Kelas Inspirasi, blogger pun dapat menginspirasi.
Menjadi blogger memang bisa dilakukan oleh siapa saja, dengan latar belakang pendidikan apa saja. Tapi menjadi blogger yang benar-benar mencintai apa yang dikerjakannya dan menulis dari hati, butuh kesungguhan.
Semenjak melihat beberapa teman memposting kegiatan kerelawanannya di Kelas Inspirasi, hasrat hati untuk ikutan pun bergelora. Sayang waktu itu saya bingung, mau daftar sebagai profesi apa? Meski bergelar apoteker, saya sudah lama tidak praktik. Padahal di form pendaftaran ada isian tempat kerja. Waktu itu, saya juga belum aktif ngeblog. Lengkap sudah deh alasan enggak bisa ikutan Kelas Inspirasi.
Buat yang belum tahu Kelas Inspirasi itu apa, saya jelasin dikit ya. Jadi Kelas Inspirasi itu didirikan oleh alumni Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar sendiri merupakan program yang digawangi oleh Pak Anies Baswedan. Beberapa relawan yang terpilih akan diterbangkan ke pulau-pulau terpencil di Indonesia untuk mengajar selama satu tahun. Bayangkan setahun enggak pulang. Berada di pedalaman antah berantah. Salah seorang teman saya ada tuh yang berhasil lolos seleksi dan didaulat mengajar di sebuah desa di pelosok Kalimantan. Dia bahagia, bahkan hatinya sudah terpaut pada anak-anak di sana.
Kelas Inspirasi, Apakah Itu?
Nah, kalau Indonesia Mengajar harus satu tahun mengajar, Kelas Inspirasi hanya sehari. Tagline -nya “Cuti Sehari, Menginspirasi Selamanya”. Materi yang diajarkan juga lebih ke pengenalan berbagai macam profesi. Sedangkan Indonesia Mengajar programnya lebih kompleks, tergantung apa yang dibutuhkan oleh murid-murid dan guru di desa yang dituju.
Suatu hari, saya melihat pendaftaran Kelas Inspirasi Cilacap. Ya, Kelas Inspirasi ini hanya diadakan setahun sekali, makanya begitu saya tahu ada kota yang membuka pendaftaran dan enggak jauh dari Jogja, saya langsung antusias. Kali ini, saya dengan percaya diri mendaftar sebagai relawan pengajar blogger.
Alhamdulillah, ternyata saya lolos seleksi. Belakangan saya baru tahu kalau ada 55 orang yang mendaftar, dan hanya 21 yang diterima menjadi relawan pengajar. Sedangkan untuk relawan dokumentasi ada 10 orang pendaftar, dan 9 orang diterima. Tiga puluh orang tersebut nantinya dibagi dalam tiga SD, yaitu SD Cijeruk, SD Cilumping dan SD Kutoagung. Wow, cukup ketat ya seleksinya.
Sewaktu ada yang tanya apa motivasi ikutan Kelas Inspirasi, hmm, jawabannya panjang, sudah saya ditulis di form pendaftaran KI. Salah satunya adalah mencari pengalaman baru. Melihat langsung pendidikan di pelosok. Mengenalkan literasi ke anak-anak, yaitu minat baca, minat menulis, dan sebagainya. Lalu berpikir, apa yang bisa saya lakukan setelah menemukan hasil penelusuran sehari itu.
Motivasi lainnya adalah mengisi tangki cinta. Menyetok kebahagiaan supaya dapat memberi cinta dan mengisi tangki cinta untuk anak-anak saya. Ternyata cara saya mengisi tangki cinta dan kebahagiaan ya kayak gini ini. Beneran jadi bahagia lho.
KI Cilacap 2018 berlangsung di Dayeuhluhur, sebuah kecamatan di Cilacap paling barat. Perjalanan Jogja-Dayeuhluhur saya tempuh dengan menaiki efisiensi Jogja-Maos (4 jam), kereta api Maos- Banjar (2 jam), becak Banjar- Pasar Banjar (15 menit), angkot Pasar- RM Mergosari (1 jam), lanjut Colt Bak Mergosari- Dayeuhluhur (2 jam). Total 9 jam euy. Tapi semua itu tidak menyurutkan niat saya untuk mengenalkan profesi blogger ke anak-anak SD Cilumping.
Hasilnya bagaimana? Sewaktu mengajar di kelas tiga, saya tanya yang suka baca buku siapa? Cuma satu anak yang tunjuk jari. Salah seorang fasilitator (panitia) ada yang bertanya ke mereka, sukanya baca buku apa? Eh dijawab buku pelajaran Bahasa Jawa, Matematika, dan sebagainya, hiks.
Perpustakaannya sih ada, tapi kondisinya kurang terawat. Lemarinya rapuh dan jumlahnya sedikit. Padahal buku-bukunya sekilas banyak yang bagus. Termasuk sebuah buku dari Erlangga Kids yang sempat saya lihat, yaitu berupa cerita bergambar berbahasa Inggris. Sayangnya, buku tersebut berdebu dan teronggok begitu saja di dekat lemari.
Dari situ saya sadar bahwa tingkat literasi di SD Cilumping masih perlu ditingkatkan. Sebenarnya, anak-anak juga jarang memegang gawai. Mereka lebih sering melakukan kegiatan di alam bebas seperti bersepeda, dan bermain bola. Padahal membaca bisa menjadi aktivitas yang sama asyiknya jika ada yang memulai membiasakannya. Secepatnya, saya akan menindaklanjuti soal ini.
Menyiapkan Materi Pengenalan Sebagai Blogger
Yang cukup krusial dari Kelas Inspirasi adalah mempersiapkan materi ajar. Para relawan pengajar telah diberi modul panduan bagaimana sebaiknya berinteraksi dan mengajar anak-anak SD. Ada istilah-istilah seperti “Bang” di awal perkenalan, ice breaking, sampai pada bridge atau jembatan untuk menyimpulkan apa yang tadi disampaikan oleh relawan. Ya, penyampaian ke anak-anak SD haruslah menggunakan bahasa yang sederhana, dan dalam bentuk permainan.
Saya mulai mempersiapkan materi berdasarkan beberapa video YouTube Kelas Inspirasi di kota lain. Ada relawan yang membawa gambar-gambar hasil cetak. Ada yang membuat karya menggunakan kertas warna-warni. Bahkan ada pula yang membawa balok dan bola sebagai media permainan. Saya mencari sesuatu yang pas dan identik dengan blogger.
Ingin tahu seperti apa materi yang saya persiapkan?
1. Peralatan Ngeblog dari Kardus
Tadinya saya ingin membawa kamera dan laptop asli. Tapi setelah mempertimbangkan jauhnya medan dan lama perjalanan, akhirnya saya memutuskan membuat barang-barang tersebut menggunakan kardus dan gambar hasil cetak dari internet. Hasilnya cukup memuaskan. Meskipun menurut saya, lain kali kalau ikut KI lagi, lebih baik bawa laptop ringan yang bisa sekalian dipakai untuk mengajar, dan bawa kamera beneran.
2. Gambar Alur Kerja Blogger
Pada modul dijelaskan bahwa materi inti adalah pengenalan profesi, yaitu nama profesi, kerjanya ngapain, di mana bekerjanya, bagaimana cara menjadi profesi tersebut, apa peran profesi tersebut di masyarakat, dan sebagainya.
Nah, untuk menjelaskan kerjanya blogger ngapain aja, saya menggunakan gambar. Dengan begitu, saya berharap anak-anak lebih tertarik dan mudah dalam memahami alur kerja blogger.
3. Jenis-Jenis Blogger
Saya juga mengenalkan ke anak-anak SD tentang jenis-jenis blogger antara lain travel blogger, food blogger dan fashion blogger. Perbedaan ketiganya saya jelaskan lewat gambar. Di akhir materi, ada games tebak gambar termasuk ke dalam blogger apa.
4. Bermain Peran
Di kelas yang lebih besar, yaitu kelas 3-4, saya mengajak mereka untuk bermain peran sebagai blogger. Ada satu anak yang memegang kamera, lalu mendatangi pembukaan rumah makan baru. Ia meliput, memotret dan mencicipi makanan. Sampai di rumah, anak tersebut menuliskan pengalamannya menggunakan laptop:D.
Anak-anak SD tertawa ketika saya mengatakan, “Ayo, kokinya di potret, suasana tempat makannya juga jangan lupa difoto.”
5. Praktek Menulis
Dari Jogja, saya membawa puluhan kertas HVS yang sudah di- print dengan gambar berbentuk layar laptop. Saya memang berencana untuk praktek literasi ke anak-anak SD, tetapi kenyataannya sungguh tidak mudah.
Ketika saya mengajar di kelas 3, mereka masih kesulitan mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan. Berbeda halnya ketika saya meminta anak kelas 5 dan 6 untuk menulis pengalaman seolah-olah menjadi food blogger yang tadi meliput pembukaan rumah makan baru. Saya membimbing mereka untuk menulis dengan cara 5W+1H. Saya juga meminta mereka untuk menggambar, seolah-olah gambar tersebut adalah foto saat liputan.
Mereka sangat antusias, meskipun saya harus berkeliling dan menyemangati bahwa mereka boleh menulis apa saja. Tadinya saya ingin ada satu atau dua anak yang maju membacakan cerita yang ditulisnya, tapi ternyata waktunya tidak cukup. Akhirnya kertas dikumpulkan, dan hingga saat ini masih saya simpan dengan rapi.
Piagam dan Stiker Cita-Cita
Saya terakhir mengajar di kelas 5. Penutupan diisi dengan membagikan piagam cita-cita yang boleh dibawa pulang oleh anak-anak. Saya bilang ke mereka, sampai rumah, taruh piagam tersebut di tempat yang bisa terlihat tiap hari. Supaya mereka selalu ingat dengan cita-cita saat masih SD. Agar mereka semangat untuk menggapainya. Impian yang dilihat setiap pagi, biasanya akan menjadi nyata. Tentunya diiringi doa dan usaha.
Selain mengisi piagam cita-cita, murid-murid SD Cilumping juga menempelkan stiker cita-cita berbentuk roket (thanks to Mas @windhiprastomo yang mendesain). Cita-cita mereka ibarat roket yang akan melesat tinggi. Mereka akan berusaha menggapai cita setinggi mungkin.
Saya terharu sewaktu Mbak @auristagram bilang ke bapak ibu guru SD Cilumping bahwa stiker cita-cita ini dapat menjadi panduan bagi bapak ibu guru untuk mengarahkan minat murid-muridnya. Diantara mereka ada yang bercita-cita menjadi guru mengaji, guru olahraga, dokter, polisi, astronot, hingga pembalap. Teriring doa semoga bapak ibu guru SD Cilumping dapat mendidik anak-anak tersebut agar selalu percaya bahwa cita-cita apapun dapat menjadi kenyataan asal diusahakan dengan kerja keras, pantang menyerah dan mengutamakan kejujuran.
Lihat kan? Kelas Inspirasi memberi banyak pengalaman. Justru saya yang terinspirasi oleh kepolosan dan semangat anak-anak SD Cilumping. Justru saya yang terinspirasi ketika mengetahui perjuangan anak-anak berangkat sekolah. Justru saya yang belajar arti bersyukur ketika mendengar berbagai kisah hidup para relawan. Benar-benar cuti sehari, selamanya menginspirasi dan terinspirasi:)
Kalau ada Kelas Inspirasi lagi mau daftar enggak? Jelas mau! Nagih euy:D
Pengalamannya menarik banget Mbak.
Aku pikir yang bisa ikutan di Kelas Inspirasi itu cuma yang profesinya “kantoran” aja. Kaya arsitek atau dokter. Ternyata blogger juga bisa.
Pengalaman emang guru yang paling berharga ya.
Masyaa Allah, kegiatannya bagus banget mbak. Pastinya akan memberi banyak pengalaman tersendiri yaa. Ini kl saya mau ikutan, kira2 bisa gak yaaa. Apalagi saya udah lama juga nih mbak gak ngajar
Haloooo Mbak Ismyama apa kabar? Waah, ternayta pandai sekali bu guru yang satu ini. Aku salut dengan cerita mengajar anak2 SD, nyobain mobil bak terbuka dan perjalanan ke mana2. Pasti ga akan terlupakan seumur hidup ya apalagi kalau anak2 yang diajarkan itu paham dan menjadi orang sukses nantinya. Cuti seharian yang mengesankan! 🙂
Aih bagus banget mba. Iya emang kalaungajar sebaiknya memang bermain peran dan juga praktik untk menulis ya mba. Semangat ya mba untuk selalu tetap menginspirasi 🙂
Senengnyaaaa aku jd kangen ngajar. Udah lama gak ngajarin anak2 kyk gtu mbak.
Penasaran gmn sih caranya gabung di kelas inspirasi. Itu relawannya selama di sana dengan biaya sendiri atau dtanggung oleh organisasinya? Haha aku buta sekali ttg kelas relawan ini 😀
Kegiatan yang mulia, mba. Aku dulu sebelum nikah suka ngajar ke pedalanan sama teman-teman, bahagiaaaa banget. Betapa banyak ansk bangsa yang belum berkesenpatan meraih ilmu setunggi tingginya
Sungguh menginspirasi banget mbaak. Aku juga kepingin banget ikutan Kelas Inspirasi ini dan jadi relawan pengajar, sayang jadwal mengajar di tempat kerja aku tidak memungkinkan. Huhuhu. Dari tulisan ini kebayang banget anak-anak belajar mengenal profesi yang mungkin masih awam buat mereka dan disampaikan semenarik mungkin. Semoga apapun cita-cita mereka tercapai yaa. Aamiin.
Seru sekali kegiatan pendidikan begini. Mba Dian dengan sederhana menjelaskan profesi blogger itu apa pake alat yg sederhana juga. Semoga anak-anak tetapkan minatnya untuk membaca.
Hai mbak Ismyama, namaku kesebut di artikelmu kok aku jadi terharu ya karena aku nggak nyangka apa yg aku sampaikan membekas di ingatan orang lain.
Sehat terus ya mbak, jangan bosen untuk terus menginspirasi!