Mie Kocok Persib dimana?
Siapa yang doyan makan mie? Saya yakin banyak sahabat ismi yang akan tunjuk tangan. Tapi yang dimaksud pasti mie instan atau mie ayam. Bagaimana dengan mie kocok? Sebagai anak yang besar di Jogja, terus terang saya kurang familiar dengan mie kocok. Hingga suatu hari, teman-teman pecinta kuliner membicarakan kelezatan mie kocok persib.
Makanya kalau lagi staycation di hotel dan nemuin mie kocok, auto makan deh. Ternyata memang seenak itu. Kuah kaldunya berasa sekali.
Usut punya usut mie kocok ini asli Bandung. Kabar anginnya, mie kocok Bandung berasal dari seorang pedagang bernama Mang Dadeng, yang mengenalkan mie kocok pada masyarakat di tahun 1940-an. Dulunya, Mang Dadeng hanya menjual mie kocok di pinggir jalan dengan gerobak kayu yang ia dorong sendiri. Tapi lihatlah para pedagang mie kocok sekarang, sudah makin stabil dengan warung makan permanennya.
Untuk sahabat ismi yang belum tahu kenapa sih namanya mie kocok? Istilah kocok berasal dari cara memasaknya, yaitu mengocok-ngocok mie dalam wadah logam bergagang yang berlubang-lubang sambil mencelupkan mie dan tauge ke dalam air yang masih panas. Setelah sedikit layu, baru deh mie dan taugenya diangkat.
Nah, kembali lagi kenapa kok mie kocok ini terkenal kelezatannya, tak lain tam bukan karena aromanya itu lho bikin terbayang-bayang terus. Kaldu biasanya berasal dari kikil, tulang, dan daging yang kaya sumsum yang direbus selama berjam-jam. Selain itu, penjual mie kocok memakai bara api dari arang supaya kaldu lebih terasa dan aromanya lebih nendang.
Sekarang saya tinggal di Depok, hanya 2 jam dari Bandung. Bahkan akan ada kereta cepat 45 menit saja ke Bandung. Enggak heran senior-senior di kampus menyarankan lanjut S3 di Bandung saja. Bisa ke ITB atau Unpad. Saya sih oke-oke saja asal kereta cepatnya beneran ada dan banyak pilihan waktunya.
Kalau nanti jadi lanjut sekolah di Bandung, bakalan sering jajan mie kocok deh. Termasuk mie kocok persib yang melegenda. Pada tahu dong kalau persib itu nama klub sepak bola dari Bandung. Kabarnya, resepnya tuh turun temurun dari pendirinya. Jadi mie kocok persib yang sekarang sudah generasi kesekian, tapi rasanya masih sama dengan yang dulu.
Saya sudah googling harganya, kalau belum berubah, satu mangkok hanya dibanrol 23 ribu rupiah saja. Tentunya sudah lengkap dengan mie, tauge, kikil dan daging. Kuahnya juga kental khas kaldu sehingga dijamin bakal ketagihan.
Kebayang ya dingin-dingin makan mie kocok persib bareng ayang (baca suami) yang lagi jemput istrinya setelah puyeng habis bimbingan. Segala lelah dan penat auto hilang setelah makan mie kocok.
Kesegarannya menusuk tulang dan lidah. Bikin semua cemas, gundah menguap bersama sesapan kuah kaldu yang kental. Bismillah semoga bisa terwujud suatu hari nanti.
Sahabat ismi penasaran dimana lokasi mie kocok persib? Catat alamatnya ya, yaitu di Jalan Ahmad Yani no. 262, Bandung. Kalau mau gampang, tanya aja dimana parkiran Stadion Persib. Nah, bakal ketemu tuh lokasi mie kocok persib.
Btw kalau dilihat-lihat lagi, penampakan mie kocok agak mirip dengan mie bangka. Cuma bedanya mie bangka pakai kuah kaldu ikan dan ada daging ikan yang sudah dikerok atau diblender. So pasti mie kocok Bandung cocok di lidah Sumatera saya.
Bagi sahabat ismi yang ingin mencoba berbagai kuliner lainnya di Bandung, saya merekomendasikan mencari di beranda.co.id sebuah portal berita online kekinian yang memberikan info menarik seputar dunia bisnis termasuk kuliner untuk generasi Milenial dan Generasi Z.
Jadi kangen maem mie kocok
pengen cobaaa