Jogja Surganya Kuliner Halal

Facebooktwitterredditmail

“Silakan dicicipi testernya, Mbak. Warna hijaunya dari bayam asli, yang orange juga dari wortel asli, enggak pakai pewarna.” Ucap seorang ibu berkerudung putih dan berbaju kuning.

“Oh iya Bu, saya cicipi. Kakak Najla dan Sara, nih cobain, enak enggak?” Saya membagi dua stick itu menjadi sama panjang dan memberikannya ke dua putri saya.

Mereka memakannya dengan lahap. Kriuk, kriuk bunyinya. Anak-anak mana sih yang enggak doyan makanan keripik dan kerupuk.

Saya bahkan ditawari untuk mencicipi keripik pangsit buatan ibu tersebut. 

“Ramah sekali”, batin saya.

Saya jadi tidak canggung untuk bertanya lebih jauh kepada ibu yang ternyata bernama Bu Sri Wahyuni.

“Pembuatan stick -nya di Kotagede ya, Bu?” Tanya saya setelah melihat alamat di kartu nama Bu Sri.

“Iya, saya dari Kotagede. Kalau Mbak tinggalnya dimana?”

“Saya di Palagan, Bu.”

“Wah, Palagan. Anak saya baru saja pindah ke Palagan. Itu di jalan mana yang tembus Jalan Magelang.”

“Oh, Gito-Gati, Bu?”

“Ah, iya,” jawab Bu Sri sumringah.

Setelah merasakan kerenyahan stick seledri, saya memesan dua varian yaitu stick wortel dan bayam. Total Hanya 20.000 rupiah saja sehingga per kemasannya dihargai 10.000 rupiah. Murah menurut saya.

Saya jadi tertarik untuk bertanya lebih lanjut mengenai proses mendapatkan logo MUI atau sertifikasi halal MUI.

“Boleh tanya, Bu?”

“Oh, silakan.”

“Mudah enggak proses mendapatkan logo MUI nya?”

“Prosesnya mudah, Mbak. Bayam ditambahkan pada adonan tepung, dan dibentuk stick, lalu digoreng,” jawab Bu Sri.

“Maaf Bu, maksud saya bukan proses membuat stick -nya, tapi mendapatkan logo halal MUI nya. Cepat dan mudah, kah?”

“Oh cepat, Mbak. Saya juga punya katering di Kotagede sehingga lebih mudah, karena sudah pernah dicek.”

“Berarti dibantu sama Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta juga atau gimana?”

“Ya kan daftar dulu, lalu orang MUI yang memeriksa datang. Setelah itu langsung dapat sertifikat halalnya. Cepat, Mbak,” jelas Bu Sri.

“Wah, Alhamdulillah kalau begitu.”

stick sayur

Saya melihat raut bahagia di wajahnya. Tampak sekali bahwa beliau senang memasak dan peduli terhadap kuliner yang sehat dan halal. 

Menyediakan camilan bergizi untuk anak-anak dan masyarakat Jogja pada umumnya adalah sebuah kontribusi yang luar biasa. Di usianya yang tak muda lagi, Bu Sri tetap berkarya dan memberi sumbangsih nyata bagi kesehatan bangsa.

Setelah mengobrol dengan Bu Sri, saya melanjutkan perjalanan berkeliling stand pameran di Jogja Halal EXPO JEC. Tidak hanya gudeg yang saya temui, tapi aneka masakan dan jajanan yang menggugah selera.

Surga Kuliner di Kota Istimewa

Jika surga dapat digambarkan di bumi, menurut saya Jogja menjadi salah satunya. Bukan hanya karena mata airnya yang mengalir dan pegunungannya yang indah, tapi juga karena lengkapnya kuliner Jogja mulai dari buah-buahan, daging, dan ikan. Seolah-olah kita sedang berada di surga.

Surga memang tidak dapat dibandingkan kemuliaannya, dan kita hanya dapat membayangkan sebatas akal saja. Bagi saya, kuliner Jogja adalah surga dunia. Mau makan apapun ada. Apalagi makanan halal, melimpah ruah.

Pada acara Jogja Halal EXPO JEC, saya melihat sendiri kelengkapan kuliner Jogja. Saya mulai dari camilannya ya.

Camilan Unik dan Halal

1. Kebab Mini dan Yangko

kebab mini

Camilan pertama yang saya beli di Jogja Halal EXPO JEC adalah kebab mini frozen. Maklum, kakek saya orang Arab, jadi sejak kecil saya akrab dengan makanan khas Arab, dan kebab salah satunya. Apalagi kebabnya mini, cocok untuk stok camilan anak-anak di rumah. Ada berbagai rasa pula. Mulai dari original, teriyaki, keju, lada hitam, barbeque, dan mix. Saya membeli yang rasa barbeque. Tak lupa Yangko khas Kotagede juga dibungkus, karena si bungsu Sara pingin banget makan yangko yang berwarna-warni.

yangko

Sekilas tentang Kotagede, saya jadi teringat sesuatu. Kotagede termasuk salah satu daerah di Yogyakarta yang kulinernya melegenda. Sebut saja camilan kipo (terbuat dari tepung beras yang berisi parutan gula jawa), legomoro (terbuat dari ketan, dibungkus dengan daun pisang dan diikat tali bambu), krasikan (terbuat dari beras ketan yang dicampur dengan gula jawa dan tepung ketan), wajik (campuram beras ketan dengan santan dan gula jawa), jadah manten (jadah bakar yang berasal dari ketan dengan isian daging ayam), dan lain-lain.

2. Kepiting Crispy Aneka Rasa dan Bakpia

kepiting crispy

Di stan Gudeg Rahayu, mata saya terpaku  pada camilan berbahan baku kepiting. Testernya saya cicipi terlebih dahulu, dan enak. Saya membawa pulang varian barbeque yang tidak pedas agar anak-anak dapat menikmatinya. Logo halal MUI juga terpasang di kemasannya lho.

Bakpia Pathok Rahayu juga sudah tersertifikasi halal. Bakpia terbuat dari campuran kacang hijau dan gula, lalu dibungkus tepung dan dipanggang. Bakpia Pathok merupakan camilan khas Jogja yang menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke Jogja. Selain Bakpia Pathuk Rahayu, ada juga stan  Bakpia Tugu Jogja yang mengusung menu bakpia kukus. 

3. Bolu Thiwul Gluten Free

bolu tiwul

Camilan bebas gluten memang sedang tren. Siapa sangka ada yang memadukannya dengan bahan baku tradisional Jogja yaitu tiwul. Ada yang belum tahu apa itu tiwul? Tiwul adalah makanan pokok pengganti beras yang terbuat dari singkong atau ketela pohon. Di Yogyakarta sendiri, daerah yang sering mengkonsumsi tiwul Adalah masyarakat di Gunung Kidul. Saya takjub ketika melihat bahwa tiwul bisa menjelma menjadi camilan kekinian. Rasanya bagaimana? Enak dong.

4. Getuk Goreng dan Sirup Jahe

Siapa yang tidak kenal dengan getuk goreng? Getuk sendiri terbuat dari singkong. Sedangkan getuk goreng ditambahkan gula jawa sehingga rasanya lebih manis.

sirup jahe

Bagaimana dengan jahe? Semua angkringan di Jogja pasti menyediakan wedang (minuman hangat) jahe. Tidak hanya jahe original, tap juga susu jahe dan kopi jahe. Jahe asli (rimpangnya) digeprek baru diseduh dengan air. Pedas jahenya terasa sekali di tenggorokan karena berasal dari jahe asli, bukan bubuk. Kuliner sirup jahe yang saya temui di salah satu stan Jogja Halal EXPO JEC menjadi alternatif bagi orang-orang yang kangen minum jahe tanpa harus ribet menggeprek jahe di rumah. Praktis dan sehat, karena memiliki banyak khasiat.

5. Pempek Frozen dan Olahan Ikan Lainnya

empek-empek

Saya tidak menyangkan akan menemukan stan empek-empek di acara Jogja Halal EXPO JEC. Jogja benar-benar surganya kuliner. Di Jogja, banyak pengusaha kuliner yang membuka tempat makan dengan menu daerah lain. Hasilnya tetap laris manis. Maklum, mahasiswa dan pendatang di Jogja berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Tentu saja pecinta empek-empek tak akan melewatkan makanan khas Palembang tersebut.

frozen seafood

Saya membeli dua buah lenjer dan sempat mencicipi tester empek-empeknya. Ikannya terasa, dan tidak amis. Selain empek-empek lenjer, stan Pempek Anda juga menyediakan  frozen food olahan ikan lainnya berupa tekwan, siomay, empek-empek bulat, hingga cilok.

6. Aneka Gorengan dan Bebakaran

gorengan

Ya, Jogja juga merupakan surganya gorengan dan bebakaran. Stan sosis bakar, bakso bakar dan bakso goreng, kentang goreng tusuk, serta mendowan tersebar di berbagai penjuru ruangan Jogja Halal EXPO JEC. Laris manis, karena orang dewasa dan anak-anak menyukainya.

7. Takoyaki, Okonomiyaki dan Makanan Jepang Lainnya

takoyaki

okonomiyaki

Takoyaki, okonomiyaki dan makanan Jepang lainnya mulai akrab di lidah warga Jogja, terutama di kalangan anak muda. Makanan yang berbahan dasar cumi dan kepiting ini digandrungi oleh muda-mudi Jogja, karena rasanya yang enak. Saya juga suka dengan kuliner ini. Bahkan di Jogja Halal EXPO JEC ada stan yang menjual gurita bakar, dan laris manis.

Bagaimana dengan makan besar atau makanan basah di stan-stan Jogja Halal EXPO JEC? Apakah semenarik camilannya?

1. Gudeg Rahayu

gudeg rahayu

Jogja memang populer dengan gudegnya. Gudeg terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Proses membuat gudeg tidak mudah, karena membutuhkan waktu berjam-jam. Mengapa warna gudeg bisa cokelat? Hal itu disebabkan penggunaan daun jati dalam proses memasaknya. Gudeg Rahayu yang sudah mempunyai logo halal MUI membuat saya semakin yakin saat menyantapnya.

2. Seblak Seafood

seblak

Saya tertegun ketika melihat seorang anak perempuan membolak balik kerang dan kepiting di dalam wajan. Tangannya lincah, raut mukanya gembira. Tidak ada perasaan malu atau takut sedikitpun berhadapan dengan kompor. 

Rupanya ia sedang memasak seblak. Seblak yang merupakan makanan khas Jawa Barat memang mudah ditemui di Jogja. Di setiap sudut Jogja, ada saja orang yang menjual seblak. Cita rasaya yang gurih dan pedas cocok di lidah para pendatang di Jogja.

3. Bubur Manado 

bubur manado

Tidak hanya makanan khas Jawa Barat saja yang dapat saya temui di Jogja Halal EXPO JEC, tapi juga masakan Manado. Tinutuan alias bubur Manado yang lezat juga ada di sana. Jagung dan bayam menjadi isian dari bubur ini. Sehat dan bergizi. 

4. Jengkol dan Kerang Pedas

balado kerang

Pecinta jengkol akan dimanjakan dengan hidangan jengkol pedas yang dari penampakannya sudah menggugah selera. Kerang hijau balado dan kerang darah balado berada di sebelahnya, menambah rasa penasaran saya. Sayang saya tidak terlalu suka pedas. Ditambah tidak berani menyantapnya, karena lambung saya tidak kuat pedas. Saya hanya dapat memandangnya dari dekat dan mengabadikannya lewat lensa kamera.

5. Bakso dan Mie Ayam Ndeso

bakso
Bakso komplitnya keburu dimakan, lupa difoto:(

Kuliner bakso dan mie ayam tampaknya menjadi salah satu stan yang laris. Rasa bakso dan mie ayam memang cocok di lidah sebagian besar masyarakat Indonesia. Segenggam mie kuning, beberapa butir bakso, bakso goreng, pangsit, dan sawi ditata sedemikian rupa dalam mangkuk bermotif ayam jago. Kuah bening disiram ke atasnya. Asap mengepul disertai aroma gurih. Hanya dengan membayar 15.000 rupiah, saya dapat menikmati bakso ndeso Pak Heri.

6. Bebek Madura dan Ayam Geprek

bebek madura

Bebek dan ayam geprek juga menjadi idola warga Jogja. Menu ini semakin nikmat jika disantap dengan sambal. Gurihnya bebek dan pedasnya ayam geprek sambal hitam membuat para penggemar kuliner meneteskan air liurnya kala menyantap makanan ini.

7. Mi Goreng Jawa Tembi

mie goreng Jawa Tembi

Ini dia primadona di acara Jogja Halal EXPO JEC. Makanan di stan ini cepat sekali habisnya. Mereka menyediakan bakmi rebus jawa, bakmi goreng jawa, nasi goreng dan hidangan tradisional jawa lainnya. Saya memesan bakmi gorengnya. 

Mi bihun berwarna cokelat dihidangkan di hadapan saya. Taburan bawang goreng memberikan aroma khas ketika saya menyantap mi tersebut. Ayam suwir yang empuk, irisan timun, acar, taburan kubis dan seledri menambah lezat rasa Mi Goreng Jawa Tembi. Anak bungsu saya, Sara, lahap memakannya. Rupanya ia sedang bosan makan nasi dan lebih memilih mi. Mulut Sara terbuka lebar setiap kali saya menyuapkan bakmi goreng tersebut. 

“Sara doyan ya?” tanya saya.

“Iya. Enak, Bunda,” jawab Sara.

Perburuan kuliner hari itu usai sudah. Saya benar-benar menikmati surga kuliner Jogja di Jogja Halal EXPO JEC. Jika teman-teman tertarik, langsung saja datang ke JEC lantai satu. Acara yang dirancang oleh PLUT-KUMKM DI Yogyakarta ini terselenggara sampai tanggal 24 Februari 2019.

jogja halal expo

jogja halal expo jec

Semoga surga kuliner Jogja yang enak, halal dan bergizi semakin bersinar dan turut berkontribusi dalam menyediakan makanan yang sehat bagi siapapun yang datang ke Jogja.

(Visited 391 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

3 thoughts on “Jogja Surganya Kuliner Halal

  1. Arni Reply

    Jogja itu salah satu kota yang langsung bikin jatuh cinta pada pandangan pertama
    Keramahan penduduknya
    Keindahan alamnya
    Dan yang pasti kelezatan kulinernya. Murah meriah dan nikmat

    Baca ini, jadi pengen beli semua produk2 itu deh. Kami sekeluarga pecinta kripik2an soalnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.