Safety riding please! Pengalaman kecelakaan motor sebanyak dua kali memang tak membuat saya jera untuk tetap naik motor, tetapi kejadian tersebut jelas menjadi kenangan buruk. Kali pertama saya kecelakaan adalah ketika masih SMA, hari itu saya terlalu lelah setelah latihan senam untuk EBTA praktek olahraga. Kelompok saya, latihan di rumah salah seorang teman, dimana lokasi rumah tersebut cukup jauh dari rumah saya. Kondisi saya saat itu ngantuk berat, tetapi karena saya ingin cepat sampai rumah, saya nekat tetap motoran sore harinya. Padahal saya sempat ingin mampir tidur sebentar di kos sepupu saya yang jaraknya pertengahan antara rumah teman saya dengan rumah saya, tapi saya niat tersebut saya urungkan.
Akhirnya, terjadilah kecelakaan tepat di depat Hotel Hyatt, tinggal 1 km lagi dari rumah saya, hiks. Saat sadarkan diri, pandangan saya menghadap ke langit, dan saya sudah dikerumuni orang-orang. Ya Allah, saat tabrakan terjadi pun, saya sudah tidak sadar, alias sepertinya saya ketiduran! Mobil yang saya tabrak langsung buru-buru mengantar saya ke rumah sakit. Saat itu, yang terasa adalah siku saya sangat sakit, dan benar, ternyata tangan kanan saya patah. Luka lainnya, terdapat memar dan luka di pelipis, telapak tangan, akibat menggasruk aspal, serta betis yang terkena knalpot hingga dagingnya terlihat:(. Jangan tanya bagaimana rasanya, luar biasa sakit dan perih.
Saat itu, tulang siku saya disambung oleh dua platina, dan beberapa bagian lainnya diperban. Sementara betis yang berlubang, butuh waktu lumayan lama agar daging tumbuh lagi. Beberapa bulan setelahnya, saya masih bolak balik rumah sakit, sempat ke pengobatan alternatif, fisioterapi dan sebagainya, agar fungsi tangan kanan kembali seperti semula. Meski nyatanya hingga saat ini tangan kanan saya masih belum bisa lurus 180 derajat dan hanya bisa menekuk 90 derajat, yang seharusnya bisa 45 derajat.
Kali kedua kecelakaan, saat saya sudah bekerja. Hari itu, sekitar 4 bulan sebelum hari pernikahan saya, saya mengikuti tes CPNS. Lolos hingga tahap wawancara, dan harus melengkapi surat keterangan tes psikologi. Jadilah hari itu, saya berangkat tes psikologi. Namun malang, baru sampai perempatan Monumen Jogja Kembali, sebuah tossa sudah menyenggol motor saya hingga jatuh mencium aspal hingga gigi saya patah, serta ada luka di wajah. Jadilah hari itu saya ke UGD dan batal ikut tes psikologi. Tesnya akhirnya diganti ke lain hari, tapi ketika wawancara datang dengan perban dimana-mana, sudah cukup menurunkan kepercayaan diri dan penampilan saya di hadapan pewawancara. Ya, mungkin memang belum rezeki saya.
Dari kedua kisah di atas, ternyata sangat penting mengetahui dan mempraktekkan safety riding. Oleh karena itu, saat ada undangan untuk mengikuti Safety Riding Education oleh YRE (Yamaha Riding Academy) Jogja, dengan mantap saya iyakan. Jadilah pada hari Minggu tanggal 27 November 2016 kemarin, saya bersama para blogger dan vlogger Jogja, mengikuti acara safety riding theory dan safety riding practice di Stadion Maguwoharjo. Saya ingin memiliki pengalaman seru bersama Yamaha, dan membagikannya pada teman-teman pembaca blog saya.
Registrasi
Sebelum acara dimulai, kami mengisi absen terlebih dahulu dengan nama lengkap, karena nantinya akan mendapatkan sertifikat. Lalu dibagikan juga kaos Yamaha untuk dipakai saat acara. Para blogger dan vlogger sudah siap dengan kamera dan smartphone masing-masing untuk mengabadikan acara edukasi dan praktek hari itu.
Safety Riding Education with blogger and vlogger
Acara dibuka oleh Mbak Elzha selaku pengundang kami, para blogger dan vlogger. Kemudian, dimulailah edukasi oleh tim YRA, yaitu presentasi dari instruktur Yuni. Hal penting yang ditekankan adalah safety mind, dimana pola pikir mempengaruhi keamanan seseorang saat berkendara.
Safety mind
Safety mind diwujudkan dengan penggunaan safety gear seperti helm, protektor dan jaket. Safety mind identik dengan perencaan sebelum berkendara, misalnya saja, pengendara mengecek kondisi motor secara berkala (ban, rem, oli, dan sebagainya). Apalagi jika akan bepergian dengan rute yang panjang, wah safety mind-nya musti matang tuh. Pengendara juga harus berperilaku berkendara yang baik, yaitu dengan mematuhi peraturan dan rambu lalu lintas.
Riding skill
Selain itu, juga diperlukan riding skill, yaitu keahlian seseorang dalam berkendara. Riding skill diwujudkan dalam bentuk keahlian dan keterampilan dalam berkendara, yaitu dengan menguasai teknik keseimbangan, pengereman, dan teknik saat berbelok.
Dari data yang ditampilkan oleh pihak YRA, diketahui bahwa pengguna kendaraan bermotor semakin meningkat, sehingga meningkat pula kejadian kecelakaan pengguna motor, dimana 84% penyebab kecelakaan adalah faktor manusia, dan 27% diantaranya terjadi karena pengguna motor yang berboncengan lebih dari 3 orang.
Sementara itu, sebenarnya ada 3 faktor yang menjadi penyebab kecelakaan. Apa saja?
1. Faktor manusia (human error)
Misalnya saja pada kisah saya di atas, kondisi fisik saya yang lelah dan mengantuk, atau contoh lainnya adalah emosi pengendara yang sedang tidak bagus, skill pengendara (misal baru belajar naik motor), dan tentu saja etika berkendara.
2. Faktor kendaraan
Misalnya saja pengendara kurang aware terhadap kelengkapan keamanan kendaraan, perawatan kendaraan yang tidak tepat, hingga faktor pengendara yang kurang memahami karakter kendaraan.
3. Faktor lingkungan
Misalnya kondisi jalan yang ramai, licin atau rusak, serta cuaca yang sedang tidak mendukung seperti hujan dan kabut.
Setelah itu, ada penjelasan Pak Danang Hermanto, selaku ketua YRA Jogja. Beliau menjelaskan tentang apa itu YRA Jogja. YRA Jogja merupakan salah satu divisi di bawah Yamah, yang peduli terhadap keselamatan dan mengedukasi masyarakat agar berperilaku safety riding dan safety mind. Di YRA Jogja, ternyata ada 13 instruktur, dan ditambah 5 instruktur perempuan, jadi total ada 18 instruktur. Sempat ada penjelasan mengenai ‘Blind Spot”, yaitu posisi dimana pengendara motor dapat melihat mobil truk dengan sangat jelas, tetapi sopir truk tidak dapat melihat pengendara motor dengan jelas. Wow, serem ya. Saya sebelumnya sudah pernah mengetahui soal ini saat menonton film anak-anak, dan memang satu-satunya cara menghindarinya adalah dengan tidak mengendarai motor pada blind spot tersebut. Nah titik blind spot dapat teman-teman lihat pada gambar di bawah ini:
Pak Danang juga menjelaskan mengenai posisi berkendara yang benar.
Dari foto di atas, dapat teman-teman lihat bahwa posisi lengan tidak boleh lurus, melainkan agak menekuk hingga membentuk huruf U, dengan tujuan agar pengemudi tidak terlalu kaku ketika akan berbelok ke kiri atau ke kanan. Sama halnya dengan posisi telapak kaki yang harus menghadap ke depan, agar kaki tetap aman saat berkendara. Cara duduk juga tegak dan pengemudi harus menggunakan safety gear. Pak Danang menjelaskan safety riding skill dengan detail, termasuk posisi jari di bagian rem (sebaiknya tidak menggunakan 4 jari, agar gas tetap terkontrol) dan juga posisi yang benar saat berboncengan.
Bisa teman-teman lihat di video ini mengenai penjelasan pak Danang.
Safety Riding Practice
Acara berikutnya tak kalah seru, yaitu praktek riding skill. Blogger dan vlogger dibawa keluar ruangan dan melakukan pemasanan terlebih dahulu, agar otot lentur dan tidak kram.
Ada 8 pilihan motor Yamaha, seperti YZF-R15, YZF-R25, NMAX, Mio, Force, Yamaha Xabre, dan lain-lain yang dapat kami coba.
Ada 3 praktek yang akan dilakukan oleh para blogger dan vlogger, yaitu:
1. Chidori
Para blogger dan vlogger diminta untuk mengendarai motor dengan kecepatan rendah dengan melewati lintasan berbelok tajam, dan jarak pendek.
Percobaan pertama saya lumayan deg-degan dan grogi, maklum, saya jarang berkendara melalui lintasan yang berbelok tajam, jadi jelas nggak familiar dengan belokan tajam dan pendek#alesan,hehe.
2. Slalom
Para blogger dan vlogger diminta untuk mengendarai motor dengan kecepatan sedang, saat melalui lintasan zig-zag. Sebenarnya teknik yang diharapkan adalah peserta menggas motor sebelum berbelok, dan melepas gas saat berbelok.
Nah kalau untuk lintasan zig-zag masih familiar lah, kayak pas ujian SIM. So far, mengendarai motor Yamaha Force di lintasan ini ternyata enak banget, ringan.
3. Fast breaking
Yaitu mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan melakukan teknik pengereman mendadak pada jarak tertentu.
Saat itu, kami diminta mengendarai motor dengan kecepatan 30 km/jam dengan jarak kurang lebih 5 meter, lalu mengerem mendadak. Pas praktek kemarin, saya takjub dengan rem motor Yamaha yang sangat pakem. Jadi, saat saya mengerem, dalam hitungan detik, motornya langsung berhenti deh. Keren!
Setelah berpraktek, ada lombanya juga lho, yaitu Gymekhana Competition, dimana sejumlah lintasan telah dipersiapkan, dan berlomba siapa yang paling cepat menyelesaikan lintasan. Jika terjadi kesalahan rute, kaki menyentuh aspal, akan ada pengurangan waktu 1 detik, sementara jika terjatuh, maka akan didiskualifikasi.
Wah seru sekali ya safety riding edukasi kemarin. Saya jadi tahu lebih banyak soal keamanan berkendara, terutama naik motor. Baru tahu juga ada yang namanya teknik mengendarai di lintasan zig-zag dan teknik pengereman, hihi. Yang jelas, saya juga lebih mengantisipasi ketidakamanan saat berkendara, terutama dari faktor manusia. Tentunya dengan selalu memakai safety gear, agar berkendara lebih aman dan nyaman. Benar-benar pengalaman seru bersama Yamaha!
Terimakasih YRA Jogja, semoga terus mengedukasi di tempat lain, dan menjadikan para pengendara motor di Indonesia lebih memperhatikan aspek keamanan dalam berkendara=)
Teman-teman ingin belajar safety riding juga? Coba deh hubungi kontak di bawah ini.
Mak kalau kasih sandangan yang konsisten donk…
(maklum kandeadliners)
Tapi emang betul jatuh itu membuatku trauma dan selalu mengedepankan safety mind
Aku juga pernah jatuh saat bawa motor. Aku trauma sampe sekarang. Gak mau lagi bawa motor. Tapi dengan safety riding, kudunya bisa gak jatuh ya…
Safety mind ya…
Iya. Pengalaman kecelakaan beberapa bulan lalu adalah tetiba lihat jalanan agak sepi trus muter ga di bunderan. Ahh… kalau pikirannya safety harusnya ga perlu kasih kesempatan dan membiarkan Tuhan kasih tegoran ya.
Btw, kalau motor Matic atau Bebek posisi kakinya kedepan kayak NMax juga ga mba?
Wadoh, ngilu banget efek jatuhnya ya. Aku pun sama pernah fatal, sampe rahangku patah, gigi abis, muka ga beraturan. Alhamdulillah bisa balik lagi ke semula hihii.
Trauma? engga..Tetep have fun bermotor ria asalkan safety riding.
Moga selalu diberikan keselamatan yaa..
Keep Safety Riding
Sama mba, saya pernah jatuh waktu riding karna sakit maksa riding ke klaten.
Melihat banyak kecelakaan di Jalan memang harus hati-hati dlm berkendara ya Mba
sampe sekarang aku masih trauma naek motor mbak. ga berani nyetir motor sendiri
penting sekali ya mbak ..safety riding ini … untuk meminimalisir kecelakaan di jalan raya