Ubud mengingatkan saya pada Bantul, kampung halaman suami. Di sana masih banyak sawah. Sama kayak Ubud. Kalau menginap di Bantul, saya masih bisa mendengar suara cicit burung liar, suara kerik jangkrik.
Suami sempat memperlihatkan pada saya dua penginapan sebelum berangkat ke Bali. Yang satu dekat kota. Yang satu agak jauh dari kota tetapi lebih asri. Akhirnya kami memilih penginapan kedua, karena lebih dekat ke objek wisata yang akan kami singgahi di hari kedua.
Sewaktu sampai di Bali, ternyata letak penginapan tersebut benar-benar jauh dari pusat kota Ubud. Kalau naik mobil bisa 1,5 jam lebih:(. Tapi apa daya, tiket resort sudah dipesan.
Lokasi
Alam Sembuwuk Resort berlokasi di Jl. Raya Pejeng Kawan No.45, Pejeng Kaja, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552. Nah, objek wisata di daerah Tampaksiring memang lebih dekat dari sini dibanding pusat kota Ubud. Kalau enggak salah jaraknya hanya 15-20 menit ke Pura Tirta Empul, Pura Gunung Kawi, Istana Kepresidenan Tampaksiring, dan Museum Soekarno. Jadi kalau teman-teman ingin mengeksplor Gianyar dan sekitarnya, Alam Sembuwuk Resort adalah pilihan penginapan yang tepat.
Suasana Resort
Saat pertama kali datang, plang Alam Sembuwuk Resort nyaris enggak kelihatan. Jalan menuju lobinya juga tersembunyi. Sayang parkir kendaraan di sini memang tidak lebar. Karena kami diantar oleh rental mobil, jadi enggak terlalu bermasalah. Untuk memarkir motor sewaan sih masih bisa. Saya kurang tahu apakah mobil pribadi dapat diparkir di area resort, atau hanya bisa di depan resort.
Atmosfer resortnya jelas menenangkan. Kebetulan kamar kami di lantai dua. Jadi untuk mencapai kamar, kami harus melewati beberapa arena. Dekorasi di dalam resort terkesan natural. Banyak menggunakan kayu-kayuan. Gerbangnya menggunakan anyaman bambu. Pintu kamar juga bernuansa alam.
Teman-teman bisa menemukan banyak tanaman sungguhan. Bahkan di samping kolam renang ada sawah lho. Saya saja kaget bisa melihat sawah di sebelah resort. Saya jadi membayangkan di Bantul juga ada resort di tengah sawah. Soalnya rumah kakak ipar saya di Bantul itu memang kanan kirinya sawah.
Mengintip Kamar Alam Sembuwuk Resort
Bagaimana dengan kamarnya? Luas banget! Suami memesan double bed yang ternyata cukup lebar. Nuansa perkayuan masih mendominasi sehingga terasa kembali ke alam. Pantas saja dinamakan resort, bukan hotel.
Peralatan dan fasilitas kamar juga lengkap. Ada televisi, lemari, AC, kulkas, complementary drink. Jika ingin menggunakan hair dryer bisa pinjam. Kasurnya empuk, channel televisinya juga lengkap. Saya menonton tv kabel dan banyak film bagusnya.
Kamar mandinya bagaimana? Kamar mandinya luas. Ada shower dan closetnya. Lengkap dengan wasfatel, water heater, dan toiletries.
Kamar yang kami sewa juga ada balkonnya. Lengkap dengan meja kursi dan tempat menjemur handuk. Saya sih puas banget sama kamarnya.
Sarapan Hening di Alam Sembuwuk Resort
Suasana restonya terbuka. Samping kirinya kolam renang, sedangkan samping kanan berupa sawah. Ada meja segi empat dengan dua sampai enam kursi. Ada pula meja panjang yang menghadap ke sawah. Nuansa kayu dan alam terasa kental di resto ini.
Hari pertama sarapan di Alam Sembuwuk adalah setelah kami naik Gunung Batur. Mepet batas akhir sarapan yaitu jam 10 pagi. Untung masih sempat. Tidak seperti hotel lain yang sarapannya berupa buffee atau prasmanan, Alam Sembuwuk Resort justru menyediakan pilihan sarapan yang akan diantarkan ke meja makan para tamu.
Ada tiga pilihan sarapan di sini yaitu menu western, menu Indonesia, dan masakan Bali. Hari pertama saya dan suami memilih masakan Bali yaitu Bubuy Bali.
Bubuy Bali
Bubuy itu ya bubur.. lucu deh, bubur pakai kuah kacang, tapi ternyata rasanya enak juga? Kalau di Jawa, bumbu kacang ya buat lotek, atau gado-gado, sama sekali nggak pernah dipadukan dengan bubur. Menu ini adalah salah satu pilihan menu sarapan di Alam Sembuwuk Resort, Ubud. Kasih nilai 4,5 dari 5 bintang.
Hari kedua, saya memilih American Breakfast. Sedangkan suami memilih masakan Nusantara.
American Breakfast
Selain menu Bubuy Bali, Alam Sembuwuk Resort juga menyediakan pilihan sarapan gaya barat. Isinya kayak di piring. Porsinya sih pas di saya, tapi buat cowok, atau untuk wisatawan asing tampaknya kurang ya. Sarapan ini masih ditambah minuman teh/kopi (with/without milk) dan buah (potong/jus). Gimana menurut teman-teman porsinya? Kalau rasa sih enak semuanya.
Soalnya ada pengunjung bule yang sempat nyeletuk kalau porsinya sedikit sekali. Menurut saya sih untuk mereka memang kurang, karena buat saya pas porsinya. Badan saya kecil, jadi wajar makan dikit kenyang. Sedangkan mereka? Tinggi besar gitu. Wajar bila butuh lebih banyak energi.
Indonesia Breakfast
Kali ini menu sarapan ala Indonesia, nasi goreng. Telurnya bebas mau di ceplok, dadar, atau omelete. Porsinya memang kecil sih. Hihi. Suami saya menghabiskan menu ini dengan cepat. Tak hanya nasi, Indonesia Breakfast seperti pilihan sarapan lainnya, dilengkapi dengan buah-buahan yang bebas dipilih, baik buahnya, sekaligus bentuknya berupa jus atau buah potong. Untuk minum juga bisa memilih teh, atau kopi. Dengan atau tanpa susu. Di meja makan juga disediakan air putih.
Sarapan ditemani keheningan sawah dan segarnya air di kolam renang samping restoran. Jelas menambah nafsu makan. Tak terasa makanan sudah habis. Saya dan suami berbincang santai sambil menyeruput kopi hangat yang kami pesan. Benar-benar refreshing dari hiruk pikuk menyuapi anak ketika sarapan, hehe.
Segarnya Kolam Renang Alam Sembuwuk
Seperti sudah saya sampaikan, kolam renang berada di samping resto. Tepatnya di lantai 1. Ukurannya sih standar. Hanya ada satu kolam dewasa di sini. Saya sempat menyelupkan tangan ke air kolam. Airnya jernih dan dingin.
Di pinggir kolam renang tersedia tempat duduk untuk berjemur. Saya melihat bule-bule memejamkan mata sembari berjemur. Mereka menggosongkan kulitnya sebelum berenang.
Sewaktu sarapan, beberapa tamu resort berenang. Sayang, di hari terakhir menginap, kami buru-buru mengejar itenerary selanjutnya. Karena hari itu juga kami harus bergegas ke bandara.
Harga Kamar
Rating resort ini di Traveloka adalah 8,8. Saat kami ke Bali, harga kamar kurang lebih 450 ribu rupiah. Harga yang sepadan dengan segala fasilitas dan kedamaian yang didapat.
Menikmati Harmoni Alam di Ubud
Alam Sembuwuk Resort adalah potret sempurna dari keheningan Ubud. Ubud yang sarat budaya. Ubud yang penuh seni dan tradisi. Berpadu dengan panorama alamnya yang masih alami. Tiga hari dua malam menginap di Alam Sembuwuk Resort merupakan pengalaman tak terlupakan. Kami bukan hanya tidur nyenyak di kasurnya yang empuk. Tapi juga serasa hidup di desa. Yang sunyi, asri, dan menentramkan.
Iyaa..porsi sarapannya sedikit ya, Mbak hihihi..
Suasananya alami sekali. Sampai ada yang menghadap ke arah pesawahan ya…
Pengunjungnya banyak, kan, Mbak? Jadi gak sepi kan?
Lihat penampakan luarnya agak gimanaaa …, gitu. Apalagi kalau sepi hihihi
iya buat cewek sih pas, tapi buat cowok, hehe
kalo kayak gini tempatnya kayaknya gak madalah deh kalo jaraknya jauh. tempatnya asri begini terus nyaman.
Hihi lumayan sih Mbak karena kami sewa motor selama di sana. ALhasil sempat ketinggalan pertunjukan tari Kecak yang ada di kota Ubud, karena saat itu hujan dan ternyata perjalanan makan waktu sejam lebih lewati gunung arungi lembah. Jadi saya mikir apa lain kali nginep di kotanya Ubud aja
Ruangannya klasik, tapi bersih mba. Pasti sejuk tempatnya, karna hutannya rindang bgt.
Klw sy nginep disitu pasti bangunnya siang trs.. Karna nyamannya. Hehehe
Haha aku juga tadinya pingin bangun siang terus, tapi itenerarynya suami padat bener:D
Penginapan di Bali itu kebanyakan asri dan meng-alam ya. Betah. Biasanya juga di dalamnya perabotannya kayu-kayuan yang catnya alami. Hiasannya juga alami, biasanya tanaman di pot. Apalagi ada kolamnya yang whuuuu suejuk. Duh, aku pengen nyebur
Hahaha
Haha benar, penginapannya khas. Ada ukiran Bali. Ornamen Bali, dan tetap natural
Kemarin ikut suami ke Bali dan kebetulan kami gak menginap di area perkotaan.
Jadi pas aku tanya ((beliau ada proyek di Ubud)), “Perjalanan berapa lama, Bi?”
Katanya sampai 1.5 jam.
Waah…kirain macet, ternyata katanya engga.
Memang Ubud jauh.
Jadi yang kebayang, pasti tempatnya asri, jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang hectic.
Haha iya ternyata Ubud jauh dari kota. Jauh dari Denpasarnya. Tapi memang worthed sih
Wah catatan jalan2 mbak dian selalu menggiurkan. Kalau ke Bali, aku juga inginnya ke Ubud. Huhu… Semoga suatu saat nanti ada kesempatan
Memang sengaja supaya pada pingin jalan2, hehe. Aamiin ya Rinda sayang
ubud bali memang pilihan tepat untuk berlibur apalagi suami istri yg ingin bulan madu kesekian hahaha
dari foto fotonya terasa banget tenang dan adem ya
saya pernah nginap di ubud, tapi di tengah sawah dan kolam
berasa kembali ke desa…dan menenangkan banget
Haha iya lebih tenang dibanding daerah lain di Bali
aku selalu suka dengan alam ubud dan juga suasanyanya. ditambah dengan budaya dan dua festival, kuliner dan buku. mantap deh. pengen kesini tiap tahun jadinya
Hihi mantpa ya berasa surga kalau itu. Alam indah, makanan enak, plus ada kesukaan yaitu buku
Aduh hotelnya syahdu banget ya huat nginep. Tapi kayaknya nggak cocok buat tipe2 backpackeran kayak aku. Hihi.
wkkka, kenapa nggak cocok Mbak?