Pagi ini si meong membangunkan temanku dari tidurnya. Temanku bernama Pita. Ia memelihara seekor kucing Persia. Saat aku menginap di tempat tinggalnya, aku baru tahu kalau suara kucing itu banyak jenis dan masing-masing memiliki arti. Di pagi hari, kucing Pita naik ke atas tempat tidurnya kemudian mengeluarkan suara yang berbunyi “meong” sambil merangkak ke atas tubuh temanku. Mungkin dia seakan berkata, “Hey sudah pagi, ayo bangun!”. Tak hanya sampai disitu, setelah beranjak dari kasur ternyata dia terus mengikuti Pita sambil bersuara manja. Mungkin kali ini dia meminta agar segera diberikan sarapan. Pita pun memberinya Whiskas Junior. Kata temanku, makanan tersebut diberikan agar nutrisinya terpenuhi, karena usianya saat ini masih 3 bulan.
Kucing Pita juga sering mengeluarkan suara anak kucing seperti mendengkur ketika ia senang saat temanku mengusap dan memanjakannya. Ditambah lagi dengan gerakan ekornya yang melingkar di kaki Pita atau mendekati tubuh Pita kemudian bersandar dan tidur di pangkuan temanku. Menurut Pita, anak kucing memang lebih komunikatif dibanding kucing yang telah dewasa, dan kucing domestik biasanya lebih vokal daripada kucing liar. Beberapa jenis kucing seperti Siamese dan Burmese lebih sering bersuara dibanding kucing pendiam seperti Persia.
Pita bercerita bahwa ia pun pernah salah mengartikan ketika kucingnya sering mengeong pelan. Pita pikir saat itu dia sedang ingin dimanja. Tapi lama kelamaan Pita melihat kucingnya mulai tidak nafsu makan dan menjadi lemas. Biasanya dia sangat aktif bergerak, namun tiba-tiba dia menjadi lesu dan lebih banyak diam. Setelah dibawa ke dokter, ternyata dokter bilang kucing Pita sedang kurang sehat. Tapi beruntunglah berkat asupan nutrisi yang baik dari Whiskas, kucing Pita dapat cepat pulih.
Wah ternyata tidak mudah ya untuk memahami apa yang kucing ucapkan. Suara anak kucing memang akan berbeda-beda tergantung dengan kondisi mereka saat itu. Mereka memang mempunyai berbagai macam suara dan melebihi hewan pada umumnya, yaitu 60 jenis suara. Masing-masing diucapkan dengan nada dan intensitas yang berbeda.
Teman-teman mungkin paling sering mendengar kucing bersuara “meong”. Suara itu menandakan mereka sedang meminta tolong atau perhatian. Anak kucing mengeluarkan suara mengeong untuk berusaha menyampaikan berbagai suasana hati dan emosi. Misalnya mencoba menyapa dengan ramah, mengekspresikan ketakutan, bahkan menunjukan rasa marah. Ketika dewasa, kucing justru akan semakin jarang mengeong. Kucing dewasa seringkali mengeong hanya ketika ada manusia di sekitarnya. Ketika kucing mengeong dengan keras dan berulang, bisa jadi itu merupakan gejala umum mereka sedang stress.
Pernah mendengar suara anak kucing seperti mencicit? Jangan kira bahwa suara ini mirip dengan suara mencicit seekor tikus ya. Memang tak semua anak kucing mengeluarkan suara tersebut. Namun teman-teman akan merasa seolah anak kucing sedang berbicara pada teman-teman ketika mereka mengeluarkan suara mencicit. Suara ini seperti gabungan dari mengeong dan mendengkur. Maka banyak pemilik kucing yang menganggap bahwa suara ini sebagai bentuk ucapan salam dari anak kucing kepada pemiliknya.
Suara mendengkur dari anak kucing sering diartikan sebagai sebuah rasa nyaman atau bahagia. Mendengkur memang bentuk dari kepuasan, dan anak kucing yang pintar akan lebih sering mengeluarkan suara tersebut ketika mereka sedang dimanja. Anak kucing yang baru lahir akan mendengkur untuk memberitahu ibunya bahwa ia merasa aman dan nyaman. Tapi tahukah teman-teman, bahwa terdapat sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa anak kucing akan mendengkur ketika mereka stres. Dengan mendengkur, mereka dapat menenangkan dirinya.
Meskipun bahasa antara manusia dan hewan berbeda, namun berkomunikasi dengan hewan peliharaan penting untuk membangun kedekatan antara pemilik dengan hewan peliharaannya. Kucing bisa dilatih melalui kata-kata. Namun tak hanya berkomunikasi secara verbal, bahasa tubuh atau komunikasi non verbal seperti mengusap, memberinya makan, dan mengajaknya bermain juga penting. Menciptakan lingkungan yang hangat dengan perintah yang jelas dan beberapa kejutan bisa membantu memperkuatan antara kucing dengan si pemilik. Coba saja bandingkan dengan hewan di alam liar yang jarang mendengar suara, lalu ketika mereka mendengar suara manusia maka mereka akan merasa terancam. Maka ajaklah anak kucing teman-teman berbicara agar mereka terbiasa untuk berkomunikasi dengan pemiliknya. Sehingga si meong akan lebih mengerti dan mau menanggapi teman-teman.

Hahahaha … baru tahu ya suaranya banyak mengandung arti. Itu di rumah mbahnya anak-anak banyak kucing tapi saya gak peduli dengan mereka. Satu, saya punya asma dan baunya itu gak tahan hehehe