Nyeri Namun Melenakan

Facebooktwitterredditmail

images (1)

Arggh, uhh, nikmatnya.”, eranganku seperti sinar fajar mentari, terang dan membakar, menembus dinding hotel.

“Teruskan sayang, lebih keras lagi jepitannya.”

Kupandangi cermin dihadapanku, sepuluh penjepit baju menggantung diputing dan sekitar payudaraku, sebagian dibebani kerikil.

Aku mengerang lagi, kejang.

“Diam, atau kusumpal mulutmu dengan sepatu merahku!”, patner bercintaku mulai meracau. Tatapannya tajam.

Patnerku menjejakkan highheels-nya diperutku lalu berjalan ke dada. Nyeri namun melenakan.

“Cetar…plak..cetar!”,pecutan dan tamparan bergantian melayangkan jiwaku kelangit ketujuh.

Dalam posisi tangan terborgol diatas ranjang, tuntas sudah hasratku, menyembur laksana geiser, hangat diantara bekunya AC kamar.

***

“Bang..bang, bangun. Kenapa atuh celananya basah semua?”

Sial, istriku membuyarkan fantasiku.

Nyaris diikutsertakan dalam #FF100Kata, tema PARAFILIA.

 

 

(Visited 72 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

26 thoughts on “Nyeri Namun Melenakan

Leave a Reply

Your email address will not be published.