Kebun Maisa Petani, belajar agribisnis dari Maisa. Pada tanggal 6 Oktober 2022, saya berkesempatan menghadiri IBK’s Day. Detail tentang acara tersebut akan saya tulis di artikel terpisah ya. Sebagai informasi, acara talkshow -nya diisi oleh tiga orang narasumber. Salah satunya adalah Mbak Iin Indriyani seorang praktisi talent mapping. Judul talkshow adalah “Menggali Minat Bakat, Menyiapkan Produktivitas dan Membangun Branding Produk IBK”.
Dari talkshow di atas, saya mendapatkan kesimpulan bahwa semua anak termasuk IBK (Insan Berkemampuan Khusus) pasti memiliki potensi, minat dan bakat. Nah, bakat dan minat tersebut hanya perlu ditemukan, lalu dikembangkan. Tujuannya agar IBk bisa produktif dan mandiri di kemudian hari.
Salah satu contoh IBK yang berhasil mengembangkan minat dan bakatnya adalah Valmaisa Jazira Tjokro. Valmaisa Jazira Tjokro atau yang biasa disapa Maisa adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara. Maisa merupakan kakak kandung penyayi Sheryl Sheinafia.
Maisa didiagnosa mengidap autisme saat berusia 1,5 tahun. Tapi diagnosa tersebut tidak membuat Irta C. Tjokro, ibunya berkecil hati. Ibunda Maisa mengenalkan berbagai kegiatan mulai dari seni lukis hingga seni musik. Tapi Maisa hanya menganggapnya sebagai hobi.
Hingga akhirnya Irta mengajak Maisa menanam kangkung dan bayam, dan Maisa menyukainya. Kegiatan menanam tersebut berlanjut dengan sistem hidroponik, dan akuaponik. Pada tahun 2020, karena Maisa sangat tertarik terhadap aktivitas bercocok tanam, Bu Irta akhirnya mengembangkan lahan seluas 2000 meter persegi di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta untuk dijadikan kebun yang diberi nama Kebun Maisa Petani. Kini, Kebun Maisa Petani sudah bertambah 1000 meter persegi sehingga totalnya menjadi 3500 meter persegi.
Ada berbagai apresiasi yang didapat oleh Kebun Maisa Petani antara lain dari Pemda DKI Jakarta karena telah mendukung instruksi Gubernur Nomor 14 Tahun 2018 tentang Urban Farming Dalam Rangka Ketahanan Pangan. Kebun Maisa Petani mendapat kesempatan bekerja sama dengan Pemda setempat untuk membantu program penyuluhan menanam cabai. Keren, ya?
Sebagai informasi, Kebun Maisa Petani ini memang menjadi bekal agar kelak Maisa bisa mandiri. Bu Irta ingin agar anaknya tetap bisa berdiri kaki sendiri, meskipun mengidap autisme. Sebagai orangtua, tentu saya sangat terharu dan salut pada Bu Irta dan keluarga Maisa. Mereka mendukung minat dan bakat Maisa di bidang agribisnis.
Berkunjung ke Kebun Maisa Petani Bersama IDFB
Hari Minggu tanggal 9 Oktober 2022 kemarin, saya akhirnya berkunjung ke Kebun Maisa Petani bersama dengan komunitas IDFB (Indonesian Food Blogger). Intip yuk, kami ngapain aja?
-
Makan Siang Bersama
Saya dan teman-teman dari IDFB memang membawa potluck. Masing-masing peserta bebas membawa makanan atau minuman. Alhamdulillah kemarin makanan berlimpah. Ada nasi kebuli, ayam goreng, spaghetti brulee, bolu pandan, aneka roti homemade, pizza, sampai es cendol duren juga ada.
Kebun Maisa Petani juga menyediakan air mineral, kopi, teh lengkap dengan dispensernya. Bahkan kami disediakan jajan pasar yang lezat. Alhamdulillah. Setelah makan siang, acara dilanjutkan dengan berkeliling di Kebun Maisa Petani.
-
Mengelilingi Kebun Maisa
Karena Kebun Maisa sangat luas, saya dan teman-teman berjalan semampunya. Ketika sudah capek, kami kembali ke ruangan pertemuan yang tadi dipakai untuk mengobrol dan makan.
Sebagai informasi, fasilitas di Kebun Maisa Petani sangat lengkap. Terdapat ruangan untuk para tamu, toilet, tempat wudu, hingga ruang untuk salat juga ada.
Saya sempat melihat tanaman gingseng, oyong, rosemary, mint, sampai oyong dan pare juga ada. Terdapat pula kebun kacang panjang yang sudah selesai masa panen. Selain tanaman yang ditanam di tanah (konvensional), ada pula yang ditanam di air (hidroponik).
-
Belajar tentang Hidroponik
Di Kebun Maisa Petani, saya melihat langsung pagoda, pokcoy, dan selada hidroponik. Ternyata airnya tuh bersih banget kayak kolam tapi tertutup gitu. Mbak Baswi yang menemani rombongan IDFB menjelaskan dengan detail tentang proses hidroponik.
Maisa biasanya yang menyemai benih di tisu. Setelah muncul seperti kecambah, dipindah ke kotak-kotak mirip spons. Tanaman yang sudah tumbuh empat helai daun sudah bisa dipindah ke kotak hidroponik. Tinggal tunggu deh sampai besar, lalu siap dipanen. Untuk pagoda sendiri biasanya sebulan sudah bisa panen.
Selain menggunakan kolam besar yang ditutup bagian atasnya (ada lubang-lubang untuk menaruh tanaman), ada pula hidroponik yang menggunakan pipa paralon.
-
Panen Jagung dan Pagoda
Kemarin, saya dan teman-teman IDFB boleh memanen jagung dan pagoda. Jagungnya bukan jagung kuning biasa lho. Melainkan jagung pelangi dan jagung merah. Lucu! Katanya sih rasanya seperti ketan gitu. Saya jadi penasaran.
Selesai panen, aneka sayur tersebut kami bawa pulang. Tentu saja bayar, hehe. Harganya standar, mulai dari 15000- 20000 rupiah per 250 gram untuk sayuran. Sedangkan jagung per kilogramnya dihargai 30000 rupiah.
Kebun Maisa Petani juga menyediakan aneka tanaman di polybag seperti rosemary, mint, dan cabai. Adapula beragam ikan dan jagung frozen. Lengkap deh!
-
Foto Bersama
Selama di Kebun Maisa, kami tak lupa berfoto ria. Apalagi banyak spot-spot cantik dan menarik. Sahabat ismi bisa berpose sedang memanen oyong, pagoda atau jagung. Boleh juga berfoto di gazebo yang berada di belakang air mancur.
Oh ya, Kebun Maisa Petani juga menyediakan caping yang bisa dipakai selama mengelilingi kebun. Supaya enggak kepanasan gitu. Selesai menggunakan caping, jangan lupa dikembalikan ke tempatnya ya.
Untuk orangtua yang ingin mengajarkan anaknya tentang agribisnis, saya merekomendasikan Kebun Maisa untuk dikunjungi. Anak-anak bisa berkeliling kebun, memanen sayur, dan belajar hidroponik serta aquaponik juga.
Memang untuk mengelola agribisnis butuh ketekunan. Tapi kalau Maisa bisa, maka anak-anak lainnya juga bisa! Yang penting sesuaikan dengan minat dan bakat anak. Anak-anak yang suka berkebun maka akan senang hati dan betah bercocok tanam.
Seru nih kak kegiatannya, anak pun jadi lebih bersahabat dengan alam ya. Aq jadi pengen ngajak anakq bermain sambil belajar tentang agribisnis kayak gini juga, pasti seru.
Masyaallah, berawal dari kangkung dan bayam, muncullah Kebun Maisa Petani. Salut sekali dengan perjuangan Ibunda untuk mengembangkan minat dan bakat Maisa, terharu akutuh.. Barakalloh untuk Kebun Maisa Petani.
Btw, kegiatan IDFB juga asyik sekali, yah Mbak. Sayangnya nggak ada foto-fotonya nih. Jadi bikin penasaran sama Kebun Maisa Petani, hihi..
Aku jadi punya ide untuk usul ke paguyuban biar anak2 diajakin berkebung sekali2 kkwkw.. kapan lagi yaa kaann bisa berkebun dan belajar bertani jugaa
Kalau di Tangerang Selatan, ada yang namanya Kebun Kumara Kak. Konsepnya mirip kaya gini.
Jadi penasaran sama Kebun Maisa. 🤔
wah seru sekali yaa kak berkunjung ke kebun Maisa….sangat menginspirasi sekali juga Maisa Dan orang tuanya
seru sekali ya kak dan sangat menginspirasi sekali
Masya Allah asyiiik nya banyak hal yang bisa dilakukan belajar cuci mata dan makan makan di kebun Maisa. Anak anak pasti suka dan betah
MasyaAllah, kebun Maisa jadi inspirasi. Salut dengan orang tua Maisa yang memberikan support untuk masa depannya. Semoga suatu saat bisa mampir ke kebun Maisa ini ya.
Belajar agribisnis di kebun Maisa, mau banget. Kebunnya jadi inspirasi banyak orang. Jadi kelihatan segar, hijau dan sejuk.