Produk asli Indonesia. Dari kejauhan, saya melihat pasangan suami istri yang sudah lanjut usia. Di hadapan mereka tergelar produk minuman jamu instan beraneka jenis. Penampilannya yang sederhana dan rapi, membuat saya berani untuk memulai percakapan.
“Jualan jamu sejak kapan, Pak?” tanya saya.
“Wah, sudah lama Mbak. Kebetulan kami juga mempunyai Desa Wisata Jamu.”
“Menarik. Bisa diceritakan lebih lanjut kah, Pak mengenai desa wisata tersebut?” lanjut saya.
“Jadi, desa saya Desa Kiringan yaitu di Jalan Parang Tritis km 16,5 merupakan Desa Wisata Jamu Gendong. Banyak pelaku usaha jamu gendong di sana. Tapi jamu gendong kami berbeda Mbak.”
“Bedanya bagaimana?”
“Kalau biasanya jamu gendong sudah dalam bentuk cair. Nah, jamu kami diracik di depan pelanggan. Jadi pelanggan dapat memilih kekentalannya. Mau dua kali lipat lebih kental, atau tiga kali lipat juga bisa.” Jawab Bapak yang bernama Sukrisno dengan antusias.” Oleh karena itu, selain wisata jamu, kami juga menyediakan homestay sehingga orang – orang yang datang bisa sekalian berguru cara membuat jamu,” tambahnya.
“Jadi potensi usaha jamu ini besar sekali ya, Pak?” tanya saya penasaran.
“Iya, Mbak. Bahkan sudah ada orang Malaysia dan Belanda yang khusus datang untuk berguru, dan mereka memang bilang akan menjual jamu tersebut di negaranya. Saya sih enggak masalah, Mbak, malah senang kalau bisa membantu orang lain.”
“Berarti mereka belajar membuat jamu instan, Pak?”
“Iya, Mbak. Yang dari Malaysia itu cerita bahwa ia ingin keluar dari pekerjaannya. Padahal jabatan dan gajinya sudah tinggi. Tapi ia bilang berangkat kerja anaknya masih tidur. Pulang kerja anaknya sudah tidur. Ia cuma bisa bertemu di akhir pekan saja. Tapi saya bilang, jangan keluar dulu. Lebih baik istrinya yang mengembangkan usaha jamu. Nanti kalau usaha jamunya sudah bagus, sudah stabil, baru deh keluar kerja. Dia mau mengikuti nasihat saya, Mbak.”
“Alhamdulillah, Pak. Ternyata jamu yang asli Indonesia ini bisa bermanfaat lebih ya. Potensinya luar biasa. Bahkan bisa mendunia.” Kata saya berapi-api.
“Benar, Mbak. Di desa kami bahkan menanam lebih dari 1000 tanaman obat, dan banyak yang bisa diolah menjadi jamu. Saya berharap Indonesia cepat mematenkan produk jamu ini. Kalau wedang uwuh sudah dipatenkan oleh Kulon Progo, saya enggak masalah, kan masih sama-sama di Indonesia. Tapi saya dengar Malaysia baru saja mematenkan wedang sampah. Padahal mereka kursusnya ya di Indonesia. Kan sayang kalau negara lain yang mengakui.”
“Iya, Pak, saya mengerti maksud Bapak. Semoga negara kita bisa membawa jamu ke kancah dunia, dan lebih dahulu mematenkannya ya.”
Obrolan berbobot hari itu ditutup dengan ilmu mengenai pembuatan jamu instan secara manual maupun menggunakan mesin. Bila Bapak Sukrisno menerima pesanan dalam jumlah besar, ia menggunakan mesin untuk membuat jamu instan. Tapi jika hanya 1-2 kg saja, beliau lebih memilih cara manual.
Potensi Jamu Instan, Mulai dari Homestay hingga Wisata Edukasi
Selain homestay, Desa Wisata Jamu Kiringan mulai mengembangkan paket wisata untuk wisatawan luar kota. Jadi, tamu akan dijemput di bandara. Lalu dibawa keliling objek wisata seperti Malioboro, Kraton Yogyakarta, dan Puncak Becici sekitarnya. Setelah itu mereka menginap di homestay sekaligus belajar membuat jamu, atau menikmati racikan jamu gendong. Hari terakhir akan diantar lagi ke bandara.
Pak Sukrisno memberi harga 3 juta rupiah untuk paket tersebut. Harga yang menurut saya terjangkau. Saya jadi terkagum-kagum ternyata produk jamu yang berasal dari bahan asli Indonesia dapat dikembangkan sedemikian rupa. Tidak hanya terbatas pada penjualan produknya saja, tapi bisa dipadukan dengan paket wisata dan edukasi.
Bapak Sukrisno juga menceritakan bahwa beliau adalah ketua Guyup Rukun UMKM Bantul. Dalam perkumpulan Guyup Rukun, terdapat berbagai jenis UMKM. Mulai dari kerajinan tangan perak, batik, suvenir, produk makanan dan minuman di seluruh Bantul.
Untuk pengajuan PIRT ke dinas kesehatan juga cepat, sebulan jadi. Pengujian air dilalukan sebagai syarat PIRT. Air harus bersih karena pembuatan jamu menggunakan air. Sedangkan pengajuan Halal MUI juga cepat asal memang produk, alat dan bahan-bahan yang digunakan memang terbukti halal.
Alhamdulillah, batin saya. Jika pengurusan PIRT dan halal dibuat mudah, maka pelaku UKM pasti terbantu untuk mempromosikan produknya. Kerjasama para pelaku UKM dengan Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta jelas berperan dalam edukasi dan pengembangan produk sehingga dapat lolos PIRT dan Halal MUI.
Saya membeli satu botol wedang uwuh instan untuk diseduh di rumah. Wedang uwuh ini mengandung jahe sehingga lumayan berhasil mengatasi mual muntah kehamilan saya.
Saya berkeliling ke stan lain di acara Gelar Produk Makanan dan Minuman dari PLUT-KUMKM DI Yogyakarta yang berlangsung di halaman eks. Dinas Pariwisata Jogja. Kali ini mata saya terpaku pada nasi berwarna biru.
Bento Bulang Telang, Kreasi Bunga Telang Favorit Anak-anak
Tertulis Bento Bunga Telang pada stand tersebut. Saya juga sempat mengobrol, dan pemilik stand bercerita bahwa tadinya beliau berjualan kerajinan tangan. Lalu beralih haluan karena bisnis makanan lebih cepat balik modal.
Awalnya beliau juga pernah mengikuti pelatihan dari Dinas UKM Jogja sehingga ketika ada acara gelar produk makanan dan minuman, beliau dikontak oleh panitia. Jadi, acara ini adalah pameran pertamanya dengan produk bento bunga telang.
Lagi-lagi, bunga telang yang merupakan bahan asli Indonesia ternyata dapat dikreasikan dengan menarik. Nilai jualnya jelas lebih tinggi dibanding bunga telang biasa. Saya yakin, bento berwarna biru ini bahkan bisa dibuat mendunia bila dipromosikan dengan cara yang unik.
Dapur Haka selaku pemilik bento bunga telang juga menerima pesanan ulang tahun, acara kantor, dan sebagainya lho. Unik, sehat, dan lezat adalah value yang dimiliki oleh bento bunga telang.
Paru Veggie, Keripik Daun Singkong Gurih dan Enak
Produk ketiga yang saya datangi berasal dari bahan asli Indonesia juga yaitu Paru Veggie. Kalau dari namanya, mungkin kamu akan mengira keripik ini merupakan keripik paru, tapi bukan. Ternyata keripik berwarna hijau ini berasal dari daun singkong.
Ya, singkong yang sering ditemukan di Indonesia. Singkong yang merupakan tanaman asli Indonesia dapat dibuat menjadi keripik yang rasanya enak.
Berbekal rasa yang enak dan harga yang murah (sebungkus hanya 10 ribu rupiah), produk keripik Paru Veggie ini pasti bisa menembus pasar dunia. Bukankah banyak WNI yang tinggal di luar negeri dan rindu singkong? Bukankah turis mancanegara juga menyukai sayuran asli Indonesia? Rasa gurihnya tidak kalah dengan produk keripik kemasan lainnya lho.
Gelar Produk Makanan dan Minuman Istimewa dari Dinas Koperasi dan UKM DIY
Gelar produk makanan dan minuman istimewa kali ini memang benar-benar istimewa. Masih banyak produk lainnya yang juga berasal dari bahan asli Indonesia. Yuk, jadikan produk – produk ini mendunia
Mulai dari kamu, apresiasi dengan membelinya, dan promosikan bila enak. Dengan begitu, kita membantu para pelaku UKM untuk menduniakan produk istimewamya.