#BatikIndonesia Mendunia Lewat Karya Anak Negeri
Beberapa waktu lalu, publik Indonesia dikejutkan dengan berita suksesnya Anniesa Hasibuan di panggung dunia. Anniesa adalah desainer muda pertama dari Indonesia, yang berhasil unjuk gigi di New York Fashion Week 12 September lalu. Anniesa mengambil tema D’Jakarta, menampilkan 48 koleksi, dimana 38 busana ready to wear, dan 10 evening dress. Dari ke 48 koleksi tersebut, kita patut berbangga, karena motifnya sangat Indonesia, yaitu tenun ikat, batik dan teknik printing.
Saya tertarik pada batik yang diusung Anniesa sebagai bagian dari rancangannya. Tentunya Anniesa memilih batik dengan berbagai alasan. Selain karena batik adalah budaya asli Indonesia, batik juga memiliki banyak penggemar di dunia. Motifnya yang bervariasi dan terkesan unik dan khas, menjadikan batik menjadi primadona di kalangan desainer Indonesia. Desainer tersebut bahkan pernah mengadakan fashion show tunggal, setahun sebelumnya, yaitu pada 7 Juni 2015 di London, Inggris, dimana ada 10 busana yang ditampilkan, dan mengangkat batik sebagai motif utamanya. Oleh karena itu, saya yakin, Anniesa telah mengetahui pandangan penikmat fashion dunia terhadap batik Indonesia, sehingga dia berani mengangkatnya lagi di New York Fashion Week.
Saya sendiri memiliki pengalaman menarik soal keberadaan batik di Borobudur Writer and Culture Festival (BWCF) 2016 pada tanggal 5-8 Oktober kemarin. Selama acara berlangsung, baik pada saat seminar maupun pentas seni, tak dapat dihitung jumlah peserta dan undangan yang menggunakan batik pada motif baju yang dipakainya. Yang menarik adalah, batik tampil dalam bentuk yang beragam, mulai dari kemeja biasa, hingga dress anggun yang simpel tetapi berkelas. Batik berhasil menjadi identitas yang tak membeda-bedakan kelas masyarakat. Mulai dari pengisi acara, penulis besar, sastrawan handal, hingga mahasiswa yang menjadi panitia pun mengenakan batik. Dan jangan salah, bahkan para tamu undangan BWCF 2016 yang bukan WNI, baik belum lama tinggal atau sudah lama tinggal di Indonesia, juga mengenakan batik. Sebut saja Elizabeth D Inandiak, seorang penulis dan penerjemah yang lahir di Prancis, yang menerjemahkan “Serat Centhini” serta menulis karya sastra tentang gempa bumi dan letusan Gunung Merapi “Babad Ngalur- Ngidul”, atau Dr. Katrin Bandel, seorang penulis buku dan dosen di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang lahir di Jerman, mereka menggunakan batik sebagai bukti kecintaannya pada culture Indonesia.
Bangga pada batik Indonesia
Bagi yang belum tahu, batik adalah kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain, lalu pengolahannya melalui proses tertentu yang khas. Batik Indonesia sendiri telah mendapat pengakuan dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity). Ini artinya, dunia telah mengakui batik sebagai budaya warisan Indonesia. Kita sebagai masyarakat Indonesia, tentu harus lebih bangga lagi dengan batik. Batik adalah ikon Indonesia yang motifnya tak lekang oleh waktu, dan selalu cocok dikenakan di segala suasana dan dimana saja. Batik sendiri sarat akan nilai-nilai budaya dan bersifat simbolik. Ada beberapa motif batik yang zaman dulu hanya boleh dipakai oleh kalangan kerajaan, karena melambangkan kearifan, dan karisma raja-raja Jawa pada khususnya.
Salah satu museum yang menyimpan warisan tersebut adalah Museum Ullen Sentalu di Kaliurang, Yogyakarta. Beberapa motif batik, baik yang langka maupun yang jumlahnya terbatas disimpan di sana. Saat berkunjung kesana, saya jadi menyadari, bahwa zaman dahulu, batik juga identik dengan identitas pemiliknya atau pemakainya, meskipun zaman sekarang sudah banyak motif khusus yang boleh dipakai oleh semua orang.
Nilai ekonomi batik
Tahukah teman-teman bahwa nilai ekspor batik pada tahun 2015 adalah sebesar USD 156 juta (2,1 triliun)? Nilai ini naik 10% dibanding tahun sebelumnya1. Pasar ekspor terbesar batik adalah ke Amerika, Jepang dan Eropa. Para pelaku usaha batik juga semakin banyak, karena mereka menyadari bahwa batik memiliki potensi besar untuk bersaing dengan produk lain, baik secara kualitas dan harga. Saya jadi teringat seorang pengusaha Cirebon, batik Trusmi, yang sekarang sudah tak terhitung pemasukan domestik dan ekspornya. Beliau merupakan pengusaha muda yang percaya, bahwa ketika kita membawa budaya bangsa untuk digaungkan ke kancah nasional dan dunia, maka secara otomatis kita juga melestarikan budaya tersebut.
Sejarah batik Indonesia yang mendunia
Saya mencoba menelusuri sejarah bagaimana batik Indonesia bisa dikenal oleh dunia. Sebuah sumber 2 menyatakan bahwa buku History of Java karya Sir Thomas Stamford Raffles lah yang mengenalkan teknik batik Nusantara ke Eropa, yaitu saat beliau menjabat sebagai Gubernur Inggris di Jawa pada tahun 1817-an. Lalu pada tahun 1835, pemerintah Belanda yang ada di Hindia Belanda (sebutan Indonesia saat masa penjajahan) membawa pembatik untuk mengajarkan teknik membatik ke Belanda. Lebih lanjut, kisah mendunianya batik juga tercatat di Museum Etnik di Rotterdam Belanda, karena di sana ada selembar batik yang diberikan ke Museum pada tahun 1873 oleh Van Rijekevorsel, seorang saudagar Belanda. Batik bahkan pernah dipamerkan pada ajang Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, dimana saat itu, batik Indonesia mendapat banyak tepuk tangan dari dunia. Oleh sebab itu, diyakini pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya.
Kembali ke masa kini, entah sudah berapa banyak Warga Negara Asing (WNA) yang menggunakan batik, baik di acara-acara internasional, maupun ketika mereka beraktivitas sehari-hari. Masih ingat, kan dengan Julia Roberts saat berperan dalam film “Eat, Pray, Love”? Julia beberapa kali mengenakan batik Indonesia di film tersebut. Tentu saja hal ini juga ikut mengantarkan batik dikenal lebih di kancah internasional. Artis-artis dunia lainnya seperti Drew Barrymore, Jessica Alba, serta Heidi Klum pun termasuk diantara jejeran artis yang pernah mengenakan batik baik sebagai motif pada tas, maupun pada jaket dan dress yang dikenakannya.
Beberapa motif batik Indonesia yang mendunia2
- Motif Keraton (Batik Yogyakarta)
Nah ini dia motif batik yang saya ceritakan di atas, dimana motif ini dahulu hanya boleh dipakai oleh keturunan raja saja. Ciri motifnya adalah bunga yang simetris. Saat ini, siapapun boleh memakai motif ini.
- Motif Kawung (Batik Jawa Tengah)
Motifnya unik ya, dimana motif kawung identik dengan uang sepuluh sen kuno. Perlu diketahui bahwa motif ini terinspirasi dari bentuk buah kawung (sejenis kelapa atau dianggap sebagai buah kolang-kaling).
- Motif Parang (Batik Tanah Jawa)
Hampir seluruh daerah jawa memiliki motif batik parang. Parang sendiri berasal dari kata pereng atau miring. Di Yogyakarta, motif Parang Rusak cukup terkenal. Lain halnya dengan di Jawa Barat, motif Parang Klisik lah yang ada.
- Motif Megamendung (Batik Cirebon)
Motif megamendung adalah motif yang cukup sering terlihat dipakai oleh banyak orang. Warnanya yang cerah, dan bentuk awan-awan mendunglah yang membuat orang tertarik untuk menggunakannya. Motif ini diketahui mengandung makna yang dalam yaitu melambangkan dunia atas, atau menjadi simbol Ketuhanan. Warna awal batik megamendung adalah biru dan merah yang menggambarkan maskulinitas karena dahulu dalam pembuatannya, ada campur tangan laki-laki.
- Motif Sogan (Batik Solo)
Motif ini didominasi oleh warna cokelat muda. Sama seperti motif keraton yang dulunya hanya dipakai oleh kerajaan, motif sogan juga dulunya dipakai oleh raja-raja Kesultanan Solo.
Agar batik Indonesia mendunia
Ada banyak cara agar batik Indonesia dikenal oleh lebih banyak orang di seluruh dunia. Ada banyak cara agar batik Indonesia dapat diterima di dunia. Beberapa cara dapat dilakukan oleh profesi tertentu, ada yang dapat dilakukan oleh pemerintah, sementara lainnya dapat dilakukan oleh siapa saja.
-
Berwirausaha dengan menggunakan motif batik sebagai nilai jual produk
Menurut Kemenperin, para pelaku usaha yang produknya terkait dengan batik, jumlahnya semakin meningkat. Misalnya, para desainer baju, pemilik usaha tas, pelaku usaha kerajinan tangan, pembuat sepatu, sangat memungkinkan memasukkan unsur batik pada produknya. Jika teman-teman sebagai pelaku usaha tidak ingin 100% menggunakan motif batik untuk produknya, teman-teman dapat sesekali mengkombinasi produk dengan motif batik Indonesia. Di Yogyakarta sendiri, sangat banyak toko yang menjual produk dengan motif batik. Ini artinya, para pengrajin kita juga sudah menyadari bahwa batik adalah khas Indonesia. Dengan adanya ekspor produk bernuansa batik yang semakin meningkat jumlahnya, secara tidak langsung, kesempatan batik untuk dikenal dunia juga menjadi lebih besar lagi. Terus terang saya salut pada pelaku usaha yang rela merogoh waktu, tenaga dan modal, demi membawa nama batik ke kancah dunia.
Oh ya, ada cerita unik soal motif batik ini, pernah nggak lihat bolu motif batik? Iya, karena saking kerennya batik Indonesia, sampai-sampai kue bolu pun bermotif batik. Kebayang dong kalau ada WNA yang beli bolu tersebut, secara tidak langsung mempromosikan batik Indonesia, ‘kan?:)
-
Beri sentuhan batik pada profesimu
Seperti pembuat kue yang memakai motif batik untuk bolunya, profesi lain dapat melakukan hal yang sama. Saya beri contoh, seorang pelukis, sesekali lukislah model yang memakai baju batik. Seorang penulis atau blogger, sesekali buatlah tulisan tentang batik, baik berupa artikel, puisi, cerpen, maupun bisa juga dalam bentuk novel. Bayangkan novel sekelas karya Andre Hirata bercerita tentang batik. Ketika novel itu dialihbahasakan dan diterbitkan di negara lain, kira-kira, batik jadi lebih dikenal oleh dunia nggak? Tentu iya,’ kan? Bahkan pemilik restoran sekalipun, bisa saja mewajibkan karyawannya memakai batik di hari tertentu (jadi kayak program pemerintah ya, hehe). Kalau ada orang asing yang lagi makan di restoran tersebut, lalu melihat batik, siapa tahu jadi tertarik menggunakannya. Cara ini sebenarnya sudah berlaku di dunia penerbangan (seragam pramugari yang biasanya bermotif batik) dan juga di dunia perhotelan atau pariwisata (seragam resepsionisnya kadang juga bermotif batik atau ada unsur batiknya)
-
Inovasi batik tanpa meninggalkan nilai tradisi
Motif batik dapat dimasukkan ke dalam produk apapun. Dengan kata lain, memudahkan para pelaku usaha atau produsen dalam berinovasi. Desainer tak hanya menggunakan motif batik pada baju-baju berdesain formal, tetapi batik juga dapat diinovasikan ke dalam baju santai atau kasual. Batik yang dulunya terkesan lawas dan kuno, saat ini dapat dibuat lebih trendi dengan memasukkan unsur modern ke dalam produk yang diinovasi. Entah kenapa saat menulis tentang inovasi, saya membayangkan batik dikenal dunia tak hanya melalui produk berupa barang nyata, tetapi juga dapat berupa sesuatu yang imajiner. Contohnya, bisa saja para pembuat game menginovasi batik dalam bentuk game membuat batik. Atau pembuatan video dan film edukasi anak-anak, menyertakan batik dalam ceritanya. Jika ada film anak dengan tema batik ataupun terdapat pengenalan tentang batik, ditayangkan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, maka anak-anak di negara tersebut akan mengenal batik sejak kecil, dan batik Indonesia dapat lebih mudah diterima oleh dunia.
-
Gunakan batik saat liburan atau menghadiri acara di luar negeri
Cara keempat adalah tetap mengenakan batik sekalipun teman-teman sedang liburan. Siapa tahu justru WNA yang teman-teman temui di negaranya akan tertarik dan bertanya tentang batik Indonesia. Cara ini juga berlaku untuk para pelajar, atau mahasiswa dan pekerja di luar negeri. Gunakanlah batik saat menghadiri perkuliahan, saat bertemu klien atau saat bernegosiasi dan presentasi pekerjaan, sehingga mereka familier dengan motif batik yang teman-teman kenakan. Bila seluruh WNI yang sedang ada keperluan di luar negeri mengenakan batik Indonesia, lama-lama batik Indonesia bakal dicari oleh orang asing. Mungkin juga ‘kan, mereka nitip batik saat kita mudik, atau justru kita sendiri yang sejak awal membawa oleh-oleh batik (baik berupa syal atau dompet kecil misalnya) sebagai tanda perkenalan atau kenang-kenangan untuk kenalan kita di luar negeri. Saya yakin, dengan begitu, batik akan lebih mendunia.
-
Gunakan batik di acara nasional maupun internasional
Agak mirip dengan nomor empat, cara kelima adalah siapa pun teman-teman, baik ibu rumah tangga, pelajar, PNS, desainer, maupun blogger, gunakanlah batik di acara yang teman-teman datangi. Utamanya bila acara tersebut bertajuk seminar, conference, festival, workshop, gathering, dan sebagainya, yang memungkinkan untuk bertemu banyak orang dari berbagai kota di Indonesia, atau orang-orang dari berbagai negara. Tidak pernah ke acara formal bukan berarti teman-teman kehilangan kesempatan menggunakan batik. Saat ini, datang ke acara pernikahan, maupun sekedar main ke mall atau reuni bersama teman sekolah pun dapat menggunakan batik lho.
Ketika teman-teman bertemu orang baru dan mengenakan batik, percayalah, otomatis teman-teman telah mempromosikan batik Indonesia. Dengan memakai sendiri, kita terlihat bangga dan akan lebih mudah memberikan testimoni atau pendapat soal batik Indonesia kepada masyarakat Indonesia sendiri dan kepada warga negara lain. Perlu untuk diketahui, bahwa Menteri Perindustrian Saleh Husin, juga menyarankan agar masyarakat membeli dan memakai batik, agar semakin mendunia.
-
Mengadakan event terkait batik Indonesia
Bila teman-teman berkecimpung di dunia batik, baik sebagai pemerhati, seniman, atau berada dalam jajaran pemerintahan, maka mengadakan event yang terkait batik adalah salah satu cara agar batik Indonesia mendunia. Misalnya saja Jogja International Batik Biennale (JIBB) yang merupakan media untuk semakin mengenalkan batik pada dunia. JIBB 2016 sendiri akan diadakan di Yogyakarta, sebagai kota batik dunia, pada tanggal 12-16 Oktober 2016. Dalam JIBB akan ada simposium internasional, workshop internasional, kompetisi batik, fashion show batik, hingga batik exhibition yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan kontribusi pada perkembangan dan pelestarian batik Indonesia3. Dengan menunjukkan batik Indonesia kepada dunia, maka batik akan berkembang, lestari dan berdaya untuk Indonesia pada khususnya, dan untuk dunia pada umumnya.
Sebagai penutup, batik Indonesia untuk dunia bukanlah hal yang mustahil terjadi, karena sebenarnya, sudah sejak dulu batik Indonesia mendunia. Namun, agar batik Indonesia tetap berkembang, lestari, dan berdaya, maka anak negeri perlu berbuat lebih. Antara lain dengan membawa batik Indonesia dalam setiap napas di karyanya, sehingga batik Indonesia akan lebih mendunia.
Referensi:
- Siaran Pers, Kementrian Perindustrian, Batik Indonesia Makin Mendunia, kemenperin.go.id
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Batik
- www.jogjabatikbiennale.com
I love batik much! 😀 senang beli tas batik ataupun tenun.
Pakai batik bikin penampilan kelihatan beda. Untuk motif, aku suka yang motif lawas, paling favorit sih Truntum Garuda hehehe karena makna di baliknya daleem 😀
btw, Mak itu nggak ada foto kah ato koneksiku ini ngesot apa ya?
Wah Mak Ranny paham banget ya soal batik. Aku motif sih nyaris semuanya suka, terutama motif yang elegan. Iya tadi foto belum kelar di posting, hehe. Sekarang udah ada fotonya=)
Seneng pake batik, adem dan formal.
Idem.. Kesannya elegan dan alami ya
Batik juga busana favorit saya? inget dulu jaman sd disuruh membuat motif batik kawung. Itu motif batik termudah sepertinya ?
Eits saya juga pernah zaman SMP, pas pelajaran mulok PKK diminta buat motif kawung=)
Mbak Ismy, wajib nih ke Bangkalan Madura supaya bisa lihat langsung batik Tanjung Bumi yang bagus banget itu mbak. 🙂
Wah belum pernah lihat nih. Jadi penasaran saya..
Kayaknya kalau ke acara2 penting pakai batik udah yang paling aman deh. Cakep difoto juga. Itu kebaya si kecil lucu banget, cantik.
Iya, acara formal pakai batik dijamin ga saltum. Hihi makasih tante.. Kiss dari Najla
Saat ini batik tidak monoton untuk acara-acara resmi. Yang casual pun banyak dan tetap cantik-cantik modelnya. Lagipula batik selalu update terhadap perkembangan mode.
Benar Mba.. Modelnya sudah semakin banyak, baik batik tulis maupun cap
Wah, saya jadi bersemangat lagi nih beli kain batik buat dibikin baju.
Itung-itung turut melestarikan warisan Budaya nenek moyang.
Sip Mba.. Iya biar anak cucu tetap kenal dan cinta batik
aku mah suka batik sedari lajang, ngampus pun pakai batik
nah sekarang kerja, selasa-sabtu pakai batik juga
udah gitu, punya seragam keluarga batik jugaa
Hihi iya, batik sejak dulu sudah punya tempat tersendiri di hati kita ya
Weee, itu Mbak Katrin Bandel ya?! Pangling saya. Sudah lama saya ketemu di Jogja.
Iya Mas. Lho, pernah ketemu? Kenal dimana?
Makin suka aku mba sama batik, banyak banget inovasi2 batik, tak hanya baju aja tapi model tas dan syall pun g kalah menarik
Iya benar Mbak.. Mulai banyak inovasinya ya. Jadi semakin berwarna pakai batik dalam bentuk apapun
Suka pakai batik n sarimbitan sekeluarga Mak Di, sukses lombanya yaa
Thanks Mak Prima.. Iy sarimbitan jadi lebih gimana gitu
Yuk, lestarikan batiiik 🙂
Liat baju najla jadi pengen bikinin buat kinan nih heheee
Ayo buatin aja.. =)
Gak bisa dipungkiti, batik udah jadi outfit andelan kalo pergi ke acara yang formal tapi bisa tetep santai.
Udah seperti kaos atau polo shirt, tapi lebih formal daripada keduanya.
Tapi opini pribadi, jenis produk batik udah semakin seragam sekarang.. perlu ada produk unik batik yang lain supaya msy Indonesia nggak kadung bosen nantinya.
Benar Mas. Hmm, ada ide produk unik batik yang seperti apa? Yuk coba diwujudkan=)
batik sekarang udah banyak modelnya, warnanya juga bagus2, ada satu baju bertema batik disuka anak saya, sangking sukanya hampir dipake tiap hari 🙂