“One resolution I have made and try always to keep, is this: to rise the little things”- John Burroughs-
Saya termasuk orang yang membuat resolusi tidak hanya tahunan, tapi juga bulanan, bahkan mingguan. Kalau harian ya kayak to do list gitu sih, ada hal-hal yang memang harus ditulis dan dicatat, supaya selalu ingat. Buat saya, resolusi nggak hanya sekedar keinginan, tapi juga menjadi tantangan untuk menaklukkan diri sendiri. Seperti kata John Burroughs, kadang hal-hal kecil yang sudah mulai kita lakukan dngan konsisten, justru membutuhkan perhatian lebih, agar makin meningkat di tahun berikutnya.
Jadi, inilah resolusi saya untuk tahun 2018:
1. Positif thingking terhadap anak pertama saya
Banyak yang nggak tahu bahwa anak pertama saya menguras banyak energi dan kesehatan mental serta jiwa saya. Saya sedih karena mind set ke dia itu masih yang negatif mulu, bawaannya kesal dan emosi terus, hiks. Saya tahu sih kalau harus yakin bahwa dia dan saya bisa berubah menjadi lebih baik, tapi alam bawah sadar saya kayak nggak mau diajak kerja sama nih. Sampai-sampai saya mengikuti hipnosis untuk memaafkan inner child saya, serta agar lebih tenang dalam menghadapi anak. Perkembangannya bagaimana? Baru satu kali sih, nanti kalua sudah selesai, akan saya bagikan manfaat yang didapatkan dari hipnosis.
Memang ada apa sih dengan anak pertama saya? Beberapa orang yang tahu mungkin akan kaget dan nggak percaya bahwa tantrum yang menjadi akar masalah. Belakangan baru saya ketahui, dari seorang psikolog di Jogja, bahwa emosi anak saya memang mudah terpancing. Saran yang saya dapatkan dari psikolog senior tersebut adalah bersabar dan konsisten. Dua kata kunci yang buat saya cukup berat. Menurut beliau, tantrum akan terus berlangsung selama respon orang dewasa di sekitarnya masih sama. Saya yang masih marah-marah dan panik jelas bikin anak mengulang tantrum yang sama. Suami yang ikut emosi ketika saya emosi dan dilihat oleh anak, sama saja akan membuat anak merasa wajar bahwa ia bisa mengeluarkan emosinya dengan cara tantrum. Kami sebagai orangtua diminta untuk tidak mengubah intonasi suara, dan ekspresi ketika anak tantrum. Berubahnya nada suara dan ekspresi akan membuat anak merasa bahwa ia mendapat perhatian dan diperhatikan saat berperilaku negatif. Saya yang pernah ikut teater bukan otomatis bisa mengerem dan berakting seolah nggak panik ketika anak saya tantrum. Sungguh, akting di kala emosi itu susah lho.
Selain itu, psikolog juga berpesan agar kami lebih sering mengungkapkan rasa sayang dan cinta dalam bentuk yang terlihat, seperti kata-kata, belaian di rambut, pelukan, ciuman, dan sebagainya. Hasil observasi terhadap anak saya menyatakan bahwa ia membutuhkan keyakinan bahwa ia disayangi, terlebih ketika ada adik. Huaa, PR yang cukup berat untuk saya. Belum lagi ditambah kenyataan bahwa masalah ini juga berpengaruh ke hubungan saya dan suami. Kalau mau saya ceritakan satu buku kayaknya baru deh selesai, hehe, tapi saya belum berani untuk menuliskannya secara solusinya masih kayak kepingan puzzle. Kami masih sama-sama berusaha untuk berubah dan menjadi pasangan serta menjadi orangtua yang lebih baik.
Untuk menuju resolusi pertama ini, saya melibatkan banyak pihak ketiga, mulai dari psikolog anak dan dewasa, ahli hipnosis, dan konselor rumah tangga. Satu pesan yang saya ingat dari Papa saya adalah bahwa anak pertama saya juga nggak ingin bersikap seperti itu, yang berkehendak tentunya Allah, maka saya dan suami juga harus lebih mendekat kepada-Nya. Kami harus introspeksi akan kejadian ini, berbaik sangka, dan berdoa tak putus-putus. Sebaik-baiknya penolong adalah Allah, yang Maha Kuasa atas segalanya. Setiap hamba pasti mendapat ujian dalam bentuk yang berbeda-beda, sudah takdir bahwa ujian kami adalah anak pertama ini. Kalau lulus ujian, tentunya akan ada nikmat yang menanti. Ya Allah, rasanya ini ujian terpanjang saya, hampir 6 tahun lamanya…
2. Umroh dan daftar haji
Photo by thayyiba.com
Resolusi dalam bidang rohani jelas ada dalam daftar. Sudah lama saya ingin ke Mekah dan Madinah. Berangkat haji via Yogyakarta jelas masih mengantri cukup lama, puluhan tahun kabarnya. Semoga dan bismillah 2018, saya, suami dan ibu mertua dapat terlebih dahulu melaksanakan umroh. Untuk saat ini, yang sudah kami lakukan untuk menuju ke sana baru sebatas menyisihkan penghasilan, serta menyimpan kontak agen dan paket umroh. Sepertinya saya akan meniru cara teman saya, yaitu menempel gambar Ka’bah besar-besar di tempat yang terlihat, agar impian tersebut benar-benar tercapai. Aamiin
3. Membuka usaha terkait kefarmasian
Bisa dibilang bahwa kompetensi saya adalah farmasi. Sekolah selama 4 tahun, di tambah 1 tahun profesi apoteker dan 2 tahun Magister Farmasi Klinis tentu membutuhkan konsentrasi dan pengorbanan. Sayang kalau ilmunya nggak dipraktekkan, makanya saya pingin banget punya usaha sendiri terkait obat. Sepertinya apotek paling cocok ya untuk tempat praktek. Ada banyak ide berseliweran di kepala terkait apotek. Mulai dari pelayanan kefarmasiannya, strategi marketing, hingga konsep sosial yang ingin saya masukkan dalam bisnis apotek. Sampai hari ini, yang sudah saya lakukan untuk mencapai resolusi tersebut adalah membuat proposal untuk syarat administrasi pendirian apotek, sekaligus jadi syarat diturunkannya modal dari pemilik modal alias Pak suami, haha. Doakan terwujud segera ya, aamiin. Sudah ada ide untuk promo pembukaan apotek nih?
4. Mulai ngeblog dengan tema kesehatan, khususnya obat dan farmasi
Soal kebermanfaatan diri, saya punya impian tersendiri. Apalagi setelah lulus master farmasi klinik. Idealnya sih saya mengajar menjadi dosen, atau kembali ke rumah sakit, tapi mengingat resolusi nomor 1, sepertinya hal tersebut masih saya kesampingkan terlebih dahulu. Bukan karena saya nggak mau, tapi saya masih menimbang banyak hal. Oleh karena itu, yang memungkinkan untuk menyalurkan ilmu saya ada di resolusi nomor 3 atau nomor 4 lewat artikel tentang kesehatan, baik di blog atau media cetak. Doakan saja ya mood -nya segera datang untuk mulai mencicil riset dan menulis artikel ilmiah popular yang memang dibutuhkan oleh banyak orang.
5. Konsisten ngeblog tema traveling
Ada yang bilang, perbanyak waktu dengan anak-anak. Mungkin mereka nggak tahu, supaya bisa tetap waras, saya justru butuh menulis dan traveling. Ketika hati dan kepala saya dingin, maka akan lebih mudah untuk menjadi positif thinking.
Photo by @travelerien at Way Kambas National Park
Setiap orang tentu berbeda-beda cara dalam mencari energi positif. Ada yang cukup dengan baca buku, datang ke pengajian, atau ngeteh saja sudah bisa refresh. Nah kalau saya ya dengan cara nulis dan jalan-jalan tadi. Bertemu dengan orang baru, pengalaman baru, bikin saya lebih bersyukur akan kehidupan. Traveling buat saya bukan gaya hidup, tapi menjadi terapi. Catatan perjalanan yang saya tulis juga menjadi bagian dalam kebermanfaatan diri, semoga.
Photo by @travelerien at Gedung Batin, Way Kanan, Lampung
Ada beberapa resolusi terkait tulisan traveling, salah satunya adalah saya mulai melirik media cetak. Untuk menuju ke resolusi nomor 5 ini, saya sudah mulai on track, yaitu dengan cara menabung untuk traveling. Saya juga sudah mulai menyunting beberapa tulisan di blog dan mengirimkannya ke media cetak. Selain itu, saya juga mempunyai impian untuk menerbitkan buku traveling, tapi masih bingung temanya apa? Haha, mungkin ada yang mau kasih ide?
Ngomong-ngomong soal kegemaran traveling, beberapa bulan terakhir ini nyaris setiap bulan saya keluar kota. Cuma 3 hari sih, tapi trip saya penuh petualangan. Mulai dari body rafting, rafting, bamboo rafting, hingga tracking jalan kaki atau menaiki motor trail. Awalnya sih cuma pegal-pegal biasa sehabis traveling, tapi ada suatu masa dimana saya sedang banyak kegiatan di bulan tersebut, sehingga akhirnya saya jatuh sakit. Badan meriang, kepala pusing, tenggorokan sakit untuk menelan, kayak mau pilek gitu. Saya tahu bahwa hal tersebut terjadi karena saya kecapekan. Kadang bukan disebabkan oleh traveling -nya sih, tapi akibat sering begadang.
Saya pun terpaksa minum obat yaitu parasetamol yang bermanfaat untuk mengatasi demamnya, pusingnya, hingga sakit menelannya. Ditambah vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan yaitu Theragran- M.
Prinsip saya, kalau sakit jangan lama-lama, karena perempuan punya banyak peran yang harus dijalani. Ada banyak resolusi yang sejak sekarang membutuhkan fokus untuk mulai dititi. Theragran-M membantu saya untuk cepat aktif kembali meskipun sempat sakit, sehingga resolusi dapat saya capai dalam kondisi fisik yang sehat.
Teman-teman pada penasaran nggak, Theragran-M ini apa sih? Saya bedah ya multivitamin ini.
Komposisi
Theragran-M mengandung vitamin A, B, C, D, E, plus niacinamid dan kalsium. Dalam Theragran-M juga terdapat besi, yodium, tembaga, mangan, magnesium dan seng. Lengkap banget kan isinya? Makanya nggak heran kalau Theragran-M ini disebut sebagai multivitamin.
Dosis
Dosis dewasa 1 tablet sehari atau sesuai anjuran dokter. Ini artinya Theragran-M dapat dikonsumsi setiap hari. Ingat ya, untuk tidak minum dosis berlebih, bahkan bila lupa sekalipun. Kenapa? karena dosis itu sudah diteliti dan disesuaikan dengan kebutuhan alami tubuh kita, yaitu agar organ pemetabolisme multivitamin (ginjal dan hati) tidak berat dalam bekerja.
Manfaat
Manfaat Theragran-M sesuai dengan komposisinya, antara lain vitamin A baik untuk kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh serta bersifat antioksidan. Vitamin C bagus untuk kesehatan kulit, mukosa, regenerasi sel dan sebagai antioksidan. Sedangkan vitamin B berfungsi untuk kesehatan saraf, membantu mengubah makanan menjadi energi, berperan dalam pembentukan sel darah merah dan hemoglobin sehingga oksigen di darah beredar ke seluruh tubuh. Sementara itu, vitamin D bermanfaat untuk kesehatan tulang, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, dan penyakit autoimun. Sedangkan vitamin E baik untuk kesehatan kulit, reproduksi dan sebagai antioksidan.
Bagaimana dengan kandungan mineralnya?
Yodium diperlukan untuk memproduksi tiroksin, dimana tiroksin adalah hormon yang bermanfaat untuk pertumbuhan, dan metabolisme tubuh. Mangan bermanfaat untuk kesehatan tulang dan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas. Zat besi berfungsi dalam pembentukan sel darah merah sehingga sel-sel tubuh pun senantiasa mendapat nutrisi dan oksigen. Tembaga membantu melindungi sistem jantung dan pembuluh darah, saraf, serta tulang. Seng berperan dalam reproduksi, elektrolit tubuh, dan juga imunitas. Terakhir, magnesium yang merupakan mikro mineral penting bagi tubuh. Magnesium diperlukan untuk pembentukan energi, pemeliharaan otot, tulang, sel darah merah, serta elektrolit tubuh. Kekurangan magnesium akan berakibat pengaturan berbagai macam enzim di tubuh menjadi terganggu.
Theragran-M mudah didapat di apotek terdekat. Harganya juga terjangkau, kemarin saya beli 20.000 rupiah untuk 1 strip isi 4 tablet salut. Selain itu, Theragran-M juga sudah terdaftar di BPOM dan mempunyai sertifikat halal LPPOM MUI lho, sehingga keamanan dan kualitasnya terjamin.
Saat sakit, nafsu makan saya menurun sehingga konsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral juga otomatis menurun. Boro-boro mau makan, yang ada lidah jadi pahit dan perut terasa mual, atau malah nggak terasa lapar sama sekali. Bawaannya lemas dan biasanya ingin tidur melulu. Oleh karena itu, dibutuhkan pengganti vitamin dan mineral di luar makanan, yaitu berupa suplemen. Theragran-M membuat badan saya menjadi tidak kekurangan vitamin dan mineral. Apalagi dalam keadaan sakit, dimana kebutuhan vitamin dan mineral tadi bisa saja meningkat. Makanya orang sakit yang malas makan lebih lama proses pemulihannya, berbeda dengan pasien yang tetap lahap dan di booster multivitamin.
Menjelang pulih dari sakit biasanya jadi lapar terus=D
Saya yakin teman-teman akan tetap fit untuk mencapai resolusi di tahun 2018, dan nggak khawatir kalau sakit, karena ada Theragran-M. Impian yang segunung membutuhkan badan yang kuat dan jiwa yang sehat. Bila jiwa di beri vitamin berupa hal-hal yang bersifat rohani, maka tubuh juga perlu mendapat porsi berupa dipenuhinya hak istirahat, makanan yang bergizi, obat bila sakit, serta multivitamin untuk mempercepat pemulihan.
Percayalah bahwa resolusi tak hanya sekedar janji untuk diri sendiri, tapi juga menjadi alasan manusia bersemangat menjalani hari demi hari. Jemput perbaikan dalam bidang keluarga dan kebermanfaatan diri, agar senantiasa menjadi berkah yang memperberat timbangan amalan akhirat. Aamiin.
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
Selalu berusaha dan evaluasi 🙂 semoga resolusi kita ditahun 2018 selalu dilancarkan ya mbk 🙂 salam kenal.
Apalagi cuaca yang gak nentu gini kudu pinter juga ya jaga stamina, mau coba minun vitamin Theragran M ahh
Semoga ada kemajuan berarti di tahun depan dalam masalah dengan putri pertama ya, Mbak.. dan semoga resolusi yang lain juga bisa terwujud. Aamiin.
Ditunggu ya mbk konsistensi ngebognya. Tapi berat juga ada dua tema, happy blogging. Semoga resolusinya bisa terlaksana semua
Wah bakalan makin sering main ke sini nih kalau banyak tulisan tentang kesehatan
Ditunggu tulisannya ya mbak
Pasti akan bermanfaat sekali
Resolusinya keren..semoga tercapai ya mbak…aamiin..
Moga terwujud ya mba.. dan menghadapi perkembangan anak2 itu luar biasa. Dari hari ke hari selalu belajar terus, semangat utk kitaaaa
Masya allah. Usia 6 tahun masih tantrum ya mak. Anak pertamaku dulu tantrum usia 2 tahun karena dia nangis tapi aku sibuk sama adiknya. Anak kedua jg sempat ada bakat tantrum. Jadi kalau mereka nangis, aku langsung peluk dan usap2 sambil zikir ke telinga mereka. Alhamdulillah tantrumnya gak berlanjut. Gak pernah tantrum lagi. Tapi mungkin tiap anak beda kasus tantrumnya. Semoga sabar menghadapinya ya.
Semoga terealisasi rsolusinya ya, mbak
Keren resolusinya.. sehat terus bersama Theragran-M mbak..
Semoga semua harapan mbak Dian tercapai dengan mudah. Sehat dan bahagia selalu ya mbak. Sukses dengan cita2nya. Aamiin.
aamin Mbak Rien, panutanku nih
Umroh dan daftar haji, aku jugaaaaa. Moga2 kesampaian semua ya mbak resolusinya aamiin 😀
Aamiin semoga semua resolusinya tercapai ya di tahun 2018, sukses selalu mba Dian
Tiap kali baca tulisan yang berurusan dengan innerchild, saya jadi penasaran. Saya juga tipe orangnya gampang fluktuatif Mbak emosinya. Sering pas kalau sadar inget efeknya ke anak. Iya sih, untungnya anak saya ngewarisin watak suami yang jauh dibandingkan watak saya. Tapi mengingat anak balita punya otak spon luar biasa, rasanya saya pengen banget bisa berubah demi tumbuh kembang si kecil. Btw, moga resolusi 2018nya banyak yang terwujud ya Mbak…
iya Mbak, aku sampai ikut hipnosis dan belum mulai lagi
Memangbharus dibuat target supaya ada yg dicapai ya mbk
Semangat mewujufkan resolusi 2018 ya mak..
Semoga resolusinya tercapai ya mbak, kayaknya resolusi pertama sama nih dengan diriku mbak 😀
keren resolusinya, mba dian, semoga tercapai ya di tahun 2018
Semoga semua resolusinya Mbak Dian tercapai di tahun 2018 ini, Amin.
aamiin. makasih