Saya belum menulis semua pengalaman traveling di Malaysia, termasuk review hotel. Sebelumnya, saya sudah terlebih dahulu mengunggah video Youtube mengenai Hulo Hotel, dan ternyata view nya cukup tinggi. Sampai saat ini sudah ada 238 view video Hulo Hotel.
Oleh karena itu, saya juga ingin menuliskannya di blog sehingga orang-orang yang lebih menyukai browsing lewat Google dibanding Youtube akan menemukan ulasan saya.
Sebelum memilih hotel, saya juga browsing terlebih dahulu. Sempat nyasar ke sebuah blog dimana sang traveler menginap di Ceria Hotel di daerah Bukit Bintang. Meskipun ulasannya mendapat nilai 3,9 di google, tapi Ceria merupakan hotel bintang dua. Sedangkan Pak Suami meminta agar minimal hotel yang dipesan adalah bintang tiga. Apalagi ada ibu mertua, kakak ipar, dan anak-anak yang turut serta. Kenyamanan serta fasilitas hotel tentu menjadi pertimbangan tersendiri.
Kenapa enggak mencari hotel bintang lima sekalian? Mahal bo. Kami mem- booking dua kamar selama empat hari sehingga harus menyiasati budget.
Setelah mencari-cari via internet, saya menemukan The Hulo Hotel and Gallery dengan budget 200 ribuan sudah plus sarapan. Harga yang mencengangkan bukan? Hotel lain banyak yang 200 ribuan, tapi tanpa sarapan. Setelah berdiskusi dengan suami, kami memutuskan mencari hotel yang sudah dengan sarapan karena belum tentu mudah dalam mencari sarapan di luar hotel.
The Hulo Hotel and Gallery sendiri mendapat rating 3,7 di google, dan rating 3 di TripAdvisor. Kalau kamu baca-baca review traveler di dua aplikasi review tadi, mungkin agak terkejut karena ada yang nyaris memberikan 0 bintang.
Suami saya sempat was-was sih khawatir kalau kami akan mengalami pengalaman yang enggak mengenakkan juga jika memilih Hotel Hulo. Bismillah, pengalaman setiap orang kan berbeda-beda, waktu itu saya berharap agar kami dapat menginap di Hotel Hulo dengan nyaman.
Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba juga. Kami datang ke Hulo Hotel dari Kapar, rumah saudara yang sebelumnya memang kami datangi. Dua hari pertama di Malaysia, kami menginap di Kapar karena kondangan.
Setelah itu kami bertolak ke Kuala Lumpur dengan menaiki Grab pesanan saudara. Waktu tempuh nya lumayan juga sih, sekitar 2-3 jam. Saya kurang tahu apakah ada kereta api dari Kapar ke KL.
Sesampainya di Hulo Hotel, suami menyiapkan segala administrasi. Waktu menunjukkan pukul 12 siang sehingga kamu belum dapat masuk. Akhirnya kami memutuskan untuk menitipkan koper, lalu membawa tas kecil untuk menuju tempat wisata pertama yaitu ke Twin Tower atau dikenal dengan nama Menara Kembar. Setelah dari sana, kami menuju Masjid Jamek dan berkeliling hingga ke Dataran Merdeka, Istana Sultan Abdul Samad dan KL Galery.
Setelah itu, kami pulang dari KL Galery menggunakan grab ke Hulo Hotel. Harganya masih sama yaitu sekitar 10-12RM. Harga yang murah untuk 4 orang dewasa dan 2 anak-anak. Kami beristirahat di hotel karena malamnya mau makan di luar.
Review Kamar di Hulo Hotel
Lorong menuju kamar bernuansa hitam dengan lukisan-lukisan indah di kanan dan kiri lorong. Kesannya elegan kalau menurut saya. Kamarnya tidak terlalu besar, dan berkesan sama. Elegan meskipun kecil.
Kasurnya tidak diletakkan di bed, melainkan langsung ke lantai tapi lebih tinggi gitu. Letak kasur yang seperti itu membuat kami tidak khawatir anak-anak jatuh dari kasur, tetapi jadinya lumayan dingin. Agak takut bakal masuk angin juga sih.
Kamar mandinya bersih, ammenitiesnya lengkap. Hanya saja, shower di kamar kami air hangatnya tidak berfungsi dengan baik. Suami langsung melapor ke bagian resepsionis dan mereka mengatakan akan mengirimkan petugas ke sana.
Untungnya, shower air hangat di kamar mertua berfungsi sehingga anak-anak mandinya mengungsi ke sana. Bbrrr, saya dan suami deh yang kedinginan.
Sudah seharusnya saya waspada dengan hal ini karena banyak review negatif mengenai Hulo Hotel. Agak enggak nyangka juga sih masalahnya di air hangat.
Petugas sempat datang untuk memeriksa, tapi hasilnya nihil. Sampai kami pulang tetap air hangat tidak bisa jalan. Saya pikir kamar kami akan ditukar atau bagaimana, tapi hal itu juga tidak mereka lakukan =( Beneran harus sabar deh.
Di kamar juga terdapat televisi (yang tidak berfungsi, hanya channel tertentu saja yang bisa), teko beserta teh, cokelat dan kopi sachet, serta air mineral.
Sarapan Hulo Hotel, Bagaimana Rasanya?
Pilihan menunya lumayan. Mulai dari menu nasi dan lauk, hingga ada pilihan roti yang dibakar sendiri. Seingat saya, selain nasi putih juga ada nasi goreng atau nasi biryani gitu yang bentuknya lebih panjang. Tapi memang lauknya enggak setiap saat cocok di lidah. Pernah ada kacang merah yang dimasak untuk lauk. Untungnya ada penyelamat telur rebus dan sosis goreng:D
Kalau anak-anak sih aman selama ada roti bakar selai blueberry dan sereal. Saya juga pemakan segala. Untuk minum ada teh, kopi, dan jus serta air mineral.
Apa yang Unik dari Hulo Hotel?
Tentu saja galerinya. Jadi di pojok lobi hotel terdapat galeri yang berisi action figure dan beberapa kerajinan lainnya. Action figure tersebut dijual lho. Selain itu juga ada customised 3D photo to light box yang sumpah cute banget.
Nah, selain itu, di bagian depan lobi berisi berbagai karya seni. Sewaktu saya menginap, karya seni yang sedang dipajang adalah lukisan dan patung. Kabarnya, karya seni bisa berganti-ganti sehingga enggak heran bila Hulo Hotel kerap menjadi tempat pertemuan terkait seni. Karya seni juga terpasang di seluruh hotel. Mulai dari dinding lorong dan kamar, sampai di toilet umumnya. Penuh dengan keindahan seni.
Kalau ada yang mau ditanyakan tentang hotel ini langsung tulis di komentar ya:)
