Kurangi sampah demi masa depan bumi.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.” (QS. Al Baqarah: 30).
Manusia bisa merusak bumi, tapi Allah tetap menjadikannya khalifah (pemimpin). Apa artinya? Karena Allah tahu, bahwa manusia juga bisa menjaga bumi. Sebagai makhluk yang diberi akal, manusia punya kemampuan untuk memelihara bumi dan seisinya.
Apa kabar sahabat ismi? Masih penuh kan puasanya? Alhamdulillah di bulan penuh berkah ini, saya dan anak-anak masih full puasanya. Kami bahkan tarawih ke masjid meskipun hujan kadang melanda. Dari beberapa kali ceramah sebelum tarawih, berulang kali ustaz menyampaikan tentang makna syukur. Bahwa syukur itu bukan hanya berterima kasih terhadap apa yang sudah Allah berikan, tapi juga tentang merasa cukup.
Hanya orang yang bertakwa yang bisa melaksanakan syukur. Karena setiap rezeki yang didapat senantiasa membuatnya semakin takwa, sehingga Allah akan menambah nikmatnya. Sedangkan bagi manusia yang tidak bersyukur, justru sebaliknya.
Tahukah sahabat ismi bahwa Hari Bumi jatuh pada tanggal 22 April ini? Yup, bumi tercinta punya harinya sendiri. Fungsinya apa? Tentu saja untuk mengingatkan manusia bahwa bumi semakin tua renta, sehingga butuh lebih banyak kasih sayang. Butuh lebih banyak dimengerti, dan diobati.
Seperti manusia yang menua, bumi yang menua biasanya juga mengalami komplikasi. Sayangnya, bumi tidak semudah itu merawat dirinya. Bumi butuh bantuan tangan manusia.
Untuk menyambut Hari Bumi dan sebagai bukti syukur selama Ramadan ini, saya menantang diri sendiri dalam Team Up For Impact Everyday. Terdapat 6 challenge yaitu di bidang sampah, makanan, digital, energi, bisnis hijau, dan aktivisme. Saya memilih challenge sampah karena memang sudah saya rutin lakukan hampir satu tahun ini.
Tantangan Kurangi Sampah di Bulan Penuh Berkah
1. Tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan
Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 11.600 ton di tahun 2021. Jumlah yang mengejutkan dan akan terus bertambah kalau sahabat ismi tidak melakukan aksi nyata untuk mengubahnya.
Lalu bagaimana caranya agar sampah plastik berkurang? Tentu dengan tidak membeli apapun yang menggunakan plastik. Mulai dari makanan dan minuman kemasan, hingga ketika berbelanja mulai membawa kantong kain sendiri.
Pada tantangan pertama ini, jika kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan minggu pertama selama Bulan April untuk tidak membeli makanan/minuman dalam kemasan sehari penuh, dampaknya besar untuk bumi.
Oleh karena itu, hari ini saya memastikan tidak membeli makanan/ minuman kemasan. Karena hari ini ke pasar dan yang dibeli adalah ikan segar, sayuran segar, tempe, blewah dan timun suri untuk minuman buka puasa, dan untuk camilannya pesan di kenalan.
Percaya deh, makanan/minuman tanpa kemasan itu berasa lebih segar karena tanpa pengawet, pewarna, dan perasa tambahan. Tentunya juga lebih sehat. Kalau bisa buat sendiri, dipastikan lebih higienis. Cocok dengan kewajiban di bulan Ramadan yaitu sahur dan berbuka dengan makanan halal dan tayib.
2. Tidak menggunakan tissue
Penggunaan tissue satu hari di seluruh dunia bisa mencapai angka satu ton. Diperlukan 20.000 galon air untuk memproduksinya. Belum lagi pohon-pohon yang harus ditebang. Mungkin tidak banyak manusia yang tahu akan fakta ini. Karena penggunaan tissue sudah jamak. Justru ketika saya memutuskan berhenti memakai tisu, saya dianggap aneh oleh keluarga.
Terus terang, saya resah melihat sampah tissue yang menggunung. Apalagi anak pertama dan anak ketiga saya gampang ingusan. Jadi butuh banyak tissue per harinya. Oleh karena itu, langkah mengurangi bahkan menstop pemakaian tissue sudah saya lakukan hampir setahun lalu.
Sejak pindah ke rumah yang baru, saya mengganti tissue di kamar anak dengan sapu tangan lucu. Saya mengganti tissue dapur dengan lap hasil daur ulang dari baju bekas. Saya juga mengganti tissue di ruang tamu dan keluarga dengan reusable tissue alias kain berulang pakai. Ada banyak jenisnya lho, yang ukurannya kotak mirip tissue wajah, dan adapula kain yang bisa digulung mirip tissue gulung.
Jika bepergian, saya sebisa mungkin membawa handuk kecil sebagai pengganti tissue. Atau ketika makan di luar dan dapat tissue, maka tissuenya saya bawa pulang untuk digunakan kembali saat bepergian. Kurangi sampah tissue sebisa mungkin.
Sahabat ismi percaya, kan, kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Kamis di Bulan April untuk tidak menggunakan tissue, dampaknya besar buat Bumi.
3. Tidak menghasilkan sampah makanan
Sampah makanan yang terbuang di Indonesia pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun. Jumlah sampah makanan (food waste) memang mencengangkan, tapi nyatanya ini fakta. Mengapa saya bisa menyatakan demikian? Yang paling mudah dengan melihat rumah tangga sendiri. Ada sisa sayur, sisa nasinya anak-anak, bahkan sisa lauk.
Saya sering menghabiskan sisa lauk anak-anak. Atau jika sudah kenyang, karena di rumah ada kucing, maka lauk tersebut saya berikan pada kucing. Mereka bahkan makan tulang ayam lho, asal enak dan lunak.
Untuk sisa makanan yang masih bisa diolah, maka akan saya olah. Seperti membuat nasi goreng, membuat dadar telur sayur untuk isian sandwich, membuat puding kolak, dan sebagainya.
Bagaimana dengan sisa makanan yang sudah basi? Dengan berat hati, terpaksa saya masukkan ke komposter dengan harapan tidak berakhir ke TPA. Sisa makanan yang terurai akan menjadi kompos yang nantinya saya gunakan untuk berkebun.
Tapi yang paling penting dari semua itu adalah masak dan beli sesuai kebutuhan. Masak secukupnya, ambil makanan ke piring secukupnya dan habiskan makananmu.
Sahabat ismi, ikutan gerakan tidak menghasilkan sampah makanan yuk! Kalau kita Team Up dan kompak untuk mendedikasikan Hari Minggu di Bulan April untuk berhati-hati agar tidak menghasilkan sampah makanan, dampaknya besar buat Bumi. Kurangi sampah makanan sebagai bentuk rasa syukur.
4. Bawa bekal
Dulu saat belum menikah dan punya anak, saya dapat makan siang di kantor. Lengkap dengan pinjaman piring dan sendok. Sering juga makan di kantin sehingga enggak nyampah.
Lalu ketika sekarang ngantor lagi, kepikiran sih bawa bekal. Agar enggak bingung mau jajan apa di kampus. Malu euy kalau ke kantin ketemu sama mahasiswa, hehe. Sedangkan perut sudah keroncongan.
Apalagi besok Selasa saya seharian di kampus. Pagi ada rapat, sore mengisi praktikum sampai pukul 7 malam.Bisa dipastikan buka puasa di lab. Oleh karena itu, saya bakalan bawa bekal. Dengan bawa bekal, saya dan sahabat ismi bisa membawa makanan sesuai selera, sesuai porsi sehingga kurangi sampah makanan yang terbuang. Ditambah lagi, sahabat ismi bisa mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai, sumber mikroplastik perusak lingkungan.
Yuk dedikasikan hari Senin di bulan April untuk bawa bekal!
5. Riset alternatif kemasan sekali pakai
Paling sulit untuk menghindari kemasan sekali pakai saat di perjalanan. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Sekarang ada berbagai aplikasi yang bisa membantu untuk mengetahui lokasi tempat sahabat ismi bisa isi ulang botol minum, baik dengan air gratis maupun berbayar.
Terus terang saya baru tahu ada aplikasi ini, wah bakal kepakai banget nih. Selama ini saya beberapa kali isi ulang bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga di tempat seperti siklus refill, atau di Kecipir. Untuk minuman di rumah memang menggunakan galon isi ulang.
Pingin banget nyobain belanja di bulksource eco grocer seperti di Menteng dan Kemang. Atau Naked inc. di Jakarta Selatan. Sahabat ismi bisa bawa wadah sendiri atau wadah dari sana yang nantinya akan digunakan kembali.
Karena saya belum tahu tentang aplikasi cek tempat isi ulang air minum di perjalanan, yuk dedikasikan hari Rabu di bulan April untuk riset aplikasi ini supaya perjalanan minim sampah kemasan. Apalagi bentar lagi mau mudik lebaran. Bagi sahabat ismi yang mudik melalui jalur darat bakal kepakai banget aplikasinya.
Gimana, keren kan tantangan kurangi sampahnya? Saya tahu memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Seminggu sekali saja sudah bagus banget, apalagi kalau akhirnya bisa konsisten dilakukan setiap hari. Makin terjaga deh bumi kita!
Sahabat ismi okutan challenge nya juga yuk, cek dan daftar di https://teamupforimpact.org/