Merajut itu butuh niat, konsentrasi, ketekunan, dan konsistensi- Dian Ismyama-
Sejak dulu, saya memang tertarik dengan dunia seni, baik menggambar, membuat prakarya, termasuk merajut. Bahkan kalau dipikir-pikir, menulis itu juga termasuk karya seni kan ya? Karena dalam menulis juga dibutuhkan seni mengolah kata. Seperti quote yang saya tulis di atas, merajut itu susah-susah mudah, karena modalnya adalah niat, konsentrasi, ketekunan, dan konsistensi.
Beruntung banget, tanggal 17 Agustus 2017 kemarin, kami para blogger mengadakan arisan ilmu yang disponsori oleh Gendhis Bag. Temanya apalagi bukan merajut, pas banget kan di hari kemerdekaan, kami merajut asa dengan belajar dari nol hingga menghasilkan sebuah karya seni. Setidaknya niat yang dipelopori oleh Manda (@imasatrianto) ini terealisasi juga, dan membahagiakan banyak orang lho, karena merajut itu memang memberikan banyak manfaat.
Mau tahu apa saja manfaat merajut?
1. Merajut dapat meningkatkan fungsi motorik
Saat merajut, hampir seluruh bagian otak terstimulasi. Bagian otak yang memandu pemrosesan, perhatian dan perencanaan, serta bagian yang memproses informasi visual, turut dipengaruhi. Bahkan bagian otak yang terlibat dalam penyimpanan memori dan interpretasi bahasa, serta bagian yang menangani informasi sensorik juga terstimulasi. Lebih lanjut, serebelum yaitu bagian otak yang mengkoordinasikan ketepatan dan waktu pergerakan, ikut mendapat stimulus dari kegiatan merajut.
Manfaat merajut diatas jelas dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus, termasuk pada lansia, karena penurunan fungsi motorik pada lansia dapat terbantu dengan rutin merajut. Pantas saja banyak nenek-nenek yang hobi merajut. Selain mengisi waktu, manfaat merajut yang terkait motorik inilah yang menjadi alasan mengapa merajut banyak disukai oleh lansia.
2. Suka cemas atau mudah stres? Merajut aja!
Wajah-wajah sumringah dan penuh konsentrasi saat merajut
Merajut memang diketahui dapat mengurangi rasa cemas, stres, dan depresi. Gerakan merajut yang konsisten dan latihan fokus, dapat membantu mengalihkan perhatian dari gejala kecemasan, depresi, dan stres.
Ada fakta menarik soal menurunkan depresi ini, sebuah penelitian terhadap lebih dari 3.500 perajut, yang diterbitkan dalam The British Journal of Occupational Therapy, menyatakan bahwa 81% responden dengan depresi dilaporkan merasa bahagia setelah merajut. Lebih dari 50% nya melaporkan perasaan “sangat bahagia”.
Jadi, saat kita mulai merasa cemas atau sedang banyak tekanan dalam hidup, langsung ambil deh hakpen (alat untuk merajut), dijamin nggak jadi stres. Manfaat merajut yang satu ini sangat cocok untuk pekerja dengan tekanan tinggi di kantor, atau ibu rumah tangga yang anaknya aktif banget sampai kadang bikin spaneng, hehe.
3. Merajut memiliki efek yang sama dengan meditasi
Merajut memang menjadikan teman-teman merasa rileks. Rajutan yang simpel biasanya menggunakan jenis tusukan yang sama, sehingga irama saat merajut, gerakan yang diulang-ulang, dapat membuat seolah-olah sedang bermeditasi. Kunci dari meditasi adalah penenangan diri, fokus dan konsentrasi. Tentunya hal tersebut bisa teman-teman dapatkan dari merajut.
Wah, saya jadi punya pilihan nih selain yoga, ternyata manfaat merajut pun bisa menggantikan meditasi.
4. Ingin usia tua tetap sehat dan aktif? Merajut dari sekarang!
Selain dapat memperbaiki fungsi motorik, dan mood, merajut juga dapat menstimulasi otak untuk tetap “sehat”. Menurut Mayo Clinic, lansia yang melakukan kegiatan kerajinan tangan (termasuk merajut) di dalam kesehariannya, 30-50% dari mereka lebih jarang mengalami penurunan fungsi kognitif, dibanding yang tidak pernah melakukan kegiatan terkait kerajinan tangan. Meski demikian, merajut bukan hanya aktivitas khusus lansia lho, anak muda pun boleh merajut agar kesehatan otaknya tetap terjaga.
5. Ada kebanggaan khusus saat rajutan selesai
Apa perasaan teman-teman saat melihat hasil rajutan baik berupa syal, tas, atau bros yang lucu-lucu itu? Kalau saya, sering merasa kagum sama yang buat. Saat ada teman sendiri yang ahli crafting atau merajut, pasti saya iri dalam artian positif. Kok bisa ya si A pinter merajut? Kok bisa ya hasil rajutannya keren gitu, dan sebagainya. Ini artinya, merajut juga dapat meningkatkan eksistensi kita. Merajut tidak hanya sekedar hobi, tapi menjadi prestasi dan kebanggaan tersendiri.
Nah sekarang setelah tahu beberapa manfaat merajut, teman-teman jadi tertarik kah? Kalau saya sih iya! Alhamdulillah kesampaian juga belajar merajutnya. Para emak blogger Jogja diajari merajut oleh Mbak Rini dan Mbak Win. Mbak Rini selaku bagian pengembangan sampel produk Gendhis Bag, bercerita tentang tips dan trik merajut untuk pemula. Tak hanya itu, Mbak Rini bersama Mbak Win (dua trainer merajut Gendhis Bag) juga mengajari kami bagaimana cara menggunakan hakpen dan membuat pola rantai yang simpel, karena tusuk rantai adalah dasar pertama dalam merajut.
Mau tahu bagaimana keseruan saya dan emak blogger Jogja belajar merajut?
Mengenal alat rajut
Tahap pertama, kami dikenalkan pada alat rajut. Untuk pemula, bisa menggunakan hakpen no 3-4 yang ukurannya standar. Cukup pakai satu hakpen dulu ya, nanti kalau sudah mahir baru deh belajar pakai dua hakpen. Selain itu, kami juga dibekali benang D27 yang warna-warni. Saya sendiri mendapat warna merah muda, sedangkan emak blogger lain ada yang mendapat warna hijau, biru, hingga ungu.
Mengenal tusuk rantai
Mbak Rini saat menjelaskan tentang tusuk rantai
Tusukan pertama yang kami pelajari adalah berbentuk rantai. Awalnya sih saya merasa cukup sulit, karena bingung tangan kanan ambil benang lewat mana, tangan kiri megang apanya, dan lain-lain. Belum lagi tangan saya juga sempat berkeringat karena sangat grogi. Maklum lah baru pertama kalinya memegang alat rajut dan belajar merajut. Oleh karena itu, sepertinya pemula kayak saya harus menarik napas panjang terlebih dahulu, demi menurunkan kepanikan dan belajar konsentrasi. Bila kita sudah lumayan tenang dan lihai membuat bentuk rantai (meski bentuk rantainya belum sama besar jaraknya), maka kita dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu mengisi rantai.
Mengisi rantai
Tahap kedua ini lebih sulit dibanding tahap pertama, karena gerakan mengisi rantai prosesnya lebih rumit, tapi nggak rumit- rumit banget sih ya. Buktinya saya dan emak blogger masih bisa mengikuti arahan Mbak pengajar. Menurut Mbak Rini, adalagi tusuk yang lebih sulit, yaitu ketika menggunakan lebih dari satu ukuran hakpen, warnanya ganti-ganti, atau ketika pola yang digunakan berbeda, misal membentuk bunga, tidak hanya rantai. Mengisi rantai ini dilakukan bolak-balik yaitu ke kanan dan ke kiri.
Hanya dengan membentuk rantai dan mengisi rantai, teman-teman sudah bisa mendapatkan rajutan berupa bandana, bahkan kantong handphone, seperti yang diselesaikan oleh Manda @imasatrianto koordinator acara emak blogger saat belajar merajut. Manda terbukti konsisten dan rajin sekali=). Kalau contoh tas hasil rajut bisa dilihat pada foto di bawah ini.
Oh ya, saya ingin berbagi tips merajut untuk pemula.
1. Rileks
Benar bahwa merajut bisa bikin rileks, tapi untuk pemula, biasanya bukannya rileks eh malah tegang. Padahal ketika kita tegang, bukan saja tangan akan berkeringat (seperti pengalaman saya), bahkan benang bisa nggak menjadi rantai dan akibatnya malah nyangkut, bundet, atau mbrodol. Jadi, usahakan tenang ya, jari-jari tangan pemanasan dulu boleh lah, digerak-gerakkan kayak senam. Atau ketika jari mulai pegal, istirahat sejenak.
2. Cari posisi yang nyaman
Mana ada merajut sambil salto, hihi. Carilah posisi senyaman mungkin. Kalau bisa sih duduk tegak ya, bersandar boleh, dan sebaiknya jangan tiduran. Membaca saja tidak disarankan tiduran, apalagi merajut. Posisi nyaman ini penting, agar kaki kita nggak kesemutan misalnya. Kan nggak lucu kalau merajut pakai tangan, eh malah kakinya yang pegel=D.
3. Pakai rasa
Tips jitu ini disampaikan oleh Mbak Win dan Mbak Rini saat belajar merajut tempo hari. Merajut juga musti pakai hati lho, dengan penuh cinta gitu ngerjainnya. Ibaratnya, merajut dengan rasa itu akan memudahkan kita saat mengambil benang dengan hakpen. Bundet dan benang gagal nyangkut itu tidak akan terjadi ketika kita menggunakan rasa saat merajut. Bahkan Mbak Rini juga mengatakan bahwa jika kita memaksakan merajut tanpa hati yang ikhlas, maka tangan kita dapat terasa sakit. Hasil rajutan yang dibuat dengan penuh cinta pun tentu berbeda dengan rajutan asal-asalan.
Peran Gendhis Bag di dunia merajut
Saya ingin cerita sedikit ya soal Gendhis Bag. Teman-teman pasti sudah banyak yang kenal dengan brand Gendhis. Brand ini mengusung tas, baju, dan pernak-pernik fashion yang bersifat etnik dan bahan-bahannya berasal dari alam (natural). Baju-baju Gendhis menggunakan kain batik, tenun, shibori, dan sebagainya. Sama halnya dengan tasnya juga berbahan natural seperti dari rotan, mendong, dan agel.
Beberapa contoh tas natural Gendhis
Sementara itu, bahan baku rajut sendiri, dipakai oleh Gendhis, dikarenakan tingginya permintaan konsumen terhadap tas rajut. Pemilik Gendhis Bag yaitu Ibu Ferry Yuliana dan Bapak Endro Pranowo membuat produk dengan bahan baku lokal, tetapi berkualitas internasional. Tentu saja dengan kualitasnya yang di atas rata-rata ini, menjadikan Gendhis Bag digemari berbagai kalangan, termasuk oleh wisatawan mancanegara. Gendhis mampu membuat bahan baku yang nilai ekonominya tak seberapa, menjadi bernilai tinggi. Apalagi semua produknya adalah handmade yang pengerjaannya membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Tak hanya itu saja, Gendhis Bag melalui Mbak Rini dan Mbak Win, juga kerap mengisi pelatihan merajut untuk komunitas-komunitas, baik di desa misalnya kelompok PKK, atau arisan dan komunitas lain yang ingin belajar merajut. Gendhis Bag bahkan memfasilitasi komunitas yang ingin memberdayakan diri dengan mendapat penghasilan dari merajut. Jadi, ibu-ibu yang tertarik dengan merajut, bisa membuat tas, pouch atau karya rajutan lainnya untuk disetorkan ke Gendhis Bag. Nantinya, hasil rajutan yang lolos quality control akan dipasarkan oleh Gendhis, dan tentu saja perajutnya mendapatkan komisi.
Dari hal ini, saya semakin salut dengan Gendhis Bag yang mau mengajari ibu-ibu, hingga memandirikan banyak perajut dari segi ekonomi.
Gimana? Ingin mengajak komunitas teman-teman untuk belajar merajut juga? Tinggal kontak Gendhis Bag deh, dijamin mereka bersedia=)
Sebagai penutup, merajut memang memerlukan niat yang tulus, konsentrasi yang tinggi, ketekunan serta konsistensi. Dengan keempat hal tersebut, ditambah rasa cinta, maka hasil rajutan pun tak hanya indah dipandang mata, tapi juga akan memberikan banyak manfaat bagi perajutnya sendiri.
Ulasannya lengkap kap kap, Mak Di. InsyaAllah mau tekun belajar merajut sejak tahu manfaatnya. ?
Hihi iya Mak Phie, jadi punya alasan lebih kan kenapa merajut =)
Ternyata menyenangkan. pantesan ibukku dulu hobi bikin rajutan mbak
Wah enak dong tinggal belajar sama Ibu kalo gitu
wahhh, aku sudah lama gak merajut dulubisa buat taplak meja hehe
Serius bikin taplak segala? Udah ahli itu artinya=)
Aku kurang sabar kerjaan tangan begini. Hebat yg bisa merajut.
Berarti bisa buat latihan kesabaran Mbak=)
Merajut gampang-gampang susah, dari dulu pas disekolah diajarin tp tetap gak bisa, setelah baca tulisan ini, jd pengen coba merajut
Iya Mbak bener gampang2 susah, tapi asyik dan bermanfaat
harus telaten, fokus dan penuh konsentras nih ngerajut.
Benar Mbak, tapi kalau ga deadliner bisa dibuat santai sih, sambil dengerin musik misalnya. ato saat naik kereta
Aku selalu suka ngelihat orang ngerajut. Kelihatannya tuh sabaaaaar dan telaten banget. Aku diajarin mamaku gak bisa-bisa, hehehe
Wah Mama Mbak Dian jago merajut ternyata ya.. coba yang mudah dulu bikin bros mungkin =)
Baca cerita Mak Dian nih keren kali… Kapan ya arisan ilmu berikutnya? 😀 Udah ga sabar ikutan lagi…
Bulan depan yukz.. kumpul lagi ilmu baru
Waahhh…bener banget nih, terutama soal rasa itu lhoooo….
Dan bangga luarbiasa memang yaaa kalau berhasil menyelesaikan rajutan kita. Rajutanku apa kabar? Wkwkwkw
ayo ngedate sambil merajut=))
Aku pertama bisa merajut waktu smp, karena ada matpel kesenian. Seneng banget lho bisa merajut, dlu bisa bikin taplak, syal sendiri.
Sekarang sudah lama gak merajut ilmunya menguap hiks. Jadi pengen belajar lagi deh mbak
akkk udah kebayang kalo Mbak Ivon merajut lagi pasti buat yang lucu2 buat Aiman dan Aira..
ih aku pengen banget lho bisa merajut. Pengen punya keahlian buat bekal hari tua nanti
Terobsesi sama cerita anak-anak gitu deh, pas udah jadi nenek, duduk manis diteras merajut dan berkacamata
Mbak Arni udah berkacamata, cocok lah imagenya, hihi. Yuk tutorial di youtube juga banyak
Rajutanku kayaknya salah teknik deh…kalo dibuka tusukannya trus benangnya ambyar butuh ketemu mba Rini lagi nih. Hahaha…
dibuka gimana Mbak? ayo melu yang lanjutan.
ah ternyata merajut dapat ngurangi stres ya?
baiklah sekarang kalao mulai pikiran kusut pegang hak pen sama benang nilon aja biar fresh hehe…
Asik banget sih kalo punya keterampilan merajut. Aku kmrn juga lihat hasil karyanya Manda, kecee yaaa