Dulu, saya sering mengalami kesemutan, kebas di telapak tangan dan telapak kaki. Tepatnya sebelum menikah, sampai nggak terhitung seberapa kerap gejala tadi menghampiri. Ibu saya bahkan menyuruh untuk memeriksakan kadar kolesterol, atau asam urat, tapi saya tahu bahwa gejala ketika kolesterol atau asam urat tinggi berbeda dengan yang saya alami. Pada akhirnya, ketika saya mengecek, nilai kolesterol dan asam urat saya normal.
Ketika kaki saya ditekuk terlalu lama, mengetik di laptop terlalu lama, atau saat saya harus berdiri dalam jangka waktu lama (tanpa berpindah tempat), rasa kebas itu datang. Bayangkan, seolah memakai kaos kaki tebal sehingga saya bahkan tidak dapat merasakan kaki saya. Begitu juga dengan tangan saya, mendadak kesemutan bila sudah lama mengetik. Awalnya, saya tak terlalu peduli, tapi semakin ke sini kok semakin mengganggu aktivitas harian saya.
Apalagi sewaktu saya bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta yang mobilitasnya tinggi. Jangankan olahraga, makan siang pun sering telat. Salah seorang teman juga merasakan gejala yang sama. Dia kerap memakai high heels saat beraktivitas. Dia pernah merasakan sensasi terbakar di kakinya. Ketika mencari tahu soal gejala yang saya dan teman saya alami, muncullah istilah neuropati. Neuropati ini memang nggak sepopuler penyakit lain. Neuropati merupakan istilah yang digunakan untuk kondisi yang terkait dengan gangguan fungsi saraf.
Kisah lain dialami oleh seorang penderita diabetes, ibu dari teman saya. Bolak-balik ke rumah sakit karena kakinya mulai kebas dan terlalu sensitif terhadap sentuhan. Fakta mengatakan bahwa , sebanyak 50% pasien kerusakan saraf tepi mengidap diabetes. Salah satu alasan penderita diabetes lebih berisiko mengalami kerusakan saraf adalah karena diabetes sering dikaitkan dengan kadar gula darah yang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan saraf.
Untuk menentukan apakah teman-teman mengalami neuropati atau tidak, tentu harus berkonsultasi ke dokter. Dokter akan memutuskan diagnosanya, dan perawatan apa atau obat dan vitamin apa yang akan diberikan.
Kita lihat yuk apa gejala neuropati:
1. Nyeri yang menusuk
2. Lebih sensitif terhadap sentuhan
3. Lebih sensitif terhadap nyeri
4. Sensasi tertusuk-tusuk
5. Sensasi terbakar
6. Kesemutan
Selain gejala di atas, ternyata ada juga lho gejala yang samar dan tidak kita sadari. Apa saja ya?
1. Berkurangnya sensitivitas terhadap rasa sakit
2. Kebas
3. Menurunnya respon sentuhan terhadap benda panas atau dingin
4. Kelemahan otot
Wah, ternyata cukup mengganggu ya gejala neuropati itu. Nah, neuropati ini ternyata dapat dilawan lho.
Setidaknya ada 7 cara untuk #LawanNeuropati:
1. Menyeimbangkan antara olahraga dan bekerja
#LawanNeuropati dengan menghindari pekerjaan dengan gerakan berulang dalam posisi yang tidak nyaman, misalnya saja mencuci, menyeterika, melukis, menulis, mengetik, naik motor. Beristirahat selama beberapa menit untuk berdiri serta meregangkan kaki dan lengan teman-teman.
Selain peregangan di tempat kerja atau ketika sedang beraktivitas, mulailah berolahraga. Para spesialis kedokteran olahraga dan spesialis saraf, telah bekerjasama dalam menciptakan olahraga khusus untuk #LawanNeuropati, yaitu NEUROMOVE.
2. Mengurangi penggunaan high heels atau aktivitas lain yang membuat organ saraf sebagai tumpuan tubuh.
Ketika saraf harus menumpu beban tubuh yang terlalu berat, maka lama-lama saraf dapat mengalami kerusakan. Gunakanlah sepatu yang nyaman, yang ukurannya sesuai, tidak kesempitan. Saya pernah lho memakai sepatu yang sempit, dan ujung-ujungnya kaki tak hanya jadi lecet, tapi juga nyeri dan kesemutan.
3. Berhenti merokok dan menjauhi alkohol
Ya, merokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya neuropati. Merokok dapat membuat arteri teman-teman menyempit dan mengeras serta mengurangi aliran darah ke kaki. Perokok juga memiliki risiko kerusakan saraf yang tinggi. Mengonsumsi alkohol jelas berdampak buruk bagi kesehatan, termasuk kesehatan saraf. Penyalahgunaan alkohol juga menjadi penyebab seseorang kekurangan gizi dan kekurangan vitamin B12, B1 dan B6.
4. Makan dengan gizi seimbang
Kebiasaan tertentu seperti diet vegetarian, dan malnutrisi dapat menyebabkan kekurangan vitamin neurotropik (vitamin saraf) yang berperan aktif dalam menjaga dan melindungi saraf. Oleh karena itu, seorang vegan sebaiknya memeriksakan kadar vitamin B- nya secara berkala.
Makan dengan gizi seimbang artinya nggak kebanyakan karbohidrat, tetapi proporsional dengan protein. Protein yang baik untuk kesehatan saraf berasal dari makanan laut, daging tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan makanan dari kedelai. Selain itu, lengkapi pula dengan sayur dan buah. Batasi konsumsi gula dan konsumsilah makanan yang rendah lemak. Dengan membatasi konsumsi karbohidrat, gula dan makanan manis, maka kita akan terhindar dari diabetes yang mencetuskan neuropati.
5. Istirahat yang cukup
Hidup yang rentan stres membuat banyak orang menjadi mudah lelah. Kadang stres juga menjadi penyebab insomnia. Bagaimanapun juga, tidur yang cukup membantu menjaga kesehatan saraf. Ayo #LawanNeuropati dengan cukup tidur minimal 6 jam/hari ya.
6. Mengurangi berat badan
Cara #LawanNeuropati yang keenam adalah dengan menurunkan berat badan secara tidak langsung akan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko diabetes. Beban pada kakipun berkurang, sehingga kerusakan saraf juga menurun risikonya.
7. Minum vitamin neurotropik
Vitamin ini disebut sebagai “Neurotropik”, karena sangat penting untuk kesehatan sistem saraf. Vitamin neurotropik terdiri dari thiamine (B1), pyridoxine (B6) dan cobalamin (B12) yang memiliki fungsi berbeda-beda, antara lain memelihara, memberi makan dan meregenerasi sistem saraf yang bekerja keras 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Vitamin ini sudah dikenal dalam pengobatan gejala neuropati dan direkomendasikan oleh dokter di seluruh dunia selama lebih dari 50 tahun. Kombinasi vitamin B Neurotropik ternyata efektif dalam mengurangi gejala neuropati.
Vitamin neurotropik yang saya percaya dan diminum oleh keluarga saya untuk #LawanNeuropati adalah Neurobion.
Kenapa saya dan keluarga memilih Neurobion untuk #LawanNeuropati?
- Terpercaya dan direkomendasikan oleh dokter
- Diproduksi oleh Merck (Perusahaan Farmasi Jerman yang terpercaya)
- Dosisnya tepat dan aman untuk dikonsumsi harian
- Mudah ditemukan di apotek dan toko obat
- Praktis untuk dibawa kemana saja.
- Bersertifikat halal dari LPOM MUI
Sekilas tentang Neurobion.
Neurobion merupakan vitamin neurotropik yang mengandung vitamin B1, B6 dan B12. Ada dua jenis Neurobion, yaitu yang berwarna putih dan merah (Neurobion Forte).
Apa beda kedua Neurobion tersebut?
Dari dua jenis Neurobion di atas, untuk harian saya mengonsumsi Neurobion putih, tetapi di saat gejala menjadi lebih berat, saya mengonsumsi Neurobion Forte. Sebagai seorang apoteker, saya membaca dengan seksama aturan pemakaian, dosis dan lama penggunaan Neurobion yang saya minum.
7 Cara #LawanNeuropati di atas dapat dipraktekkan sejak sekarang. Bila teman-teman sudah merasakan gejala neuropati, segeralah memeriksakan diri ke dokter agar mengetahui penyebabnya sehingga dapat ditangani dengan tepat.
Referensi:
http://sarafsehat.com/
http://sarafsehat.com/lawanneuropati/
salah satu vitamin pertolongan kalau tangan berasa kebas.
Benar Mas