Quote of the day
“Make no little plans; they have no magic to stir men’s blood and probably themselves will not realized. Make big plans; aim high in hope and work, remembering that a noble, logical diagram once recorded will not die”
Daniel. H. Burnham
Apa yang ada di benak anda ketika harus mengumpulkan uang sebesar 10 juta dalam waktu semalam untuk biaya operasi pemasangan platina karena tangan anak anda patah?
BINGUNG!
Mungkin kata itulah yang muncul di kepala orangtua saya ketika saya mengalami kecelakaan motor sepuluh tahun silam. Kecelakaan tunggal karena ketiduran sewaktu mengendarai motor dan berakhir dengan menabrak mobil. Pelipis sobek, kaki memar dan betis terbakar, berlubang tertimpa knalpot, lalu ketika dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa tangan saya patah dan harus segera dioperasi.
SYOK, KAGET, SEDIH!
Ekspresi itulah yang tergambar dari wajah ibu saya saat menemui saya di kamar serba putih tersebut. Air matanya berlinang mendapati anak perempuannya terbaring lemah dengan perban di sana- sini. Si sulung yang sering nekat, satu- satunya anak yang “ngeyel” ingin mengendarai motor sendiri ke sekolah. Saya sudah pasrah ketika keluar dari pita suaranya sebuah pernyataan “Tuhkan apa Mama bilang, kalau ke sekolah dianter saja. Jadinya begini…”
Selebihnya beliau menguatkan saya untuk bertahan menghadapi cobaan tersebut. Mamalah orang yang selalu ada selama saya di rumah sakit kurang lebih satu minggu. Dengan tangannya yang keriput, beliau menyuapi dan membantu memandikan saya. Dengan pipinya yang sembab, saya selalu melihatnya mendoakan saya. Duh…Mama.
Lain halnya dengan Papa. Walaupun beliau tak seekspresif Mama, tetapi saya tahu bahwa pikirannya sibuk entah kemana. Uang yang tidak sedikit harus beliau sediakan untuk kesembuhan putrinya. Bukan dalam tempo yang lama. Ibarat kisah Roro Jonggrang yang meminta Bandung Bondowoso untuk membangun candi dalam semalam, rumah sakit melakukan hal yang sama, meminta puluhan juta dalam satu malam saja. Duh..papa maafkan putrimu ini..
Yang saya tahu, esok paginya petugas berseragam biru- biru dengan masker dan penutup kepala membawa saya ke ruangan bedah. Dengan kata lain, ayah saya memastikan putrinya segera mendapat penanganan medis untuk menyambung tangannya. Terkuraskah tabungannya untuk biaya operasi tersebut? Atau ayah saya harus meminjam pada orang entah siapa?
Ternyata, penyelamat itu bukan jin dalam kisah Bandung Bondowoso.
Ternyata penyelamat itu bernama ASURANSI. Yang dalam semalam dapat mengcover biaya operasi senilai puluhan juta.
Sekarang sekian puluh tahun kemudian saya baru mengerti bahwa orangtua saya mempunyai asuransi untuk kesehatan termasuk bagi anak- anaknya. Inilah senyum bahagia mereka…

Salah satu perusahaan asuransi yang di kenal luas di Indonesia adalah Allianz, teman- teman bisa mencari tahu tentangnya di jurnal.allianz.co.id
Beberapa artikel yang membuat saya mengangguk-anggukkan kepala adalah :
Pernah berpikir bahwa klaim asuransi itu sulit? baca ini http://jurnal.allianz.co.id/pages/apakah-klaim-asuransi-menyulitkan
Apa itu asuransi syariah? http://jurnal.allianz.co.id/pages/mengapa-asuransi-syariah-terbebas-dari-tujuh-larangan-dalam-transaksi-syariah
Cerita saya ini hanyalah satu dari sekian kisah yang di selamatkan oleh Allah melalui asuransi. Jadi…seberapa pentingkah asuransi bagi anda dan keluarga? Bagi saya…sangat PENTING!
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Allianz
