Pasir putih, batu granit yang cantik, dan gelombang yang tenang merupakan bukti kesempurnaan dari Pantai Tanjung Tinggi. Tak heran bila pantai ini menjadi pilihan lokasi syuting Film Laskar Pelangi. Keindahannya tak hanya membius para penikmat film, tapi juga wisatawan yang datang untuk membuktikan kesohoran pantai ini.
Pengalaman saya menjejak Pulau Belitung September lalu, menyisakan banyak kisah tak biasa. Kisah yang bahkan tak pernah saya dengar sebelumnya. Bang Fadli, sopir mobil yang kami sewa, dengan ramah berbagi keunikan potensi wisata Belitung. Termasuk sejarah berbagai tradisi, keadaan pendidikan, dan perekonomian Belitung.
Pada hari pertama berkeliling Belitung, saya dan rombongan memutuskan untuk menuju Pantai Tanjung Tinggi menjelang sore. Hal ini dikarenakan paginya kami melakukan Tur Laskar Pelangi di Belitung Timur. Sementara letak Pantai Tanjung Tinggi di Desa Ciput, Kecamatan Sijuk berjarak kurang lebih 2 jam dari Belitung Timur.
Perjalanan ditempuh dengan mulus. Ketika sampai di Pantai Tanjung Tinggi, suasananya sedang cukup ramai. Maklum, saat itu hari Sabtu. Hari di mana banyak wisatawan berkunjung ke Belitung. Apalagi semenjak peluncuran film Laskar Pelangi, pantai yang memang sudah indah dari sananya, semakin terkenal dan menarik minat wisatawan.
Pasir halus berwarna putih, dan batu-batu granit yang tinggi, menjadi daya pikat Pantai Tanjung Tinggi. Langkah kaki saya pelan tapi pasti, mendekat ke arah bibir pantai. Air yang tenang, seolah memanggil untuk dihampiri.”
Dari area parkir, sudah terlihat bahwa pasir Pantai Laskar Pelangi memang putih bersih. Jarak dari parkiran ke bibir pantai tidak terlalu jauh. Saya harus melewati tenda-tenda kuliner terlebih dahulu. Untuk ukuran tempat wisata, penataan warung di pantai ini patut diacungi jempol. Cukup rapi, teratur, dan bersih.
Retina saya menangkap perahu karet yang didominasi warna putih dan hijau lumut, lengkap dengan pelampung-pelampung berwarna oranye dan perahu karet berbentuk bebek. Jasa penyewaan peralatan berenang dan berperahu sangat lengkap, sehingga memudahkan para pengunjung yang ingin bermain air.
Bermain dan Mengeksplorasi Pantai Laskar Pelangi
Di bibir pantai, anak-anak berlarian kesana-kemari. Lainnya berenang didampingi orangtuanya. Wajah-wajah penuh senyum tertangkap oleh kamera. Sungguh, saya tak menyangka bibir Pantai Laskar Pelangi sangat landai, dan tenang airnya.
Bila anda mempunyai hobi diving atau snorkeling, Pantai Laskar Pelangi merupakan tempat yang tepat untuk melakukan hobi tersebut. Pemandangan bawah lautnya menakjubkan dengan ribuan jenis ikan.
Jika anda gemar memotret, maka pemandangan batu granit akan menjadi objek yang menarik untuk difoto. Sementara itu, penyuka swafoto pasti dengan senang hati menaiki bebatuan granit demi mendapatkan latar foto yang luar biasa dan mengundang banyak love dan like.
Ketika saya datang, tak terhitung jumlah wisatawan yang rela menyeburkan diri ke tengah air laut. Atau rela mengantri untuk naik ke sebuah batu granit yang menurutnya paling indah. Drone beterbangan di udara untuk menangkap momen bahagia para pelancong, termasuk potret Pantai Tanjung Tinggi dari atas.
Tak perlu khawatir bila anda harus membilas badan dan mengganti baju seusai basah-basahan. Di Pantai Tanjung Tinggi Belitung terdapat banyak kamar mandi yang bersih dan terawat. Musolanya juga ada. Setelah itu, anda dapat menikmati kelapa muda sebagai pelepas dahaga.
Sebagai informasi, nama Pantai Tanjung Tinggi diambil dari kata “Tanjung” yang berarti Semenanjung dan “Tinggi” yang artinya pantai dengan bebatuan tinggi. Puluhan bahkan mungkin ratusan tahun yang lalu, pantai ini punya nama lain. Namanya berhasil membuat bulu kuduk saya merinding, Pantai Iblis.
Sejarah Kelam Pantai Tanjung Tinggi
Dulu, pantai ini tersohor sebagai pantai yang seram. Gelombangnya tinggi, tidak setenang saat ini. Batu-batu granit juga belum muncul. Berbeda dengan sekarang, sudah banyak batu yang timbul. Setiap tahun bertambah beberapa centimeter, sehingga semakin besar dan tinggi.
“Pantai Tanjung Tinggi pernah disebut sebagai dermaga iblis, Pantai Iblis. Sebelum zaman penjajahan, pantai ini dijauhi oleh orang-orang,” ucap Bang Fadli.
“Kenapa, Bang?” tanya saya.
“Banyak lanun alias bajak laut. Kalau mereka sudah ke darat, sering merampok rumah warga. Makanya zaman dahulu enggak ada yang mau tinggal di dekat pantai, tapi sekarang sudah banyak yang mau.”
“Katanya pantai ini adalah pelabuhan para nelayan. Lalu nelayannya tinggal di mana?” tanya saya penasaran.
“Dulu ada yang namanya Suku Sawang, suku tua di Belitung selain Melayu. Rumah mereka memang di pesisir, tapi tinggal di kapal. Jadi kalau ada lanun, mereka bisa langsung melarikan diri,” jelas Bang Fadli.
Sejarah kelam Pantai Laskar Pelangi baru saya ketahui hari itu. Jika Bang Fadli tidak cerita, saya tidak pernah tahu bahwa pantai ini tidak serta merta menjadi terkenal. Pantai ini mengalami metamorfosis persis seekor kupu-kupu. Berawal dari pantai yang dijauhi, lalu menjadi pantai dengan gelombang tenang, dan akhirnya semakin populer setelah Film Laskar Pelangi.
Senja Memerah Jingga di Pantai Belitung
Kini, Pantai Tanjung Tinggi sangat digandrungi oleh para pencari senja. Eksotisme batu granit bersanding cantik dengan bulatan sempurna mentari yang akan segera tenggelam. Langit yang memerah, lalu menjadi jingga, menambah syahdu panorama senja yang tertangkap oleh bola mata.
Siluet-siluet terabadikan menjadi potret magis. Awan yang berwarna putih, dikelilingi oleh langit biru yang menjingga hingga warnanya memantul ke air. Air laut yang seharusnya kebiruan, ikut menjingga dan menjadi keperakan, seolah menjadi cermin senja. Inilah alasan mengapa pantai ini berhasil memikat siapa saja yang pernah mendengar namanya. Begitu pula yang pernah datang, pasti ingin kembali lagi.
indahnya, aku ke sana saat siang hari
Wah seru banget mbak Dian udah smp ke Belitung aja. Aku juga kepingin banget kesa na
Hwaaa
Sunsetnya cantik banget. Pasirnya putih gitu. Jadi pengen piknik kesana.
Syerem juga yaa…kalau ada Lanun.
Alhamdulillah~
Sekarang sudah aman dan bisa dinikmati banyak wisatawan.
Lembayung jingganya kece banget…kalo pemandangan begini..
Jangankan batu granit..batu ginjal gue naikin ..wkwkwk
Seru ya…duh kapan sampai sana..
Mbaaaa foto-fotomu bikin mupeng sangattt.. Ini uda masuk dalam wishlist traveling aku, entah kapan ada rejeki kesana..
Yang bikin eksotis ya batu2 granitnya ituloh mbak. Gede2. Warna2nya juga cantik. Aku pengen ke sanaaaaa
Wuah ternyata pahit juga ya sejarahnya. Gak seindah Laskar Pelangi ??
Pasirnya bersih ya. Aku suka tuh main2 di Laut dg pasir yg putih. Senjanya juga menggodaaa
Pasti merinding banget lihat momen senja yang indah.. duduk disana sembari menikmati kopi sore dengan orang terkasih. Sedep mantep banget
Pantai Tanjung Tinggi, hmm baru dengar namanya. Pemandangannya indah sekali ya. Semoga sejarah kelamnya tdk terulang kembali. Btw, aku juga mau bgt ikut tur Laskar Pelangi kayak kakak.
Mbakdi, itu pasirnya kayak lembut banget. Gemas! Btw sejarah pantai ini terjadi kapan dan berapa lama soh mbak bisa sampai kayak sekarang ini?
pengen kesini lagi… dulu pernah ke belitung.. tapi ya zaman mahasiswa.. aku ngga inget jg pantai apa aja. krn kan banyak banget ya belitung itu pantainya. cakep cakep semua
Mak di, asyiknya udah sampai sana… Fotonya juga bagus-bagus… 🙂