Bayi lelaki itu merangkak mendekatiku. Dia berhenti di beberapa langkah dari tempatku berdiri. Pandangan kami beradu. Kurasakan kedua matanya seperti sebilah pedang yang mengoyak-ngoyak pikiranku dan meminta pertanggungjawaban atas apa yang telah kulakukan.
Bayi lelaki dengan hemangioma di dahinya, jelas tak mungkin kulupakan.
Benarkah itu dia?
“Bagaimana Mas? Arjuna setampan namanya bukan?” tanya istriku.
“Arjuna?!” nyaris tersedak aku menyebut nama itu.
“Arjuna adalah nama yang tertulis di surat kliping saat bayi tersebut ditinggalkan di depan Yayasan. Bisa jadi nama yang dipilih oleh ibu kandungnya,” jelas Bu Menik pemilik Yayasan Kasih Ibu, sebuah Panti yang mengurusi anak-anak terlantar ataupun anak cacat yang tak jelas orangtuanya.
Ya, Arjuna! Nama yang kupilihkan dengan harapan kau tumbuh menjadi lelaki yang bersinar wajah dan budi pekertinya.
Lain dengan ayah kandungmu! Aku, lelaki bejat bak Kurawa yang tega menelantarkan darah dagingnya.
“Setuju kan Mas, kita memilih Arjuna untuk diadopsi? Aku jatuh cinta pada matanya, pipinya juga menggemaskan.”
“Tapi …, Mas rasa bayi perempuan di pojok sana lebih manis dan lucu.”
“Bukan Arjuna? Aku kira Mas menyukainya dan….”
“Cukup! Mas bilang bayi perempuan saja.”
Jauh di lubuk hati, perasaan aneh menjalar, mungkin ini yang disebut penyesalan. Rasa kecewa akan ketotolanku. Frustasi akan keinginan untuk memiliki bayi itu.
Pengecut! Aku memaki diriku sendiri.
Plin-plan! suara hati mengutuk lagi.
***
5 tahun pernikahan tanpa anak terjelaskan sudah. Arjuna adalah bukti nyata kejantananku. Kalau bukan karena cinta, mungkin aku sudah meninggalkan istriku. Dan karena cinta pulalah, aku tak berminat mengadopsi Arjuna, buah hati bersama selingkuhanku yang meninggal 8 bulan yang lalu. Dia menukar nyawanya dengan nyawamu, Arjuna.
Sungguh, lebih baik bagimu tinggal di tempat ini, daripada tumbuh dengan Ayah bejat sepertiku.
Maaf, aku menelantarkanmu sekali lagi, Arjuna..
273 kata.
saranku, ambil aja Arjuna. Toh selingkuhannya sdh mati *Eh
He he.andai hidup tidak serumit itu Jiah.eh sbnarny yg bkin rumit manusianya dink:)
kejamppppp!
😀
Iy,jangan ditiru
Itu mata bayi yang di foto itu… Ahhhhh ^,^
*salah fokus*
Kenapa matany mba? Belok atau menyimpan sesuatu?
Kasihan sekali Arjuna
He eh:(