Hiip Academy 1 memberi ruang para content creator untuk mengembangkan diri.
Teknologi dan dunia digital berkembang sangat pesat. Coba tengok 10 tahun yang lalu? Media sosial belum semasif sekarang. Profesi content creator masih jarang. Kini? Freelancer seolah menjadi gaya hidup. Kaum muda berbondong-bondong menggeluti profesi yang katanya lebih fleksibel.
Saya sendiri tidak sengaja mengenal dunia blogging. Berawal dari melahirkan anak pertama yang berujung resign dari kantor, saya mulai bosan jika hanya berkutat dengan urusan anak dan rumah tangga. Memang sih ada tipe perempuan yang rajin urusan rumah tangga. Tapi ada juga yang tetap butuh aktivitas lain sesuai minatnya.
Saya mencoba berbisnis online menjual pakaian dan peralatan ibu dan anak. Lalu pindah ke jalur MLM. Nah, saat aktif di MLM inilah saya membuat blog. Tujuannya agar bisa memasang banner bisnis tanpa harus membayar blogger, wkkka. Maklum, demi penghematan.
Coba lihat tulisan pertama saya, tentang beauty demo. Awal mula ngeblog jelas di domain gratisan. Baru ketika mulai serius, pindah ke top level domain. Pada akhirnya, ngeblog memberi lebih dari apa yang saya bayangkan. Materi, non materi berupa ilmu, teman-teman, networking, peluang pengembangan diri, dan tentu saya kepercayaan diri yang meningkat.
Bahkan saya sampai di satu titik yaitu harus memilih antara bisnis MLM dan blog. Saat itu tidak mungkin menjalankan keduanya, karena saya juga menjadi ibu dari dua orang anak. Jadi pilihan pertama adalah keluarga, lalu kedua, blog atau bisnis? Setelah mempertimbangkan positif negatifnya, pilihan saya jatuh pada meninggalkan bisnis.
Pertimbangan saya adalah blog lebih fleksibel dalam hal waktu karena kita bisa mendaftar, atau menolak sebuah job. Dan saya sangat suka menulis. Maka tak mungkin meninggalkan blog. Ibaratnya, menulis itu stres release saya.
Hari ini, sudah hampir satu tahun saya hanya fokus di blog dan media sosial. Tiga tahun sebelumnya masih disambi bisnis. Saya tak menyesal memilih blog karena perkembangannya begitu cepat.
Meski sudah lama ngeblog, ketika ada workshop terkait dunia blogging dan bagus temanya, pasti saya akan datang. Ketika Hiip Academy mengadakan pertemuan dengan materi membangun blog secara profesional, saya langsung mendaftar.
Perjalanan Menuju Ibukota Mengikuti Hiip Academy 1
Jam dinding menunjukkan pukul 8 lebih. Seharusnya saya sudah berangkat. Tapi nyatanya masih tertahan di rumah, memastikan anak-anak sudah mandi dan sarapan. Si sulung sudah rapi dengan baju kuning dan celana ungunya. Sedangkan sang adik memilih baju bergambar kuda poni.
Dengan memakai gamis hitam menjuntai, dilengkapi kerudung hitam garis-garis abu-abu, saya siap menuju ibukota. Mobil online datang menyapa. Saya menuju pintu rumah.
Saya melangkahkan kaki berpamitan dengan suami dan anak-anak. “Hati-hati ya,” kata Pak Suami.
Saya tahu ia khawatir karena istrinya sedang hamil 7 bulan dan akan naik KRL sendirian. Saya mendengarkan apa kata tubuh. Bila tidak sanggup, pasti saya berhenti melangkah.
Saya turun dari mobil. Tangan kanan mengambil kartu bergambar pemeran wonder woman dari saku jaket. Lalu kartu tersebut saya tempelkan di pintu masuk menuju peron. Tanda centang berwarna hijau menjadi menyala. Palang pintu dapat saya lewati. Kaki saya menaiki tangga dan terus melangkah.
Saya menemukan tempat bersandar. Orang-orang lalu lalang di hadapan. Sekelompok remaja menghafalkan gerakan tari di pinggir rel KRL. Seorang Ibu menggandeng anaknya sembari mengeluarkan botol minum.
Kereta menuju Jakarta Kota telah tiba di Stasiun Depok Baru. Orang-orang bergegas memasuki KRL. Tangan demi tangan menggapai pegangan yang tergantung di dalam kereta. Badan dimiringkan, tas ditaruh di atas. Saya masih berdiri.
Empat stasiun terlewati, perut saya mulai begah. Kaki sedikit lemas, tenggorokan agak kering. Tangan saya berpindah dari satu pegangan ke pegangan lainnya. Mata saya melirik mencari-cari adakah laki-laki muda yang sedang duduk di kursi KRL?
“Permisi Pak, boleh duduk enggak? Saya lagi hamil,” kalimat itu terucap juga.
Laki-laki itu berdiri menyerahkan tempat duduknya. Ia bercakap-cakap dengan temannya yang duduk di samping saya. Raut wajahnya tidak tampak kesal. “Alhamdulillah”, batin saya.
Saya mengeluarkan botol air minum. Lima teguk air rasanya begitu menyegarkan. Beberapa stasiun terlewati, hingga akhirnya tiba di Stasiun Tebet. Saya mengikuti orang-orang yang berpacu dengan waktu menuju pintu keluar. Lalu menempelkan kembali kartu sakti sang wonder woman.
Sesampainya di luar, saya langsung membuka gawai dan memesan mobil online. Saya berjalan melewati para sopir ojek online berjaket hijau-hijau. Lalu saya duduk di pinggir trotoar dan mengamati plat mobil yang lewat.
Mbak posisinya di mana? Bisa nyebrang enggak? Saya lihat posisi Mbak di arah sebaliknya.
Sebuah pesan singkat masuk ke aplikasi mobil online.
Maaf, Pak, saya sedang hamil. Enggak bisa nyeberang. Tetap di sini saja ya. Enggak papa agak lama, saya tunggu kalau mobilnya harus muter dulu.
Selain memang karena enggak mungkin saya jalan kaki lagi, sebenarnya saya juga enggak tahu dan bingung harus menyeberang ke arah mana. Maklum, baru kali ini pesan ojol di Tebet. Ketika saya sudah masuk ke mobil pesanan, pak sopir mengatakan bahwa saya berada pada sisi yang salah. Jika ingin menuju lokasi Hiip Academy, seharusnya saya menunggu di jalan yang berlawanan.
Tidak butuh waktu lama, saya sampai di CoHive 101, lokasi acara. Tepat pukul 9.30, saya memasuki gedung yang ternyata dulunya adalah kantor adik kandung saya. Saya yang sudah kebelet pipis bertemu dengan Mbak-Mbak yang juga mau ke kamar mandi. Karena toilet di lantai 1 antri, dia mengajak saya naik ke lantai 2.
Di lantai 2, saya melihat para penggawa Hiip Indonesia sedang sibuk di meja registrasi. Ada Mbak Putri, Mbak Aprijanti, dan tentu saja Mbak Shinta. Sebelum menyapa mereka, saya mempercepat langkah menuju toilet.
Selesai dari toilet, saya kembali ke ruangan acara Hiip Academy. Saya menyapa blogger-blogger yang saya kenal nama dan wajahnya. Lalu menandatangani form absensi.
“Saya Putri.” Sapa Mbak Putri sembari memberikan notes Hiip, roti dan teh kotak.
“Dian, Mbak.” Jawab saya sambil mengulurkan tangan.
Mbak Putri berkata, “ Oh, ini yang namanya Mbak Dian?”
“Hehe, iya Mbak.”
Hari itu pertama kalinya saya bertatap muka langsung dengan Mbak Putri. Saya juga sempat bersalaman dengan Mbak Shinta dan Mbak Alma.
Saya duduk di baris kedua dari depan agar materi dapat terdengar jelas. Refleks, saya membuka roti dan memakannya. Perjalanan dari Depok menuju ibukota berhasil membuang seluruh energi dari sarapan pagi tadi. Sebelum acara dimulai, saya berkenalan dengan teman baru di samping kanan dan kiri.
Hiip Academy dari Hiip Indonesia, Apakah Itu?
Acara dibuka oleh Mbak Aprijanti yang kemudian dilanjutkan oleh Mbak Almazia. Mbak Alma menceritakan secara singkat apa sih Hiip Indonesia itu?
Hiip Indonesia adalah platform yang menjembatani brand dengan influencer di Indonesia. Keunggulannya, influencer tidak perlu apply dalam sebuah campaign. Karena teknologi AI yang akan mencari mana influencer yang cocok dengan campaign tersebut. Jadi sebagai influencer, kita tinggal mendaftar ke Hiip Indonesia, melengkapi profil, dan menunggu datangnya tawaran campaign.
Tawaran akan menyesuaikan dengan niche, branding, serta audiens media sosial kita. Yang dapat influencer lakukan adalah meningkatkan kualitas konten di media sosialnya.
Sebagai informasi, Mbak Alma merupakan co-founder BPN (Blogger Perempuan Network). Kemudian pada bulan April 2019, BP Network resmi bergabung dengan Hiip Asia sehingga namanya berubah menjadi Hiip Indonesia.
Bagaimana dengan keberadaan BP Network? Blogger Perempuan sendiri tetap ada, tetapi berbentuk komunitas yang visi misinya berbeda dengan Hiip Indonesia.
Hiip Academy 1 diselenggarakan karena besarnya minat terhadap dunia digital. Oleh karena itu, Hiip Indonesia memfasilitasi para content creator, termasuk influencer dan blogger untuk mengembangkan diri. Kelak, Hiip Academy akan diselenggarakan secara rutin. Yeay!
Konten Kreatif ala Ariev Rahman di Hiip Academy 1
Salah satu alasan mengapa saya tertarik dengan Hiip Academy 1 adalah karena ada Mas Ariev Rahman sebagai narasumber. Namanya sudah tergaung di dunia travel blogger. Beberapa kali saya melihat banner acara dengan Mas Ariev sebagai pemateri. Tetapi karena jauh atau tanggalnya tidak pas, saya tidak bisa mengikuti acara tersebut. Maka ketika saya sudah pindah ke Depok dan acara Hiip Academy di Jakarta, tentu saja bisa saya jangkau.
Mas Ariev membawakan materi dengan tema creative content, yaitu bagaimana seorang blogger bisa engage dengan pembacanya. Presentasi di buka dengan sebuah survei yang diadakan oleh Mas Ariev di Instagram story -nya. Ternyata 57% pengisi survei sudah tidak membaca blog dalam tiga bulan terakhir. Wah, apakah mereka beralih ke video di Youtube? Atau beralih ke media sosial lain?
Lalu survei dilanjutkan dengan alasan seseorang membaca blog. Peringkat pertama sebanyak 299 orang mengatakan untuk mencari informasi. 162 orang beralasan menyukai tulisan si blogger. Sedangkan 86 orang mencari hiburan, dan 22 sisanya mempunyai tujuan lain-lain.
Wow, hasil yang mencengangkan bukan? Saya sendiri terus terang sebagai generasi milenial (bukan generasi Z), masih sering mencari informasi melalui mesin pencarian. Saya lebih memilih media tulisan (blog/ website) dibanding video. Meski begitu, tampaknya kaum muda mulai meninggalkan media tulisan.
Pengalaman Menjadi Travel Blogger
Apakah susah menjadi travel blogger? Enggak, kalau kamu memang suka jalan-jalan dan menulis. Kalau tujuanmu sudah beda (misal ingin mendapat uang, atau jalan-jalan gratis) maka pada akhirnya akan membosankan seperti pekerjaan, karena kamu akan jenuh. Makanya “Start with something what you like.”
Mungkin banyak yang belum tahu kalau travel blogger itu sangat sibuk. Kenapa? Karena merupakan kombinasi dari beberapa pekerjaan seperti traveler, penulis, blogger, fotografer, videografer, peneliti, perencana, dan lain-lain.
“There’s no such thing as a free lunch.”
Enggak ada travel blogger yang bisa jalan-jalan gratis tanpa usaha. Mereka melakukan berbagai macam hal agar dapat jalan-jalan (gratis). Hihi. Jadi ingat pengalaman pribadi yang ikut lomba blog berhadiah jalan-jalan. Saya harus riset, mencari ide tulisan, memotret, editing foto, dan kadang membuat video serta infografis. Belum lagi meminta dukungan teman-teman untuk berkomentar di artikel saya.
Apakah travel blogger punya banyak uang? Belum tentu. Para travel blogger meskipun bokek tetap jalan-jalan. Karena pengalaman adalah investasi yang berharga. Jadi jangan berhutang ke travel blogger ya:)
Paling seru ketika Mas Ariev cerita tentang ada pembaca blog nya yang membelikannya tiket ke Inggris sebagai hadiah. Kok bisa? Iya, pembaca tersebut merasa mood nya meningkat ketika membaca blog Mas Ariev. OMG! Siapa yang menduga, kan? Tulisan bisa membawamu kemana saja.
Untuk membangun blog yang engaging dengan pembacanya, ada dua kunci yang di highlight oleh Mas Ariev yaitu konten dan konsisten. Konten yang bagus akan membuat pengunjung datang, dan konsisten membuat konten yang bagus akan membuat pengunjung kembali?
Konten adalah Raja
Rahasia Konten di Blog Mas Ariev (Backpackstory)
- Tulisan berbentuk naratif, bukan deskriptif
- Panjang tulisan > 1000 kata agar pembaca terbawa suasana
- Selipan humor dan komedi khas yang hanya ada di Backpackstory
Saya sempat menangis ketika menonton video yang di share oleh Mas Ariev. Kaitannya dengan tulisan adalah sesuatu yang emosional biasanya lebih mengakar kuat di hati dan pikiran orang lain.
“Blogging is about how you tell your story.”
Konsistensi adalah Kunci
Jangan terlalu pikir panjang ketika akan memulai ngeblog. Mulailah dari sekarang karena seburuk-buruknya sebuah tulisan, masih lebih baik daripada tidak mulai menulis.
Banyak hal baru yang saya pelajari dari seorang travel blogger laki-laki yang kadang sudut pandangnya berbeda dengan saya. Thanks Mas Ariev dan @hiip.indonesia
Monetisasi Blog ala Sitta Karina di Hiip Academy 1
Pemateri kedua adalah Mbak Sitta Karina, seorang novelis sekaligus blogger. Mbak Sitta mengawali karir kepenulisan dengan membuat novel. Sebagai novelis, ia menyadari bahwa seorang penulis sudah seharusnya mempromosikan bukunya. Oleh karena itu ia membuat blog.
Pada awalnya ia mengisi blog dengan tulisan fiksi berupa cerpen lepasan dari novel. Lama-lama, banyak pembaca yang menanyakan kiat-kiat menulis sehingga Mbak Sitta mulai mengisi konten blognya dengan tema tersebut.
Menurut Mbak Sitta, blog yang berkualitas adalah yang banyak pengunjungnya. Nah, untuk mencapai kondisi tersebut, ada beberapa cara yang dapat dipraktikkan oleh blogger, yaitu:
Syarat Blog Berkualitas
1. Identifikasi Sasaran Pembaca
Cek audiens di Google Analytic atau postingan media sosial jika menggunakannya.. Dari data tersebut dapat terlihat kategori pembaca. Mulai dari jenis kelamin, usia, kota domisili, hingga mengakses blog lewat apa. Postingan mana yang mendapat reaksi, atau pembacanya banyaklah yang nantinya dapat dijadikan sebagai rujukan niche.
2. Kategori (Niche) Blog Jelas
Pahami apa yang kita sukai. Misal kita lebih senang menulis lifestyle, maka cek lifestyle mana yang sering kita cari. Contohnya konten kecantikan karena sering mencari tips beauty, dan sebagainya. Dengan menulis konten yang kita senangi, maka akan lebih mudah sehingga tidak mengalami writer block.
3. Konten Menarik dan Bermanfaat.
Sebelum membuat konten yang menarik, terlebih dahulu kita harus tepat menentukan target pembaca. Setelah mengetahui siapa pembaca blog kita, maka tulislah konten yang mereka butuhkan dan apa yang mereka minati.
4. Navigasi Blog Efektif
Navigasi blog sebaiknya efektif. Misal navigasi sama tapi secara tampilan foto ukurannya lebih kecil.
5. Waktu Loading Cepat
Waktu loading berpengaruh terhadap kenyamanan pembaca. Ada pembaca blog yang ingin cepat dalam mendapatkan informasi. Maka ketika artikel di blog kita lama dibuka, ia bisa saja langsung menutup blog. Hiks, enggak mau kan ya pembaca jadi ilfil hanya gara-gara waktu loading blog kita lambat?
6. Desain Mobile Responsive
Enggak sekadar mobile friendly tapi juga mobile responsive. Yang dimaksud desain mobile responsive adalah bisa diakses secara nyaman dari berbagai perangkat. Bentuknya beda tiap perangkat (laptop, komputer, tablet, gawai) tapi tampilan tetap bagus.
7. Tata Letak Nyaman Dibaca
Tampilan harus bagus. Tidak sekedar nyaman dilihat, tapi header, footer sebaiknya bersih. Distraksi yang tidak diperlukan seharusnya dihilangkan saja. Misalnya terlalu banyak iklan, banner, atau foto. Pilihlah widget yang benar-benar penting.
8. Konten Rajin Diperbaharui
Enggak hanya sekedar kuantitas tapi juga kualitas. Terlalu sering posting tapi enggak ada yang membaca ya sama saja. Duh, jleb banget!
9. Sentuhan Personal
Sentuhan personal berfungsi untuk membedakan tulisan kita dengan blogger lain. Misalnya cara bertuturnya beda. Ada pandangan teman, ada kisah memalukan, ada selipan humor, dan sebagainya. Jangan malu untuk selalu bereksplorasi, cek artikel mana yang mendapat respons tertinggi.
Pembahasan kedua adalah tentang persiapan yang diperlukan untuk monetisasi blog. Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang blogger?
Persiapan Monetisasi Blog
Seorang blogger tentu harus memiliki blog pribadi dan blog tersebut terdaftar di Google Search Console. Tujuannya adalah agar blog dan artikelnya terindeks oleh Google. Penguasaan story telling menjadi dasar karena pembaca menyukai tulisan story telling. Dengan bercerita seperti sedang mendongeng, pembaca akan merasa lebih dekat dengan keseharian blogger.
Rajin ngeblog jelas menjadi penting. Mana ada brand yang mau mengajak kerja sama kalau terakhir posting sudah enam bulan yang lalu. Sebulan satu artikel termasuk syarat minimal.
Menjadikan blog sebagai sebuah komunitas interaktif merupakan sebuah persiapan agar kita terlibat dengan pembaca. Dengan begitu, apapun yang kita tulis akan menjadi isu penting bagi pembaca.
Seperti disampaikan di atas, media sosial diperlukan untuk promosi. Artikel berbentuk digital tentu cara promosinya juga secara digital.
Konsisten pada kategori blog atau niche blog tentu bukan hal yang mudah. Blogger harus menulis secara spesifik dan detail. Tapi percayalah, brand dan pembaca menyukai blog yang spesifik. Ini termasuk PR bagi saya yang blognya masih gado-gado. Inginnya sih konsisten di niche tertentu, tapi masih galau. Doakan segera menemukan jalannya ya.
Traffic yang terus bertumbuh menggambarkan blog yang berkembang. Penambahan jumlah artikel idealnya sebanding dengan peningkatan jumlah page view. Bila hal tersebut tidak terjadi, maka ada yang perlu dibenahi, dari segi SEO misalnya.
Ragam Monetisasi Blog
Beberapa jenis monetisasi blog sudah saya kenal dan praktikkan. Tapi enggak papa, saya tulis ulang ya agar yang baru ingin terjun ke dunia monetisasi lebih paham.
1. Sponsored Post
Sponsored post artinya menulis sesuai brief yang diberikan oleh brand. Terkadang, yang ditulis adalah yang bagus-bagus secara soft selling. Nah, menanggapi fenomena ini, Mbak Sitta mengatakan tergantung bagaimana mental blogger. Mau enggak dibayar untuk menulis tulisan sponsored post semua? Apa rela blognya seperti supermarket yang penuh iklan?
Tapi jika ada brand yang visi dan misinya menyampaikan aspirasi kita, kenapa enggak? Tujuan blog menjadi landasan kita dalam menerima kerja sama. Kalau untuk monetisasi saja, maka silakan mengikuti pasar. Tapi jika untuk berbagi dan monetisasi ya berbeda tentunya. Mbak Sitta sendiri menggunakan blog untuk sarana promosi buku, dan menulis cerita lepas dari novelnya.
Begitu juga ketika ada pembaca yang bertanya tentang keuangan. Atau bagaimana caranya tetap enteng berbelanja padahal punya dua anak. Konten tersebut sepertinya umum dan sudah sering ditulis, tapi itu bisa jadi konten spesifik blog kita.
Blogger pada posisi sulit untuk menawarkan ke brand. Jadi lebih ke brand yang mendatangi blogger. Mbak Sitta pernah didatangi brand yang menawarkan untuk iklan di novelnya. Tapi Mbak Sitta enggak berani sehingga akhirnya ia menawarkan cerita lain tapi tetep beliau yang menulis di blog nya. Win-win solution, bukan?
Saran dari Mbak Sitta adalah tetap menulis sesuai gaya kita, dan tentukan kategori blog. Maka brand akan datang dengan sendirinya. Karakter dan gaya penulisan harus jelas. Misal kita sudah menentukan tentang financial, pengembangan diri, dan parenting, ya ketiga tema tersebut yang dieksplor.
2. Banner Ads
Untuk pemasangan banner, ada blogger yang menentukan rate berdasar ukuran. Padahal kalau diakses secara mobile atau menggunakan perangkat lain bisa beda ukuran tampilannya. Oleh karena itu, Mbak Sitta menyarankan hitungan per cpm atau per 1000 view.
Makanya jika ingin monetisasi blog balik lagi ke traffic. Perkuat SEO karena algoritma mesin pencari berganti. Google akan menempatkan artikel yang bermanfaat di page awal. Tidak hanya sekedar keyword saja.
Bagaimana agar Google tahu bahwa artikel kita relevan? Jawabannya adalah, artikel harus nyaman untuk kebutuhan manusia. Cara mengeceknya jika ada pembaca yang ke blog kita, mereka enggak akan langsung pindah. Melainkan bertahan lama di blog.
Untuk pembayaran banner ads bisa setengah di muka, setengah di akhir. Sesuaikan dengan kenyamanan kita.
3. Afiliasi
Di Indonesia mulai marak kerja sama dengan blogger berupa afiliasi. Contohnya yang melalui marketplace, seperti zalora, bukalapak, blibli, dan sebagainya.
4. Jaringan Iklan
Sifatnya seperti Google Adsense tetapi Mbak Sitta lebih suka membuat blog berkilau untuk menarik sponsored post, dibanding ada adsense yang membuat mata enggak nyaman. Lebih ke preferensi masing-masing blogger sih.
5. Menjual Produk dan Jasa
Kalau di luar negeri, banyak blogger yang menjual e-book atau copy writing.
Komponen Penting Rate Card
Komponen rate card terdiri dari rincian pekerjaan dan harga, profil blogger, informasi singkat seputar blog dan akun media sosial, serta portofolio pekerjaan (sudah bekerja sama atau diundang oleh brand mana sajaa).
Cara Menentukan Rate Card
-
Bersifat Subjektif
Penentuan rate card memang bersifat subjektif. Satu blogger dengan lainnya bisa saja berbeda rate card.
-
Ukur Tingkat Kesulitan Pekerjaan
Satu artikel dengan 1 foto atau dengan 5 foto boleh saja harganya berbeda. Jangan sungkan untuk menulis hal tersebut di rate card. Begitu pula dengan tema artikel, mana yang butuh riset mendalam, mana yang hanya bersifat pengalaman pribadi misalnya. Pasti tingkat kesulitannya berbeda.
-
Perhatikan Durasi pekerjaan
Kita rela per jam dibayar berapa jika menghadiri sebuah event. Atau jika butuh waktu 3 jam untuk menulis 1 artikel maka ratenya berapa. Silakan negosiasi dengan brand.
-
Taksir Kekuatan Personal Branding
Personal branding yang kuat dapat mempengaruhi nilai rate card. Seorang influencer atau public figure tentu mempunyai rate card yang berbeda dengan blogger biasa. Oleh karena itu, carilah diferensiasi atau keunggulan yang dapat kita tampakkan.
-
Hitung Ongkos Produksi dan Biaya Kelancaran Kerja
Ongkos produksi sebuah foto mulai dari biaya pemeliharaan kamera, membeli peralatan pendukung, dan sebagainya. Bila kita menyewa seorang fotografer atau videografer juga perlu dihitung biayanya.
Sama halnya ketika kita mendatangi sebuah acara, maka biaya make up, transportasi, fashion juga perlu dihitung.
-
Gunakan Patokan Per 1000 View
Bila brand atau klien masih ragu dan merasa rate card kita terlalu tinggi, maka blogger dapat menggunakan patokan per 1000 view. Untuk 1000 pv, rate card dibuat sesuai dengan hasil yang didapat oleh brand.
-
Sertakan Pajak
Blogger perlu mengklarifikasi di depan, fee sudah termasuk pajak atau belum. Bila belum, apakah kita rela rate kita masih dipotong pajak? Atau kita menginginkan fee bersih?
-
Pertimbangkan Added Value untuk Klien
Bila negosiasi masih alot, blogger dapat menawarkan added value kepada klien. Misalnya dengan mempromosikan artikel ke Instagram story dengan swipe up.
-
Prinsip Win-Win Solution
Pada dasarnya, usahakan mencapai kesepakatan dengan klien. Bila tidak, ya sudah tinggalkan kerja sama tersebut. Jangan sampai ngedumel di belakang. Menerima pekerjaan tetapi kita mengalami ketidakpuasan.
Pentingnya Media Sosial
Oh ya, Mbak Sitta menambahkan materi mengenai media sosial.
Jadi enggak hanya ikut komunitas, blog walking dan sebagainya, tetapi blogger harus melihat perkembangan digital. Media sosial apa yang bisa membarengi blog. Enggak cukup hanya SEO tapi promosi juga harus kuat yaitu di media sosial.
Secara kasar, jika jumlah follower di media sosial bertambah, maka jangkauan promosi akan bertambah sehingga traffic blog meningkat.
Nah, Mbak Sitta punya cara jitu nih untuk pengelolaan akun media sosial, yaitu pilih setidaknya 2 jenis media sosial. Lalu buat bio singkat yang informatif dan menarik. Jangan lupa untuk rajin meng- update konten yang positif dan membangun percakapan dengan follower. Yang terpenting, hindari konflik di media sosial.
Kunci Sukses Monetisasi Blog
Agar monetisasi blog berhasil dengan baik, maka target audiens harus tepat sasaran. Buatlah konten yang berkualitas secara teratur (on- page SEO). Jangan lupa berikan value dan ciri khas kita. Tingkatkan traffic blog dengan tampilan blog yang menarik dan mudah digunakan (on- page SEO). Perkuat personal branding dan promosikan artikel melalui media sosial.
Hari itu, saya pulang dari Hiip Academy dengan segudang ilmu baru. Saya pribadi sudah mempunyai rate card, tapi ada beberapa komponen yang belum saya masukkan. Selain itu, masih banyak hal yang dapat saya praktikkan untuk meningkatkan traffic blog.
Terima kasih kepada Hiip Indonesia yang sudah mengadakan Hiip Academy 1. Sangat bermanfaat untuk para blogger yang ingin memonetisasi blog. Saya harap Hiip Academy 2 tidak kalah menarik.
Makasih oleh-olehnya, Di.. nanti aku datang lagi untuk mencermati lebih lanjut. Btw tentang rate card ini aku masih belum pede 🙂
Wah pengalaman yang menyenangkan ya mbak Dian, berisi pula. Thanks share ilmunya ☺
lengkap banget mba dian tulisannya, by the way emang nulis itu stres release banget, makanyaa aku sih pengennya bisa nulis apapun bukan hanya sponsored post terus, tp apa daya capek dan mager wkwkkw, kapan coba naik kelasnya kalo begini
Bacanya sambil angguk angguk, ilmu berfaedah banget ini mbak, walaupun ngga bisa dateng, beruntung banget bisa dapetin ilmunya dari tulisan mba dian ini.. sip sip mba dian be profesional bloger itu memang ngga mudah tapi bisa dimulai dan dipelajari ya
Wow, mb Dian jadi makin pintar pastinya ya setelah mengikuti acara. Pintar bikin rate card yg makin oke hehehe aamiin. Emamg deh kalo aku konten sih yg paling utama. Niche blog juga ga boleh gado2 ya. … biar fokus. Tapi agak binun juga kan kalau blogger lbh dilihat dati page view GA ya. Kasian juga kalo dilihat followers IG nya kecil pdhal tulisannya bagus banget. Gimana tuh? Apa di sini main peruntungan dari kliem?
Aku engen banget sebetulnya datang ke acaarra ini. Biar belajar lagi. Tapi sedihnya malah ggak bisa. Asik jadi banyak tahu dr postingan ini, mba 🙂
Kyknya emang bener kudu milih medsos apa yang kita pakai. Terus terang aku lbh suka ngeblog ketimbang bermain medsos, dasarnya orgnya males pamer wkwkwk 😛
Tapi keberadaan medsos zaman skrng ya lumaya penting ya buat share dan cerita sedikit postingan kita di blog.
Seru ketemu Mas Arif, dapat banyak insight utk jd travel blogger ya
Wah harus baca ulang nih, pelan pelan dan dihayati karena ini ilmu daging. Makasih ya mba sudah berbagi
Ooo cara buat rate untuk baner iklan tuh gitu ya. Dihitung per 1000 cpm. Asyiik dpt ilmu baru lagi. Kmrn saya tuh pengen banget loh ikut ini. Cuma waktunya weekend. Kalau weekend tuh berat buat pergi acara2. Huhuhu..