Keterampilan Bertahan Hidup yang Perlu Diajarkan Sejak Dini. Orangtua tidak dapat mendampingi atau mengawasi anak selama 24 jam. Akan tiba saatnya orangtua perlu melepaskan dan memberi kepercayaan pada anak yang telah tumbuh dewasa.
Seorang anak akan tetap menjadi anak sekalipun ia telah beranjak dewasa dan menua. Tapi bukan berarti orangtua masih saja mengerjakan semuanya untuk anak. Kelak, mereka perlu bertanggung jawab pada dirinya. Oleh karena itu, tugas orangtua adalah memberikan bekal agar anak siap untuk dilepas ke dunia luar.
Bekal apa saja yang dimaksud?
-
Ilmu agama
Sebagai negara beragama, penting untuk menjadikan agama sebagai pondasi atau panduan hidup. Spiritualitas amat penting agar saat dewasa, mereka punya pegangan hidup agar tidak tersesat.
-
Moral dan akhlak
Pendidikan moral dan akhlak semestinya diajarkan sejak dini agar budaya korupsi dan suap bisa menghilang. Adab dan etika juga menjadi aturan tidak tertulis dan dapat dipraktikkan bila anak-anak sudah dipaparkan sejak kecil. Mereka tidak akan bermoral dan berakhlak baik bila hanya mendapatkan teorinya. Melainkan harus melihat contoh nyata, terutama dari orangtuanya.
-
Literasi finansial
Saat ini, banyak remaja dan orang dewasa yang terjebak pinjol. Mereka berhutang bukan hanya untuk kebutuhan primer, bahkan untuk hal-hal tersier seperti liburan ke luar negeri atau barang konsumtif. Menggelikan sekaligus miris, bukan? Disadari atau tidak, salah satu penyebabnya adalah para orang dewasa ini tidak memiliki literasi finansial yang mumpuni.
Nah, ini PR bagi orangtua. Anak sebaiknya diajarkan untuk menabung, memilah mana kebutuhan vs keinginan, dan mulai dikenalkan dengan investasi. Ajarkan juga anak konsep tentang uang agar mereka tidak mengejar uang dengan menghalalkan segala cara. Tapi biarkan uang yang mengejar mereka.
-
Soft skill
Soft skill apa yang paling sahabat ismi butuhkan ketika bekerja atau berkarya di masyarakat? Keahlian komunikasi, dan interpersonal, alias sosial skill. Tidak semua anak dilahirkan dengan bakat supel atau luwes saat berbicara. Tapi tenang, keahlian ini bisa dilatih. Cukup sediaan 10.000 jam terbang agar soft skill makin terasah.
Percaya tidak percaya, bahkan sekarang sudah ada workshop public speaking untuk anak dan remaja lho. Mereka bisa belajar dari ahlinya, bila orangtuanya kurang kompeten atau kurang percaya diri untuk memberikan pengajaran tentang soft skill.
-
Keterampilan bertahan hidup
Bekal kelima yang dapat diajarkan oleh orangtua adalah keterampilan bertahan hidup, atau basic skill. Keterampilan dasar ini tidak mengenal gender atau jenis kelamin. Artinya, baik anak laki-laki maupun perempuan, harus fasih terhadap keterampilan ini. Contohnya antara lain pekerjaan domestik seperti membereskan kamar dan rumah, mencuci piring dan baju, menyetrika, bahkan memasak.
Semua pekerjaan domestik di atas bukan hanya tugas ibu, tapi juga ayah dan anggota keluarga lainnya. Saat mengajarkan keterampilan dasar ini, sesuaikan dengan usia anak ya. Lebih bagus lagi bila di rumah tersedia sarana prasarana sesuai ukuran tubuh anak. Misalnya ada wastafel yang bisa dijangkau anak untuk latihan mencuci piring. Ada sapu kecil untuk anak berlatih membersihkan rumah, dan sebagainya.
Khusus untuk memasak, saat menggunakan benda tajam dan berbahaya, harus selalu didampingi oleh orangtua. Untuk awal, anak bisa diajarkan memotong sayuran atau bahan masakan dengan pisau kecil/ tidak terlalu tajam. Semakin besar usianya, mereka bisa belajar membuat cemilan dan lauk sederhana seperti telur ceplok, roti bakar, spageti, bahkan nasi goreng. Saya jamin, mereka akan senang diberi kepercayaan untuk memasak sendiri. Makan pun akan menjadi lebih lahap, karena tahu prosesnya hingga menjadi masakan yang lezat.
Bagi anak yang lebih kecil, atau belum mau mencoba memasak di rumah, sahabat ismi dapat memotivasinya melalui permainan menyenangkan. Kak Sara dan Kak Najla senang sekali bermain di website culinaryschools.org/kids-games/. Ada ratusan permainan online yang seru, dan menantang.
Permainan Apa Saja yang Disukai Anak?
Bento Box Melatih Ketelitian Anak
Kak Sara mencoba permainan Bento Box karena ia suka makan bento. Cara memainkannya cukup mudah yaitu memindahkan makanan yang hilang ke dalam kotak bento. Sesuaikan dengan bentuknya, agar setiap makanan berada pada tempatnya. Permainan akan selesai setelah sahabat ismi berhasil membuat sepuluh makan siang.
Bento Box dapat dimainankan untuk anak yang lebih kecil. Seperti anak bungsu saya yaitu Bintang. Asal menggunakan mouse atau anak diajari terlebih dahulu bagaimana cara memindahkan (drag) sebuah gambar.
Kitchen Word Melatih Kosakata Bahasa Inggris
Permainan kedua ini amat disukai Kak Sara dan Kak Najla. Namanya Kitchen Word, yaitu permainan kata peralatan dan perkakas dapur. Anak diminta menggambar garis yang menghubungkan masing-masing 3 gambar dengan kata yang sesuai. Anak diminta untuk memilih bintang di dekat gambar lalu klik kotak yang memiliki kata paling sesuai dengan gambar tersebut. Hasilnya, tentu saja anak sekaligus berlatih kosakata dalam Bahasa Inggris. Menambah vocabulary dengan cara yang menyenangkan.
Yang seru adalah, permainan Kitchen Word dibagi menjadi beberapa kriteria usia sehingga dapat disesuaikan tingkat kesulitannya. Kakak dan adik sama-sama bisa memainkannya dengan tetap mendapatkan permainan yang menantang.
Design Squad Feed the Fidgits, Belajar tentang Akuaponik
Anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan baru lho dari sebuah permainan. Salah satunya dari permainan Design Squad Feed the Fidgits yaitu berkebun akuaponik yang mengajarkan anak-anak cara menanam sayuran di dalam ruangan.
Ketika di klik terdapat berbagai pilihan tanaman yang mau ditanam. Meskipun demikian, hanya mint yang dapat dimainankan dengan gratis. Anak jadi tahu kalau akuaponik artinya menanam di lahan sempit, dan bahkan bisa memelihara ikan. Tanaman mint tumbuh dengan baik, dan ikan juga dapat dipanen.
Jelly- Escape
Permainan seru berikutnya bernama Jelly-Escape. Pemain diminta untuk memakan bintang dan menghindari segitiga tajam. Jika terkena segitiga yang seperti jeruji, maka Jelly akan meledak. Setiap kali berhasil, maka pemain akan memasuki tingkat baru yang semakin susah.
Saya mencoba game ini dan menurut saya cukup susah, harus gesit. Tapi ketika Kak Najla yang memainkannya ternyata sukses. Memang kemampuan anak-anak itu kadang di atas ekspektasi orangtuanya.
Vampires and Garlic
Kata Kak Najla, permainan ini sangat seru. Ia bermain bersama adiknya, Bintang. Mereka menembak para vampir dengan bawang putih. Anak yang berusia empat tahun bisa memainkan ini, karena relatif mudah.
Selain permainan di atas, masih banyak lagi tema lainnya yang dapat sahabat ismi eksplorasi. Lumayan banget untuk mengisi waktu selama libur Idul Adha. Bahkan kemarin saat mudik 12 jam di jalan, anak-anak bermain game di culinaryschools untuk membunuh waktu. Mereka gembira, saya juga karena anak-anak anteng tidak mengeluh bosan.
Setelah bermain game, sahabat ismi dapat melanjutkan dengan mengajak memasak yang sesungguhnya, membuat bento, atau bisa juga membuat akuaponik. Jadi gimana? Apakah sahabat ismi tertarik mengajak anak bermain sekaligus melatih keterampilan bertahan hidup sejak dini?
di kotaku juga ada les atau kelas public speaking untuk anakp-anak, keren, aku kalau melihat antusias anak-anak belajar public speaking dari kecil,kagum dibuatnya, mereka udah belajar berani untuk tampil dan ngomong dengan percaya diri pastinya
Si kakak udah mulai aku ajarkan masak yg simple dan mencuci piring. Nanti pelan2 ngajarin dia juga utk mencuci baju dan lainnya. Krn aku sendiri punya plan utk mengirim mereka belajar jauh. Jadi mau ga mau, harus tahu cara hidup mandiri di mana ortunya ga bisa selalu mendampingi.
Bagus juga bisa belajar dari games begini ya mba 👍👍. Dengan begitu lebih menempel juga cara2nya di kepala mereka.