7 Contoh Stimulasi Bayi Usia 3 Bulan

Facebooktwitterredditmail

Stimulasi Bayi 3 Bulan

Alhamdulillah, bayi gembul atau yang sekarang sering saya panggil baby koala (karena ginuk-ginuk, mukanya bulat kayak koala dan sering nemplok gendong berdiri persis koala yang nemplok di pohon, hehe) sudah berusia 3 bulan lebih.

Di usianya sekarang, adek Sara sudah menanjak tumbuh kembangnya. Dimulai dengan beratnya yang sepertinya sudah mencapai 7,3 kg lebih (berasa nih pegel kalau gendong), hingga kemampuannya berceloteh dengan suara nyaring.

Bayi usia 3 bulan sudah mulai kuat lehernya dalam menopang kepala. Gerakannya pun sudah semakin terlihat. Mereka mulai sering memasukkan apapun terutama tangan ke dalam mulutnya, sehingga pada usia ini, orangtua juga harus jeli mengamati apa saja yang dipegang bayi, agar terhindar dari risiko bayi memakan atau tersedak benda-benda kecil misalnya.

Pada usia ini, mereka terlihat gembira bila disodorkan mainan-mainan terutama yang berwarna “ngejreng” seperi warna-warna dasar merah, kuning, biru. Kakinya akan menendang-nendang dan bibirnya tersenyum atau tertawa bila senang. Bayi usia 3 bulan juga sudah dapat membedakan suara, mereka akan senang bila ditemani dan akan kesal atau sedih (dengan menangis) bila ditinggal dan berada dalam suasana yang sepi. Mereka sudah mulai mengenali lingkungannya, seperti Sara yang akan ngedumel dan nangis kalau dibawa ke kamar padahal lagi nggak ngantuk.

Nah dengan semakin bertambah usianya, baby koala sudah nggak mau kalau ditinggal-tinggal alias dicuekin. Dia maunya ada yang nemenin ngobrol, cerita-cerita, atau istilahnya ngajak dia mainlah. Jadilah saya mulai lebih intens menstimulasi untuk tumbangnya. Stimulasi sebaiknya disesuaikan dengan usianya terkait kemampuan motorik, visual dan audionya yang masih terbatas.

Apa aja sih stimulasi yang bisa dilakukan untuk bayi 3 bulan?

1.Membuat bunyi-bunyian

Tertarik dengan suara
Tertarik dengan suara

Bayi usia di atas 3 bulan sudah mulai dapat mendengar suara di sekitarnya. Bila mereka mendengar suara, bayi akan menoleh dan penasaran dari mana datangnya suara tersebut. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda dapat menstimulasinya dengan memperdengarkan beberapa jenis bunyi-bunyian.

Tentunya dengan besar suara yang cukup nyaring terlebih dahulu ya, seperti suara Ayah dan Bunda. Banyak cara dapat dilakukan untuk mengenalkan suara, seperti membunyikan benda tertentu di depannya (drum kecil, krincingan) hingga mengetuk-ngetukkan atau menjentikkan jari ke berbagai arah dan amati apakah bayi anda mengikuti arah suara/tidak.

Bila bayi anda tidak mengikuti arah suara, sebaiknya cek beberapa kali dengan metode yang berbeda, dan bila masih tanpa respon, Bunda bisa membawanya ke klinik atau rumah sakit bagian tumbuh kembang anak, agar dapat di tes lebih lanjut apakah ada masalah pada pendengarannya.

2. Mendongeng dengan boneka tangan

Saliha kerudungnya hilang, si Sali kemana ya?
Saliha kerudungnya hilang, si Sali kemana ya?

Mendongeng adalah salah satu aktivitas yang disukai anak-anak termasuk bayi. Saya mempraktekkan dongeng dengan boneka tangan agar lebih ekspresif karena dapat menggunakan gerakan tangan yang berbeda untuk menunjukkan gesture yang variatif. Bayi usia 3 bulan sudah dapat membedakan intonasi suara serta ekspresi wajah, sehingga mereka akan ikut bereaksi seperti alur cerita.

Sara sangat menikmati ketika saya mendongeng kisah Nabi Yusuf, dan ternyata kakak Najla pun ikut nimbrung melihat dongeng. Yeay, semua jadi senang, karena bisa sekaligus bermain bersama dua anak.

3. Membacakan buku anak

"Gambar di bukunya kok lucu-lucu sih. Itu hewan apa, Bunda?" (kata Sara kalau dia sudah bisa bicara,hehe)
“Gambar di bukunya kok lucu-lucu sih. Itu hewan apa, Bunda?” (kata Sara kalau dia sudah bisa bicara,hehe)

Membaca buku bukan berarti bayi dikenalkan untuk langsung baca tulis. Buku-buku yang penuh gambar besar, warna-warni, akan membuat bayi tertarik, sehingga kelak diharapkan dia akan menyenangi aktivitas membaca. Pastikan buku yang digunakan berupa soft book atau hard book yang tebal sehingga bila dimasukkan ke mulut/disobek bayi, tidak rusak.

4. Menunjukkan gambar-gambar

Sama seperti prinsip pada membacakan buku, mengenalkan benda dengan gambar juga terbukti lebih efektif untuk anak, termasuk bayi. Mereka akan belajar kosakata dari gambar. Pastikan gambar yang ditunjukkan adalah gambar dengan ukuran besar dan tingkat kerumitan rendah, karena bayi masih benar-benar belajar dari 0 bukan? Contoh yang paling mudah adalah gambar buah-buahan seperi jeruk dan apel.

Beri mainan sambil diawasi ya Bunda
Beri mainan sambil diawasi ya Bunda

Ayah dan Bunda juga bisa memberikan bayi mainan yang lembut, empuk, tumpul dan memastikan catnya aman untuk latihan menggengam sambil mengenalkan bentuk benda tersebut.

5. Tengkurap

Yang atas nangis, yang bawah ketiduran
Yang atas nangis, yang bawah ketiduran

Bayi usia 3 bulan biasanya sudah bisa menegakkan kepalanya, sehingga ketika ditengkurapkan, dia akan mengangkat kepala untuk melihat sekelilng. Siapa tahu bonusnya, dia sudah bisa membalik sendiri, hehe. Cari waktu yang tepat untuk menengkurapkan bayi, jangan sewaktu dia lapar atau mengantuk ya, nanti malah bisa marah. Pastikan bayi dalam keadaan segar, kenyang dan sedang bahagia.

6. Membawa jalan-jalan melihat pemandangan

Sama seperti poin ke 5, bayi yang sudah dapat menegakkan kepalanya, akan cenderung lebih suka digendong tegak/berdiri (dengan tetap menyangka pantat/punggung dan lehernya ya). Saya juga sering menggendong bayi dengan cara mendudukkannya ke arah depan sembari menyangga punggungnya di dada saya, sehingga bayi dapat lebih jelas melihat ke sekelilingnya sembari menggerakkan anggota tubuhnya. Mereka menikmati pemandangan di sekitarnya, dan terlihat antusias bila melihat sesuatu yang baru. Agar udara yang didapat bayi juga merupakan udara segar, better mengajaknya ke alam luar yang indah, bukan ke mall atau pertokoan yang crowded.

7. Berolahraga dan pijat bayi

Olahraga dulu
Olahraga dulu

Sejak usia Sara 2 bulan, dokter anaknya sudah menyarankan untuk pijat bayi, agar dapat melancarkan aliran darah di tubuhnya, sehingga diharapkan tumbang terutama kemampuan motoriknya dapat terstimulasi sesuai usianya. Olahraga bayi (senam ringan untuk merenggangkan otot) juga bagus lho. Bayi biasanya senang dan akan tertawa bila melihat Ayah Bundanya mengajarkan gerakan senam sederhana, atau menggerakkan badan bayi dalam gerakan senam. Miringkan badan bayi dan elus-elus punggungnya agar dia merasa nyaman dan tidak pegal.

7 contoh stimulasi di atas sudah saya praktekkan sendiri. Memang hasilnya nggak langsung instan, karena pada tiap usia, bayi memiliki batasan kemampuan pengembangan dirinya. Tetapi diharapkan dengan adanya stimulasi, kemampuan bayi tersebut dapat optimal sesuai usianya.

Hal menarik yang masih saya ingat saat menghadiri seminar parenting beberapa tahun lalu, adalah ketika pembicara yang seorang dokter anak berkata, “Percuma orangtua memiliki banyak mainan edukasi, atau mainan anak, bila tidak tahu cara menggunakannya, atau bahkan tidak menyempatkan waktu untuk menggunakannya dalam menstimulasi anak!” Jleb banget kan ya, untuk lebih detailnya, tahapan stimulasi pada tiap usia itu memang berbeda, sehingga diharapkan stimulasi juga dilakukan sesuai usianya.

Semoga bermanfaat ya Ayah dan Bunda..

“Postingan ini terinspirasi oleh tulisan Mami Gesi untuk Eiden di http://www.gracemelia.com/2016/02/stimulasi-bayi-3-bulan.html dengan menyesuaikan tumbang Sara dan apa yang sudah saya lakukan untuk menstimulasi tumbang Sara sesuai usianya sekarang”

(Visited 5,171 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

13 thoughts on “7 Contoh Stimulasi Bayi Usia 3 Bulan

  1. Uniek Kaswarganti Reply

    Baby Sara nggemesiiiiin…. gempal banget ya badannya.
    Dulu waktu anak2 masih bayi juga aku gitu mba, asyik yaaaa becanda2 dan ndongeng2 dengan bayi 🙂

    • dian.ismyama Post authorReply

      Iya, bayi ndut memang lucu. Asal nggak obes aja,tapi nanti kalau sudah mulai merangkak dan berjalan pasti jadi lebih susut karena lebih banyak energi yg terpakai.kalau sekarang kan baby koala menyusu,gendong,dan tidur aja kerjaannya=D

  2. Davi Lubis Reply

    Heheh keren infonya mbak, cocok untuk ayah dengan anak pertama kayak aku. Umur anaku belum genap 3 bulan tapi nanti aku praktekin yang ngedongen 😀
    Makasih mbak

  3. Ety Abdoel Reply

    Ya ampuuun lucunya baby koala. mba Dian bisa aja kasih sebutan.
    Kalau ketemu pasti kutowel pipinya yang tembem itu.

  4. fanny fristhika nila Reply

    Bayi kita sama umurnya mbak… anakku 3 bulan juga.. dan bner sih, dia lgs sebel kalo ditinggal sendiri.. awalnya ngoceh2, makin lama jd nangis kalo ttp ga di respon ;p.. kyknya mereka memang udh mulai ngerti yaa.. walo kdg suka aku jailin sih, sengaja ga aku peduliin, supaya ocehannya makin banyak hahahah..soalnya suka gemes kalo udh dgr bayi ngoceh 😀

  5. parenesia admin Reply

    Bagus banget bund artikelnya, jd dpt banyak insight2 baru nih..
    Kebetulan kami juga menulis artikel-artikel seputar parenting, boleh banget mampir ya bunda Dian, juga bunda-bunda semua ke parenesiadotcom

Leave a Reply

Your email address will not be published.