“Bunda, Sara bentol-bentol nih. Padahal enggak minum apapun selain asi perah,” lapor Mbak yang mengasuh Sara. “Dikasih obat apa biar sembuh?” lanjutnya melalui sebuah pesan singkat.
Saya yang masih berada di kampus menjadi kaget dan panik. “Minta tolong beliin Cetirizin sirup dulu Mbak. Nanti dosisnya saya hitungkan,” jawab saya.
Begitu perkuliahan selesai, saya langsung buru-buru pulang. Rupanya benar, Sara mengalami alergi. Mukanya bengep. Wajah, sekitar mata, bibir bahkan telinganya bengkak. Belum lagi bentol-bentol merah di sekujur tubuhnya=(
Subhanallah, bukankah Sara hanya minum asi perah? Kenapa tetap kena alergi?
Saya mengingat-ingat makanan apa yang saya santap saat memerah asi tersebut. Ternyata saya makan siang dengan seafood. Kepiting, kerang, udang, bahkan lobster saya santap dengan lahap. Jumlahnya juga termasuk banyak.
Saya tidak menyadari bahwa ibu menyusui juga harus menghindari pencetus alergi. Apalagi ini pertama kalinya Sara mengalami reaksi alergi. Saya kira hanya kakaknya saja yang punya alergi. Ternyata bakat alergi menurun ke kedua anak saya.
Yang Perlu Bunda Ketahui tentang Alergi
Alergi, sebuah kata yang akrab di telinga saya semenjak menjadi ibu. Dulu saat kuliah atau bekerja sebagai apoteker, kata alergi juga kerap saya temui. Saya tahu bahwa alergi itu genetik alias menurun. Tapi dapat ditekan risikonya dan dapat dicegah reaksinya dengan menghindari pencetus.
Manifestasi atau bentuk alergi bermacam – macam. Mulai dari eksim yang terlihat di kulit, terkait pernapasan seperti rhinitis alergi dan asma, bahkan gejala pencernaan seperti kolik dan diare. Yang paling parah, alergi dapat mengakibatkan syok anafilaksis yang berisiko kematian.
Anak Alergi Susu Sapi, Bagaimana Gejala dan Penanganannya?
Menurut alodokter.com alergi susu disebabkan oleh ketidaknormalan respon dari sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumsi susu sapi atau produk-produk turunan susu seperti yogurt, mentega, keju, es krim, dan cokelat.
Dengan kata lain, kandungan protein yang terdapat pada susu sapi dan produk turunannya dianggap sebagai zat berbahaya. Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi immunoglobulin E untuk menetralkan alergen tersebut. Proses ini melepaskan zat kimia tubuh seperti histamin yang bertanggung jawab terhadap munculnya gejala-gejala alergi susu sapi.
Gejala anak alergi susu sapi dapat muncul dalam hitungan menit, jam, bahkan berhari-hari sesudah mengonsumsi susu (reaksi tertunda).
Keparahan gejala yang dialami pun beragam, tergantung dari kondisi anak dan jumlah susu yang diminum. Sara sendiri pernah mengalami gejala yang langsung terlihat dan parah, pernah juga mengalami gejala alergi tertunda yaitu beberapa jam kemudian baru terlihat bercak merahnya.
Reaksi anak alergi susu sapi yang dapat muncul dengan segera setelah mengonsumsi susu, antara lain:
- Gatal-gatal atau rasa seperti disengat di sekitar mulut dan bibir
- Bengkak pada bibir, lidah, atau amandel
- Muntah
- Batuk
- Mengi atau bengek
- Sesak napas
Gejala anak alergi susu sapi yang muncul beberapa jam sesudah mengonsumsi susu, yaitu diare, muntah, dan ruam atau bercak pada kulit.
Sedangkan gejala alergi susu sapi yang dapat timbul pada hari berikutnya antara lain pilek, mata berair, mengi, eksim, bercak merah dan gatal di sekitar mulut, sakit perut, diare, dan kolik pada bayi.
Reaksi yang lebih serius, yaitu anafilaksis yang sudah saya sebutkan di atas. Duh, jadi deg-degan ya. Orangtua sebaiknya memang waspada terhadap reaksi alergi yang dialami oleh buah hati.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga sudah membuat panduan mengenai alergi susu sapi dan penanganannya. Kita baca, yuk!
Diagnosis dan Tata Laksana Alergi Susu Sapi berdasarkan Rekomendasi IDAI No.001/Rek/PP IDAI/2010:
- Untuk bayi dengan ASI ekslusif:
- Diagnosis ditegakkan dengan cara eliminasi protein susu sapi pada diet ibu selama 2-4 minggu.
- Bila gejala menghilang setelah eliminasi, perkenalkan kembali dengan protein susu sapi. Bila gejala muncul kembali, maka dapat ditegakkan diagnosis alergi susu sapi. Bila gejala tidak menghilang setelah eliminasi, maka perlu dipertimbangkan diagnosis lain.
- Tata laksana alergi susu sapi pada kelompok ini adalah pemberian ASI diteruskan dan Ibu harus menghindari susu sapi dan produk turunannya pada makanan sehari-harinya sampai usia bayi 9-12 bulan atau minimal 6 bulan. Setelah kurun waktu tersebut, uji provokasi dapat diulang kembali, bila gejala tidak timbul kembali berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat dicoba diberikan kembali. Bila gejala timbul kembali, maka eliminasi dilanjutkan kembali selama 6 bulan dan seterusnya.
- Untuk bayi yang mengonsumsi susu formula standar:
- Diagnosis ditegakkan dengan cara eliminasi protein susu sapi yaitu dengan mengganti susu formula berbahan dasar susu sapi dengan susu formula hidrolisat ekstensif (untuk kelompok dengan gejala klinis ringan atau sedang) atau formula asam amino (untuk kelompok dengan gejala klinis berat). Eliminasi dilakukan 2-4 minggu.
- Bila gejala menghilang setelah eliminasi, perkenalkan kembali dengan protein susu sapi. Bila gejala muncul kembali, maka dapat ditegakkan diagnosis alergi susu sapi. bila gejala tidak menghilang setelah eliminasi, maka perlu dipertimbangkan diagnosis lain.
- Tata laksana alergi susu sapi pada kelompok ini adalah pemberian susu formula berbahan dasar susu sapi dengan susu formula terhidrosilat ekstensif (untuk kelompok dengan gejala klinis ringan atau sedang) atau formula asam amino (untuk kelompok dengan gejala klinis berat). Penggunaan formula khusus ini dilakukan sampai usia bayi 9-12 bulan atau minimal 6 bulan. Setelah kurun waktu tersebut, uji provokasi dapat diulang kembali, bila gejala tidak timbul kembali berarti anak sudah toleran dan susu sapi dapat diberikan kembali. Bila gejala timbul kembali, maka eliminasi dilanjutkan kembali selama 6 bulan dan seterusnya.
- Pada bayi yang sudah mendapatkan makanan padat, maka perlu penghindaran protein susu sapi dalam makanan pendamping ASI (MP-ASI).
- Apabila susu formula terhidrosilat ekstensif tidak tersedia atau terdapat kendala biaya, maka formula kedelai dapat diberikan pada bayi berusia di atas 6 bulan dengan penjelasan kepada orangtua mengenai kemungkinan reaksi alergi terhadap kedelai. Pemberian susu kedelai tidak dianjurkan untuk bayi di bawah usia 6 bulan.
- Pemeriksaan IgE spesifik (uji tusuk kulit/IgE RAST) untuk mendukung penegakan diagnosis dapat dilakukan pada alergi susu sapi yang diperantarai IgE.
Jadi jelas ya, bahwa pengganti susu sapi dapat diberikan bila anak alergi susu sapi. Salah satunya adalah susu kedelai atau susu soya.
Mengapa Alergi Perlu Diperhatikan?
Setiap tahunnya, World Allergy Organization (WAO) menyelenggarakan program bernama World Allergy Week. Pada tanggal 7-13 April 2019 ini, tema yang diusung adalah “The Global Problem of Food Allergy“.
Ternyata alergi masih menjadi momok yang diwaspadai oleh orangtua karena menghambat tumbuh kembang anak. Alergi juga tidak hanya terjadi di beberapa negara saja, tapi merata.
Oleh karena itu, topik tentang alergi perlu diangkat dalam bentuk edukasi dan informasi kepada orangtua. Orangtua harus tahu bahwa alergi dapat diatasi dan bakat alergi dapat dicegah. Anak alergi susu sapi juga punya kesempatan yang sama dengan anak non alergi untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya.
Ketika Sara sudah disapih dan mulai diperkenalkan dengan susu formula, saya pernah mencoba susu sapi untuk dikonsumsi oleh Sara. Dan benar, reaksi alergi terjadi lagi. Kali ini berupa bintik-bintik merah di bagian punggung dan bokongnya. Perutnya juga mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Saya pun mencoba susu soya untuk Sara.
Anak alergi susu sapi bukan akhir dunia. IDAI sudah memberikan panduan diagnosis dan penanganannya sehingga saya sebagai orangtua tinggal mengikuti saja. Alergi juga bukan penghambat anak untuk berprestasi.
Enggak ada lagi kendala anak mengalami berbagai macam bentuk alergi (baik gangguan pernapasan, pencernaan, dan gangguan kulit) yang dapat mengakibatkan menurunnya jumlah hari masuk sekolah, atau membuat anak jadi murung karena tidak dapat beraktivitas seceria teman-temannya.
Morinaga Allergy Week, Alergi Tetap Berprestasi
Morinaga sebagai salah satu brand unggulan PT Kalbe Nutritionals, turut serta dalam mendukung program World Allergy Week. Kali ini, dalam rangka Morinaga Allergy Week 2019, Morinaga meluncurkan program #BekalPrestasi.
Apa saja isi dari program #BekalPrestasi?Isi program antara lain hospital seminar yang didukung oleh dokter spesialis anak ahli alergi di berbagai kota besar di Indonesia, konsultasi langsung dengan dokter spesialis anak dari KLIKDOKTER, penyediaan asuransi pendidikan anak, penyediaan asuransi jiwa untuk orangtua, dan inovasi produk berupa varian terbaru dari Chil Kid Soya yaitu rasa madu.
Selain itu, Morinaga Allergy Week tahun ini juga mendukung prestasi si kecil melalui dana persiapan pendidikan dari Astra Life senilai total Rp 500.000.000,- untuk 5 orang pemenang, dana asuransi jiwa senilai total 1 Miliar rupiah untuk 2.000 pemenang, dan voucer belanja masing-masing 200.000 rupiah untuk 3 orang pemenang mingguan selama periode program berlangsung.
Program keren ini bisa Bunda cek di berbagai channel seperti supermarket, hypermarket dan website www.cekalergi.com/BekalPrestasi.
Dengan berbagai program di atas, diharapkan si kecil yang mempunyai alergi tetap berprestasi. Karena alergi bukan penghalang untuk memaksimalkan potensi.
Chil Kid Soya Varian Madu, Rasa Enak Berjuta Manfaat
Seperti Bunda ketahui, madu mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Mulai dari kandungan antioksidannya, hingga berkhasiat melawan sumber penyebab alergi. Madu dapat mengeliminir histamin si penyebab alergi sehingga anak tidak mudah jatuh sakit.
Rasanya juga enak dan membuat anak doyan minum susu rasa madu. Saya sendiri pernah mencicipi susu soya Sara (merek lain) dan ternyata rasanya kurang enak. Tapi begitu icip Morinaga Chil Kid Soya rasa madu, wuih lidah saya bergejolak pingin nambah terus.
Alhamdulillah hingga hari ini sudah hampir dua minggu mencoba Morinaga Chil Kid Soya rasa madu dan Sara enggak pernah nolak, selalu mau. Yang terpenting adalah, hasil survei Home Tester 2018 terhadap ibu-ibu di Indonesia dengan anak alergi susu sapi, menunjukkan bahwa 100% Bunda SETUJU Morinaga Soya MoriCare+ Prodiges mengurangi gejala alergi dan alergi tidak muncul. Dengan kata lain, Chil Kid Soya sesuai untuk diminum oleh anak yang memiliki alergi.
Mengapa Saya Memilih Morinaga Soya Moricare+ Prodiges?
Moricare+ Prodiges sendiri adalah formula dari Morinaga Platinum dengan komposisi yang lebih lengkap karena terdapat MoriCare+ Formula yang mengandung :
1. Brain Care
Brain care yang dimaksud adalah nutrisi yang berperan untuk perkembangan otak seperti DHA, AA , AL, AAL, Zat Kolin, Fosfolipid dan Zat Besi. Semua nutrisi tersebut berfungsi untuk memaksimalkan kecerdasan multitalenta si kecil.
Detailnya sebagai berikut ya Bunda:
Kolin, DHA, AA, AL, AAL, dan zat besi untuk mendukung fungsi otak dan perkembangan sistem saraf, penglihatan.
16 asam amino dengan komposisi seimbang dan difortifikasi dengan L-Metionin, Sistein, dan Taurin yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak
2. Body Defense
Yaitu nutrisi yang berperan untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan. Komposisinya apa saja kah?
Kombinasi Probiotik Bifidobacterium longum BB536 dan Bifidobacterium breve M-16V, serta Prebiotik FOS membantu meningkatkan populasi Bifidobacteria dalam saluran cerna, dan mendukung kesehatan saluran cerna.
Nukleotida untuk mendukung maturasi saluran cerna.
3. Body Growth
Formula ini merupakan kombinasi unik nutrisi untuk menunjang pertumbuhan dan aktifitas anak, yaitu berupa Prodiges (nutrisi mudah cerna : Whey Protein dan Lemak OPO). Selain itu, Morinaga Chil Kid Soya juga mengandung kalsium dan vitamin D.
Kalsium merupakan salah satu komponen untuk membantu menjaga kepadatan tulang dan gigi. Pendukung tumbuh kembang anak sejak awal kehidupannya.
Vitamin D memiliki fungsi untuk menjaga pertumbuhan tubuh dengan membantu penyerapan kalsium, sehingga dapat diserap lebih baik oleh tubuh.
Nah, ketiga keunggulan Moricare+ Prodiges terdapat pada Morinaga Chil Kid Soya varian madu. Nutrisinya lengkap untuk mendukung kecerdasan multi talenta, pertahanan tubuh ganda, dan tumbuh kembang optimal.
Oleh karena itu, saya tidak ragu untuk memilih susu ini sebagai pengganti susu sapi untuk Sara yang sudah berusia 3 tahun. Solusi tepat untuk #BekalPrestasi Sara yang alergi sehingga tetap berprestasi di masa kini dan masa depan.
Nih lihat, Sara juga pernah juara lho, dapat piala. Juara apa ya? Sara juara 2 lomba meronce tingkat PAUD sekecamatan. Yeay!
Oh ya, perlu Bunda ketahui bahwa Morinaga Chil Kid Soya dapat diberikan pada anak usia 1-3 tahun ya. Sedangkan bagi anak usia 4-12 tahun dapat menggunakan Morinaga Chil School Soya.
Kalau Bunda ingin mendapatkan informasi mengenai program #BekalPrestasi, KLIKDOKTER dan berbagai ilmu mengenai parenting, langsung saja like dan follow akun media sosial Morinaga, yaitu di:
Faceboook : Morinaga Platinum
Instagram : @Morinagaplatinum
Twitter : @MorinagaID
Youtube : MorinagaPlatinum
Semoga artikel ini memberikan pencerahan bagi Bunda yang anaknya mengalami alergi susu sapi ya. Dukung terus minat dan bakat si kecil agar ia juga percaya bahwa dirinya bisa berprestasi, meskipun memiliki alergi.
#MorinagaAllergyWeek #AlergiTetapBerprestasi #SusuAlergiAnak
#SusuAlergi
#SusuMorinaga
#AllergySolution
#Morinaga
#ChilkidSoya
#SolusiAlergi
#AlergiAnak
#ChilkidSoyaSolusiAlergi
#BekalPrestasi
Alergi susu sapi ternyata banyak dialami bayi dan anak kecil. Saya bisa belajar dari paparan Mbak soal alergi. Bermanfaat banget.
Syukurlah ada Morinaga Soys. Tak bisa saya bayangkan apa jadinya jika bayi yang alergi susu sapi tidak beroleh alternatif demi kelangsungan tumbuh kembangnya.
Sukses untuk Morinaga.
Ternyata alergi susu sapi mempunyai efek yang sangat kurang baik untuk anak-anak ya.
Untungnya Morinaga soya bisa menjadi alternatif pengganti untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.
Duh serem amat Mbak efek alergi. Dan saya baru tahu kalo alergi itu bisa disebabkan faktor keturunan. Makasih sharingnya Mak Say.
Ya ampun, anak saya yang pertama juga dulu alergian, tapi gak separah itu sih, Alhamdulillah.
Meskipun, meski sepele reaksinya juga bikin bete, bolak balik ke dokter mulu, ini gak boleh, itu gak boleh, kuyus pula badannya, dinyinyirin orang mulu deh *eh hahaha
Salut banget ama edukasi alergi dari Morinaga, bikin banyak orang lebih ngeh sama alergi pada anak 🙂
Sedih ya kalau tau anak alergi susu sapi, untungnya sekarang ada produk susu dari Morinaga yang bisa membantu para ibu untuk mengatasi alergi susu sapi pada anak-anak supaya tumbuh kembang mereka bisa berjalan dengan baik.
Rasanay memang enak, mamanya boleh nyobain juga kan ya hihihi
Alergi ini bisa terdeteksi sejak dini ya Mbak. Para ibu bisa mencari solusi lebih awal, termasuk pemilihan konsumsi susu anak. Terimakasih ulasannya Mbak.
Anak saya menggunakan susu Soya setelah dia ngga mau lagi minum susu PHP sejak usia 1 tahun. Alhamdulillah, susu soya chil kid ini cocok di anak saya, ngga bikin alergi ataupun sembelit. Dan meski sekarang udah ngga alergi susu lagi, tetep aja maunya chil kid soya karena suka sama rasanya.
Untungnya ada produk ini ya Mba jdnya bisa jd solusi banget buat anak dgn alergi susu sapi…
Sedih rasanya kalau lihat anak kena alergi susu sapi ya, takutnya kebutuhan nutrisinya gak terpenuhi, untungnya sekarang ada Chil Kid Soya ya yang bisa membantu anak alergi susu sapi
Si sulung dulu juga alergi susu sapi. Susunya dulu Morinaga. Tapi edukasi jaman dulu nggak ada. Manut2 saja dokternya disuruh ganti susu kedelai merk lain. Anaknya nggak suka. Jadi. cuma sebulan balik lagi ke Morinaga.
Jangankan penyakit ya, kondisi alergi pun bisa menghambat tumbuh-kembang anak, ya, Mbak. Orang tua kudu belajar terus ya biar paham. Untungnya Morinaga juga bikin edukasi ini jadi bisa bikin makin banyak yang aware.
Ngebayangin bayi/batita yang alergi karena intoleransi laktosa susu sapi, kasihan ya. Orangtua harus cermat-cermat deh melihat tanda-tandanya. Dan langsung cari susu yang aman untuk anak dgn riwayat alergi.
Prestasi anak memang harus dikembangkan dan di dukung. Karena mereka punya bakat dan potensi besar. Jangan sampai pertumbuhan terganggu karena kurang gizi dan asupan susu.
Membaca saat Sarah kena alergi ,Mpo membayangkan panik banget lihat anak bentol-bentol merah
Sayang banget kalau sampai alergi susu sapi, ya, padahal susu sapi untuk menunjang masa pertumbuhan. Perlu alternatif susu yang juga kaya gizi, ya.
Setelah baca-baca ulasan tentang alergi di atas, aku jadi mikir, sebulan terakhir ini anakku tiba-yiba bentol gede2 banget, kayak habis dipukulin, tapi posisinya dia nggak sedang minum susu sapi.
Akan tetapi aku juga jadi waspada, soalnya pas kejadian aku lagi nggak di rumah. Tapi, aku penasaran juga sama susu soya ini, Mbak, sudh ada di minimarket kan ya yang rasa terbaru, madu ini?
Ada ChilKid Soya ini ngebantu banget para emak supaya engga worried dgn kondisi anak alergi ya.
Karena semua anak PASTI bisa menggapai prestasi masing2
Saraaa…
MashaAllah, cantiknya…
Orangtua jadi lebih tenang ketika anak tercukupi kebutuhan asupan nutrisinya.
Semoga Morinaga terus mendukung tumbuh kembang anak Indonesia agar menjadi Bekal Prestasi si kecil di masa depan.
Aku seneng banget ada Morinaga Chil Kid Soya yang berfokus pada tumbuh kembang anak alergi.
Soalnya,
Suka kasian sama anak-anak yang ga bisa minum susu sapi atau jenis makanan tertentu.
Kebayangnya…
Anak-anak seusianya kaan….pada minum susu…
Sedih sih ya pasti kalo anak terkena alergi susu sapi. Tapi bener banget nih seperti yang mak dian bilang bahwa kita ga boleh patah semangat dan harus yakin anak tetap bisa berprestasi yaaaa..
Punya anak alergi memang kudu tanggap banget. Aku nih, dulu waktu baru punya anak 1, kebetulan anak punya alergi, gak tanggap banget. Kasian jadinya dia sering kambuh. Pas udah tahu, baru deh bisa antisipasi semuanya. Teermasuk ngasih susu minim alergi kayak ini.
anakku juga pernah alergi susu sapi tapi di usia 8 bulan hilang sendiri, kata dokter memang alergi susu sapi bisa hilang sendiri seiring usia
Dulu saat si kakak selesai ASI umur 3 tahun, langsung dilanjut dengan susu formula. Namun, tidak berapa lama langsung alergi dan badannya memerah seperti bengkak. Kata dokter harus beralih ke Soya dan pilihannya jatuh ke Morinaga. Sampai saat ini enggak pernah alergi susu lagi mbak.
Saya baru tahu kalau alergi itu menurun. Saya punya teman yang alergi obat tertentu dan kalau dia minum obat yang ada kandungan bahan itu mukanya langsung bengkak, terutama daerah sekitar mata. Duh saya nggak bisa ngebayangi, klo yang mukanya bengep itu anak-anak
Huwaa alergi susu sapi, yang terjadi pada anak bikn kasihan ya mba
tapi alhamdulillah ada morinage ini jadinya tertolong anak-anak
makasih mba sharingnya bisa buat aku belajar
Temannku ada yang anaknya alergi susu sapi. Aku sempat binggung juga trus minum apa ya kalau alergi susu sapi. Dan kayaknya skarang makin ada susu yang tepat yakni Morinaga CHild Kid
Kalau anakku gejala alerginya berupa miliaria, semacam keringat buntat gitu. Dan ia ga hanya alergi susu sapi tapi juga susu soya 🙁
Anak kedua sy waktu balita alergi susu sapi alhamdulillah seiring usia alerginya sembuh. Sekarang ada inovasi dr morinaga yg membuat si kecil tetap aktif n sehat ya walaupun alergi
Lucunya Sara, alhamdulillah udah sehat ya. Anak saya dulu juga pernah alergi mbak. Alhamdulillah setelah ganti susu soya alerginya enggak kambuh lagi, Setelah SD udah gak pernah alergi lagi malahan
Anakku juga sempat mengalami alergi mba. Dulu aku bingung ini kira-kira alergi apaan yak… Ternyata setelah makan telor mukanya jadi bentol merah gitu.
Alhamdulillah ya Mak ada morinaga Soya, sehingga bisa membantu anak-anak yang terkena alergi susu sapi tetep terus berprestasi.
Anakku alergi susu sapi dan soya juga. Kasian banget kan? Tapi nutrisi ga hanya dari susu, dari makanan lain juga bisa. Tapi emaknya harus rajin
Sebagai orangtua harus banyak referensi ya biar bisa mengenali gejala alergi pada anak. Setelah itu konsultasikan dan kendalikan. Salah satunya dengan mengkonsumsi susu soya sebagai alternatif susu sapi