Tetap Produktif dengan Bekerja dari Rumah

Facebooktwitterredditmail

Tetap Produktif dengan Bekerja dari Rumah

Perempuan itu harus berpendidikan tinggi, karena perempuan yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas. Apapun profesinya, baik ibu bekerja ataupun ibu rumah tangga.

Pernah mendengar quote di atas?

Kalimat tersebut berasal dari Dian Sastrowardoyo, artis pemeran utama wanita terbaik versi Piala Citra, sekaligus ibu dari dua orang anak. Kualitas aktingnya tak perlu diragukan lagi di ranah perfilman Indonesia, Dian juga aktif di berbagai kegiatan sosial yang mengangkat harkat wanita Indonesia.

Foto dari sini

Namun siapa sangka, saat Dian menikah dan melahirkan anak pertamanya, dia memutuskan mundur sejenak dari dunia akting, sebuah keputusan besar yang belum tentu semua artis melakukannya.

Sama seperti keputusan yang saya ambil 3 tahun yang lalu, paska melahirkan anak pertama saya. Bekerja sebagai apoteker di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta adalah impian saya. Tapi karena berbagai pertimbangan, akhirnya saya dan suami sepakat agar saya resign dan kembali ke Yogyakarta.

Sebab utamanya adalah supaya dekat dengan keluarga besar, dan tentu saja karena hati kecil saya tidak sreg untuk meninggalkan putri saya selama kurang lebih 10 jam setiap harinya. Ya, kala belum mempunyai anak dulu, saya berangkat kerja pukul setengah 7 dari rumah (rumah berjarak setengah jam dari kantor) dan pulang paling cepat jam 4 dari rumah sakit, yang artinya sampai rumah setengah jam kemudian kalau tidak macet. Kalau macet bisa sampai rumah pukul 5 sore.

Selain itu, mencari pembantu rumah tangga, ataupun daycare yang bagus tetapi dekat dengan rumah/dekat tempat kerja juga tidak mudah. Bukan tidak ada, tetapi butuh effort untuk mencarinya.

Berjalan 1 tahun sejak melahirkan, saya mulai merasa bosan bila tanpa aktivitas selain urusan anak dan rumah tangga. Kerinduan untuk berinteraksi dengan banyak orang, ditambah keinginan menyalurkan minat/ilmu, serta terbiasa memegang uang hasil keringat sendiri, membuat saya nekat membuka online shop. Awalnya karena tentu saja banyak teman-teman saya di berbagai komunitas parenting ternyata juga berjualan. Kisah tentang alasan saya memulai online shop bisa dibaca di sini.

Kenapa online shop? Tentu saja agar masih banyak waktu bersama anak. Lebih fleksibel tanpa harus keluar rumah sering-sering. Pada akhirnya, ketika saya terjun ke pekerjaan lainnya, ya nggak jauh-jauh dari yang bisa dilakukan secara online. Seperti menjadi penulis paruh waktu, dan menjadi konsultan kecantikan yang bisa dikerjakan secara offline dan online sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Apakah bekerja dari rumah tak ada tantangannya? Tentu saja ada. Banyak sekali malah. Terutama masalah waktu, bagaimana membagi waktu menemani anak bermain, mengurus anak, mengobrol dengan suami, tetapi fastrespon bila dihubungi konsumen. Maka saat itu penjualan pun tidak memakai target atau strategi apapun, full sesuai waktu luang yang saya punya. Omset yang didapatkan pun mengikuti kinerja saya, bila memang promosi gencar, kulakan barang up to date, ya tentu saja laba yang diperoleh besar, dan sebaliknya. Resiko modal tidak berputar juga harus siap dihadapi ketika menjadi owner online shop yang modalnya seadanya alias terbatas seperti saya.

Bekerja dari rumah juga harus bermuka tebal!

Dibilang pengangguran yang cuma nadah tangan ke suami, dibilang sayang ijasah tak terpakai, dibilang ah nggak ada prestige-nya, atau gaji yang didapat nggak besar juga sering banget. Awal-awal sih saya gemes banget tuh kalau ada yang ngomong gitu. Sebenarnya mereka ngomong gitu karena nggak tahu, apa yang kami lakukan dari rumah. Nggak mungkin juga kan woro-woro, “Woii … Saya kerja kok, tapi dari rumah!”, hehe. Lama-lama sih saya senyumin aja, tinggal saya buktikan dengan karya:)

Untuk hal lain sepertinya tak ada masalah, ya biasalah ketika memulai bekerja di sektor baru tentu saja ada ilmu baru yang harus kita pelajari, cara mencari suplier yang amanah dan jujur, mencari produsen barang agar harga yang didapat paling murah, hingga interaksi dengan konsumen dan ekspedisi yang kadang menambah pundi kesabaran,hehe.

Pengalaman saya tentang pekerjaan dari rumah berikutnya adalah menjadi konsultan kecantikan. Nah yang ini bertarget nih, ilmu yang didapat juga lebih banyak, asyik karena ada training online-nya. Kadang juga kumpul sama temen-teman patner kerja secara offline boleh bawa anak atau tanpa anak di akhir pekan sehingga anak ada yang jaga di rumah. Apakah waktu untuk berkumpul dengan keluarga berkurang? Nggak dong, kan sudah dibagi-bagi waktunya:)

Lalu apa aja sih enaknya bekerja dari rumah?

1. Waktu kerja lebih fleksibel

Ruang Kerja dari Rumah

Nggak ada istilah working hours 7a.m until 5p.m. Kita bisa menentukan jam kerja kita sendiri. Banyak kok online shop ataupun pekerja lepas lainnya yang menyusun jam kerja mereka dengan teratur layaknya pekerja kantoran.

Tujuannya agar fokus, anak tidak terbengkalai, dan patner kerja serta customer/klien senang karena kita fastrespon. Misal nih kalau saya membuat jam kerja jam 10-12 siang lalu jam 3 sore hingga 4 sore bila anak masih tidur, dan malam jam 8-10. Sementara waktu-waktu lainnya dipakai untuk anak, masak, tidur siang, hingga me time:).

Asyik, kan?

Itu pun bisa dibuat fleksibel misal ada acara keluarga yang mendesak dan tidak bisa kita tinggalkan/anak sakit/anak ada acara sekolah yang orangtua harus hadir, tentu saja kita bisa banget mengganti jadwal kerja sesuai kesepakatan dengan pihak lain. Tak perlu cuti/ ijin kerja, tetapi mengganti jam kerja di waktu lainnya.

2. Bisa liburan kapan saja

Berenang di Hari Rabu

Penting banget nih. Kalau liburan di akhir pekan, sudah pasti ramai tumpah ruah kayak pepes deh tuh tempat-tempat wisata. Tapi dengan bekerja dari rumah, Bunda bisa berenang kapan saja dengan keluarga, di hari Senin sekalipun! Mau belanja bulanan ke supermarket, bisa banget tanpa harus antri panjang seperti bila berbelanja di hari Sabtu/Minggu. Liburan ke luar kota/mudik juga nggak perlu nunggu tanggal merah/cuti dari kantor. Nggak ada deh istilah kehabisan tiket kereta/pesawat, hehe.

3. Bisa mengikuti tumbuh kembang anak dan menjadi orang pertama yang mengetahuinya.

Stimulasi Anak Kapan Saja

Bagi saya ini penting. Bukan sekedar anak bisa bicara, bisa jalan dan sebagainya, tapi lebih daripada itu. Ini mengenai bagaimana saya menghargai usahanya dari bayi yang tidak bisa apa-apa, hingga menjadi makhluk yang berhasil mencapai milestone sesuai usianya. Justru saya yang belajar banyak dari anak, belajar pantang menyerah, belajar keberanian, belajar tak takut jatuh dan selalu bangkit. Proses tersebut memang tak selalu indah, akan ada saat di mana anak tantrum, mogok makan, membantah, dan sebagainya. Menjadi ibu yang ada di sampingnya di saat-saat tersebut merupakan nikmat yang belum tentu dimiliki semua orang.

4. Belajar banyak hal dan mengenal banyak orang

Teman dengan Berbagai Background

Justru di saat bekerja dari rumah, saya belajar banyak hal yang tidak saya dapat di sekolah formal. Saya juga mengenal banyak orang dengan berbagai profesi, bertemu banyak orang dengan berbagai background (nggak hanya kenal dengan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan sama dengan saya). Mereka adalah orang hebat, yang terutama bekerja di industri kreatif. Sebut saja crafter, ilustrator, penulis buku, pemilik bisnis spa, koki, pemilik katering anak, owner babyshop, web designer, blogger, dan sebagainya. Dari mereka saya belajar banyak hal, belajar bahwa menjadi wanita itu harus terus berkarya, harus terus produktif, meski dari rumah sekalipun. Anugerah luar biasa yang saya syukuri.

5. Bisa menggali hobi dan minat

Karena banyaknya waktu luang yang dimiliki, sebagai ibu yang bekerja dari rumah, anda bisa menggali potensi lain dari diri anda. Misal nih, suka masak, saatnya bereksperimen berbagai menu masakan. Keluarga dan anak senang, hobi tersalurkan. Bahkan mungkin saja dikemudian hari menjadi koki handal. Suka makan, eh nyemplung menjadi food blogger. Seneng lihat kerajinan tangan? Saatnya ikut kursus menjahit/crafting! Kalau saya ndilalah terjerumus dalam dunia tulis menulis. Bukan tidak mungkin lho, hobi tersebut justru nantinya menjadi pekerjaan utama kita. Kalau Ridwan Kamil bilang, paling menyenangkan itu hobi yang dibayar:)

6. Lebih sehat

Sehat dengan Makanan Rumah

Kenapa saya bisa bilang lebih sehat? Karena ini pengalaman saya sendiri. Bekerja dari rumah memungkinkan kita beristirahat dengan cukup (kecuali kalau pas ada deadline ya). Bekerja dari rumah menurunkan tingkat stres terhadap pekerjaan yang tak ada habisnya seperti di kantor. Bekerja dari rumah memungkinkan kita makan masakan sehat yang dimasak sendiri. Bekerja dari rumah menghindarkan kita dari paparan polusi yang tinggi. Bekerja dari rumah membuat kita lebih sering bertemu teman, keluarga, saudara kapan saja kita mau, sehingga kita lebih sering tertawa.

7. Lebih banyak waktu untuk ibadah dan kegiatan sosial

Ini sebenarnya tergantung individunya sih ya. Tergantung padatnya pekerjaan kantor juga kalau yang kantoran, dan tergantung banyaknya job yang diambil oleh ibu yang bekerja dari rumah. Tapi intinya, tak ada lagi istilah salat mundur karena masih ada klien/sedang meeting atau setahun sekali ke panti asuhan. Karena dengan kebebasan waktu bekerja dari rumah, seharusnya bisa mendahulukan ibadah dan bisa kapan saja berkegiatan sosial.

Buku Sukses Bekerja Dari Rumah

Wah kalau saya teruskan bisa jadi sebuku nih, seperti buku karya Mbak Brilyantini, Sukses Bekerja Dari Rumah yang diterbitkan oleh Stiletto Book, membuat saya penasaran setengah mati. Karena pada kenyataannya time manajemen itu secara praktek tidaklah mudah, terutama memilih mana pekerjaan prioritas, mana yang harus didelegasikan. Harapan ketika bekerja dari rumah tentunya tetap bisa produktif tetapi tidak menomorduakan anak. Apa jadinya kalau saking sibuknya pekerjaan lepas yang saya ambil, anak justru terlupakan. Nah, oleh karena itu buku tersebut pas sekali dengan kondisi saya yang ingin sukses bekerja dari rumah.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis “Asyiknya Bekerja dari Rumah”

Lomba Menulis SBDR

(Visited 164 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

17 thoughts on “Tetap Produktif dengan Bekerja dari Rumah

  1. aya Reply

    Wiii…asiik yaaaa…
    pengen juga ah nulis enaknya bekerja dari rumah 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.