Bergerak Nyata untuk Indonesia, bagaimana caranya? Sahabat ismi pernah enggak nonton video viral tentang warga miskin kalau mau keluar dari kemiskinan ya pakai beasiswa. Terus rakyat yang miskin dianggap malas makanya enggak kunjung keluar dari garis kemiskinan. Video tersebut menghebohkan jagat maya. Karena pada kenyataannya, kemiskinan itu kompleks. Enggak semudah itu bisa keluar.
Selain non previlege, rata-rata rakyat miskin merupakan generasi sandwich. Hutang keluarganya dimana-mana. Artinya mau kerja sekeras apapun enggak semudah itu untuk bisa memperbaiki ekonomi diri sendiri, apalagi ekonomi keluarga.
Belum lagi isu stunting yang juga dialami oleh rakyat miskin. Sudah pendek, anak yang stunting juga tidak sepintar anak non stunting. Yup, buat mereka yang ekonominya ke bawah, mendapatkan beasiswa karena prestasi akademik juga enggak semudah itu.
Oleh karena itu, untuk keluar dari garis kemiskinan, perlu solusi yang menyeluruh. Enggak hanya bisa berharap pada pemerintah. Tapi sahabat ismi sebagai WNI bisa turut berpartisipasi. Yuk, bergerak nyata untuk Indonesia.
Nah, ngomong-ngomong soal aksi nyata, Rumah Zakat mempunyai program #BergerakNyata dengan target 20% dari penerima manfaat dapat keluar dari garis kemiskinan. Wow, mantap, kan?
Bergerak Nyata bertujuan mengajak masyarakat melakukan aksi nyata untuk kebaikan diri sendiri dan sekitarnya. Praktiknya, gerakan ini dimulai dari hal-hal kecil yang memiliki dampak besar dalam kehidupan manusia.
Gimana caranya 20% penerima manfaat bisa keluar dari garis kemiskinan? Jadi ceritanya, tahun ini Rumah Zakat bersama mitra dan donatur mempunyai target untuk membantu 1,5 juta penerima manfaat. Nah, 20% dari penerima manfaat program bidang ekonomi itulah yang diharapkan bisa lebih sejahtera.
Sebenarnya tak hanya bidang ekonomi yang disasar, tapi Rumah Zakat juga memiliki program pemberdayaan dibidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan aksi kemanusiaan. Jumlah penerima mnafaat yang terbantu mencapai 1,3 juta lho.
Program Desa Berdaya Sesuai Potensi
Desa Berdaya merupakan program yang bertujuan untuk memberdayakan warga sekitar desa. Caranya dengan mengintegrasikan program pemberdayaan yang disesuaikan dengan potensi masing-masing desa.
Setiap desa didampingi oleh seorang fasilitator pemberdayaan yang bernama relawan inspirasi. “Kita mendukung setiap desa dapat memiliki badan usaha masyarakat, sehingga desa-desa tersebut menjadi mandiri dan berdaya,” kata Irvan Nugraha selaku CEO Rumah Zakat. Pada tahun 2022, terdapat 1.732 desa berdaya yang dikelola dari Aceh hingga Papua.
Selain itu, terdapat 19 Sekolah Juara, 9 klinik pratama, 301 Bummas, 14 kemitraan kampung zakat, dan 6 lokasi KUA. Rumah Zakat pun terjun dalam aksi kemanusiaan di 128 titik di Indonesia dengan menggerakkan 1.643 Relawan.
Program Indonesia Bebas Stunting
Rumah Zakat berkolaborasi dengan BKKBN untuk mencapai Indonesia bebas stunting. Doktor (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) menyatakan bahwa networking dan infrastruktur Rumah Zakat sangat bagus. Dengan kaya lain, kolaborasinya dengan pemerintah dalam isu stunting amat sangat dibutuhkan.
BKKBN sendiri mempunyai data calon pengantin dan ibu hamil yang anaknya berisiko tinggi mengalami stunting. Selain itu, dibuat pula tim pendamping keluarga.
Pak Maliki dari Bappenas menyampaikan bahwa intervensi terkait kemiskinan dimulai dari 1000 HPK sampai aging population. Dengan kata lain sejak dalam kandungan sampai menjadi lansia yang mandiri. Bappenas akan berkolaborasi dengan Rumah Zakat dalam mendesain program, mendampingi dan melakukan intervensi yang komprehensif agar penerima manfaat bisa berdikari secara sosial dan ekonomi.
Bappenas mempunyai program faktor jauh, intermediate, dan faktor dekat. Contoh program faktor jauh adalah lingkungan yang kumuh, tidak punya air bersih. Akibatnya warga yang tinggal di sana mudah mengalami diare, termasuk anak-anaknya. Jadi, mau dikasih makanan sebergizi apapun, enggak berguna kalau sebentar-sebentar diare. Padahal bila 3 bulan BB anak tidak naik, anak akan berisiko mengalami stunting.
Selain itu, perubahan mindset juga tidak kalah penting. Contohnya ada daerah yang sudah diberikan MCK tetapi kebiasaannya tetap BAB di sungai, karena mereka lebih merasa nyaman. Jadi selain mengubah mindset, perlu juga mengubah perilaku.
Bagaimana dengan faktor intermediate ? Contohnya adalah banyak calon pengantin yang akan menikah lebih memikirkan pre wedding dibanding pre konsepsi. Padahal pre konsepsi amat penting, misalnya periksa hemoglobin, cek lingkar lengan (minimal 23,5 agar anak tidak berisiko mengalami stunting), cek TORCH, dan sebagainya.
Untuk program faktor dekat, Bappenas bekerjasama dengan Kemenkes RI agar ibu hamil memeriksakan diri sebelum menikah menggunakan sebuah aplikasi sehingga terdata.
Untuk pemberdayaan lansia dari segi ekonomi dan sosial juga penting dilakukan. Jangan sampai lansia mengalami gangguan mental dan kesulitan ekonomi.
Peluncuran Aplikasi Transparansi Zakat di Bulan Ramadan
Menjelang Ramadan, Rumah Zakat meluncurkan sebuah aplikasi transparansi zakat yang diberi nama Rumah Zakat App 2.0. Melalui aplikasi ini, para donatur dapat melacak zakat, memperoleh laporan zakat, menghitung zakat dengan kalkulator zakat, hingga lebih mudah dalam menunaikan zakat.
“Rumah Zakat App pertama kali dirilis bulan Desember 2022 dan alhamdulillah kini sudah memiliki 5000 pengguna aktif. Aplikasi ini hadir sebagai bentuk transparansi zakat dari para donatur sehingga mereka bisa mengetahui laporan dana zakat, infak, sedekah yang diamanahkan kepada Rumah Zakat,” ungkap Irvan CEO Rumah Zakat.
Menurut saya Rumah Zakat app meningkatkan kepercayaan para donatur dan mitra karena pengelolaan zakat menjadi lebih transparan. Hal ini penting agar para donatur yakin bahwa zakat yang disalurkan tepat sasaran. Bagi sahabat ismi yang ingin mengecek seperti apa Rumah Zakat App, langsung saja unduh di Google Play dan AppStore.
Semoga program Bergerak Nyata untuk Indonesia lancar dan sukses dalam mengeluarkan rakyat dari garis kemiskinan. Aamiin.