Tahun 2015 lalu, saya berkesempatan menghadiri sebuah seminar dengan tema “Championing Your Business In ASEAN Community 2015”.
Seminar dua hari ini memberikan materi mengenai bagaimana UMKM tetap bertahan di tengah gempuran MEA. Ada materi yang diberikan oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, oleh salah satu staf Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, serta ada juga sharing dari Timbul Raharjo (Enteepreneur yang sudah menembus pasar internasional dan Ketua ASMINDO DIY). Dari sharing beliau, saya jadi tahu bahwa untuk tetap bisa berkembang, UMKM harus melakukan beberapa hal ini:
1.Terus belajar dan melakukan inovasi.
Inovasi diperlukan agar pasar tidak bosan dengan produk yang itu-itu saja. Paling tidak pembaharuan dari segi kemasan, atau dari segi kemudahan pelayanan, bisa ditawarkan oleh UMKM agar konsumen tidak berpaling ke lain hati atau berpaling pada kompetitor.
Seorang pelaku UMKM juga perlu terus belajar untuk meng-upgrade pola pikirnya serta usahanya agar tidak terlindas oleh zaman.
2. Meningkatkan networking
Selain itu juga penting memiliki networking sehingga bisa merambah ke nasional bahkan ke luar negeri. Networking ini bisa saja sesama pemilik UMKM, atau para konsumen yang loyal kepada produk UMKM sehingga mempromosikan produk dari mulut ke mulut.
3. Modal
Sementara permasalahan klasik adalah modal. Banyak UMKM yang terbentur pada modal untuk membesarkan usahanya. Misalnya jadi mereka ingin merambah ke dunia online. Untuk membuat website berdomain yang lengkap tentu membutuhkan dana. Atau ingin mendaftarkan produknya agar memiliki no P-IRT, jelas perlu modal. Memperbaiki kemasan dan membuat promosi offline juga perlu biaya kan? Lalu dari mana mereka yang merupakan pengusaha kecil bisa mendapatkan modal tanpa harus tercekik hutang? BTPN solusinya!
Sebelum saya jelaskan mengenai tabungan di BTPN, kita kenalan dulu yuk dengan beberapa UMKM teman-teman saya di acara seminar di atas.
1. Nama UMKM : omah muslim hana hasan
Produk dan jasanya: Menerima pesanan jahitan partai besar dan kecil khusus pakaian muslim, untuk kain bisa sekalian, terima seragam juga.
Cerita dari Mbak Ummu Hasan sang pemilik usaha: Saya bener-bener mulai dari nol, Alhamdulillah repeat order, kirim ke luar kota, luar Jawa, luar negeri, Singapore, Taiwan, Hongkong. Kualitas jahitan InsyaAlloh rapi.
2. Nama UMKM: matacapunk T-shirt
Produk dan jasa: kaos polos, sablon, kaos.
Saya yakin banyak konsumen yang terbantu dengan adanya UMKM mereka. Dapat juga menjadi ikon wisata kota Jogja lho.
Ada juga beberapa mass market yang berjasa di kehidupan saya. Antara lain toko kelontong ISMAYA sebelah rumah. Toko ini super duper lengkap.
Awalnya suami istri Bapak dan Ibu Sakri hanya mempunyai toko yang kecil menjual beraneka ragam sembako dan makanan serta minuman kemasan. Lama-kelamaan tokonya menjadi besar hingga pindah ke dekat rumah saya. Usahanya pun bertambah dengan membuka sayap ke bisnis pulsa, gas, aqua, lauk pauk, jus buah, es campur hingga membuka resto di bagian atas tokonya. Sebuah bukti bahwa mass market sebenarnya bisa maju dengan pengelolaan keuangan yang tepat.
Saya sendiri sangat terbantu dengan adanya mass market ISMAYA ini. Pulsa habis bisa beli ke sini. Gas dan aqua rumah jelas belinya di sini, minta sekalian diantar juga hingga dapur. Bahkan waktu saya ngidam es buah, tapi motor saya melewatkan keberadaan penjual es buah di jalan, saya baru sadar kalau toko kelontong sebelah ternyata juga jualan es. Jadilah mampir beli es di ISMAYA. Najla sendiri kalau beli es krim pasti di toko tersebut, jalan kaki sudah sampai. Mainan anak zaman dulu yang murah meriah juga masih bisa ditemukan di sini.
Serba ada dan lengkaplah. Sebuah ciri khas dari mass market.
Mass market sendiri sebenarnya apa sih?
Mass market adalah pasar tanpa segmen/target pasar. Dimana produk yang ditawarkan adalah produk dengan daya tarik massa. Biasanya mass market memasarkan produknya kepada setiap pelanggan melalui pengecer massal atau toko independen dan dipromosikan melalui media massa.
Menurut wikipedia, mass marketing sendiri adalah strategi pemasaran yang tidak memedulikan segmen pasar. Idenya adalah untuk menyebarkan sebuah pesan untuk meraih jumlah orang sebanyak mungkin. Mass marketing konvensional, dulunya berfokus pada radio, televisi dan koran sebagai media yang harus mencapai banyak penonton. Dengan banyaknya penonton, maka pemaparan produk akan maksimal. Dan secara teori, hal ini berkolerasi dengan semakin meningkatnya pembelian terhadap produk tersebut.
Mass marketing adalah lawan dari niche marketing yang berfokus pada penjualan yang tinggi dan harga murah. Mass marketing bertujuan untuk menyediakan produk dan layanan yang akan menarik seluruh pasar. Sementara niche marketing menargetkan segmen yang sangat spesifik dari pasar misalnya layanan khusus atau barang dengan sedikit/tanpa pesaing.
Bagaimana agar mass market bisa berkembang?
Salah satu solusinya adalah dengan menabung.
BTPN Sinaya memberikan layanan tabungan dengan berbagai manfaat lainnya. Salah satunya adalah para pengusaha UMKM akan diberikan berbagai pelatihan terkait usahanya.
Masih ingat dengan strategi agar UMKM tidak tergerus masa kan?
Salah satunya adalah pemilik usaha harus terus belajar dan berinovasi.
Nah BTPN memfasilitasinya. Dari testimoni para nasabahnya, mereka mendapat ilmu mengenai mengelola keuangan dengan baik dan benar, memasarkan produk, promosi yang tepat sampai kita-kiat mengikat konsumen dan meningkatkan omzet penjualan. Ada juga yang mendapatkan materi tentang mengatur pengeluaran untuk keluarga, pengeluaran dan biaya untuk pabrik, menghitung biaya dan keuntungan. Dari yang sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang keuangan, yang tahunya setiap pemasukan itu adalah keuntungan, menjadi tahu bahwa laba itu beda dengan omzet. Bahkan pengelolaan stok dan cara pemajangan produk yang tertata juga diajarkan oleh BTPN.
Bagaimana caranya menabung di BTPN?
Kita ikuti dulu yuk simulasinya di http://www.menabunguntukmemberdayakan.com. Caranya mudah banget, tinggal klik mulai simulasi. Kemudian ada pilihan login with facebook atau manual. Saya pilih manual keluar kolom ini.
Tinggal masukkan nama dan email. Serta diminta memilih ingin memberdayakan bidang usaha apa? Kebetulan saya memang sedang merintis usaha jilbab, jadi saya pilih fashion.
Langkah selanjutnya diminta memilih mau menabung berapa per bulannya. Pilihan mulai dari 500.000 rupiah hingga 5.000.000 rupiah. Saya pilih 500.000. Lalu mau menabung berapa tahun? Pilihannya mulai dari 1 sampai 10 tahun. Saya pilih 5 tahun. Terakhir klik hasil simulasi.
Keluarlah angka 34.177.170 rupiah. Wah banyak ya, dalam 5 tahun tabungan saya sudah menjadi 34 juta.
Memberdayakan mass market adalah salah satu usaha untuk menjaga dan menghidupkan UMKM. Mereka dapat terus bertahan di era MEA bila berkembang baik dari segi modal maupun inovasi. Seperti cerita pertumbuhan toko kelontong ISMAYA yang tadinya hanya bangunan kecil, menjadi bangunan yang lebih besar bahkan tingkat. Toko tersebut pun melebarkan sayapnya hingga ke gas, galon dan resto. Kita tentu menginginkan mass market disekitar kita juga menjadi maju kan?
Yuk, berdayakaan mass market sebagai wujud terimakasih kita!
Referensi:
http://www.businessdictionary.com/definition/mass-market.html
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Mass_marketing
http://m.btpn.com/segmen-usaha/bisnis-usaha-mikro-and-kecil/
Itu toko di belakang Hyatt kah? Kalau iya, deket banget sama rumahku. Soalnya aku sering lewat, ada toko namanya Ismaya. Entah kenapa aku selalu ingat kamu krn aku selalu salah ngeja Ismyama jadi Ismaya.
Iya mba.mirip ya.. Hehe tapi kalau ismaya itu artinya semar dlm pewayangan. Kalo ismyama beda artinya =)
Ismaya dan Ismyama saudaraan? hehe
Sukses ya mbak, lombanya 😀
Hehe.g mba. Thanks y
Keren tulisannya. Kandidat juara nih. Met ngontes mak
Aamiin
Keren…lengkap Mbak… 😉
Thanks mba
Sama spt mak lusi, aku juga langganan salah mengeja nama belakang mak dian. Jadinya, mending ta apalin pake nama depan Dian. *OOT*
Pdhl yg namanya dian banyak
Nama toko ama blognya mirip ya, saya sampe bingung tadi he3
Emang toko-toko kelontong ini banyak membantu kita tapi sayang kehadirannya mulai terkalah ama minimarket.
Iy sih tp toko ini dibuat layakny minimarket lho. Penataannya terutama
Lengkaaaappp. Good luck ya, Mak. Itu Najla keliatan happy banget :*
Gudluck jg mba.. Iy najla seneng kl ad mainan dan aktivitas
Kereeen tulisannya
Baru benar-benar paham apa itu mass market setelah baca tulisan ini
Aku kira tadinya mass market itu semua Pedagang/pelaku usaha skala kecil
Sayya jg baru ngeh setelah cari tahu artinya
=)
Sering ikut seneng deh kalau ada toko kelontong yang rame gini di tengah tengah ramenya serbuan minimarket..
Eh aku pikir itu toko punya mbak heheheh abis namanya mirip. 😀 BTPN memang keren ya benar-benar serius membantu mass market
setidaknya saya dan teman2 masih suka ngongkrong di angkringan daripada di starbuck, hihi
Sangat terbantu dgn ada nya penjual pulsa,gas,air isi ulang di area komplek perumahan, kalo urgent butuh gas atau air isi ulang nggak perlu jauh2 lagi nyarinya…
wah keren, punya toko kelontong, sukses ya mbak. Curi ilmu nich saya.