Senjata Iblis

Facebooktwitterredditmail

Tak ada lagi yang tersisa, tanah telah kering, air telah keruh. Tanah air kami pucat pasi. Ras kami terancam punah.

Laki-laki kami mogok kerja, memilih beradu otot dengan siapa saja yang lewat didepannya. Tak peduli lebam dan luka menganga bikin tewas sesudahnya.

Sekolah koma, anak-anak bertengkar membabi buta.

Puskesmas tutup kapan hari, mana sudi mengobati tapi dicaci.

Tersisa perempuan, makhluk penuh cinta yang miskin cinta.

Bisa limbung kapan saja, menahan pukulan dan makian.

***

Aku berteriak di Balai Desa, “Iblis, kau menang!”

Aku limbung, belasan luka tusuk diperutku tak bisa diajak kompromi.

Iblis berjalan menjauh, tersenyum puas, “Satu lagi musuhku mati karena NAFSU AMARAH.”

 

(Visited 70 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

Leave a Reply

Your email address will not be published.