penyajian MPASI tidak bersih, maka dapat menyebabkan bayi mengalami infeksi dan stunting. Hiks, jangan sampai, kan?

4. Diberikan dengan Cara yang Benar (tekstur sesuai usia dan secara responsif)

Nomor empat gampang – gampang susah nih. Responsif artinya proses makan harus menyenangkan. Mommies atau pengasuh bayi memberikan makan tanpa paksaan agar bayi merasa aman dan nyaman. Kalau perlu sambil bercerita dan bercanda agar bayi merasa bahagia. Responsif artinya mengajak bayi bicara baik dengan kata-kata ataupun bahasa tubuh yang menyenangkan.

Pada kasus bayi GTM, seringkali Mommies frustasi dan sangat tampak dari raut wajahnya yang tegang, dan cemberut. Kening berkerut sehingga bayi sudah takut duluan. Belum lagi jika memaksa makan, bayi bisa trauma dan tambah menolak makan.

Tekstur harus sesuai usia karena ini berdampak pada pencernaan bayi. Pencernaan bayi bisa terluka jika tekstur tidak disesuaikan dengan usianya. Risiko tersedak juga lebih tinggi jika tekstur tidak sesuai kemampuan bayi.

Tekstur bubur bayi usia 6 bulan

Bisa saja kemampuan bayi menelan dan mengunyah lebih tinggi dari usianya, tapi apakah pencernaannya kuat?Apakah pup nya menjadi susah hingga ia harus mengejan karena pup keras? Bintang juga pernah mengejan keras sewaktu ia makan buah naga yang saya lumatkan menggunakan pelumat buah. Ternyata perutnya belum kuat. Akhirnya saya blender tapi tidak disaring dan pup nya tetap keras. Harusnya tetap disaring dan tidak diberikan dalam jumlah banyak karena membuat pup Bintang menjadi keras.

Makan sambil duduk sejak usia 6 bulan. Thanks untuk yang ngado bouncer ini=)

Pada responsif feeding, Mommies atau pengasuh yang menentukan kapan anak makan, jenis makanan, dan dimana anak makan (duduk, di kursi). Lalu anak yang menentukan berapa yang dimakan anak (jumlah), dan mau atau tidak mau (selera). Jadi boleh saja anak tidak berselera terhadap makanan tertentu. Seperti Bintang yang lebih suka ikan dibanding ayam misalnya.

Pengalaman MPASI Bintang

Next saya bakal nulis tentang peralatan makan dan menu makan Bintang ya. Seru sih, kadang bajunya sampai kotor penuh makanan. Jangan lupa baca-baca highlight IG dr @metahanindita karena di sana lengkap banget. Lebih lengkap dibanding yang saya tulis.

(Visited 982 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

Leave a Reply

Your email address will not be published.