Masa-masa Paling Indah? Ya Masa SMA
Masa SMA adalah masa paling indah, dan tak terlupakan
Itu menurutku sih, beda orang mungkin beda lagi kenangannya.
Buat saya sendiri, terlalu banyak suka duka, kenangan manis dan pahit semasa SMA. Mulai dari cerita hari pertama daftar SMA pun sudah mengasyikkan bagi saya. Hingga masa HEP/MOS, kegiatan ekstrakulikuler, persahabatan, pendalaman materi di kelas 3, jadi suporter lomba dan menang lomba, cinta pertama, hingga patah hati dan saatnya tiba berpisah dengan teman-teman SMA dan menjalani hidup masing-masing.
Kisah ini saya bagi dalam beberapa topik
1. Persahabatan
Saya masuk SMA yang sama dengan sahabat semasa SMP. Di hari terakhir pendaftaran, kami standby di SMA favorit pertama di Jogja. Sayang nasib berkehendak lain, beberapa jam sebelum penutupan, NEM kami sudah tidak diterima di sana, alias jadi NEM terendah. Jadilah saya dan sahabat saya saat itu ngebut naik motor ambil formulir di dua SMA lainnya, berkejaran dengan waktu. Jalanan yang macet, cuaca Jogja yang panas, tidak menyurutkan kami untuk mencari SMA alternatif. Dan tibalah di SMA 8 Yogyakarta menjadi pilihan. Setelah mengisi formulir, kami menunggu di sana dengan harap-harap cemas semoga NEM kami tidak terlempar. Alhamdulillah terkabul, hari itu resmi nama kami terdaftar jadi anak DELAYOTA.
Selama di SMA, sayapun mendapat banyak sahabat baru. Kami menamakan diri sebagai Wedding Peach, terinspirasi dari film kartun di tv tentang supergirl, hehe. Anggotanya ada 4 orang perempuan nih. Yang bertiga sebenarnya sudah sekelas sejak kelas 1, kemudian sekelas lagi di kelas 2 dan 3. Sementara anggota wedding peach bernama Tifa baru kami temui di kelas 2 dan berpisah di kelas 3. Tapi geng kami memang terbentuk di kelas 2 sih. Masa-masa bebas karena sudah bukan anak baru, tetapi juga belum maksimal belajar UAN karena belum kelas 3, hehe. Kelas 2 menurut saya memang masa paling santai, banyak piknik kelasnya, banyak kompaknya, serulah.
Alhamdulillah sampai saat ini, saya masih bersahabat dengan teman SMP yang se-SMA juga dengan saya (Norma dan Destin), dan masih lumayan sering bertemu alias reunian dengan geng Wedding Peach (Saya, Ade, Noorma, Tifa), yeay, sudah belasan tahun persahabatan kami.
2. Ekstrakurikuler
Selain belajar, di SMA kami juga terdapat banyak kegiatan ekstrakurikuler. Saya bukan termasuk anak populer yang menjadi pengurus OSIS atau bagian dari pasukan TONTI (Pleton Inti). Tetapi saya sangat menyukai aktivitas lain selain akademis. Oleh karena itu saya mendaftar sebagai anggota Teater dan PMR.
Teater 10
Untuk menjadi bagian dari Teater 10, kami harus menjalani semacam ospek yang disebut BATRA. Isinya adalah aktivitas per pos yang tidak tahu malu, haha. Kenapa dibilang gitu? Karena kami disuruh akting dadakan, diminta ngamen di jalanan, dan sebagainya.
Di teater, saya belajar untuk semakin percaya diri, untuk menghandle acara karena belajar di belakang layar, baik sebagai pimpinan produksi, pe-make up, bagian promosi dan lainnya. Dari teater pulalah saya belajar public speaking, communication skill dan leadership.
Kami bahkan belajar cara mengeluarkan suara perut dengan baik, meditasi untuk konsentrasi dan banyak lagi. Dari teater juga saya ketemu teman-teman yang gokil, kakak angkatan yang berjiwa muda, ah menyenangkan pokoknya. Ternyata teater 10 sudah ada website nya lho. Silakan bagi yang penasaran ngapain aja sih anak teater itu? Bisa berkunjung ke sini
PMR
Mungkin PMR adalah awal ketertarikan saya di dunia kesehatan. Mempelajari tentang pertolongan pertama, pengobatan, dan berjaga di saat upacara/kegiatan sekolah, menjadi tanggung jawa kami. Meskipun saat itu kondisi badan saya yang kurus (cuma 38 kg), menjadikan saya nggak maksimal menjadi anggota PMR. Lha kelihatan nggak sehat e, nggak makmur, haha. Kalau di PMR, senior-seniornya lebih serius, karena kegiatan kami berhubungan dengan nyawa orang, hihi. Tapi asyik juga kok kegiatannya. Siapa sangka dari hal tersebut akhirnya saya minat masuk kuliah Farmasi.
Ada lagi kisah terkait ekstrakurikuler yang sangat saya ingat. Yaitu jadi suporter basket dan sepakbola, wkkkka. Mulai dari kelas 1 udah eksis nonton pertandingan olahraga kakak kelas. Ikutan yel-yel dan membuat gelombang suporter, seru banget. Sebenarnya saya cuma ikut-ikutan sahabat saya sih yang naksir anak basket yang ganteng-ganteng itu, ikutan nemenin mereka melihat gebetannya beraksi dengan kerennya. Sementara saya senang-senang saja kumpul melihat olahraga dan ramai-ramai ketemu teman di luar jam sekolah.
3. Lomba
Saya di SMA juga bukan termasuk anak paling pintar di kelas. Jadi nggak pernah tuh mewakili sekolah untuk olimpiade dan lomba cerdas cermat lainnya, hehe. Tapi saya pernah ikut lomba poster dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan menang! Yeay, lumayan dapat piala serta uang pembinaan. Udah itu aja lomba yang saya ikuti. Waktu itu juga belum ketahuan minat menulis saya. Sementara bakat lain seperti tari/menyanyi juga nggak ada:D
4. Cinta pertama dan patah hati.
Mau cerita yang no 4 ini ketar ketir, hehe. Merasakan kisah kasih di sekolah yang susah dilupakan memang membuat saya jadi terjebak nostalgia nih. Apalagi ada soundtrack lagu dizamannya. Wah kalau diingat-ingat bikin senyum-senyum sendiri sekaligus nangis. Toh si cinta pertama nggak jadi suami alias bukan cinta terakhir. Perpisahan semasa SMA membuat saya nggak pernah lagi ketemu si dia hingga tujuh tahun lebih. Siapa sangka ketika saya akan menikah malah bertemu lagi. Galau banget waktu itu, padahal pernikahan tinggal 3 bulan lagi, di depan mata. Sementara tiba-tiba dia hadir membuat saya ragu. Persis lagunya Kahitna yang “Tentang Diriku”, haha. Untung masih bisa waras dan menikah dengan yang seharusnya, yang terbaik yang telah menjadi jodoh saya sejak tertulis di Lauh Mahfudz.
Move on memang ga mudah, tapi pasti bisa dilakukan. Biarlah cinta pertama menjadi kenangan terindah dan pengalaman berharga.
Itulah beberapa nostalgia putih abu yang membuat masa SMA saya berwarna. Hingga beberapa tahun kemudian, saya dan sahabat saya masih sering datang ke sekolah untuk bertemu guru kesayangan. Seorang guru BK yang menjadi tempat curhat dan seorang guru seni rupa yang menjadi tempat menebak-nebak masa depan, hehe. Duh jadi pingin kesana lagi, terakhir udah lama banget soalnya nggak main ke SMA.
oh ya, jadi inget mars Delayota , “Jaya-jayalah, sekolah kita, SMU 8 Yogyakarta! “
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Nostalgia Putih-Abu
Aaakkkk… jadi pengen nostalgia juga niihhh..
Malem ini lembur bikin draft aah wkwkwkw
Dian, ternyata penerusku yaaaa, aku di 3 ipa 3 jugaaaa
Hehe sesama 3 ipa 3 ya..ayo ikutan GA nya mba
Wah…masih banyak menyimpan foto kenangan ketika SMA ya Mba.. Apik banget.. Kalo aku jarang foto2 bareng teman SMA.. Kalaupun ada hanya beberapa saja..
Iy zaman dulu masih foto cetak kan ya yg pakai roll..apa udh kamdig ya?lupa2 ingat malah
Wah. Masih disimpen tu foto2. Aku py banyak cerita SMU tapi foto2nya udah pada ilang. Sayang dulu nggak ada FB Haha!
Iy mba..aq jadiin satu album..byk foto2 lain benernya tp dlu pas kelas 2 blm pakai jilbab, masa peralihan gitu deh.hoho
Jadi kangen SMA lagi, hiks-hiks.. ?
Hehe..main ke SMA yuk..
ooh angkatan 2004 ya Mbak, saya masih SMP waktu itu wakakaka *umpetin uban*
hmm cinta masa sma sempat bikin galau yak, untung bisa move on.
Wkkkaa..ga percaya..pasti angkatan 90an y?:). Hehe maklum cinta anak muda di zamannya
Wah aktif berorganisasi ya, saat SMA? 😀
Ga mba..ekskul aja:)
Hm… menyenangkan sekali masa SMA nya.. 🙂 Keren banget ada teaternya.
terimakasih, Mba sudah ikut GA saya ^^