Yang Indah Yang Berjarak
Berdesir Masih terasa. Menjengkelkan. Tawa dan airmata, tipis batasnya. Bila bersamamu.
Berdesir Masih terasa. Menjengkelkan. Tawa dan airmata, tipis batasnya. Bila bersamamu.
Terngiang basa-basi mesra. Diantara kepulan asap nikotin. Dan lembaran gambar berangka. Kau menyebut nama istrimu.
Aksara demi aksara menyapaku. Seperti serpihan kristal yang tertiup angin. Menabur senyum di sudut bibir. Sekaligus memintal tanya di rongga hati.
Binar kutangkap kala mata kita beradu Pelaminan adalah saksinya Kau dan aku menjadi kita
Malam ini aku tak akan menanyakan kapan kau akan pulang Cukup gerimis yang membawa resah dan penyesalanku Semoga sampai di meja kerjamu, menyapa, menembus ego