
Pernah nggak teman-teman mendengar cerita tentang merasa dibohongi oleh asuransi? Atau susahnya klaim asuransi? Saya sih sering mendengarnya, baik dari sosial media, maupun dari mulut ke mulut. Alkisah seorang teman mendaftarkan anaknya ke salah satu produk asuransi pendidikan. Dengan menabung selama 10 tahun, ditambah dengan perlindungan untuk yang membayar premi asuransi (dalam kisah ini adalah sang suami atau ayah dari anak tersebut). Suatu hari, sang ayah meninggal dunia karena kecelakaan. Hati siapa yang tak sedih dan berduka? Terlebih anak masih kecil. Mendengar hal tersebut, agen asuransi tempat sang ayah menabung pun datang, dan menyatakan bahwa seluruh uang asuransi pendidikan akan dibayarkan oleh pihak asuransi karena penanggung asuransi telah meninggal dunia. Ditambah lagi adanya santunan asuransi tertanggung yaitu sang ayah, sebesar 70 juta rupiah. Sang ibu tentu saja tidak menyangka bahwa asuransi yang tadinya dipandang olehnya sebelah mata ternyata justru hal sebaliknya yang dialaminya. Santunan 70 juta rupiah tersebut beliau gunakan untuk modal membuka warung kelontong, harapannya roda perekonomian paska ditinggal suami, dapat tetap berjalan. Meski sang anak dapat sekolah hingga selesai dengan uang asuransi tadi, tapi tentu saja keluarga tersebut masih membutuhkan biaya untuk makan sehari-hari.
Cerita di atas hanya satu dari sekian kisah nyata berjasanya asuransi bagi seseorang. Sebenarnya, banyak orang yang penasaran dan ingin mempunyai asuransi, tetapi mereka bingung mau bertanya kemana, dan takut bila dikejar-kejar agen asuransi.
Ada lagi cerita tentang generasi sandwich. Terus terang saya baru dengar nih soal ini, yaitu generasi yang diapit oleh dua kepentingan. Orangtua menginginkan kelak ketika mereka sudah renta, anak-anak membalas jasanya dengan memberi uang setiap bulannya, ya seperti uang pensiunlah. Sementara anak-anak sendiri ketika belum mempunyai pekerjaan, membutuhkan biaya hidup dari kita. Jadi seolah diapit dua kebutuhan, menyekolahkan anak, ditambah dengan membiayai hidup orangtua. Nah, asuransi ternyata bisa menjadi solusi lho. Dengan memiliki dana pension sendiri, maka ke depannya kita tidak akan menyusahkan anak kita.
Tapi, jenis asuransi seperti apa yang sesuai dengan ilustrasi di atas? Tentu saja kita bingung, kan? Begitu banyak produk asuransi yang pernah saya dengar. Mulai dari asuransi jiwa, asuransi perjalanan, asuransi unit link, asuransi syariah, asuransi pendidikan, asuransi murni, dan sebagainya. Bedanya apa? Saya butuh yang mana? Syaratnya apa? Dan sederet pertanyaan lainnya yang hanya bisa kita batin saja, karena malu dan bingung mau bertanya kemana.
Hingga suatu hari, saya berkenalan dengan brightadvisor.co.id sebuah media tempat bertanya seputar asuransi jiwa, kesehatan, pendidikan, investasi, dan perencanaan keuangan. Website ini membantu kita dalam merencanakan keuangan dan menyesuaikan produk apa yang sebaiknya kita pilih sesuai dengan kebutuhan kita.
Pada website brightadvisor, ada beberapa kategori yaitu pertanyaan soal kesehatan, investasi, pendidikan dan proteksi. Kita tinggal memilih topik mana yang ingin kita ketahui. Ada juga menu agen, yang menampilkan agen-agen asuransi terbaik di brightadvisor. Saat membuka home/beranda, ada pilihan pertanyaan popular dan pertanyaan terbaru. Siapa tahu pertanyaan kita sudah pernah diatanyakan oleh orang lain, ākan?
Saya sendiri sudah membaca-baca isi brightadvisor ini lho, dan ternyata jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di sini tidak melulu mengarah ke produk asuransi tertentu, tapi justru sebaliknya, memberi sudut pandang yang luas kepada penanya. Saya ambil beberapa contoh pertanyaan dan jawaban oleh pihak brightadvisor-nya.


Kiat Mempersiapkan Dana Pensiun untuk Stay At Home Mom, Working Mom dan Single Working Mom
Dikutip dari website Bright Advisor,
Pertanyaan:
Bagaimana menyusun dana pensiun untuk beberapa kondisi perempuan. Untuk Stay At Home Mom, Working Mom dan Single Working Mom.
Tolong dijelaskan kiat dan langkah2 aplikatifnya untuk masing2 kondisi ibu2 tadi ya Bright Life.
Selain itu, tolong juga dipaparkan dos and don’t ketika mempersiapkan dana pensiun utk masing2 kondisi tadi. Terima kasih banyak, dan sangat ditunggu jawaban2nya š
Jawaban:
Sebagai seorang perempuan,lajang atau menikah (baik ibu rumah tangga atau bekerja) mempersiapkan dana pensiun sebaiknya dilakukan sejak dini agar dana yang terkumpul saat pensiun menjadi lebih maksimal. Ada beberapa pilihan bagi perempuan untuk menyiapkan dana pensiun. Tentunya semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
1.Menabung
Menyimpan uang di bankĀ bisa menjadi pilihan paling sederhana dan mudah untuk dana pensiun,baik dalam bentuk tabungan atau deposito. Hal ini sebaiknya dilakukan oleh perempuan yang masa pensiunnya sudah dekat, misalnya tinggal satu atau dua tahun lagi.
2.Emas
Emas banyak menjadi favorit para wanita namun sebaiknya simpanan dalam bentuk emas ini hanya sebagian kecil dari sejumlah dana pensiun yang ditargetkan, serta tidak untuk persiapan seluruhnya.
3.Reksadana
Reksadana mempunyai beberapa tipe, yaitu Reksadana Saham, Pendapatan Tetap, Campuran, dan Pasar Uang. Sebaiknya sesuaikan dengan tipe risiko masing-masing personal dan jangka waktu persiapannya. Jika pensiunnya masih lama sekali, boleh dengan reksadana saham. Jika tinggal setahun atau dua tahun lagi, sebaiknya reksadana pasar uang saja. Reksadana dapat digunakan sebagai persiapan pensiun baik bagi perempuan lajang, berkeluarga, berpenghasilan ganda.
4.Membeli tanah atau rumah
Properti yang Anda tinggali, tanah atau rumah bisa digunakan untuk memberikan hasil tetap pada saat pensiun. Namun karena dibutuhkan dana yang cukup besar untuk membelinya, tidak semua orang dapat melakukan cara ini.
5.Ikut BPJS Pensiun
Pada umumnya nilai nominal dari BPJS Pensiun kurang cukup untuk mempersiapkan dana yang benar-benar dibutuhkan ketika pensiun. Anda akan memerlukan tambahan persiapan secara mandiri atau melalui DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) atau DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja).
Ibu yang juga bekerja, dengan suami yang memilliki DPLK atau DPPK, kemungkinan memilliki persiapan dana pensiun yang jumlahnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pensiun minimal.
Tips nya :
1.Pelajari dengan baik
Pilih yang cocok dan mendekati ideal, tentu kondisinya dikembalikan kepada masing-masing pribadi. Karena setiap investasi juga memiliki plus minus yang berbeda satu sama lain.Namun perempuan biasanya mudah terbawa pendapat orang lain dan menerima penawaran yang ada, terlebih bila bentuknya barang yang bisa dilihat seperti emas atau properti. Yang penting, selalu kenali dulu secara mendalam jenis investasi yang akan dilakukan/dicoba. Baik dari aturan, return dan risikonya. Karena risiko terbesar ketika investasi ini sebenarnya berasal dari diri sendiri.
2.Minimal 10 Persen
Nah, berapa idealnya yang harus disisihkan? semakin pendek waktu persiapan kita, maka porsi persiapan pensiun pun akan menjadi lebih besar. Minimal 10% dari penghasilan untuk investasi dan mendisiplinkan melakukannya. Selain itu, jika suatu saat mendapatkan tambahan pendapatan yang lain, sebagian juga dimasukkan ke dalam investasi, serta kurangi pengeluaran belanja barang dan hutang konsumtif.
3.Lengkapi Program Dana Pensiun dengan Asuransi
Asuransi dapat menjadi proteksi terhadap kestabilan finansial di masa tua. Sebaiknya cermat memilih perusahaan asuransi yang sudah terbukti kredibilitasnya,agar mendapatkan proteksi terhadap kestabilan finansial di masa depan yang sesuai dengan ekspektasi.
Nah, selamat mempersiapkan pensiun
Gimana sangat solutif kan jawaban di atas?
Bright Advisor dapat membantu anda membuat full comprehensive financial plan.Ā Teman-teman dapat memperoleh perhitungan lebih rinci dan berapa investasi yang diperlukan untuk mencapai berbagai tujuan finansial.
Saya langsung nyobain kalkulatornya, dengan mengisi data di tabel di bawah ini:

Hasilnya langsung ketahuan deh pengeluaran per bulan kita berapa, kemudian ada rekapitulasi dan chart summary.Ā Mau saya tampilkan di sini tapi malu euy, ternyata pengeluaran saya besar pasak daripada tiang, sudah sama menabung dan iuran premi asuransi pendidikan anak sih, jadi sudah semuanya. TerlihatĀ di chart summary, kalau pengeluaran rutin saya itu banyak! Mulai dari SPP TK anak, bayar ART, premi asuransi pendidikan, belanja bulanan rumah tangga, dan sebagainya. Padahal itu belum saving buat liburan, kyaa..
Dengan adanya bright calculator, saya jadi lebih aware soal keseimbangan pemasukan dan pengeluaran bulanan saya. Mana pos-pos yang bisa ditekan, mana pos yang jumlahnya sudah tidak bisa diturunkan lagi. Kalau perlu, penghasilan bulanan lah yang harus nambah, hoho.
Anyway, main ke stand brighadvisor kemarin jadi nambah pengetahuan dan pandangan soal financial planning dan asuransi. Selain stand Sunlife, acara Karnaval Insurance Day 2016 di Alun-alun Selatan kemarin juga dimeriahkan oleh banyak booth asuransi lainnya mulai dari Bumi Putera, prudential hingga Jasa Raharja. Nih saya tunjukkan foto kemeriahannya.

Selain booth asuransi, ada stage alias panggungnya juga di setiap sudut alun-alun. Panggung diisi dengan tarian tradisional dan live music. Eh ada juga si Pooh lho ikut memeriahkan karnaval.

Acara Insurance Festival 2016 dibuka oleh ketua umum DAI dan ketua dekom OJK pada tanggal 13 November kemarin. Gubernur DIY juga memberikan sambutan dan memberikan penghargaan. Penutupan acara diakhiri oleh show dari Endank Soekamti, seru ya! Insurance Festival 2016 ini memang diadakan untuk mengedukasi masyarakat agar melek perencanaan keuangan, dan diharapkan masyarakat tidak tabu dan malu membicarakan financial planning mereka ke ahlinya.


Makasih sharingnya…tadi sekilas bacanya kirain merknya tabung gas bright gas ?
Hihi bukan tabung gas Mbak
Aku pernah ikut asuransi unit link tapi sudah tak tutup hehe
Belum kepikiran bikin lagi
Ikut BPJS kah?
wah makasih mba ismy bermanfaat banget ini
Sama2 Mas
Aku sampai skrg blm bikin asuransi selain dapat dr kantor suami, trauma dg apa yg terjadi sama org2 rumah
kena tipu…
enggak tahu sih entar bakalan bikin apa enggak, hehe
ngomongin soal brighadvisor, aku juga suka buka buka loh, Mbak
Lho,kenapa sama orang rumah?
Buatku asuransi sih penting bgt mbak, apalagi kalo tipe orgnya boros dan susah nabung kayak aku :D. Kasian anak2 ntr kalo ortunya kenapa2. Makanya asuransi yg skr aku pakai lbh ke asuransi jiwa dulu, jd memang dibesarin di uang pertanggungan utk ahli waris kalo ada kenapa2 ama aku dan suami.. At least anak2 ga telantar..
Benar mba..jadi mau nggak mau kepotong langsung ya