Indonesia Menatap Dunia, campaign terbaru dari Dompet Dhuafa. Terik sinar mentari di Bogor membuat dahaga. Tapi siang itu, aku harus mengajar di kampus. Ada mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang amat penting bagi para mahasiswa baru. Kali ini, aku membawakan pertemuan kedua tentang Sistem Saraf Pusat.
Sebelum mulai pembelajaran, dua kelompok melakukan presentasi video tentang bagian-bagian sel. Adapula perkenalan empat orang mahasiswa sembari menyebutkan organ apa yang paling penting menurut mereka.
Salah satu mahasiswi menyebutkan organ mata. Alasannya, karena saat kecil dulu, ia pernah mengalami sakit mata yang parah. Hingga akhirnya bisa sembuh dan melanjutkan sekolah sampai kuliah. Aku melihat ke arah wajahnya, ia mengenakan kacamata.
Mahasiswa lainnya menyebutkan organ paru-paru, ginjal, dan jantung. Semua pilihan organ punya latar belakang masing-masing. Rata-rata karena mahasiswa punya keterkaitan dengan organ yang mereka pilih.
Aku setuju bahwa salah satu indera penting dalam kehidupan adalah mata. Ada penyakit-penyakit mata termasuk kelainan refraksi mata yang biasanya terjadi diusia 6-12 tahun. Kelainan refraksi mata dapat mengganggu pembelajaran.
Apa Sih Kelainan Refraksi Mata Itu?
Menurut alodokter, refraksi mata merupakan istilah tentang proses masuknya cahaya ke dalam mata hingga ditangkap oleh retina. Ketika cahaya masuk ke mata, kornea dan lensa mata akan menyesuaikan pantulan cahaya agar tepat terfokus di retina. Jika refraksi mata bekerja dengan benar, maka penglihatan akan jelas, tidak buram.
Kelainan refraksi mata terjadi saat cahaya jatuh di belakang atau di depan. Hal ini membuat bayangan benda terlihat buram atau tidak tajam. Penyebabnya bisa karena panjang bola mata terlalu panjang atau bahkan terlalu pendek, perubahan bentuk kornea, dan penuaan lensa mata.
Berdasarkan data dari WHO, sebesar 253 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan, yaitu 36 juta mengalami kebutaan dan 217 juta mengalami gangguan penglihatan sedang hingga berat. Angka ini menggambarkan tingginya kelainan refraksi mata.
Kalau sahabat ismi masih bingung, contoh kelainan refraksi mata berikut ini rasanya lebih familiar, yaitu rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), silinder (astigmatisme), mata tua (presbiopi) dan anisometropia (benda/objek terlihat berbayang).
Sekarang mulai jelas ya, kelainan refraksi mata memang ada di sekitar kita. Aku sendiri juga mengalaminya. Didiagnosa mengalami rabun jauh saat SMA, sehingga harus pakai kacamata. Sekarang 20 tahun kemudian, mata saya masih minus dan ada silinder juga.
Campaign Indonesia Menatap Dunia, Bantu Anak-anak dan Lansia Melihat Lebih Baik
Di masa kini, kelainan refraksi mata seringkali dialami oleh anak usia 6-12 tahun. Entah karena tingginya penggunaan smartphone atau televisi, atau karena hal lain. Mungkin juga karena deteksi dini sudah banyak dilakukan oleh orangtua yang menduga anaknya mengalami kelainan refraksi mata.
Sayangnya, tidak semua orangtua punya kepekaan untuk men- screening mata anaknya. Ada pula anak-anak berkemampuan khusus yang tidak bisa mengungkapkan kejanggalan atau ketidaknyamanan pada matanya. Jadi hanya orang sekitar yang bisa melihat atau mendeteksi.
Oleh karena itu, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan PERDAMI dan Yayasan Layak untuk melakukan deteksi dini kelainan refraksi mata dalam bentuk campaign Indonesia Menatap Dunia.
Berbagai lembaga menjadi target atau Sasaran campaign. Terutama lembaga yang memiliki keterbatasan terhadap dan akses pelayanan kesehatan seperti SLB, panti asuhan dan panti jompo. Lokasi pertama yang penyelenggaraan screening kelainan refraksi mata diadakan di SLBN 3 Jakarta. Akan ada 30-50 anak yang dicek apakah mengalami kelainan mata atau tidak.
Aku melihat sendiri bagaimana dokter-dokter spesialis mata memeriksa mata anak-anak SLB dengan telaten. Alat yang digunakan juga lengkap. Ada alat tes ketajaman mata berupa poster huruf dan angka. Kalau tidak salah, juga ada pemeriksaan retinoskopi dan pinhole test.
Acara kick off campaign – Indonesia Menatap Dunia diawali dengan sambutan dari DR. dr. Trilaksana Nugroho, SpM (K), M.Kes, FISCM Wakil Ketua III PP Perdami, Bapak Rahmad Riyadi, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, dan Dr. Eva Susanti, S.Kp.,M.Kes, Direktur P2PTM Kemenkes RI
Setelah itu acara dilanjutkan dengan Talkshow Indonesia Menatap Dunia Menatap Masa Depan, Meraih Cita-Cita. Narasumber yang dihadirkan diantaranya ada Prof.Dr.dr.Nila Moeloek, SpM (K), DR. dr. Trilaksana Nugroho, SpM (K), M.Kes, FISCM Wakil Ketua III PP Perdami, Etika Setiawanti, Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa, dan dr. Yeni Purnamasari, MKM, General Manager Program Kesehatan Dompet Dhuafa.
Menurut Dr. Ira dari Kemenkes untuk mengurangi kejadian kelainan refraksi mata, dapat dilakukan pengendalian faktor risiko, deteksi dini dan lain sebagainya. Segala upaya promotif dan preventif dilakukan. Selain itu juga ada usaha rehabilitatif atau pengobatan seperti operasi katarak atau glaukoma untuk lansia, atau anak-anak yang perlu pengobatan.
Menurut dr. Yeni, dari pemeriksaan yang dilakukan hari Minggu tanggal 1 Oktober 2023, terdeteksi hampir 20 anak membutuhkan kacamata. Untuk kelainan mata yang tidak dapat dibantu melalui penggunaan kacamata, akan dirujuk ke RSCM. Selain itu, kelak akan ada program pemberantasan gangguan kesehatan mata pada lansia sehingga tidak hanya menyasar anak-anak saja.
dr. Heni dari Dompet Dhuafa menyampaikan bahwa sejak tahun 2001, DD sudah mempunyai program kesehatan dan Prof.Dr.dr.Nila Moeloek, SpM (K) merupakan dokter spesialis mata pertama yang ikut peduli dengan kaum dhuafa. Dokter Heni juga berharap melalui campaign Indonesia Menatap Dunia, akan ada aktivitas screening dan operasi katarak di berbagai wilayah. Sekarang campaign ini masih diselenggarakan di sekitar Jakarta dulu, dan semoga bisa berlanjut ke-12 provinsi di Indonesia.
Sahabat ismi kenal dengan Prof.Dr.dr.Nila Moeloek, SpM (K) kan? Yup, beliau merupakan mantan Menteri Kesehatan periode Jokowi. Aku sampai pangling lho. Meskipun sudah tidak menjabat sebagai Menkes, tapi beliau masih aktif di berbagai kegiatan. Salah satunya sebagai pembina Perdami.
Dalam Talkshow Indonesia Menatap Dunia, Prof.Dr.dr.Nila Moeloek, SpM (K) menyampaikan bahwa 83% anak usia sekolah bisa pandai dari penglihatan. Kalau mereka tidak jelas saat melihat papan tulis, otomatis pemahaman materi yang diterima akan menurun. Dengan kata lain, kalau ada anak nilainya jelek/ tidak paham, jangan-jangan bukan karena bodoh tapi karena matanya mengalami raun jauh atau kelainan refraksi mata lainnya.
Bahkan dalam Al Quran, surat yang pertama kali turun adalah Al Alaq yaitu Iqro atau bacalah. Tidak hanya membaca tapi juga berpikir. Semua dimulai dari mata. Organ mata amat penting bagi kehidupan manusia.
Sebagai penutup, aku berharap campaign Indonesia Menatap Dunia bisa terselenggara dengan rutin sehingga semakin banyak anak Indonesia yang bisa terdeteksi dini jika mengalami kelainan refraksi mata. Lebih bagus lagi karena program ini diikuti tindak lanjut yaitu sampai mereka mendapatkan kacamata sesuai kebutuhan. Keren ya Dompet Dhuafa, Perdami dan Yayasan Layak.
Yuk, dukung campaign-campaign di Dompet Dhuafa dengan bantu share tulisan ini ya.
Acaranya bagus sekali mba.. penting banget sekarang ditambah zaman serba digital ini gak lepas dari masalah kesehatan mata yaa..
Wah keren banget nih acaranya. Andai di setiap tempat ada acara seperti ini ya kak
baca tulisan ini langsung keingat, aku harus periksa mata, karena kacamata yang ada udah gak bisa ngeliat jelas kalo malam, apalagi kalo ada cahaya,, bluuurr semua 🙁
Kelainan mata pada anak sekarang udah mulai banyak , ya benar penggunaan smartphone dan screening time yang ga dibatasi menjadi salah satu faktornya
Jadi memang sebagai org tua harus lebih aware kalo ada kelainan mata, segera periksa biar bisa ditangani secepatnya
Bagus banget Dompet dhuafa memiliki kepedulian akan refraksi mata ya. Setuju banget kemampuan penglihatan itu vital. Semoga lebih banyak yang terbantu akan program DD ini
Apakah acara ini ada di setiap kota? Kalau ada, boleh minta jadwalnya? Nanti saya inform ke saudara yang memerlukan
Acara atau kegiatan seperti ini memang penting dan perlu disosialisasikan lebih giat lagi
keren banget acaranya kak, saat ini memang pemeriksaan mata pada anak harus sejak dini dilakukan. Pemakaian smartphone juga sangat tinggi soalnya di kalangan anak2
Ini program yang bagus banget sih Kak. Kebanyakan orang memang baru tahu adanya kelainan refraksi mata saat gangguannya sudah lumayan terasa. Padahal jika diketahui sejak awal terutama pada anak-anak, mungkin penanganannya bisa lebih baik dan lebih tepat.
sekarang lihat anak kecil udah pakai kaca mata, pas aku tanya karena emang kegiatan mereka nggak lepas dari gadget.
aku yang pake kacamata pun pengennya bisa gak pake karena emang ganggu kegiatan. edukasi kesehatan mata emang penting sejak dini ya.
Acaranya bagus banget ini mbak, program Dompet Dhuafa ini jarang ada ya, umumnya hanya pemeriksaan kesehatan secara umum, tapi ini pemeriksaan mata. Mata memag jendela dunia, banyak hal yang dapat dipelajari melalui penglihatan
Setelah membaca teks ini, saya langsung teringat bahwa saya perlu memeriksa mata saya. Kacamata yang saya miliki tidak lagi dapat melihat dengan jelas pada malam hari, terutama jika ada cahaya, semuanya menjadi buram.
kelainan mata pada anak-anak (dan usia dewasa saat ini) itu lebih banyak disebabkan oleh kebiasaan kita yang terlalu melihat gadget dan terpapar radiasi layar gadget-nya.. jadi miris bgt sebenarnya.. edukasi seperti ini penting bgt
Programnya bagus banget ini. Jadi pengingat buat aku juga biar nggak over kasih waktu ke anak main gadget.
bisa menatap dunia dengan jernih tuh impianku banget karena minusku termasuk tinggi huhuhu. semoga anakku gak ikutan kena dan bisa punya mata yang sehat.
Dompet Dhuafa programnya semakin banyak dan menambah manfaat. Semoga semakin maju di masa depan.
Kemampuan melihat itu sangat vital, apalagi bagi anak yang masih sekolah. Kalau mereka sudah ada gangguan penglihatan bisa menghambat proses pembelajaran. Acara ini bagus banget, semoga bisa dikembangkan dan ditiru organisasi lainnya
waaah keren acaranya! Ini acaranya dilaksanakan di berbagai kota kaah?
Anugerah terindah yang diberikan Tuhan ya mata ini. Jangan sampai disia siakan. Apalagi saat anak² kadang suka keblasan main hp sambil tiduran, baca buku di tempat gelap. Hal itu berpotensi mata jadi rusak
Kalau melihat jaman now, sepertinya anak-anak udah banyak yang pakai kacamata ya mungkin pengaruh gadget yang lama pakainya.
Campaign yang sangat bagus sekali. Karena aku dan suami juga menggunakan kacamata sehingga baru tau kalau ada hal yang bisa dilakukan agar anak tidak refraksi mata.
Dengan membantu anak-anak untuk dapat melihat dunia dengan lebih baik, semoga juga membantu segala aktivitas yang sedang dijalani.