Perusahaan startup Indonesia juga bisa sukses dan sekeren Samsan Tech di drakor Start Up. Enggak percaya? Baca dulu artikel ini.
Dunia akan berkembang ke arah yang lebih baik dengan teknologi, dan aku akan mempersiapkan dunia yang indah itu (Seo Chung Myung-Start Up)
Para penonton drama Korea Start Up pasti tidak asing dengan kalimat yang diucapkan oleh Ayah Seo Dalmi ini. Ia adalah orang yang visioner karena sudah menduga bahwa teknologi, terutama internet yang dijalankan secara mobile akan membawa peradaban manusia menjadi luar biasa maju. Dan ia ingin menjadi bagian dalam inovasi tersebut, sehingga bisa membantu banyak orang.
Terlepas dari kontroversi cerita Start Up yang membagi para penonton menjadi beberapa kubu, antara lain #TimJipyeong dan #TimDosan, Start Up cukup menarik untuk ditonton oleh anak muda atau siapapun yang ingin mendirikan perusahaan rintisan.
Bagaimana perjuangan para pendiri perusahaan rintisan, bagaimana mereka mencari model bisnis yang tidak hanya menguntungkan, tapi juga bermanfaat, bisa kalian lihat dalam drakor Start Up. Saya pribadi sungguh kagum pada orang-orang yang berani beda dengan cara mendirikan perusahaan rintisan.
Anyway, kalau Korea punya Sandbox sebagai batu loncatan para perusahaan rintisan, melalui program Start Up -nya. Maka Indonesia punya BAKTI dengan program Dayamaya -nya. Hayo, apakah ada yang belum tahu program Dayamaya itu tentang apa?
Kenalan, Yuk, dengan Dayamaya
Program Dayamaya adalah program yang diinisiasi oleh Pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tujuan program ini adalah untuk membantu mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Lalu, apa hubungannya dengan Start Up? Nah, program Dayamaya ini menggandeng komunitas, kelompok masyarakat, UMKM digital, dan para pelaku startup e-commerce untuk berkolaborasi dalam mengembangkan dan memajukan potensi daerah 3T. Bantuan fasilitas yang diberikan antara lain: pelatihan SDM, eksekusi survei pasar, infrastruktur teknologi, serta sosialisasi dan pemasaran.
Seperti teknologi yang bergerak dinamis dan sangat cepat, Bapak Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah yakin bahwa kolaborasi di atas akan mempercepat kemajuan di daerah 3T. Sama seperti beliau, saya juga sangat yakin. Mengapa? Tentu saja karena sudut pandang yang berbeda dalam melihat masalah dapat memperkaya solusi yang bisa diciptakan.
Coba tebak, ada berapa perusahaan startup yang berhasil bekerjasama dengan Dayamaya? Jumlahnya cukup banyak lho, ada 18 perusahaan startup terpilih (selanjutnya disebut sebagai inisiatif) sejak tahun 2019. Dari 18 inisiatif tersebut, 3 diantaranya akan saya ulas lebih detail.
3 Perusahaan Startup dari Indonesia yang Digandeng oleh Dayamaya
Cakap, Perusahaan Startup yang Bikin Cakap Berbahasa Asing
Tadi malam saya menonton video Kim Seon Ho (pemeran Han Ji Pyeong dalam drakor Start Up) yang sedang menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para fansnya. Salah satu pertanyaannya apakah ia bisa berbahasa Inggris? Tak dipungkiri, penonton Start Up tersebar di seluruh dunia, termasuk negara yang kesehariannya berbahasa Inggris. Jawaban Kim Seon Ho adalah, ia belajar lebih giat.
Kim Seon Ho saja mau belajar Bahasa Inggris, apalagi teman-teman kita di Indonesia yang sering berinteraksi dengan orang asing. Sebut saja, para pelaku pariwisata di daerah 3T. Mereka membutuhkan kemampuan bahasa asing yang mumpuni.
Cakap hadir untuk menjawab tantangan tersebut. Cakap adalah platform online pembelajaran bahasa asing yang mendukung pengembangan daerah wisata dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, terutama Bahasa Inggris. Mantap, ya?
Menurut CEO Cakap, Tommy Yunus, kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.
Cakap enggak omdo, karena pada tahun 2019 Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Digital assessment tersebut menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Wow!
Program tahun 2019 tadi melibatkan peserta (setingkat SMA) sebanyak 250 orang. Program dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher). Gurunya berkualitas dan bukan kaleng-kaleng, kan?
“Di masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah. Cakap selaku mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta” kata Tommy.
Setiap peserta yang mengikuti pelatihan akan mendapatkan materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, akses kelas webinar, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program. Wah, lengkap sekali ya.
Saya yakin banyak pelaku pariwisata yang terbantu dengan adanya Cakap. Potensi pariwisata di Indonesia yang begitu besar, memang harus diiringi dengan kemampuan berbahasa asing agar orang Indonesia tidak dipandang sebelah mata dan bisa lebih diapresiasi oleh para wisatawan. Para wisatawan juga akan merasa lebih nyaman jika orang yang ditemuinya bisa berbahasa Inggris.
Atourin, Perusahaan Startup Penggerak Industri Pariwisata Indonesia

Mari saya perkenalkan dengan perusahaan rintisan kedua yaitu Atourin. Atourin adalah perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan secara online dan offline untuk industri pariwisata Indonesia.
Atourin juga enggak omdo. Buktinya pada tahun 2019, Atourin melalui program Dayamaya berhasil menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna. Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin, mengatakan bahwa pada tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna yang sudah memiliki lisensi.
Sepuluh pemandu pariwisata ini menjadi lebih berani melakukan self branding, termasuk memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Kelak, akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi sehingga sektor pariwisata daerah 3T semakin diakui dan berdampak pada perekonomian daerah 3T tersebut.
“Di masa pandemi ini, salah satu satu program kami yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan tur virtual baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Tur virtual ini merupakan platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja,” kata Reza.
Saya senang sekali karena Mas Reza berpikiran terbuka dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh industri pariwisata karena pandemi. Jadi tidak hanya koar-koar pariwisata terdampak sampai ngenes. Tapi Atourin langsung membuat inovasi yang bisa dipraktikkan oleh teman-teman di sektor pariwisata. Keren!
Jahitin Academy, Perusahaan Startup Bukan Sekadar Penjahit Biasa

Tidak dipungkiri, Indonesia mempunyai penjahit dalam jumlah yang cukup besar. Belum lagi komunitas dan UMKM jahit, pasti berlimpah. Nah, Jahitin Academy hadir untuk meningkatkan skill para penjahit di Indonesia agar menjadi penjahit luar biasa.
Luar biasa yang saya maksud bukan berarti bisa menjahit 1000 pc baju dalam sehari semalam ya, tapi lebih kepada menjadi jembatan bagi kesulitan atau tantangan yang dihadapi para penjahit.
Misalnya saja para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual (seperti cushion pillow) melalui workshop pengolahan limbah kain tenun. Inovatif, bukan?
Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar, sehingga sekarang para penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung untuk berhubungan dengan Dinas Perdagangan. Wah, akses pasar tentu sangat penting dalam proses distribusi.
Apalagi ya yang dilakukan oleh Jahitin di masa pandemi untuk memajukan para penjahit?
“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker,” kata Asri Wijayanti.
Yuk, Ikutan Memajukan Daerah 3T
Kali ini, saya acungi jempol kepada pemerintah karena bersungguh-sungguh bekerja sama dengan para perusahaan startup dan komunitas untuk mempercepat pembangunan di daerah 3T.
“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama,” jelas Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.
Saya jadi kebayang nih para komunitas, pelaku UMKM, dan perusahaan startup Indonesia mempresentasikan rencana bisnisnya untuk program Dayamaya. Saya yakin sama serunya dengan program Start Up di Sandbox.
Saat ini batch 1 program Dayamaya sudah selesai, saya doakan ide bisnis batch-batch selanjutnya semakin bermanfaat bagi Indonesia, terutama untuk daerah 3T.
Sukses terus ya program Dayamaya dan para perusahaan startup keren di Indonesia!

Asik yaa, kalo Dayamaya ini makin menggaung, maka start up di Indonesia bisa makin terakselerasi dan scaled up!
Keren banget karena bisa berkontribusi optimal untuk masyarakt di daerah 3T. Bravo Dayamaya!
Program-program seperti ini neh yang mustinya diperbanyak dan diberitakan, biar Indonesia makin maju. Keren program kominfa ini.
Aku pun juga berpikir bahwa BAKTI ini versi lain dari Sandbox. Semoga program dayamaya ini bisa dimanfaatkan banyak UMKM ya sehingga daerah 3T semakin berkembang
semoga ini menjadi langkah jitu untuk mengangkat start up daerah 3T sehingga bisa berdaya dan juga ikut berkontribusi bagi perbaikan ekonomi Indonesia. Mari didukung bersama
Sempat terkecoh baca prolognya yang mengutip salah satu quote dari drakor.
Salut sama program Dayamaya ini, yang menggandeng start up Indonesia untuk lebih berkembang dan lebih maju lagi. Terlebih di masa pandemi ini, dimana banyak pelaku usaha mikro dan menengah yang terdampak.
Oia, Jahitin Academy ini menarik, mau ta forward infonya ke anak mbarep, dia suka menjahit dan sempat ikut kursus menjahit tapi terhenti karena pandemi.
Keren nih, ga nyangka kalau di Indonesia juga ada perusahaan start up yang bisa bantu banyak UMKM dalam meningkatkan kualitas penjualan online
cakep banget programnya.
kalau ini bisa terus ada dan berkembang, aku optimis Indonesia bakal bisa semakin maju dan menuntaskan masalah perekonomian ya. duhhhh terkesima aku.
Setuju! Maju startup Indonesia. Dayamaya sudah membuktikan bahwa dengan dukungan penuh, UMKM Indonesia bisa maju.
Langkah langkah seperti ini yang dibutuhkan, sehingga kesejahteraan masyarakat Indonesia lebih merata. Semoga programnya berjalan lancar…
Bener banget, bisa berbahasa inggris itu sudah semacam keharusan ya untuk jaman sekarang. Bukan di anjurkan lagi tapi di wajibkan. Cakap tau peluang ini besar utk dikembangkan
Masyaallah semakin banyak yang melek startup gini aku jadi ikutan bahagia banget.
Aku pengen lho ikutan Jahitin kak, sesuai dengan usahaku fashion and craft
Semoga setelah 18 startup berikutnya makin banyak startup yang terbantu oleh program Dayamaya dari Kemenkominfo ini.
Perusahaan rintisan yang keren banget karena tujuannya memajukan para UMKM, dan salut sama Jahitin nih bisa memberdayakan para penjahit menjadi lebih produktif
Beberapa kali aku membaca visi dari profil startup yg baru muncul di Indonesia tuh ada yg bergerak di bidang sosial, namun memang kendalanya selalu di biaya atau penyupport. Denger Dayamaya ini mendukung kolaborasi utk 3T rasanya senang, tujuan baik memang perlu banyak kerja sama orang banyak 🙂
Salut sama Dayamaya yang peduli dengan kemajuan bisnis di negeri ini. Sebenernya banyak program pemerintah yang bagus dan sgt bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat. Sayangnya, banyak yang berjalan ga terarah dan akhirnya mandeg.
Sukses untuk semua bisnis yang tengah berjalan di negeri ini.
Keren2 nih start up-nya. Kalau join program dayamaya ini gak cuma berkesempatan mengembangkan usahanya tapi juga bisa turut memberdayakan perekonomian masyarakat ya.
Kolaborasi2 kyk gini moga makin banyak ke depannya.
Hebat banget yaa..
Dayamaya membangun rintisan start up yang diharapkan ke depannya bisa berefek pada daerah 3T di Indonesia.
Semoga semakin menjangkau daerah-daerah 3T lainnya yaa…
Halo mba. Aku dukung banget nih untuk memajukan daerah 3T. Makin banyak yang memberiukan dukugan untuk memajukan daerah 3T makin baik tentunya
Keren banget, kalo startup lokal bisa berkembang dengan baik di negara sendiri kan bagus banget, hitung-hitung melatih anak bangsa berbisnis.
keren banget ya peserta yang ikut pelatihan bisa mendapatkan berbagai benefit sampai sertifikat juga, lumayan tuh biasanya sertifikat bisa dipakai untuk nanti melamar pekerjaan 🙂
Keren sih ini idenya. Daerah 3T harus banyak banget mengejar ketertinggalan. Tetapi, bukan berarti gak bisa. Butuh peran dari banyak pihak. Termasuk start up yang peduli akan hal ini.
Mantap banget kalo startup bisa berkembang dengan baik di Indonesia, bisa membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia juga.
Program dayamaya ini sangat membantu para UMKM yang memang butuh pelatihan dan dengan adanya bantuan startup bisa membantu mengenalkan usaha mereka
Langkah yang bagus dari Kominfo untuk mendukung UMKM ini. Semoga UMKM semakin berkembang maju dan semakin berdaya ya..
dengan adanya program dayamaya ini membantu startup banget buat berkembang dan menjadi lebih sukses dari sebelumnya
Keren ya mba program positif dari BAKTI ini. Apalagi ikut menggandeng start up, UMKM untuk ikut memajukan daerah dibagian 3T. Semoga semakin banyak lagi start up yang ikut ya dan program ini lancar dalam jangka waktu yang panjang
Insya Allah dengan Dayamaya Bakti, ekonomi Indonesia semakin cepat keluar dari krisis akibat pandemi. Bergerak bersama dalam dunia digital, belajar dan mengawasi. Saya percaya itu semua bisa menggerakan sektor ekonomi bahkan dari kawasan yang selama ini kurang tersentuh dunia digital
Semoga daerah 3T bnr2 maju dg adanya program daya maya ini ya mba. Salut dah tyt di indonesia pun ada sand box juga loooh. *auto mengkhayal jadi dalmi sambil gunting bulat2 kertas origami.
Program Dayamaya ini bagus sekali ya, bisa membantu start up yang ada di Indonesia bisa lebih berkembang dan tentunya bisa bermanfaat untuk orang banyak. Terutama bagi daerat 3T
Salut dengan Dayamaya, kepeduliannya pada masyarakat daerah 3T, ide bisnisnya pun inovatif, semoga makin berkembang pesat ya usaha ini..
keren nih program kominfo, yuk kita dukung bersama, moga segera juga di Bengkulu yaaah
inovasi yg dilakukan oleh BAKTI dari kominfo ini sangat menarik ya mbak
dgn program dayamaya, daerah 3T bisa berkembang optimal
Waiii..banyak ya yang mengaitkan dayamaya dengan drakor start up.
Memang passss banget heheheh
Well, salut denga para pendiri start up. Baca-baca sebagian kisah mereka, tak semuanya mulus. Bahkan jatuh bangun. Namun, usaha keras itu akhirnya bisa membantu banyak orang 🙂
Bagus banget idenya yaa…
Karena bener, dunia kini adalah tempatnya berkolaborasi, seperti halnya dengan Start Up.
Keren sekali ya karya anak muda yang bisa mengakomodasi perkembangan beberapa sektor pada masyarakat. Bagus nih kalau bisa menjangkau wilayah 3T agar berkembang juga sama dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Salut dengan adanya program Dayamaya ini. Semoga bisa berkelanjutan yaaa supaya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T.
Ini kolaborasi yang baik antara pemerintah dan pengusaha start up, sama2 menguntungkan ya mbak. Gak hanyanitu tapi juga bisa memajukan perekonomian daerah 3 T. Moga makin banyak star up yg berkolaborasi dengan pemerintah utk tujuan itu.
Mbak, aku penasaran dengan si CAKAP. Ku pikir dia langsung ke daerah 3T tetapi ternyata daring. Nah daerah 3T biasanya kan susah sinyal, ya. Trus bagaimana proses belajarnya dengan keterbatasan sinyal tersebut?
Wuih keren banget nih Dayamaya. Menggandeng start Up unik, yang banyak berperan di daerah 3T untuk bisa lebih maju. Jujur, aku baru tahu lho dengan 3 start up ini. Keren-keren. Pastinya memberi dampak baik untuk daerah 3T. Semoga apa yang dilakukan Dayamaya bisa semakin luas. Tak hanya pada 3 Start Up tersebut. Dan semoga start Up seperti ini bisa menginspirasi anak muda yang lainnya.
Keren banget programnya ya, demi memajukan ekonomi khususnya di daerah 3T. Semoga bisa semakin berkembang dan merambah ke skill yang lainnya ya Mba. Semangat terus untuk Indonesia!
Dayamaya ini keren ya, kolaborasi dengan para startup Indonesia biar semakin mengglobal ya.
Setuju banget kalau bahasa Inggris itu penting untuk menambah skill.