Assalammualaikum, pagi tadi saya mengikuti motivasi Al Qur’an dengan tema Berbahagia dengan Al Qur’an oleh Ummu Rasyid. Acara ini diselenggarakan oleh Kelompok Tahsin Muslimah Baitul Ihsan, tempat saya menimba ilmu tahsin.
Sebelum datang, yang ada di pikiran saya adalah bagaimana Al Qur’an bisa menghilangkan kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan kita akan kehidupan. Siapa sangka, setelah mendengarkan kajian hari ini, ternyata Al Qur’an lebih dari itu. Al Qur’an terbukti menjadi penenang, penyembuh, dan petunjuk hidup.
Bagaimana kisah Ummu Rasyid hingga akhirnya ia bebas dari hutang senilai 128 juta rupiah? Dan kondisi kesehatannya membaik pasca divonis tidak bisa sembuh dari kanker stadium akhir?
Kisah inspiratif Ummu Rasyid
Saat masih kuliah yaitu pada tahun 2002, Ummu Rasyid di diagnosa mengalami kanker sumsum tulang belakang. Berat badannya yang tadinya 48 kg, menjadi turun dan terus turun hingga menjadi 35 kg. Karena tinggal kulit berbalut tulang, kakinya tidak bisa menopang badan sehingga harus menggunakan kursi roda.
Biaya pengobatan kanker saat itu mencapai 12 juta/paket. Kondisi Ummu Rasyid yang masih pelajar membuatnya mencari solusi agar tidak membebani orangtuanya. Tanpa pikir panjang, ia meminjam uang ke beberapa orang. Sampai tak terasa hutangnya mencapai 128 juta. Semuanya untuk biaya pengobatan.
Selama 2 tahun, Ummu Rasyid hanya berbaring di RS tanpa bisa berjalan. Pungungnya sampai penuh luka (dekubitus) karena terlalu lama tiduran. Di saat terendah tersebut, ayahnya justru memintanya agar segera menikah. Karena ayahnya khawatir sudah tua, takut kalau kenapa-kenapa, siapa yang nanti akan merawat Ummu Rasyid.
Ummu Rasyid sadar diri, apa ada laki-laki yang mau dengan perempuan kurus, penyakitan, dan punya banyak hutang. Siapa sangka, suatu hari ayahnya datang dengan wajah sumringah. Beliau mengatakan ada seorang laki-laki yang bersedia menikah dengannya.
Ummu Rasyid tak percaya begitu saja. Ia meminta dipertemukan dengan pemuda tersebut. Takutnya ayahnya tidak menceritakan kondisi real Ummu Rasyid.
Saat bertemu laki-laki tersebut, makin ragulah Ummu Rasyid. Enggak mungkin seorang pemuda yang punya pekerjaan bagus (medrep), sehat, mau menikah dengannya. Ummu Rasyid kemudian menuliskan 13 pertanyaan agar yakin bahwa sang pemuda paham apa yang akan ditanggungnya bila menikahinya.
Pertanyaannya mulai dari ia divonis kanker dan mungkin tidak bisa sembuh, apakah bersedia merawat? Lalu divonis mungkin tidak punya anak, bagaimana tanggapan terhadap vonis tersebut? Punya hutang ratusan juta, apa mau berbagi hutang? Hingga pertanyaan ke-13 apapun yang terjadi, akankah pemuda itu tetap membersamainya dan tidak meninggalkannya?
Siapa kira, ke-13 pertanyaan dijawab dengan satu kalimat bahwa ia yang akan bertanggung jawab dunia akhirat terhadap Ummu Rasyid. Spontan Ummu Rasyid terharu dan tidak menduga.
Mereka menikah di bangsal rumah sakit. Tanpa berdandan, tanpa pesta, tanpa prasmanan. Hanya ada rukun sah pernikahan.
Setelah menikah, dokter menyatakan bahwa kondisi perlu paliatif care. Maksudnya, penyakit kankernya sudah final tidak dapat dilakukan pengobatan lagi. Alih-alih mengatakan berita buruk, suaminya menyampaikan kalau beliau sudah boleh pulang dan makan apapun yang beliau suka. Hal itu membuat beliau merasa bahagia
Bersama suami, Ummu Rasyid berjuang melawan kanker di rumah. Mulai dari minum herbal, madu, apapun yang dibilang orang bisa menyembuhkan kanker. Ummu Rasyid juga berjemur setiap hari.
Saat berjemur, Ummu Rasyid sering mendapat tatapan aneh sehingga akhirnya suaminya membuat tulisan di karton dan dikalungkan ke leher Ummu Rasyid. Tulisan itu berbunyi, “Saya terkena kanker, simpan pertanyaamu dan berilah senyumanmu!” Sejak saat itu, orang-orang yang melihatnya memberinya semangaat.
Rahasia Bebas Hutang dan Sehat
Karena harus merawat Ummu Rasyid setiap hari, suaminya sering tidak masuk kerja. Hingga akhirnya kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran. Mereka berdua hidup penuh dengan kesempitan dalam keadaan tidak ada penghasilan, banyak hutang, dan mendapat ujian sakit.
Lalu bagaimana awalnya keadaan menjadi membaik? Semua dimulai dari sebuah pertanyaan dari sang suami. “Kalau Umi mendapat kesempatan untuk hidup lebih sehat, apa yang mau Umi lakukan?” Ummu Rasyid berpikir bahwa waktunya di dunia tidak akan lama, maka ia harus banyak ibadah. Ummu Rasyid pun memilih untuk lebih dekat dengan Al Qur’an. Ummu Rasyid berkata bahwa ia ingin mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak dan punya impian untuk mendirikan rumah tahfiz. Masyaallah.
Setiap harinya, Ummu Rasyid dan suami membaca, mentadabburi, dan mengamalkan Al Qur’an. Sejak saat itu, kesehatan Ummu Rasyid membaik. Tahun 2011 beliau bisa berjalan dan hutang-hutang bisa dicicil dan terselesaikan.
Menurut Ummu Rasyid, prinsip agar bisa bebas hutang adalah berniat untuk melunasinya. Jangan sampai ada setitik niat untuk tidak melunasi karena merasa lebih butuh uangnya. Karena hal itu justru membuat hutangnya enggak akan kunjung lunas. Dengan kata lain, rezeki makin seret.
Karena salah satu syarat dari pendirian rumah tahfiz adalah harus ada guru yang bersanad, maka suaminya yang belajar sanad. Setiap selesai belajar, suaminya akan mentransfer ilmunya ke Ummu Rasyid. Beliau menghafal 1 ayat per hari. Lalu mengajarkan 1 ayat ke muridnya. Alhamdulillah pada tahun 2013 berdirilah Rumah Tahfiz Arrasyid
Bahkan pada tahun 2011, Ummu Rasyid melahirkan anak kembar. Disusul dengan 4 kelahiran lainnya. Sebuah keajaiban karena sebelumnya ia divonis tidak akan bisa hamil. Apalagi selama ini juga nyaris tidak pernah haid.
Dengan metode 1 day 1 ayat, alhamdulillah Rumah Tahfiz Ar Rasyid saat ini sudah berkembang menjadi pondok pesantren tahfidz Ar Rasyid. Ummu Rasyid juga menjadi Duta Quran Persada dengan target mencetak 1,4 juta para penghapal Al Quran di seluruh Indonesia.
Pertanyaan berikutnya, mengapa Al Quran bisa membuat kita bahagia? Jawabannya ada di QS Al Baqarah : 38 : ” …jika mengikuti petunjuk Allah (Quran) maka kamu tidak akan takut dan bersedih hati.”
Ummu Rasyid dan suaminya menyadari bahwa di dalam Al Quran terdapat semua jawaban dari pertanyaaan, semua permasalahan yang dialaminya. Al Qur’an juga membuatnya tenang saat sedang kesakitan akibat kankernya.
Lalu, sampai kapan kita berinteraksi dengan Al Quran? Sampai seumur hidup kita, jangan ditunda untukmemulai dekat dengan Al Quran. Dan jangan di awal-awal saja semangatnya. Harus istiqomah hingga akhir hayat. Yakinlah bersama Al Quran kita akan bahagia karena adanya keridaan Allah
Tips Agar Senantiasa Dekat dengan Al Quran
1. Berinteraksi dengan Al Quran secara terus menurus
2 Jika berkehendak lebih baik maka kita akan mendapatkannya
3. Ciptakan lingkungan yang kondusif
4. Ikutilah kegiatan yang membuat kita mendekatkan diri kepada Allah
Jadi kalau bisa disimpulkan, mulailah dari sekarang membaca dan mengamalkan Al Quran setiap hari. Sempatkan jangan menunggu waktu luang. Tapi ciptakanlah waktu untuk bersama Al Qur’an. Sekalinya memulai, istiqomah sampai seterusnya. Bismillah!
super duper inspiring
ini friendly reminder bgt untuk akuu
semoga bs kita teladani
kalau bebas hutang pasti rasanya jadi tenang hidupnya dan ini bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari hari. Semoga makin banyak orang yang bisa bebas hutang ya didunia ini
Alquran sebagai tuntunan hidup tentu akan memberikan kebaikan jika diamalkan dalam kehidupan. Semoga banyak yang bisa merasakannya lagi
Terharu membaca kisahnya mbak, mudah-mudahan bisa mengambil hikmah kejadian dengan optimis bahwa penyembuhan datangnya dari Allah, tidak semata2 bergantung pd obat
Al-Qur’an memang memberi pencerahan hidup. Membaca Al-Qur’an membuat hati tenang dan damai karena sudah membuktikannya sendiri.
Masya Allah, tidak ada yag tidak mungkin ya…
Sudah divonis sakit yang parah bahkan tidak bisa hamil oleh dokter, tetapi kalau Allah sudah berkehendak, maka lain kenyataannya.
Kisah yang benar-benar menginspirasi.
Terima kasih sharingnya, Mbak
aku terharu dengan kisah Ummu Rasyid. Semoga Ummu Rasyid dan suami menjadi pasangan samawa.
Kekuatan Al-Qur’an luar biasa sekali ya mbak, memang ada baiknya nggak sekedar dibaca aja, tapi juga diamalkan. Kalau mengamalkan dengan baik, apa yang disampaikan di dalam Al-Quran, niscaya kehidupan bisa dijalani dengan baik dan penuh berkah
Jujur, ketika sudah terbiasa membuka dan membaca Al-Qur’an jika tidak membacanya seakan-akan hati terasa kosong, bahkan ada yang mengingatkan tanpa tahu siapa tu, agar bisa membaca Al-Quran
Dan benar,ketika selesai membaca 1 lembar atau justru beberapa saja, hati jadi lebih tenang
Masyaallah, takjub dengan perjuangan Ummu Rasyid dan juga suami akhirnya membuahkan hasil yang berkah
Luar biasa inspiratif kisah Ummu Rasyid. Ibarat kata, from zero to hero, dari keterpurukan menuju kesuksesan. Mengajarkan kita bahwa apa pun bisa terjadi atas kehendak Allah. Jadi makin semangat nih buat nambah hafalan Quran, dan sebisa mungkin menularkan semangatnya kepada anak-anak. Terima kasih udah membagikan kisah keren yang membangkitkan semangat.
Ilmu yang diamalkan memang akan lebih membawa banyak manfaat ya. Semoga kita bisa tetap rajin membaca atau bahkan membaca Alquran. Minimal untuk keluarga sendiri dulu ya
MasyaAllah semoga kita semua jadi bagian orang-orang yang selalu dekat dengan alquran aamiin
Makasih remindernya kak, aku juga berharap bebas hutag dalam hidup
Aku kalau baca kisah2 kyk gini kyk too good to be true tapi beneran ada yaa. Inspiring sekali kisahnya. dari yang di bawah banget, abis2an, kemudian bangkit dan malah jd inspirasi semua org. Semoga kita semua yang diberi nikmat sehat bisa memanfaatkannya baik2 dan senantiasa bersyukur ya mbak aamiin 😀
Inspiratif sekali ya Mbak, semoga kita juga bisa Istiqomah membaca dan mengamalkan Al Qur’an, aamiin.
Kaa… aku nangiiss..
MashaAllah~
MashaAllah~
Allah sungguh menempatkan semuanya sesuai dengan porsinya ya.. Kebahagiaan, kemudahan dan segala keberkahan hanya bisa dirasakan ketika hati tertaut dengan Al-Qur’an.
Barakallahu fiik artikelnya, kak.
Luar biasa inspiratif kisah Ummu Rasyid ini ya, Mbak. Yakin dan bergantung hanya pada Allah, hingga kesehatannya bisa membaik, bisa hamil dan punya anak, bisa membangun rumah tahfidz. Masya Allah.
Dan membuat aku malu, betapa masih kurang akrab aku dengan Al-Qur’an. Terima kasih sudah membagi kisahnya, Mbak 🙂
Sangat menginspirasi sekali buat saya, apalagi saat ini saya hutangnya masih banyak lagi, semoga bisa bebas hutang akhir tahun nanti