Selepas masa penjajahan Belanda, banyak sekali bangunan-bangunan bersejarah yang ditinggalkan di kota Yogyakarta. Saat ini, masih ada bangunan yang difungsikan sebagai perkantoran atau ruang publik yang dengan mudah bisa diakses oleh masyarakat.Salah satu bangunan tersebut adalah Loji, atau oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai Benteng Vredeburg. Ukuran bangunan ini cukup besar dan luas. Selain itu, bangunan Loji dapat dinikmati keindahannya saat kita berada di pusat kota Yogyakarta. Atau lebih tepatnya ketika berada di titik Nol Kilometer, perempatan kantor pos besar Jogja. Loji sendiri sudah dijadikan lokasi wisata arsitektur.
Bila teman-teman berencana jalan-jalan ke Jogja, sebaiknya, kunjungilah Loji untuk sekadar berfoto dan mengenang sejarah Indonesia. Bagi teman-teman yang berasal dari luar kota dan ingin keliling Jogja selain menggunjungi Loji, menggunakan kendaraan pribadi lebih disarankan agar akses ke banyak tempat lebih mudah.
Jika tidak membawa kendaraan pribadi, teman-teman bisa menyewa mobil Omocars Jogja yang merupakan salah satu jasa penyewaan mobil dengan harga kisaran 250 ribu per harinya.
Teman-teman akan lebih irit jika menyewa mobil, dibandingkan harus naik kendaraan umum. Enaknya lagi, bila menyewa mobil di OMOcars Jogja, teman-teman bisa dengan tenang menunggu di bandara, karena mobil akan diantarkan langsung. Artinya teman-teman tidak perlu repot mencari lokasi tempat penyewaannya.
Sejarah Benteng Vredeburg
Benteng ini adalah salah satu bangunan tertua peninggalan Belanda, yang sering disebut sebagai Loji Besar. Pembangunannya dimulai sejak tahun 1776 hingga 1778. Pembangunan benteng dilakukan setelah Keraton Yogyakarta berdiri.
Maksud dari didirikannya Benteng Vredeburg adalah agar Belanda dapat dengan mudah mengawasi berbagai macam aktivitas yang dilakukan di Keraton Yogyakarta. Sebelum dinamai sebagai Benteng Vrendeburg, awalnya benteng ini bernama Rusteburg.
Dulu, benteng ini adalah tempat pertahanan militer tentara Belanda. Di dalamnya sudah dilengkapi dengan tempat pengintaian, serta peristirahatan para serdadu. Terdapat sebuah meriam yang dengan sengaja di arahkan ke Keraton Yogyakarta, posisinya terlihat sangat siap bila sewaktu-waktu mereka akan menyerang.
Sebenarnya ada beberapa Loji, namun Vredeburg merupakan Loji paling besar. Bila teman-teman ingin melihat Loji lainnya, teman-teman bisa melihatnya dengan jelas langsung dari Vredeburg. Misalnya saja Loji Kebon dari kejauhan. Loji lainnya bernama Gedung Agung. Berdiri sejak tahun 1824, dan dulu digunakan sebagai gedung keresidenan.
Halaman dari Loji Kebon sendiri sangatlah luas. Pada bagian depannya sudah dihiasi dengan dengan beberapa arca yang dahulu dikumpulkan oleh Belanda. Selain itu, Loji tersebut juga dilengkapi dengan sebuah bangunan yang sengaja dibuat untuk tempat berdansa para pejabat Belanda. Namun, pada tahun 1825 hingga 1830, pembangunan Loji ini sempat terhenti karena terjadi Perang Diponegoro, salah satu perang yang mengakibatkan Belanda harus mengeluarkan banyak dana.
Bangunan Loji memang memiliki sejarah tersendiri bagi Indonesia, khususnya kota Yogyakarta. Bukan hanya sekadar bangunan yang berdiri kokoh dengan pondasinya saja, namun makna di baliknyalah yang amat penting untuk diingat. Bagi para pecinta sejarah dan arsitektur, mengunjungi Loji sangatlah direkomendasikan.
Kalo muter muter jogja pake gojek kondusif kan ya ?
Kondusif, banyak kok ojek online