6 Cara Mudah Berbagi Berkah Ramadhan Untuk Anak-anak

Facebooktwitterredditmail

Berbagi Berkah Ramadhan. Ajarkan anak berbagi berkah di bulan puasa.

Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus tarawih apalah gunanya

Lihatlah langit keampunan yang indah
Membuka luas dan angin pun semerbak
Nafsu amarah terbelenggu dan lemah
Bunga ibadah dalam ikhlas sedekah

Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi
Tadarus artinya memahami kitab suci.

Ada yang kenal lagu di atas? Kalau lahirnya seangkatan dengan saya pasti kenal deh sama lagunya. Dibawakan oleh Bimbo, lagu dan penyanyinya sama-sama legendaris. Berkisah tentang ibadah apa saja yang dilakukan di bulan Ramadhan dan apa manfaat ibadah tersebut. Sebuah lagu, yang bagi saya, masih sangat pas untuk diperdengarkan pada anak-anak kita, termasuk anak saya.

Memperkenalkan Ramadhan pada Najla, putri saya yang berusia 4 tahun tentu tidak mudah. Sejak usia 2 tahun, dia sudah kami kenalkan mengenai puasa dari buku cerita. Usia 3 tahun pun ikut tarawih ke Masjid (tapi kalau bosan dan nangis ya saya terpaksa berhenti shalat, lalu mengajaknya keluar Masjid sembari menunggu ayahnya selesai shalat, hehe), dan sering pula membantu saya menyiapkan menu buka puasa, agar ikutan lahap makannya (tips agar anak doyan makan saat berbuka nih). Saya bahkan masih ingat, Najla dulu kerap terbangun saat sahur, semacam mau ikutan sahur juga.

Tahun lalu, Najla rajin ikut TPA dan berbuka dengan takjil di Masjid, bersama dengan anak-anak lain di desa kami, tapi tahun ini? Wah, lagi agak susah nih ngajak mengaji dan shalat di Masjidnya. Maklum, saya sedang punya bayi jadi harus membagi waktu ke dua anak. Ketika ayahnya pulang ke Jogja, nyatanya kakak Najla mau ikut tarawih ke Masjid lho.

Apa yang teman-teman pikirkan ketika membaca kisah di atas? Kondisi bulan Ramadhan yang menggembirakan bukan? Anak saya tidak perlu memikirkan hari ini bisa makan atau tidak, bahkan dia bisa ikutan sahur dan berbuka puasa dengan menu apa saja. Anak saya bisa bermain seharian atau belajar sesuka hatinya, karena baik di Masjid atau di rumah, ada banyak orang yang dapat membimbingnya belajar. Sungguh kondisi bulan puasa yang ideal untuk seorang anak.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak lain?

Kurang lebih dua tahun lalu, saya sempat mengikuti sebuah program pemberdayaan masyarakat petani di sebuah desa di Bogor. Saat itu hari pertama bulan puasa, saya bergabung dalam tim kesehatan dan membantu kegiatan posyandu. Sementara itu, ada kegiatan lain yaitu bazar baju dan dongeng anak. Yang membuat saya terharu adalah, ada puluhan anak yang begitu gembira dengan kedatangan kami. Ya, rupanya Mbak Heni dan teman-teman sudah lama menghidupkan suasana bermain dan belajar yang kondusif untuk anak-anak ini, anak-anak dari keluarga petani yang ekonominya memprihatinkan.

1. Dongeng yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak, 2. Saya (baju merah) berfoto bersama pendiri dan para relawan program #kampung1000cahaya, 3. Salah satu anak yang datang dengan baju bolong-bolong, hiks. Foto dari Agroedu Jampang Community

Mereka memakai baju terbaik di sore itu (meskipun ada yang bajunya bolong-bolong). Mereka datang dengan wajah ceria, mendengarkan dongeng anak, lalu mengaji. Ah, pemandangan yang indah sekali, tawa lepas anak-anak yang meneduhkan hati. Ketika pulang, bahkan dibagikan susu kotak dan alat tulis kalau saya tak salah ingat. Sungguh, sebuah pelajaran berbagi berkah ramadhan yang terpatri di hati dan ingatan saya. Para kakak-kakak relawan yang rela menahan haus dan lapar, demi mendongeng, mengajar ngaji, mensukseskan acara di hari itu, dan program tersebut tidak hanya berlangsung dalam sehari lho, tapi sebulan penuh. Ah, saya jadi rindu saat itu.

Lalu, tahun ini, bagaimana saya berbagi berkah ramadhan?

Terus terang, pindah ke Jogja dan mempunyai bayi, saya perlu berpikir dua hingga tiga kali untuk pergi ke sebuah acara. Tapi, kalau acara blogger saja didatangi, masa giliran acara sosial nggak sih? Nah, masalahnya, saya nggak tahu harus bergabung dengan acara sosial berbagi berkah ramadhan apa di Jogja=(.

Saya malah tahunya ada program sembako 100ribu untuk kaum yang membutuhkan di Depok Jakarta (info teman saya). Terus, program di Bogor juga masih jalan. Yang di Jogja nggak dengar desas-desus apapun, hiks (atau sayanya yang kuper?) Pingin sih ngadain sendiri, sekali-kali jadi PJ acara sosial berbagi berkah ramadhan untuk anak, tapi apa saya mampu mengurus ini-itu di tengah kesibukan saya?

Semua keraguan, ada solusinya!

Saya yakin, banyak ibu-ibu yang seperti saya, ingin berbagi berkah ramadhan, tapi terkendala waktu dan mobilitas. Beda dengan zaman muda dulu, saya pernah buka puasa keliling ke panti-panti bersama teman-teman kuliah. Oleh karena itu, saya mau sharing ah solusi apa yang biasa saya lakukan.

1. Sedekah setiap hari

Cara paling mudah adalah bersedekah setiap hari. Jalan paling mainstream ya memasukkan infak ke kotak amal di masjid. Mudah, bisa sekalian dilakukan saat shalat berjamaah atau mengantar anak TPA.

2. Berbagi nasi bungkus ke anak jalanan

Kalau bisa dan ada tenaga untuk memasak, bisa lah masaknya dilebihin beberapa porsi untuk nantinya dibagikan ke anak jalanan yang ditemui kala mau ngabuburit misalnya. Yakin deh, senyum bahagia mereka akan membuat kita merasa lebih bahagia dan lebih bersyukur.

3. Berbagi takjil di panti asuhan atau rumah sakit

takjil berbagi berkah ramadhan

Nah ini kalau anda ada waktu untuk menyambangi panti atau rumah sakit (bangsal kanker anak misalnya) dan berbuka bersama mereka. Bila tidak? Anda bisa saja menitip masakan ke teman yang bersedia mendatangi panti atau RS. Atau lebih mudah lagi, anda sedekah uang yang nantinya dikelola oleh teman yang mau berbagi takjil di panti/RS tersebut. Ada banyak alternatif kan?=)

4. Sedekah SOS (Sabun Odol Shampo) ke panti

Kalau ini sih saya banget. Menurut saya, jiwa yang kuat itu berasal dari tubuh yang sehat. Tubuh yang sehat awalnya dari tubuh yang bersih. Anak-anak lebih rentan sakit dibanding orang dewasa. Oleh karena itu, jangan sampai anak-anak nggak mandi. Apalagi kalau nggak mandinya karena nggak punya atau nggak mampu beli alat mandi, hiks, menyedihkan sekali. Makanya, sedekah SOS ini menurut saya sangat bermanfaat. Anda bisa mencari daerah mana yang hieginitasnya masih rendah, MCK-nya masih kurang bersih, lalu sedekahkan SOS tadi ke tempat tersebut.

5. Menggalang donasi

galang dana online

Wah, yang ini perlu pemikiran matang ya. Anda perlu mencari tempat untuk menyalurkan donasi, dimana sebelumnya perlu membuat promosi baik berupa status atau gambar yang menunjukkan ada penggalangan donasi untuk sedekah ke yang membutuhkan.

Pastikan uang yang masuk tercatat dengan baik, misal bila cash ya buat pembukuan, bila transfer mintalah untuk memberi tanda (contoh: uang untuk donasi lebihkan 7 rupiah agar mempermudah pencatatan, ex:Rp.100.007,00).

Setelah semua donasi terkumpul pada waktu yang ditentukan, umumkanlah total donasi sebagai bentuk transparansi. Bila perlu, dokumentasikan kegiatan penyaluran donasi agar teman-teman yang menyumbang dapat mengetahui dengan pasti bahwa uang mereka benar-benar tersalurkan sesuai kesepakatan awal. Modalnya kepercayaan lah, maka jaga baik-baik amanah tersebut.

6. Berbagi berkah ramadhan di Peduli Sehat

berbagi berkah ramadhan

Alternatif ke enam ini, untuk ibu-ibu yang nggak mau ribet, atau susah membagi waktu bila harus mencari tempat donasi atau menggalang donasi. Ya, sudah ada lho, tempat berbagi berkah ramadhan yang terpercaya dan mudah banget caranya, yaitu di platform Peduli Sehat.

Sekarang, ibu-ibu dan teman-teman semua sudah nggak bingung lagi kan mau berbagi berkah ramadhan untuk anak kemana? Karena ada banyak sekali pilihan yang bisa disesuaikan dengan situasi kita saat ini.

Yuk, berbagilah karena dengan berbagi, kita tak akan pernah rugi=)

(Visited 603 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

14 thoughts on “6 Cara Mudah Berbagi Berkah Ramadhan Untuk Anak-anak

  1. Efi Fitriyyah Reply

    Seangkatan deh kayaknya kita, Mak. Bulan puasa jadi rada irit buat jajan, tapi posnya bisa dialokasikan untuk lebih banyak bersedekah ya, mak.

    • dian.ismyama Post authorReply

      Idem. Tarawih tahun lalu malah berhasil, tahun ini ada adeknya jadi ga fokus gimana ngajak ke masjidnya..huaa

  2. Maria Reply

    Bukan perkara mudah mengajarkan berbagi pada anak kecuali dengan teladan ya mak, tipsnya menginspirasi

  3. Vety Fakhrudin Reply

    Jadi kangen bulan ramadhan nih…trus inget jumlah utang puasa…hehehe…

Leave a Reply

Your email address will not be published.