5 Alasan Mengapa Kamu Harus Keliling Indonesia

Facebooktwitterredditmail

Bawalah badanmu keliling dunia, tetapi tujukanlah jiwamu hanya kepada Tuhan dan Indonesia (Ir.Soekarno)

Bergetar diri saya ketika membaca quote dari Bapak Proklamator kita, maknanya dalam sekali.

Kalau boleh jujur, sekalipun saya belum pernah menginjakkan kaki di bumi lain selain Indonesia, sementara keinginan untuk keliling dunia kuat sekali. Bukan karena mau gaya-gayaan, tapi saya penasaran dengan budaya, karakter, dan tentu saja kebiasaan mereka. Tapi apakah dengan berkeliling dunia bisa mengurangi rasa nasionalisme kita? Berdasar pengalaman teman-teman, ternyata kalau ke luar negeri justru jadi ilfil sama kondisi di Indonesia, terutama masalah tingkah laku penduduknya, buang sampah sembarangan, menyerobot antrian, mengebut, dan sebagainya. Hiks, menyedihkan ya. Kita seharusnya bisa introspeksi agar negeri Indonesia yang indah ini tidak tercemar oleh hal-hal seputar perilaku.

Bagaimana dengan berkelana di Indonesia?

Wah kalau ini sih tidak diragukan lagi, diri kita akan semakin mengagumi ke-gemah ripah loh jinawi-an nusantara.

Ada yang bilang bahwa traveling itu hanya menghambur-hamburkan uang saja. Padahal kenyataannya, refreshing itu penting, dan tidak harus mahal. Mulai dari daerah sekitar kita sendiri, kalau mau ditelisik, ternyata banyak objek wisata yang belum dikunjungi. Biasanya justru wisata-wisata yang jarang kita tengok adalah yang berbau budaya dan sejarah. Membosankan, jadul, itulah beberapa hal yang mungkin ada di pikiran kita. Padahal kenyataannya, mengunjungi wisata sejarah, sangat diperlukan oleh rakyat Indonesia, termasuk anak-anak kita sebagai generasi masa depan. Mengapa penting?

Saya rangkum dalam 5 hal mengapa jalan-jalan di Indonesia bisa membangkitkan jiwa nasionalisme:

1. Setiap mata memandang, kita akan terpesona dengan keindahan alam Indonesia.

Gunung-gunung, pegunungan, pantai, danau, air terjun, hingga wisata bahari terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Menjelajah Indonesia jelas menjadi paket komplit untuk mengagumi ciptaan Tuhan. Flora dan faunanya pun terdata lebih dari ribuan. Dahulu kala, berbondong-bondong ahli biologi, ahli botani dan ahli zoologi mengunjungi Indonesia untuk penelitian. Coba sebutkan negara mana lagi yang punya paket lengkap begini?

Pantai Sundak di Gunung Kidul, Yogyakarta
Kawah Sikidang di Dieng

2. Wisata sejarahnya, tak akan habis dimakan zaman.

Dalam sejarah, terkandung bukti-bukti perjalanan bangsa kita. Baik yang penuh perjuangan, kesengsaraan, maupun masa kejayaan. Seperti pepatah, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Menghargai pahlawan, berarti secara tidak langsung mengetahui tentang sejarah.

Saya lahir dan besar di Yogyakarta, tak terhitung wisata sejarah yang terkait dengan Indonesia. Belasan museum, puluhan candi, kraton, gua dan pemandian/telaga tumpah ruah. Menggambarkan cerita di zaman kemerdekaan, penjajahan jepang dan belanda, dan juga masa keemasan kerajaan-kerajaan di nusantara. Maka jelas, ketika kita jalan-jalan dengan menjejakkan kaki ke wisata bersejarah tersebut, mau tak mau rasa nasionalisme kita akan bangkit.

Monumen Soekarno dan Hatta di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya

Wisata sejarah ini tak akan lekang oleh zaman, karena dilestarikan oleh rakyat Indonesia.

3. Wisata budayanya, membuat iri dunia.

Sama halnya dengan wisata sejarah, wisata budaya kita juga sangat beragam. Grebeg Maulud, Labuhan di Jogja, upacara adat Bekakak di Gamping, upacara ruwat rambut gimbal anak bajang di Dieng, Festival Krakatau di Gunung Anak Krakatau, Festival Kasada yang merupakan upacara adat suku Tengger di Bromo, Jember Fashion Festival, dan sebagainya merupakan bukti bahwa budaya Indonesia begitu kaya dan layak untuk dibanggakan. Menyaksikan festival dan upacara adat tersebut membuat kita lebih mengenal siapa Indonesia. Bagaimana pluralisme bahasa, agama, adat, melebur jadi satu dalam bentuk toleransi.

Upacara Adat Ruwatan Rambut Gimbal di Dieng

Para penduduk dari belahan duniapun tak segan-segan datang ke Indonesia untuk mengabadikan berbagai wisata budaya kita. Mereka takjub dengan banyak suku yang masih memelihara adat, baik dalam bentuk pakaian, rumah, bahasa sehari-hari hingga kebiasaan leluhur yang masih dihormati dan dilaksanakan.

4. Keramahan penduduknya sudah jadi rahasia umum.

Pergi ke pelosok daerah di Indonesia, lalu menginap di rumah kepala desa/kepala suku, merupakan hal yang biasa. Mereka menyambut hangat para traveller, tentunya jika kita datang dengan niat baik. Bersenda gurau dengan penduduk lokal, menikmati makanan dan minuman khas, bahkan kadang diangkat menjadi tamu yang memiliki gelar adat khusus juga merupakan perlakuan istimewa dari suku-suku kita kepada para wisatawan.

5. Pembuktian Bhineka Tunggal Ika.

Hal inilah yang membuat kita akan semakin cinta Indonesia. Semakin kita jalan-jalan keliling Indonesia, kita akan tahu bahwa di balik keanekaragaman 34 provinsi, ternyata kita disatukan oleh sebuah dasar negara yaitu Pancasila. Dengan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika yang artinya meskipun berbeda-beda namun tetap satu juga.

Tentunya bukan hal mudah untuk menjaga persatuan. Tak terhitung berapa perang saudara yang pernah dialami negara kita, bahkan beberapa provinsi juga sempat terlepas, tapi toh hingga kini, Indonesia masih berdiri kokoh menjadi sebuah negara yang multikultural.

Dengan jalan-jalan, kita bisa melihat langsung bahwa saudara-saudara kita di pedalaman menjadi ujung tombak persatuan bangsa. Permasalahan mereka sudah semestinya kita bantu, agar Indonesia tetap rukun di kemudian hari.

Yuk jalan-jalan keliling Indonesia agar kita lebih bangga menjadi bagian dari keanekaragaman Indonesia.

“Tulisan ini disertakan dalam lomba ‘jalan-jalan nasionalisme’ yang diadakan Travel On Wego Indonesia”.

(Visited 516 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

1 thought on “5 Alasan Mengapa Kamu Harus Keliling Indonesia

  1. siti latifah Reply

    senengnya keliling indonesia, bisa silaturahmi sekalian liburan. krn di indonesia, tiap kota punya pesona

Leave a Reply

Your email address will not be published.