Persiapan sekolah online penting bagi orang tua dan anak. Karena tanpa persiapan, yang terjadi adalah drama sekolah online.
“Kakak Najla, ayo ini zoomnya sudah mulai.”
“Iya, Bunda. Tapi Sara dan Bintang pergi dulu. Kakak enggak denger zoomnya kalau pada berisik,” jawab Kak Najla anak pertamaku.
“Kak Sara, pindah ke kamar sebelah dulu ya. Sama Mbak main bebas yang Sara pingin.”
“Bosan… bosan, Bunda!” kata Kak Sara anak keduaku.
Begitulah suasana rumah di hari-hari sekolah online. Sungguh menguras tenaga, dan mentalku sebagai ibu tiga orang anak. Tadinya aku sudah santai, karena dua anak sekolah sehingga aku bisa fokus dengan anak bungsu yang baru lahir. Ternyata, begitu si bayi berusia 3 bulan, corona melanda.
Bubar jalan deh semua rencana. Enggak ada lagi tidur lelap bareng bayi di pagi hari. Yang ada jadi guru dadakan untuk dua anak sekaligus. Si bayi tidurnya terpaksa dijagain orang lain, karena Bundanya masih mendampingi sekolah kakak-kakak.
Bahkan anak keduaku terpaksa cuti, enggak jadi masuk TK, karena enggak mungkin aku mendampingi dua zoom sekaligus jika melihat tipe kepribadian anak-anakku.
Sewaktu ada opsi kembali ke sekolah dengan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) terbatas terdengar, tentu aku termasuk ibu yang senang bukan kepalang. Sudah terbayang tenangnya rumah.
Aku enggak munafik ingin banget anak-anak sekolah offline lagi. Tapi di sisi lain, aku juga sadar diri bahwa kesehatan anak adalah yang terpenting. Jika kasus positif corona belum menurun, tentu saja terlalu berisiko kalau anak-anak harus masuk sekolah offline.
Kasus baru positif corona di Indonesia mencapai rekor yaitu bertambah 20.574 per tanggal 24 Juni 2021. Dengan jumlah meninggal dunia bertambah sebesar 355 orang. Sungguh, angka yang menyesakkan. Seperti sudah diduga, pasca libur lebaran dan libur sekolah, akan semakin banyak orang yang tertular corona.
Sebenarnya, tanggal 15 Juni 2021, sekolah anak pertamaku sudah mengadakan sosialisasi terkait PTM terbatas yang direncanakan akhir Agustus 2021. Tapi melihat situasi terkini, kemungkinan besar PTM terbatas akan diundur, entah sampai kapan.
Sebelum aku berbagi tips persiapan sekolah online, aku mau share hasil sosialisasi PTM terbatas sekolah anakku dulu ya.
Sosialisasi PTM Terbatas di Sekolah Kak Najla
PTM terbatas bisa dilakukan oleh sekolah, dengan koordinasi berbagai pihak terkait. Jadi bukan diam-diam membuka sekolah. Pihak terkait yang dimaksud adalah Dinas Pendidikan Kota tempat sekolah berada, puskesmas, sekolah, dan tentu saja orang tua.
Untuk Dinas Pendidikan Kota mensosialisasikan kebijakan sekolah tatap muka, lalu meminta sekolah mengisi survei dari kemendikbud tentang kesiapan sekolah dalam menyelenggarakan PTM, dan memonitor serta memsupervisi kesiapan sekolah.
Sedangkan puskesmas menjadwalkan dan melaksanakan vaksinasi guru dan karyawan. Alhamdulillah di sekolah Kak Najla sudah di atas 90% ketika 15 Juni kemarin. Sisanya sedang dalam penjadwalan.
Puskesmas juga memetakan hasil survei (e-rapor kesehatan) untuk mengetahui pemetaan kesehatan siswa. Puskesmas bahkan mengadakan perjanjian dengan sekolah sebagai syarat diizinkannya PTM.
E-rapor sendiri merupakan form digital berisi berbagai pertanyaan terkait kesehatan mata, gigi, mulut, imunisasi anak, kesehatan fisik lainnya, dan kesehatan psikis anak. Pertanyaannya super banyak dan detail.
Untuk sekolah, mereka harus menyusun Tim satuan tugas covid19 dan tupoksinya, merancang SOP pembelajaran berdasar ketentuan satgas covid. Sekolah juga wajib memetakan data kesehatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan terutama yang mempunyai komorbid.
Sekolah perlu menyiapkan sarana sosialisasi PTM dalam bentuk, flyer, dan video. Sekolah juga harus merancang kurikulum dan teknis PTM terbatas. Selain itu, sekolah perlu mensosialisasikan program PTM kepada komite sekolah dan seluruh orang tua.
Bagaimana dengan orang tua? Orang tua diharapkan bekerja sama aktif dengan pihak sekolah khususnya dalam menginformasikan perkembangan kesehatan anak, keluarga, dan orang-orang yang tinggal bersama anak.
Orang tua juga harus mengisi e-rapor kesehatan yang telah dikirmkan tautannya oleh puskesmas melalui grup WA setiap kelas. Selain itu, orang tua perlu mengisi dan mengumpulkan lembar persetujuan PTM.
Kesiapan Sarana dan Prasarana Sekolah
Sekolah kakak sudah menyiapkan ruang kelas dengan jumlah meja kursi 25% untuk SD dn 50% untuk SMP. Tersedia alat pengukur suhu otomatis, toilet per lantai, wastafel di dalam dan di luar gedung sekolah, hand sanitizer di setiap kelas, alat desinfektan di setiap ruangan, dan Ruang isolasi mandiri yang terpisah dari gedung sekolah.
Persiapan PTM Terbatas
Sebelum datang ke sekolah, tentunya anak dan orang tua harus melakukan persiapan, antara lain mengkondisikan anak untuk mengikuti PTM melalui flyer, poster, dan video PTM yang dikirimkan sekolah.
Orang tua juga harus mengisi g-form yang isinya kondisi kesehatan anak sepekan terakhir, menyatakan anak sudah dikondisikan di rumah, dan mengkonfirmasi siapa yang mengantar dan menjemput anak.
Anak diwajibkan sarapan sehat di rumah, mengenakan masker sekali pakai, membawa obat pribadi, masker sekali pakai cadangan, hand sanitizer, tisu basah, tisu kering, alat tulis, dan peralatan belajar sesuai kebutuhan. Jika ada anggota keluarga atau orang yang tinggal di rumah sedang sakit, maka anak diharapkan belajar di rumah.
Teknis pembelajaran yang direncakan oleh sekolah kakak yaitu tatap muka secara langsung (offline), tatap muka secara online, dan penugasan mandiri. Media belajar saat online diambil saat siswa menghadiri sekolah offline. PAS dan PAT dilaksanakan secara online.
Dari hasil sosialisasi PTM terbatas tempo hari, aku menyadari bahwa 99% pembelajaran masih dilakukan secara online atau PJJ. Juli besok anakku naik kelas 3 SD, dan sekelas ada 27-28 orang.
Jika kelas offline hanya diisi 25%, maka jumlah anak per sesi adalah 7-8 orang. Berdasar perhitungan tersebut, tiap anak mengikuti PTM terbatas hanya 1x seminggu. Itupun hanya 1 jam 45 menit saja. Sedangkan sisanya PJJ.
Drama PJJ, Kendala dan Tantangan
PJJ memang melelahkan bagi sebagian besar anak dan orang tua. Ada beberapa kendala yang mungkin dialami oleh murid, misalnya:
- Kesulitan mengakses sinyal internet di pelosok
- Fasilitas gadget yang dimiliki siswa tidak sama.
Kadang sampai ada yang ketika zoom buram kameranya. Ada yang terang dan bagus.
3. Masih banyak siswa yang hanya memiliki handphone biasa yang tidak mendukung pembelajaran daring
4. Keterbatasan kuota internet
5. Beban biaya yang memberatkan
6. Makin boros karena orang tua harus mengisi kuota setiap bulan.
7. Materi setiap pembelajaran yang disampaikan guru kurang dapat dicerna.
8. Komunikasi antara guru dengan murid terbatas jarak
Kendala dalam PJJ di atas disampaikan oleh ibu Saufi Sauniawati S.S., seorang praktisi dan pengamat pendidikan dalam acara online gathering bertema “Refleksi Pendidikan Indonesia : Diantara PJJ dan PTM” yang diadakan oleh Faber-Castell Indonesia bersama para media dan blogger Indonesia, pada tanggal 5 Juni 2021.
Kalau di sekolah kakak sendiri, sekolah dan para guru sudah sangat berusaha memberikan materi dengan cara yang menarik. Disisipi video, game via kahoot atau lainnya, dan bergerak atau menari bersama sehingga penyampaian materi tidak membosankan.
Meski begitu, durasi pembelajaran daring yang cukup lama, membuat anak-anak terlihat kelelahan karena hanya di depan layar handphone/ laptop.
Ada teman kakak Najla yang justru terdistraksi dengan permainan online pada laptop atau handphone yang dipakainya. Jadi ketika bosan, ia sambi dengan mengakses game atau permainan online tersebut. Anak lainnya, belajar sambil bergerak entah melompat, berjalan, karena memang kebutuhan anak SD adalah bergerak.
Dari cerita beberapa teman, ada pula yang gurunya kurang paham dalam menggunakan perangkat elektronik. Dengan kata lain kesulitan untuk menyampaikan materi secara online dengan metode yang menyenangkan. Boro-boro kreatif, guru tersebut harus mengejar ketertinggalan dalam memahami internet dan perangkat digital.
Dampaknya, murid kesulitas menangkap isi materi setiap pelajaran, dan pengawasan cukup lemah bila belajar via daring di rumah. Apalagi bila kedua orang tua bekerja, baik wfh atau wfo. Begitu pula ibu yang memiliki lebih dari satu anak, tentu kesulitan dalam mendampingi anak.
Persiapan Sekolah Online Agar Tak Semakin Melelahkan
Idealnya orang tua berperan membimbing, memfasilitasi, mengawasi, dan memotivasi anak. Kenyataannya bagaimana? Aku pribadi merasa masih strugling.
Bahkan waktu awal-awal PJJ, aku sempat stres karena suami maunya anak mengerjakan semua tugas berupa LK yang banyak itu. Sementara goalku adalah anak bisa paham materi.
Bisa sih mengejar mengerjakan semua tugas, tapi anak belum tentu paham. Bisa mendampingi anak dengan waras dan anak mau masuk sekolah daring saja sudah syukur kan, Bun?
Aku nyaris mencutikan anakku yang SD itu. Padahal enggak tahu pandemi bakal sampai kapan. Untung enggak jadi. Aku akhirnya punya tips sendiri agar enggak terlalu stres, tapi tetap bisa memerankan tugas orang tua selama PJJ.
Terus terang, kunci keberhasilan PJJ adalah kerja sama antara orang tua, guru dan murid. Semuanya harus bersinergi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Oh ya, sebenarnya kalau dilihat-lihat lagi, pandemi ini mempunyai dampak positif dalam bidang pendidikan lho. Apa saja ya?
-
Pengembangan karakter anak
Anak belajar soft skill seperti beberes rumah. Anak-anakku sendiri jadi lebih sering berkebun, masak, dan memelihara kucing.
Tonton deh video tugas sekolah Kak Najla tentang kemandirian.
-
Anak semakin kreatif
Anak mengerjakan tugas menggunakan perangkat elektronik. Misalnya saat harus membuat video eksperimen sains.
Selain itu, baru saat PJJ inilah si kakak mengenal website mewarnai dan menggambar. Bahkan website pembelajaran bahasa inggris yang aplikatif dan interaktif juga diberikan oleh gurunya.
-
Portal pendidikan berkembang pesat
Munculnya portal belajar online jelas membantu orang tua yang kebingungan mendampingi anak PJJ. Portal dan aplikasi belajar tersebut menjawab kebutuhan anak dan orang tua.
-
Orang tua mengenal lebih dalam kemampuan belajar anak
Aku sendiri merasakan setelah PJJ baru tahu kemampuan anak unggul di mata pelajaran apa, dan lemah di pelajaran apa.
Misalnya kakak yang unggul di performance seperti prakarya termasuk seni rupa dan seni musik, serta lumayan di matematika.
Berbanding terbalik dengan pelajaran bahasa indonesia dan PKN yang kadang membuatnya bingung, hehe.
Persiapan Sekolah Online
Meskipun PJJ sudah lebih dari 1 tahun, bulan berarti orang tua dan anak tidak melakukan persiapan ya. Persiapan sekolah online tetap diperlukan mengingat ada beberapa kendala yang pernah terjadi selama anak sekolah daring.
Lalu apa saja tips persiapan sekolah online ala Bunda Najla?
-
Nutrisi Anak
Nutrisi makro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Kelompok ini disebut juga dengan makronutrien yang terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiganya menyediakan energi agar tubuh dapat beraktivitas dan menjalankan fungsinya.
Sedangkan nutrisi mikro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil. Kelompok yang disebut sebagai mikronutrien ini terdiri atas vitamin dan mineral.
Vitamin terbagi kembali menjadi dua yaitu vitamin larut air dan vitamin larut lemak. Vitamin yang larut lemak antara lain vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan vitamin larut air terdiri atas vitamin B kompleks dan C.
2. Multivitamin
Selain menyiapkan makanan yang mengandung nutrisi makro dan mikro, orang tua dapat melengkapi kebutuhan nutrisi harian anak dengan multivitamin.
3. Memotivasi Anak
Peran orang tua saat mendampingi anak sekolah online bukan hanya sebagai pembimbing, tapi juga sebagai motivator. Orang tua perlu bicara dengan anak dari hati ke hati agar anak mau belajar dengan hati riang dan tidak terpaksa.
Bukan dengan ancaman seperti nanti dimarahi guru, nanti nilainya jelek, dan sebagainya. Tapi anak harus paham bahwa esensi dari sekolah adalah mencari ilmu yang kelak bermanfaat bagi masa depan anak.
4. Menyiapkan Fasilitas Sekolah Online
Selain itu, orang tua sebaiknya menyiapkan fasilitas berupa sarana dan prasarana belajar misalnya laptop atau smartphone. Nah, untuk sarana tambahan lainnya, akan aku jelaskan lebih lanjut di akhir tulisan ini.
5. Menyediakan Lingkungan yang Mendukung
Usahakan anak mengikuti pembelajaran daring di lokasi yang jauh dari distraksi. Misalnya di kamarnya atau ruangan khusus yang sepi.
Itulah 5 tips persiapan sekolah online ala aku. Semoga bisa dipraktikkan oleh Moms semua ya.
Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh
Hingga hari ini, evaluasi pembelajaran Kakak Najla menurutku cukup objektif, karena banyak komponen penilaiannya.
Misalnya saja ada tugas video, foto, lembar kerja harian dan ujian. Salah satu tugas video Kak Najla bisa ditonton pada video di atas ya.
Untuk ujiannya sendiri menggunakan lembar kerja yang sudah dikirimkan oleh kurir sekolah ke rumah masing-masing murid.
Tapi tidak semua murid mendapatkan bentuk ujian seperti anakku. Kebanyakan justru menggunakan tes tertulis yang diberikan melalui google form, dan dikerjakan secara virtual melalui zoom. Mungkin anak kelas 5 dan 6 di sekolah kakak juga sama ya, aku kurang tahu.
Nah, kalau lembar kerja berbentuk file digital baik pdf, word, atau jpg, tentu saja cukup menyulitkan orang tua. Ini seperti yang aku alami saat awal terjadi pandemi.
Guru memberikan soal melalui Whatsapp lalu di- print oleh orang tua. Tapi setelah beberapa bulan, sekolah mulai mengirimkan map berisi semua lembar kerja, rangkuman materi, dan bahan untuk prakarya murid sehingga orang tua sangat terbantu.
Bagi teman-teman yang masih manual nge- print sendiri tentu butuh laptop, printer dan alat tulis untuk mengisi lembar jawaban. Setelah selesai kadang orang tua perlu memotret lalu mengirimkan jawaban anak via aplikasi. Jadi dobel kerjanya. Sangat tidak efisien.
Ternyata, ada cara yang lebih simpel. Bagaimana caranya?
Solusi terhadap permasalahan saat mengerjakan tugas-tugas selama PJJ dipaparkan oleh Bapak Christian Herawan, selaku Product Manager Faber-Castell.
Siapa sih yang enggak kenal dengan Faber Castell? Faber-Castell adalah salah satu brand internasional yang bergerak dalam penyediaan perlengkapan alat tulis. Tak hanya alat tulis, alat menggambar, melukis dan mewarnai juga diluncurkan oleh brand ini.
Nah, diusianya yang ke-260 pada tahun 2021 ini, Faber-Castell meluncurkan produk baru yaitu Paket Belajar Online. Produk ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap kendala PJJ.
Mengenal Paket Belajar Online dari Faber Castell
Paket Belajar Online Faber-Castell berisi pensil, penghapus, rautan, bollpoint, stylus, dan tempat pensil. Paket Belajar Online dari Faber Castell dapat membantu PJJ atau sekolah online yang memerlukan handphone, tablet atau laptop karena ada stylus di dalamnya.
Apakah stylus itu?
Stylus adalah sebuah alat berbentuk seperti pena yang dipakai untuk mengusap layar smartphone, tablet atau laptop yang mempunyai layar sentuh.
Apa keunggulan dari stylus?
- Dapat digunakan untuk semua (merek) smartphone, tablet dan laptop asal mempunyai layar sentuh.
- Bagian ujungnya lembut seperti karet sehingga tidak merusak layar smartphone, tablet atau laptop.
- Dapat digunakan untuk menulis, menarik garis, scroll layar, melingkari atau menyilang pilihan ganda, menggambar, mewarnai, dan membuat tanda tangan digital.
- Harganya terjangkau, hanya 35.000 rupiah saja
- Mudah dicari yaitu di marketplace seperti Tokopedia dan Shopee.
Nah, pada penasaran enggak gimana cara pakai stylus?
Caranya sangat mudah, cukup capture soal atau worksheet anak, lalu buka capturan dan klik edit gambar. Setelah itu, tinggal tulis atau isi jawaban menggunakan stylo. Langkah terakhir, simpan dan kirimkan ke Google Classroom atau ke aplikasi lain sesuai kebutuhan.
Teman-teman bisa juga mengikuti langkah berikut ini:
Nah, Kak Najla dan Kak Sara sudah mencoba pakai stylus nih. Karena sekolah masih libur, mereka mengerjakan worksheet melalui smartphone menggunakan stylus.
Seru banget pada ketagihan, hehe
Bagaimana? Tertarik kah memiliki Paket Belajar Online? Menurutku sih cukup penting sebagai sarana persiapan sekolah online. Untuk informasi lanjut kunjungi www.faber-castell.co.id ya.
Semangat untuk semua orang tua dan murid. Semoga dengan adanya Paket Belajar Online ini anak-anak semakin bersemangat dalam mengikuti PJJ atau sekolah online.
wahh iya, kudu banget nih beli paket Faber castle ini
sebentar lagi masuk sekolah, dan karena pandemi ya pasti tetap online