Menjaga Kesehatan Mental Ibu Agar Tidak Mudah Tantrum

Facebooktwitterredditmail

Menjaga Kesehatan Mental Ibu bagaimana caranya? Tidak hanya anak yang bisa tantrum, ibu juga bisa. Sebuah pernyataan yang menohok karena saya termasuk ibu yang sering tantrum. Apalagi ketika ada bayi yang membuat sering begadang, dan tidak punya waktu untuk beristirahat keesokan harinya.

Agar ibu tidak mudah marah

Ibu mana yang tidak kehilangan kewarasan kalau kurang tidur, terlalu lelah, tidak punya me time, tidak punya waktu untuk merawat diri, bahkan makan pun harus cepat-cepat. Itupun kalau ingat belum makan. Nyatanya, kadang enggak ingat, hingga tiba waktu makan berikutnya.

Saya pernah membaca konten dari seorang teman yang sekarang menjadi Play Therapist. Ia mengatakan bahwa bila ibu tantrum, catatlah apa penyebabnya. Mencatat penyebab bisa membuat ibu mencegah tantrum terjadi kembali.

Misalnya saja, ada ibu yang tantrum jika kegerahan karena belum sempat mandi. Ada pula yang mudah marah jika melihat mainan anak berantakan. Atau ada yang langsung naik emosinya jika mendengar teriakan/tangisan anak. Mengenali kapan ibu tantrum, membuat ibu menyadari apakah penyebab tersebut berasal dari inner child atau bukan. Lalu, bisakah penyebab tersebut diminimalisir?

Setelah saya mengenali diri sendiri, saya tantrum kalau keringetan dan anak rewel. Jadi sebisa mungkin saya mandi minimal 2 kali sehari, dan selalu ganti baju jika sudah berkeringat. Saya juga mengusahakan pakai AC di ruangan ber-AC, atau menyalakan kipas angin di ruangan tanpa AC. Hal ini penting untuk mencegah saya kegerahan dan berujung tantrum.

Bagi ibu yang mudah tantrum saat lapar, siapkan camilan tinggi kalori/ yang mengenyangkan sehingga bila ibu tidak sempar makan besar, setidaknya terganjal oleh camilan. Bisa pula siapkan camilan sehat seperti buah-buahan/ kacang-kacangan yang mudah diakses dimanapun ibu berada. Pastikan ibu juga terhidrasi dengan baik ya.

Mengenai kesehatan mental ibu dan ayah, saya punya catatan penting hasil dari IG live kode spesial bersama narasumber seorang ibu dari anak autis.

Menjaga Kesehatan Mental Ibu, Seberapa Penting?

Selama ini, orang tua khususnya ibu mengira bahwa kesehatan mental anak lebih penting daripada kesehatan mental orang tua. Orang tua berbondong-bondong memastikan anaknya sehat mental, bisa mengelola emosi, bisa menyalurkan emosi negatif dengan cara yang tepat, dan sebagainya. Tapi mereka lupa bahwa kesehatan mental orang tua SAMA PENTINGnya dengan kesehatan mental anak.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Orang Tua

Menjaga kesehatan mental ibu

Pertanyaan berikutnya adalah, lalu bagaimana cara menjaga kesehatan mental orang tua? Salah satu caranya dengan self care. Self care atau merawat diri tidak harus mewah. Bisa dari hal sederhana seperti baca buku, ngeteh di pagi hari, mendengarkan musik, maskeran/luluran, atau bengong sembari memandang taman.

Menjaga kesehatan mental orang tua anak berkebutuhan khusus

Self care sebaiknya dilakukan tanpa anak. Oleh karena itu, pilihlah cara self care yang paling memungkinkan dengan kondisi masing-masing. Self care sendiri sebaiknya dilakukan secara rutin sehingga orang tua selalu sehat mentalnya.

Jangan tunggu burn out baru melakukan self care. Kalau burn out sudah melanda, tentu solusinya jadi berbeda. Self care justru berfungsi untuk mencegah burn out.

Selain itu, berilah apresiasi dan ucapan terima masih pada diri sendiri. Karena sudah berjuang sampai di titik ini, dan tidak menyerah menghadapi jalan terjal dan berliku. Lakukan butterfly hug secara rutin. Jangan tunggu orang lain mengapresiasi diri kita.

Jadi, tantrum pada ibu itu sebenarnya bisa dicegah. Dengan cara tidak terlalu keras pada diri sendiri. Jangan menuntut dirimu menjadi ibu sempurna. Delegasikan yang bisa didelegasikan. Kalau tidak ada budgetnya, ya bagi tugas dengan suami. Kalau suami tidak kooperatif, ya turunkan standar dan ekspektasi. Baik standar kebersihan dan kerapian rumah, standar ekspektasi terhadap anak, dll.

Percayalah, stres pada ibu bisa berujung tantrum. Lalu tantrum pada ibu bisa berkembang menjadi burn out. Dan burn out yang berkepanjangan bisa mengakibatkan sakit mental dan sakit fisik.

Apakah sahabat ismi pernah mengalami tantrum/ emosi yang tidak bisa dikendalikan? Lalu, biasanya langkah apa yang dilakukan untuk mencegah/ mengatasinya? Cerita, yuk di kolom komentar.

(Visited 88 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

Leave a Reply

Your email address will not be published.