Manfaat memelihara kucing itu apa? Saya tumbuh sebagai anak yang tidak menyukai hewan. Alasannya karena trauma. Sewaktu kecil saya pernah dicakar kucing kampung belakang rumah. Penah juga dipatuk induk ayam saat berlari melewati anak-anaknya. Yang paling parah, saya pernah disosor sama bebek. Semuanya berakibat saya takut sama hewan.
Belum lagi saya pernah makan eek cicak yang warnanya cokelat kehitaman, karena saya kira potongan cokelat yang jatuh ke lantau. Iyuh! Apalagi sama kecoa terbang, duh jangan ditanya deh betapa jijiknya saya sama kecoa.
Pengalaman masa kecil tersebut berbanding terbalik dengan suami saya. Kata mertua, saat kecil dulu, suami saya memelihara kucing. Ia menangis kencang sewaktu kucingnya mati tertabrak. Semenjak itu, ia tidak pernah memelihara kucing lagi.
Hingga tibalah pandemi bulan Februari 2020. Suami full work from home. Anak-anak juga full sekolah dari rumah. Hari demi hari berlalu, hingga suatu pagi terdamparlah seorang induk kucing bersama keempat bayinya.
Suami memberinya kardus di teras. Bahkan dibelikan rumah-rumahan dari kayu juga. Makanan dan minuman tentu saja. Tapi saat itu musim hujan, dan hujan di Depok selalu diikuti angin kencang. Meskipun teras kami memiliki atap, tapi semuanya basah terkena hujan angin.
Kami khawatir bayi-bayi tersebut akan sakit. Benar saja, dua dari mereka mati. Sedangkan yang satunya tertabrak kendaraan. Akhirnya suami mengizinkan si induk dan satu anaknya yang tersisa tinggal di dalam rumah. Itupun ternyata si induk sudah dalam kondisi hamil lagi. Belum sempat disteril sudah keburu hamil. Tapi kali ini ia melahirkan dan mengurus bayi-bayinya di dalam rumah. Jauh dari panas, hujan, dan risiko tertabrak.
Awalnya saya tidak setuju kalau suami dan anak-anak memelihara kucing. Alasannya ya karena saya takut. Meskipun takut, saya tetap kasih mereka makan. Soalnya melas dan lucu sih, hehe.
Jadi, apa sih manfaat memelihara kucing bagi anak? Yuk, simak lanjutannya.
-
Mengajarkan Tanggung Jawab
Memelihara kucing tak hanya diajak main saja, tapi perlu diurus juga. Memberi makan, membersihkan litter box (pup dan pipisnya), hingga merawat ketika sakit. Semua itu mengajarkan tanggung jawab pada anak. Anak belajar untuk berkomitmen ketika memutuskan untuk memelihara hewan apapun.
Saya bahkan mengajarkan anak bagaimana cara membersihkan/ mencuci kandang kucing. Lumayan buat mengisi waktu mereka saat di rumah. Dibanding main gadget terus, kan?
-
Mengajarkan Kasih Sayang
Anak-anak masih membutuhkan kasih sayang. Begitu pula para kucing. Mengelus, menggendong, mencium kucing merupakan beberapa cara untuk menunjukkan kasih sayang kepada kucing. Kucing biasanya akan membalas hal yang sama. Dengan begitu anak juga merasakan kasih sayang selain dari orangtuanya.
-
Mengajarkan Empati pada Hewan
Di luar sana, banyak kucing jalanan yang bernasib buruk. Mereka sakit, kurus, terluka, kelaparan tanpa ada manusia yang memedulikan. Ratusan orang hilir mudik di sekitarnya dengan cuek.
Mungkin di dalam hatinya, “Ah, cuma hewan.” atau, “Sakit gitu bentar lagi juga mati.” Kalau ada kucing tertabrak juga malah kabur gitu saja. Padahal harusnya ya bertanggung jawab dicek, bila luka ya bawa ke klinik hewan. Bila mati ya dikuburkan. Begitu etika yang benar.
Saya enggak mau anak saya menjadi bagian dari manusia-manusia egois kayak di atas. Saya ingin anak saya punya hati untuk berbagi makanan ke hewan liar, termasuk kucing. Saya ingin anak saya punya empati ketika melihat atau mengetahui ada kucing sakit/ terluka.
Saya ingin anak saya enggak jadi orang yang menyakiti, menganiaya, apalagi membunuh kucing hanya karena mereka hewan. Padahal hewan juga makhluk hidup. Justru manusia yang punya akal harusnya bisa lebih baik daripada hewan.
-
Teman Bermain
Pernah kah anak-anak sahabat ismi mengeluh bosan saat di rumah? Ketika memelihara kucing, dijamin mereka tidak akan bosan lagi. Karena waktunya bisa habis untuk bermain bersama kucing, haha.
Kucing suka bermain panjat-panjat, main bola, main tali, ayunan, dan masih banyak lagi. Bahkan mereka bisa diajak bermain tebak-tebakan lho. Seru! Tonton deh video ini, saat anakku ajak main kucing.
Tonton video bermain bersama kucing
-
Teman Saat Sedih/ Sendirian
Anak pertamaku mengalami sensory prosessing disorder sehingga ia butuh waktu untuk menyalurkan emosinya secara baik. Saat sedih atau marah, ia akan memanggil kucing kesayangannya untuk membantunya menenangkan diri. Ia akan memeluk atau mengelus kucing tersebut.
Anak saya bilang bahwa kucing akan menemani mereka ketika ayah dan bundanya lagi enggak ada di rumah. Kucing selalu setia karena mereka enggak punya kesibukan sendiri. Jadi ya selalu ada untuk nemenin anak-anak.
-
Suara Dengkurang Kucing Menenangkan
Tahukah sahabat ismi bahwa kucing bisa mendengkur. Ada istilahnya gitu, tapi saya lupa. Mendengkurnya bukan hanya saat tidur, tapi pas melek juga bisa. Kucing mengeluarkan suara tersebut saat merasa nyaman.
Bukan hanya kucing yang merasa nyaman, tapi manusia di sebelahnya juga, karena suara tersebut mempunyai frekuensi yang menenangkan di telinga manusia. Wah, keren!
Jadi, selama anak tidak ada alergi dengan bulu kucing, saya sih yes kalau mereka mau memelihara kucing. Beda banget ya dengan saya yang dulu takut sama hewan. Alhamdulillah anak-anak saya sebaliknya.