Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, Mungkinkah Tiada?

Facebooktwitterredditmail

Karhutla, sebuah kisah kelam Indonesia sejak zaman dahulu kala, hingga kini. Menjelang hari kemerdekaan Indonesia yang ke-78, permasalahan yang sama masih saja menjadi momok. Bagaimana tidak, bila prediksi lahan yang dapat terbakar semakin luas saja. 

Apakah yang saya tulis ini hanya omong kosong? Atau ada faktanya? Yuk, baca terus tulisan ini. 

Eco blogger squad

Jumat lalu tanggal 11 Agustus 2023, saya mengikuti online gathering bersama Eco Blogger Squad. Narasumber yang berasal dari Pantau Gambut sangat kredibel memaparkan data-data sehingga apa yang disampaikan berbasis bukti.

Karhutla, Mengapa Bisa Terjadi dan Apa Dampaknya?

Jadi, sebenarnya Karhutla itu terjadi karena apa sih? Jangan kaget ya, karena kebakaran yang selama ini susah dipadamkan berasal dari alih fungsi lahan gambut. Lahan gambut dibuka, dikeringkan, lalu terbakar. Akibatnya apa? Emisi karbon meningkat, terjadi kemarau kering dan panjang, terjadi anomali cuaca, dan karhulta. 

Untuk lebih memahami, silakan sahabat ismi lihat infografis di bawah ini.

Penyebab gambut terbakar

Padahal, lahan gambut berperan penting bagi kehidupan dan lingkungan. Setidaknya ada beberapa manfaat keberadaan lahan gambut yang bisa sahabat ismi baca di gambar.

Manfaat gambut

Jika lahan gambut berkurang, maka berkurang pula tempat tinggal untuk aneka flora dan fauna. Berkurang pula pelindung dari bencana banjir dan kemarau. Bahkan yang paling menyedihkan adalah berkurangnya sumber pangan dan pendapatan warga di sekitar gambut. 

Masyarakat sekitar yang tadinya tinggal menanam dan panen untuk makan sehari-hari, beralih menjadi buruh di kota agar bisa makan. Sedih, bukan?

Di atas saya sudah membahas mengenai karhutla terjadi karena apa. Nah, berikut ini gambaran yang bisa menjelaskan mengapa karhutla pada gambut susah dipadamkan.

Pic

Maka bisa dibayangkan kebakaran yang mengenai lebih dari 6000 galon bensin (1 galon setara dengan 15 liter) sehingga total 50 ribuan liter bensin terbakar. Tentu saja susah dipadamkan.

Kalau sahabat ismi masih ingat, ada beberapa peristiwa karhutla besar yang terjadi di Indonesia. Yang pertama adalah karhutla pada bulan Juli 1997- Februari 1998 di 24 provinsi. Luas hutan yang terbakar mencapai 11,7 juta hektar dan kerugian akibat kebakarannya saja hingga USD 1,62-2,7 M. Belum lagi kerugian akibat kabut asap dan emisi karbon.

Bahkan ratusan WNI di Papua meninggal karena transportasi untuk suplai makanan terhenti karena kabut asap, Lalu pesawat Garuda GA 152 jatuh di Sibolangit denga korban 234 jiwa.

Karhutla kedua yang parah terjadi pada tahun 2015 di 32 provinsi di Indonesia. Luas yang terbakar mencapai 2,6 juta hektar, dengan 33% berupa lahan gambut. Karhutla terbesar di provinsi Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Papua.

Karhutla 2015 berdampak kepada hampir 28 juta jiwa, yaitu 19 orang meninggal dan kurang lebih 500 ribu orang mengalami ISPA. Begitu pula dengan ribuan hektar habitat orangutan turut musnah. Mengerikan, bukan?

Mengenal Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG)

KHG adalah Kesatuan Hidrologis Gambut yaitu suatu ekosistem gambut yang letaknya diantara  2 sumber air, baik sungai laut, atau rawa. Lahan gambut bisa terbagi dalam batas-batas hidrologis yang terpisah oleh air. Penamaan KHG disesuaikan dengan nama sumber air yang mengapitnya.

Yang ada di atas KHG antara lain keanekaragaman hayati yang bersifat endemik (hanya bisa ditemukan di atas lahan gambut saja). Misalnya tumbuhan endemik gambut yaitu purun, jelutong dan ramin. Tanaman tadi dikenal dengan istilah palodikultur yaitu tanaman yang tumbuh di atas lahan gambut yang tidak butuh aktivitas drainase/ pengeringan. 

Untuk fauna khas lahan gambut antara lain bekantan, orang utan, langur, harimau sumatera, buaya sinyulong dan beruang madu. Selain itu juga ikan gabus, baung, dan ikan terkecil di dunia Paedocyspris progenetica. 

Selain itu, di sekitar lahan gambut juga ditemukan pemukiman masyarakat adat atau komunitas lokal yang memanfaatkan. 

Lalu apa tanda KHG ideal? Salah satunya adalah keberadaan keanekaragaman hayati di atas lahan gambut yang berfungsi untuk mengukur KHG tersebut masih sehat atau tidak.

Ada pula istilah restorasi. Apakah itu?

Lahan gambut yang terbakar/mengalami degradasi dalam 1 KHG harus diintervensi dengan cara restorasi. Restorasi gambut adalah upaya pemulihan ekosistem gambut agar kondisi hidrologis, struktur, dan fungsinya kembali pulih. 

Sebelumnya, apakah sahabat ismi tahu penyebab degradasi lahan gambut? Penyebab adalah aktivitas perkebunan yang tidak bertanggung jawab.

Cara yang digunakan untuk restorasi adalah metode pembasahan, penanaman kembali dan revisitalisasi ekonomi bagi masyarakat sekitar KHG. Bentuk degradasi lahan gambut bisa berupa amblesnya tanah dan lepasnya karbon dalam jumlah besar ke udara yang memperparah global warming. 

Semua wilayah yang terdegradasi harus direstorasi. Tidak hanya satu area yang direstorasi agar tidak terjadi kebocoran atau kebakaran di KHG tersebut. 

Sebagai informasi, karhutla bisa diprediksi. Oleh karena itu, Pantau Gambut melakukan prediksi untuk mempermudah pencegahan. Cara prediksinya secara garis besar dengan melihat histori kebakaran 5 tahun ke belakang, histori hilangnya tutupan hijau 5 tahun ke belakang, ada atau tidaknya aktivitas industri ekstraktif. Contoh industrinya perkebunan sawit, industri kehutanan seperti akasia untuk kertas dan bubur kertas.

Sejak Januari hingga Mei 2023, Pantau Gambut menemukan sudah lebih dari 5000 titik panas. Dugaan terjadinya karhutla pada 29 lokasi KHG selama periode tersebut. Kota Dumai dan Bengkalis menjadi kota/ kabupaten yang paling banyak menjadi sebaran karhutla. Selain itu, KHG Sungai Rokan-Sungai Siak Kecil juga menjadi KHG yang jumlah sebaran titik panasnya terbanyak di Indonesia.

Tapi sekarang ada beberapa provinsi seperti Aceh, Kalimantan yang karhutlanya tidak tergantung bulan. Bahkan untuk Riau, karhutla sudah terjadi 2x dalam setahun.

Berikut ini prediksi KHG yang rentan terbakar. Urutan pertama adalah KHG di provinsi Kalimantan Tengah dengan KHG sebesar > 4 juta hektar. Selanjutnya KHG di provinsi Papua Selatan dengan luas lahan yaitu hampir 2,5 juta hektar. Dikuti oleh KHG di Kalimantan Barat dengan luas KHG  > 2,7 juta hektar. 

Sementara itu, KHG dengan sebaran proporsi kerentanan karhutla terbesar dimiliki oleh KHG Sungai Ifuleki Bian- Sungai Dalik dengan kerentanan 97% (sangat rentan terbakar). KHG kedua yang rentan terbakar (96%) adalah KHG Sungai Kedupan- Sungai Layah di Kalimantan Timur. Kemudian diikuti oleh KHG Sungai Siriwo di Papua Tengah dengan tingkat kerentanan sebesar 94%. 

Dampak Karhutla Apa Saja?

Dampak karhutla

  1. Rusaknya Ekosistem Hutan

Dengan rusaknya ekosistem hutan mengakibatkan rantai makanan rusak. Karena ada hewan-hewan yang punah. Sementara satwa liar lainnya masuk ke perkampungan karena mencari makan. Mengapa bisa demikian? Karena tempat hidupnya sudah habis, makanan di alam habis. 

Ketika masuk ke desa, hewan-hewan liar tersebut memakan sapi, ayam warga. Akibatnya satwa-satwa liar tersebut dianggap hama dan dibunuh. Padahal ada yang satwa langka seperti harimau. 

Dampak karhutla berikutnya adalah rusaknya fungsi ekologis hutan gambut akibat dari adanya pengeringan dan pembakaran sehingga karakteristik hutan gambut yang alami jadi rusak. Selain itu, keanekaragaman hayati juga berkurang.

2. Kabut Asap

Kabut asap jelas merugikan kesehatan, seperti ISPA dan bisa mengakibatkan kanker. Kabut asap juga menghambat aktivitas perekonomian (toko-toko tutup). Sekolah bahkan diliburkan karena kabut asap. Akses transportasi udara baik penumpang maupun barang menjadi terhambat. Ngerinya bandara sampai ditutup. 

3. Ruang Hidup Warga Sekitar Hilang

Warga yang tadinya bertani, berladang menjadi tidak punya lahan untuk digarap. Akhirnya mereka terpaksa ke kota menjadi buruh sawit agar bisa makan. Padahal tadinya mereka tinggal mengambil bahan makanan hanya dengan berjalan kaki saja. 

4. Muncul Virus atau Penyakit Baru

Dengan adanya pemanasan global, es di artik mencari padahal di dalamnya ada virus-virus lama yang berpotensi keluar kembali. Seperti sekarang sudah mulai terasa saat kena flu kok enggak sembuh-sembuh. Tinggi muka air bertambah sehingga datataran pesisir jadi hilang. Pulau-pulau di sekitar menyusut. 

5. Kerugian Ekonomi Negara

Negara mengeluarkan banyak uang untuk menanggulangi karhutla. Untuk sekali water bombing  menggunakan helikopter saja butuh dana mencapai 250 juta rupiah. Apalagi berkali-kali. Belum lagi pemadaman melalui jalur darat. Selain itu ada pula biaya modifikasi cuaca yang cukup besar.

Kerugian negara akibat karhutla mencapai 41 Triliun. Sayangnya yang “membayar” semua itu justru negara, bukan perusahaan-perusahaan yang seharusnya bertanggung jawab.

Bagaimana Menanggulangi Karhutla?

Pertanyaan besarnya, bisakah karhutla dicegah? Kalau bisa, harus mulai dari mana? 

  1. Pencegahan

Pencegahan kebakaran hutan

Pengamatan titik rawan kebakaran lebih intensif baik melalui satelit maupun laporan dari badan terkait.

  1. Pemadaman

Ada empat cara yaitu bisa dilihat pada gambar:

Cata memadamkan kebakaran hutan

3. Pasca kabakaran

Penanganan karhutla

Semua kegiatan dan koordinasinya bisa menjadi dorongan untuk menjadi kebijakan yang benar-benar bisa melindungi kelestarian hutan gambut secara komprehensif. 

Tantangan Terkait Karhutla

Banyak sekali tantangan karhutla, antara lain kesadaran masyarakat. Oleh karena itu saya berharap dengan adanya tulisan ini, sahabat ismi makin banyak yang aware dengan karhutla.

Tantangan lainnya adalah komitmen tentang restorasi dan kebijakan terkait gambut belum berkelanjutan. Selain itu, izin perusahaan di atas lahan gambut harus dievaluasi. Apalagi kalau ada perusahaan yang melanggar aturan. Terkait pelanggaran ini, hukumannya perlu dievaluasi. 

Tantangan berikutnya belum ada peta gambut yang detail agar restorasi gambut bisa lebih tepat sasaran. Misal pembuatan sumur bor yang bisa saja tiba-tiba berada di area yang mudah terbakar. Atau sumur bor-nya ada tapi tidak ada sumber air.

Partisipasi masyarakat adat juga diperlukan untuk menyumbangkan pengetahuan mengenai pengelolaan gambut tradisional yang berkelanjutan. Ditambah lagi dengan pemantauan kelangsungan program restorasi gambut di lapangan. 

Kapan karhutla tiada?

Sebagai WNI, apa sih yang sahabat ismi bisa lakukan untuk berpartisipasi dalam menjaga hutan? Yuk, ikut serta menjaga hutan di Indonesia di TUFI ( Team Up For Impact ) https://teamupforimpact.org.

(Visited 255 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

56 thoughts on “Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, Mungkinkah Tiada?

  1. ainun Reply

    dampak dari kebakaran hutan dan lahan ini memang dahsyat banget ya, dari munculnya penyakit seperti infeksi saluran pernafasan, hilangnya ekosistem di dalam hutan, dan lahan kerja bagi warga sekitar juga ikutan musnah. Sangat disayangkan
    dan perlu kesadaran dari warga juga untuk jangan ikutan terpancing untuk membakar lahan hutan jika mendapat provokasi dari orang lain, dan memang seharusnya dilaporkan ke pihak berwajib
    intinya kita semua memang harus mempunyai kesadaran diri untuk sama sama menjaga lingkungan

  2. Diah Kusumastuti Reply

    Sedih ya kalo baca soal karhutla gini, apalagi di lahan gambut. Padahal butuh ribuan tahun buat membentuk gambut, tapi hanya sebentar aja rusak kalau udah kebakaran.
    Trus dampak karhutla juga ngeri banget..
    Tapi optimis itu harus selalu ada, ya.

  3. Nyi Penengah Reply

    PR besar buat Indonesia nih karena karhutla belum tertangani dengan baik
    semoga pemimpin indonesia ke depannya lebih mengurus bumi dan lingkungan. Kalau nggak diperbaiki dulu lingkungannya gimana dong wong kita menginjak bumi kan. Hiks sedih kalo denger ada musibah soal karhutla kak

  4. Nurul Fitri Fatkhani Reply

    Saya berharap sekali, negeri kita bisa terbebas dari karhutla. Karena karhutla ini berdampak di berbagai aspek kehidupan. Banyak yang dirugikan. Semoga ke depannya tidak ada lagi karhutla, ya, Mbak

  5. ainun Reply

    sedih kalau dampak dari Karhutla aja segitu banyak, bahkan menyebabkan Ispa juga.
    Kalau udah kabut dan membuat jarak pandang berkurang, aktivitas warga setempat banyak terganggunya
    Mau berangkat sekolah, belajar disekolah juga kurang nyaman, bahkan harus membiasakan diri untuk memakai masker

  6. Tukang Jalan Jajan Reply

    Semoga restorasi gambut beneran cepatttttt di seluruh Klimantan, asli deh… dalam 10 tahun terakhir ini, cuaca di Pontianak 2 tahun sekali pasti memburuk karena kebakaran hutan. Harus dibantu pemerintah juga supaya cepat kelar masalahnya

  7. Myra (Keke Naima) Reply

    Sejak dulu suka sedih kalau baca berita ttg karhutla. Apalagi imbasnya ke makhluk hidup juga gak main-main.

    Sekarang dengan ramainya pemberitaan kabut asap di Jakarta, tentunya mendorong untuk semakin peduli dengan bencana asap. Apapun bentuk permasalahannya. Mulai semakin peduli untuk mencintai lingkungan.

  8. Ruli retno Reply

    Karhutla ini memang Pr banget ya untuk seluruh warga terutama yg tinggalnya dekat lahan gambut. Penanganannya gak mudah dan mrmakan cost gede juga, uda gitu asapnya pun gak ada bagus2nya buat bumi kita

  9. Eni Martini Reply

    Memang lelah banget sih baca kebakaran hutan dan bayangin dampaknya. Secara aku yang pernah ngalami tinggal di setu babakan dan terjadi seminggu sekali pembakaran sampah besar yang memakan waktu padam 2 hari saja, rasanya sudah mau meledak sampai aku laporin

  10. Tanti Amelia Reply

    Karhutla ini masalah yang sangat sensitif ya.. ada yang bilang, memang hutan yang sengaja dibakar demi kepentingan para pengusaha. Kalau memang iya, alangkah sedihnya…

    well… kadang memang demi sesuatu, hal yang lain dikorbankan

  11. Katerina Reply

    Ya Allah sedih banget mbak pas baca data kerugian karhutla pada tahun-tahun yang disebutkan, sebesar itu ya 🙁

    Dampak yang sebenarnya bisa dicegah. Tapi ya selalu terjadi, karena mungkin masih ada ketidakkompakkan, atau pun kesadaran yang belum ada, dari pihak pihak tertentu.

    Semoga elemen pemerintah beserta jajarannya, dan masyarakat sebagai faktor pelaku dan juga pendukung terus berperan aktif dalam mengontrol kondisi alam.

  12. Grandys Reply

    aku liat area ilalang yang kebakaran aja udah panik bgt, apalagi levelnya kebakaran hutan kayak gini. Memang intensitasnya di Indonesia tuh cukup sering yaa, dan dampaknya tuh bisa kemana-mana termasuk korban jiwa serta kerugian materiil

  13. lendyagassi Reply

    Ketika hutan terbakar tuh kita gak hanya lagi ngomongin hilangnya pohon dari muka bumi, tapi juga seluruh habitatnya, kondisi ekologinya dan diversifikasi hasil hutan. Rasanya sedih sekali.
    Dengan bergerak berdaya bersama, semoga karhutla yang menjadi langganan masalah dari tahun ke tahun bisa diatasi dengan baik.

  14. Ophi Ziadah Reply

    penaggulangan karhutla yang paling efektif memang yang sifatnya preventif sih, karena klo udah terbakar event ga terlalu besar dan meluas tetap aja rusaknya ekosistem tumbuhan dan hewan yang ada di area tersebut sulit untuk digantikan mengingat kekhasan setiap spesies

  15. Okti Li Reply

    Tidak ada yang tidak mungkin ya. yuk bersama konsisten mencegah kebakaran, memadamkan api jika ada kebakaran dan mengelola kembali lahan yang terlanjur terbakar supaya bisa produktif lagi lagi…

  16. Suciarti Wahyuningtyas Reply

    Sedih ya kalau mendengar kabar hutan di Indonesia terbakar, entah itu sengaja atau tidak sengaja. Setidaknya sekarang ini lewat dari tulisan ini dan juga teman-teman lainnya bisa membantu untuk tetap menjaga hutan Indonesia agar tetap hijau ya mbak.

  17. Nia Haryanto Reply

    Manfaatnya banyak ternyata ya hutan gambut ini. Penting juga perannya ini. Apalagi di masa kayak sekarang. Polusi sangat kerasa banget. Jangankan di kota-kota besar, di kota kecil yang biasanya sejuk aja, polusi udah di tingkat yang gak menyehatkan. Semoga dengan banyaknya sosialisasi tentang pentingnya manfaat hutan gambut, orang-orang jadi tersadar dan bisa menjaga, merestorisasi. Supaya bumi kita lebih ramah dan nyaman untuk semua penghuninya.

  18. Lidya Reply

    Setiap tahun ya terjadi kebakaran hutan akibat lahan gambut dibuka, efeknya bisa kemana-mana asapnya. Kalau gak segera diatasi bisa berbahaya apalagi lahan gamut itu juga penting untuk kehidupan

  19. Jiah Al Jafara Reply

    Karena karhutla apalagi kebakaran gambut bisa diprediksi, baiknya memang kita ikut melakukan pencegahan ya. Kebakaran ini kalau berulang tuh bisa tahan lama karena karakter tanah gambut itu sendiri. Yuk sama-sama bergerak untuk ini

  20. Dian Reply

    Iya sedih ya, Indonesia masih belum merdeka dari karhutla
    Semoga masalah karhutla ini bisa segera diatasi

  21. Sri Widiyastuti Reply

    iya mbak, masalah kebakaran hutan gambut ini emang bikin resah yaa. karena asapnya menajdi kabut untuk negara tetangga. ini saya alami saat tinggal di Johor dan setiap tahun itu kita kebagian asapnya terus, sampai akhirnya beberapa hari anak anak diliburkan sekolah karena dampaknya berbahaya untuk sistem pernafasa, semoga saja bisa tertangani dengan baik y mbak dan kebakaran hutan gambut akan semakin sedikit malah tidak terjadi lagi

  22. lendyagassi Reply

    Permasalah yang berulang mengenai karhutla ini menjadi kajian dan fokus kita semua sebagai warga Indonesia yang merasakan dampak berkepanjangan dari terbakarnya lahan gambut. Apalagi di musim kemarau seperti saat ini.
    Semoga bersama TUFI kita semua bisa melakukan apa yang kita bisa untuk bergerak berdaya bersama selamatkan bumi.

  23. Leyla Hana Reply

    Karhutla ini gak ada selesainya ya. Miris dan kasihan dengan warga yang terdampak. Semoga pemerintah bisa lebih tegas dan masyarakat di sekitar hutan pun juga lebih sadar menjaga hutan dan mencegah kebakaran. Perlu terus diedukasi.

  24. Helena Reply

    Muncul penyakit baru sekarang ini menurutku ya memang ulah manusia yang tidak menjaga keseimbangan alam. Karhutla jadi PR bersama, supaya banyak yang aware dalam menjalankan usaha jangan sampai merusak hutan.

  25. Utie Adnu Reply

    Pengelolaan lahan gambut ini jadi kebijakan untuk melindungi dari karhutla ya mba.. semoga saja kesadaran ini terus ada biar tetep terjaga lahan gambut yang nyata banyak sekali manfaatnya

  26. Istiana Sutanti Reply

    Beneran sedih banget tiap kali liat karhutla. Tapi bingung juga apa yang harus dilakukan, karena gak bisa ke sana langsung juga dan bukan pembuatan kebijakan juga gitu.

    Sedihnya doubel karena gak bisa ngapa2in untuk karhutla yang sudah terjadi. Semoga restorasi nya terlaksana dengan baiikk

  27. lendyagassi Reply

    Zaman dulu belum kenal lahan gambut, aku mendukung sekali program pemerintah yang membuka lahan baru dan dialihfungsikan sesuai dengan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Namun makin ke sini, karena dinilai gagal, jadi semakin miris dengan lahan gambut yang gundul dan kering, sehingga mudah terbakar.
    Rasanya kajian lahan gambut ini kok kudu banget trial and eror dengan mengorbankan laha seluas itu.
    Sedihnyaa..

  28. Tetty Reply

    Aku kira kebakaran hutan itu udah ga ada lo, dan “cuma” jadi isu yang kecil, tp setelah baca, ternyata dampaknya gak main2 ya, apalagi skrg darurat asap jg, walau bukan dr kebakaran hutan, tp jd bayangin kalau dr kebakaran hutan pasti dampaknya lebih buruk lg buat kehidupan manusia

  29. Antung Apriana Reply

    Di musim kemarau begini kita memang harus selalu waspada ya mbak dengan kebakaran hutan ini. Saya jadi ingat kemarin pas pulang kerja mulai berkabut di kota saya. Duh semoga saja terjadi kabut asap kayak tahun 2015 dulu

  30. Istiana Sutanti Reply

    Semoga cara-cara yang dilakukan, termasuk restorasi bisa membuahkan hasil dan beneran konsisten dilakukan yaa. Supaya kita bisa memberikan udara dan tempat yang lebih bagus, lebih hijau, lebih bersih untuk generasi mendatang.

  31. siti hairul didy Reply

    harusnya karhutla bisa diminimalisir ya mak. mengingat beberapa kasus karhutla karena ulah manusia. edukasi ke masyarakat sekitar hutan jadi penting banget nih

  32. Erin Friyana Reply

    Berharap besar kebakaran hutan di Indonesia tidak terus terulang saat kemarau. Tentunya itu semua perlu campur tangan semua pihak dalam menjaga hutan. Seperti pemanfaatan lahan gambut yang tidak sekedar diolah tetapi tidak dijaga. Karena, lahan gambut memiliki peran dan fungsi besar dalam mencegah karhutla. Yo, Indonesia pasti bisa bebas karhutla.

  33. Rani R Tyas Reply

    Ya Allah gak kebayang gimana rasanya jadi penduduk yang tinggal di dekat hutan yang sedikit-sedikit sering terjadi kebakaran. Ngeri euy. Semoga aja ya di Indonesia karhutla tidak pernah terjadi lagi.

  34. Hanifa Setiatmadji Reply

    Separah itu ya Mak ternyata kondisinya. Semoga dari masyarakat, bersama pemerintah juga tentunya, bisa bareng2 menjaga dan melestarikan kembali yang pernah hilang

  35. Diah Kusumastuti Reply

    Dampak karhutla tuh luas banget ya, sangat merugikan banyak pihak. Dan sayangnya masih banyak pula pihak-pihak yang mengambil keuntungan pribadi di atas penderitaan banyak pihak lainnya. Hiks.
    Semoga kedepannya generasi muda mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan lingkungan kita.

  36. Laily Fitriani Reply

    Penanganan Karhula juga susah ya Mbak? pentingnya menjaga ekosistem hutan, karena kalau bukan kita, siapa lagi ya?

  37. Dian Restu Agustina Reply

    Butuh ribuan tahun untuk membentuk gambut, sesaat saja diperlukan waktu untuk merusaknya..duh. Dengan bersama bergerak berdaya maka karhutla di Indonesia bisa tiada. Semangat kita semua jaga hutan Indonesia!

  38. Laily Fitriani Reply

    Perlu komitmen bersama untuk menjaga kelestarian hutan agar masa depan bumi dan generasi kita terjaga dengan aman.

  39. Nyi Penengah Dewanti Reply

    karhutla ini nggak bisa dianggap sebelah mata
    yang peduli nggak semuanya melek nih, semoga kementrian bidang lingkungan hidup nih yang harus gencar melakukan promosi

  40. Friska Julia Reply

    Dulu saya punya kucing yang terkena ispa pas terjadi kahutla. Dibawa ke dokter hewan memang sembuh. Tapi, gimana hewan-hewan lain yang tak punya pemilik? Mungkin banyak mati di jalanan. Begitulah dampak kahutla yang tak pandang objek. Sudah banyak korban, tapi masih terus terjadi. Entahlah.

  41. Oemy Ikbar Reply

    Sedih banget kalau setiap musim kemarau tiba-tiba muncul berita tentang kebakaran hutan, bencana yang terus berulang padahal menyebabkan kerugian yang sangat banyak. Semoga dengan gotong royong semua elemen masyarakat bergerak masalah ini akan cepat terselesaikan.

  42. rizka amita Reply

    Kebakaran hutan ini memang meresahkan ya. Kebayang anak cucu kita nanti gimana. Semoga hutan tetap terjaga dan perlu ketegasan hukum bagi orang-orang yang melakukan tindakan berefek kebakaran hutan.

  43. Jihan Reply

    Sebenernya bakal mungkin2 ajaa ngga sih selama kita bisa bergerak bersama sama ya mba? dan massive. Apalagi Indonesia ini kan tipenya banyak yg FOMO jadi kalo udah jadi tren insyaAllah jadi bagus banget ini

  44. nurul Reply

    semoga semua pihak bs saling berkontribusi agaf karhutla tdk semakin menjadi2

    demi planet Bumi yg kian nyaman dihuni ya kannnn

  45. lendyagassi Reply

    Sebenernya dengan menggunakan teknologi, karhutla bisa diatasi dengan cukup baik. Semoga semakin ditingkatkan lagi, misal untuk deteksi awal karhutla, sehingga gak nunggu ada titik api dulu baru ada penanggulangan karhutla. Inginnya, sebelum karhutla, kita sudah bisa sama-sama waspada.

  46. Monica Rasmona Reply

    Sering banget mendengar tentang lahan gambut, tetapi baru sekarang mendapatkan gambaran lebih jelas tentangnya. Ternyata lahan gambut itu bisa sedalam empat meter dan menjadi habitat bagi banyak flora dan fauna.

  47. Dyah Kusuma Reply

    Dampak dari kebakaran hutan itu mengerikan banget, padahal sebetulnya perubahan fungsi lahan bisa dilakukan tanpa melakukan pembakaran lahan
    Semoga banyak pihak yang segera teradar untuk tidak melakukan pembakaran hutan

  48. Dian Reply

    Sedihnya
    Sepertinya setiap tahun, karhutla jadi bencana tahunan yang harus dihadapi Indonesia ya mbak
    Perlu komitmen bersama agar kita bisa segera terlepas dari karhutla

  49. Retno Reply

    Ternyata dampak Karhutla tidak hanya gangguan asap saja ya, sampai menyebabkan kecelakaan pesawat dan terhentinya pasokan makanan.

    Semoga saja Kerhutla ini bisa teratasi dan tidak terjadi lagi di hutan kita

  50. Kennia Reply

    Sulitnya mengatasi karhutla ya mba. Apalagi musim kemarau kali ini terasa lebih tinggi suhunya. Beneran proses tumbuhnya tuh perlu waktu puluhan tahu tapi hancurnya cuma sekejap. Miris

Leave a Reply

Your email address will not be published.