Jadi dosen itu ternyata bukan hanya mengajar mahasiswa, tapi ada banyak kegiatan lainnya. Mulai dari TriDharma Pendidikan Tinggi berupa penelitian, hingga pengabdian masyarakat. Untuk pengabdian masyarakat sesuai dengan bidang saya, sebagian besar dilakukan di luar ruangan, baik di sekolah-sekolah, posyandu, PKK, atau fasilitas kesehatan lainnya.
Sedangkan untuk penelitian bisa mengambil data di rumah sakit/puskesmas/apotek, bahkan melakukan kegiatan di laboratorium. Semuanya tergantung dari penelitian apa yang mau dikerjakan, dan bidang utama dosen tersebut. Misalnya saya dengan latar belakang farmasi klinis, lebih banyak meneliti penggunaan obat, baik manfaat maupun efek sampingnya. Termasuk kepatuhan pasien, atau survei terkait persepsi pasien/ tenaga kesehatan terhadap suatu hal yang terkait dengan penyakit/ obat. Pengambilan data dengan mengambil darah/ spesimen lain (air liur, feses, air kencing, dll) dari pasien, juga bisa dilakukan.
Berbeda dengan rekan dosen lain dengan bidang teknologi farmasi. Tentu saja penelitiannya akan lebih banyak di laboratorium, untuk mengembangkan formula terbaik. Formulasi yang inovatif memungkinkan obat lebih efektif, dan minim efek samping.
Tidak hanya itu, masih ada kegiatan penunjang berupa kepanitian ataupun akreditasi. Untuk penunjang, seringkali dilakukan di ruangan ber-AC, karena acara yang diselenggarakan oleh kampus rata-rata berupa seminar, pelatihan, maupun lomba-lomba.
Bahkan saya sempat menjadi petugas upacara di kampus. Kali ini tentu saja lokasinya di lapangan yang bisa jadi ada polusi, meskipun kampus saya sudah banyak pohon. Bayangkan jika dosen tidak bisa bekerja dengan optimal, maka akan ada banyak hal yang terbengkalai.
Salah satu penyebab produktivitas menurun yang pernah saya alami adalah karena mata kering. Mata kering bikin mata sepet, perih, lelah. Padahal seluruh aktivitas di atas membutuhkan kondisi mata yang bening, dan nyaman. Pertanyaannya adalah kenapa bisa terjadi mata kering? Lalu apa dampaknya terhadap kualitas hidup dosen atau apapun profesimu? Yuk, kita bahas.
Lebih detail tentang mata kering
Mata kering (PMK) merupakan penyakit multifaktorial yang menyerang sistem air mata dan permukaan mata. Gejala utama mata kering adalah mata terasa kering dan berpasir. Gejala lain yang sering muncul adalah sensasi panas, gatal, seperti ada benda asing, mata berair berlebihan, nyeri, mata merah, dan fotofobia. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang memburuk di lingkungan lembap rendah dan suhu tinggi.
Lapisan air mata (tear film) dibentuk oleh tiga lapisan utama, yaitu:
- Lapisan terdalam adalah mucin, yang tipis dan diproduksi oleh konjungtiva.
Fungsinya: melapisi permukaan mata dan memastikan lapisan aqueous dapat menyebar dengan baik.
- Lapisan tengah, yang paling tebal, adalah aqueousatau aquos, dihasilkan oleh kelenjar air mata dan kaya akan larutan garam.
Fungsi lapisan ini: menjaga kelembapan mata dan membantu membersihkan debu atau benda asing.
- Lapisan terluar adalah lipid, yang diproduksi oleh kelenjar Meibomian dan Zeis.
Lapisan ini berperan penting dalam mencegah penguapan lapisan aqueous.
Gangguan salah satu lapisan, atau ketidakstabilan lapisan air mata mengakibatkan mata kering.
Air mata juga kaya akan komponen lain seperti protein, imunoglobulin, dan elektrolit, dengan pH sekitar 7,25 dan osmolaritas 309 mOsm/L.
Siapa yang bisa terkena mata kering?
Berdasarkan studi, sebanyak 5-30% lansia > 50 tahun menderita mata kering. Selain itu, kejadian mata kering pada perempuan lebih tinggi (3,2 juta) dibandingkan dengan laki-laki (1,6 juta) usia di atas 50 tahun (Women’s Health Study dan Physician’s Health Study)
Penyebab mata kering
Mata kering bisa disebabkan oleh dua hal yaitu:
- Penurunan produksi aqueous
Mata kering ini terjadi karena kelenjar air mata tidak berfungsi normal, sehingga mengurangi produksi air mata. Akibatnya, meskipun penguapan air mata tetap berlangsung seperti biasa, kondisi ini menyebabkan air mata menjadi sangat pekat (hiperosmolaritas).
Terdapat dua jenis mata kering dari sebab ini, yaitu mata kering sindrom Sjogren (MKSS) dan mata kering bukan sindrom Sjogren (MKBSS). MKSS merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar air ludah, kelenjar air mata, dll. Sedangkan MKBSS terjadi bukan akibat dari autoimun, biasanya karena usia. Adapula penyebab lain seperti AIDS dan Diabetes Melitus.
- Peningkatan penguapan air mata
Terjadi ketika air mata menguap terlalu cepat dari permukaan mata, meskipun kelenjar air mata berfungsi normal. Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor dari dalam tubuh seperti kekurangan lipid meibomian (akibat kerusakan pada kelenjar Meibom) dan gangguan kelopak mata, atau faktor dari luar seperti kekurangan vitamin A, pemakaian lensa kontak, penyakit permukaan mata (alergi) dan penggunaan zat pengawet pada obat tetes mata.
Pada dosen, mata kering bisa terjadi ketika terlalu sering menatap layar saat bekerja, terkena AC dalam jangka waktu lama, terpapar polusi udara saat berkegiatan di luar sehingga terkena alergi yang berdampak pada mata.
Yang bisa dilakukan saat dosen mengalami mata kering
Bila mata kering terus dibiarkan, maka mata dosen menjadi tidak nyaman. Bukan hanya mata mudah lelah, bahkan dapat terjadi peradangan pada permukaan mata.
- Beri waktu mata untuk beristirahat (tidur cukup, batasi layar laptop/ gadget)
- Gunakan kacamata saat beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi paparan polusi
- Menjaga kesehatan permukaan mata dengan konsumsi mikronutrien yang merupakan komponen penting pada air mata, seperti vitamin A dan vitamin C
- Konsumsi nutrisi tambahanyaitu omega 3 (biasanya terkandung pada minyak ikan)
- Kompres hangat pada kelopak mata, pakai sabun dan scrub untuk membersihkan sisa kulit mati serta koloni bakteri, serta pijat kelopak mata untuk memperlancar pengeluaran meibom yang mengental (pada kondisi kerusakan pada kelenjar meibom)
- Gunakan air mata buatan seperti Insto Dry Eyes
Air mata buatan dapat digunakan empat kali sehari atau pada keadaan lebih parah bisa hingga 10-12 kali sehari. Insto Dry Eyes mengandung hidroksipropil metilselulosa yang merupakan lubrikasi/ pelumas steril, larut air, dengan cara kerja lepas lambat, sehingga bisa digunakan untuk penyakit mata kering sedang hingga berat.
Air mata buatan yang merupakan pelumas mata, biasanya bebas zat pengawet, tetapi memiliki efek samping penglihatan menjadi tajam sementara, sehingga disarankan digunakan pada malam hari.
Cara tepat menggunakan tetes mata Insto Dry Eyes
Penggunaan tetes mata tidak boleh asal. Ada tata caranya agar air mata buatan dapat masuk dan bekerja dengan baik. Bagaimana panduan pemakaiannya?
- Tetes mata termasuk obat steril sehingga untuk mencegah kontaminasi bakteri, ujung wadah obat tidak boleh terkena permukaan lain dan harus ditutup rapat setelah penggunaan.
- Cara pemakaian obat ini dimulai dengan mencuci tangan, menengadahkan kepala, menarik kelopak bagian bawah, lalu teteskan #InstoDryEyes,tutup mata dan biarkan selama 1-2 menit.
- Setelah digunakan,cuci tangan kembali.
- Tetes mata yang telah dibuka dan dipakai tidak boleh disimpan > 30 hari untuk digunakan lagi, karena mungkin sudah terkontaminasi kuman.
- Jangan gunakan 1 obat tetes mata untuk lebih dari 1 orang (tiap orang menggunakan tetes mata masing-masing, tidak boleh berbagi tetes mata).
Mata kering jangan disepelein, agar TriDharma maksimal
Mungkin masih banyak dosen atau pengajar yang menyepelekan mata kering. Mata kering yang tidak diobati dapat semakin parah sehingga menurunkan kualitas hidup. Lama-lama bukan hanya produktivitas dosen menurun, tetapi juga bisa kehilangan pekerjaan karena tidak bisa fokus. Bagaimana mau fokus kalau matanya menjadi perih, merah, keluar air mata terus, atau bahkan tidak dapat terkena matahari? Dosen yang harus beraktivitas di dalam dan di luar ruangan akan kesulitan. #MataKeringJanganSepelein supaya dapat mengajar dengan optimal. Ingat, ada mahasiswa yang menantikan kehadiranmu, dan terinspirasi olehmu!
Referensi:
https://www.pom.go.id/berita/cara-penggunaan-obat–yang-benar
Elvira, E. and Wijaya, V.N., 2018. Penyakit Mata Kering. Cermin Dunia Kedokteran, 45(3), pp.192-196.
