Tips Berbelanja Kebutuhan Rumah Tangga.
Sebagai ibu yang harus mengurus kebutuhan rumah tangga dengan baik, berbelanja merupakan salah satu aktivitas yang sering saya dilakukan. Biasanya sih saya belanja ke pasar setiap akhir pekan. Ikan, ayam, serta sayur-sayuran, saya stok untuk seminggu ke depan. Semuanya saya bersihkan dan olah sedemikian rupa agar tahan lama ketika disimpan di kulkas. Sementara kebutuhan rumah tangga lainnya saya belinya dekat rumah saja. Alasannya simpel, lokasi terjangkau dan buka 24 jam.
Dalam berbelanja kebutuhan rumah tangga, kadang kala nggak berasa uang di dompet habis semua. Eh usut punya usut, ternyata penyebabnya karena kita lapar mata. Oleh karena itu, ibu perlu mengakalinya agar tidak terjadi hal yang demikian.
Saya punya tips nih dalam berbelanja, agar sesuai dengan kebutuhan, bukan keinginan:
1. Buat catatan detail
Setiap barang yang akan dibeli, sebaiknya dicatat di buku atau kertas. Tujuannya agar tidak ada yang terlupa, dan agar belanjanya nggak melenceng jauh dari yang tertulis. Apalagi ibu-ibu, kan sukanya matanya ijo kalau lihat barang-barang unyu alias yang lucu-lucu. Atau ngeliat makanan yang tampak menggiurkan untuk diolah, atau langsung di makan. Bisa-bisa jadi beranak pinak belanjaannya, hehe.
2. Bawa uang cash yang jumlahnya pas.
Jangan bawa kartu debet apalagi kartu kredit, bawalah uang cash yang pas. Misal kita belanja mingguan maksimal 200 ribu ya bawa segitu cukup nggak cukup. Atau belanja bulanan maksimal 500 ribu misalnya untuk yang kebutuhan selain lauk dan sayur di pasar tadi.
3. Bawa tas kain
Berhubung sekarang plastik sudah berbayar, jadi sebaiknya memang membawa tas kain sendiri. Tentunya agar lebih ramah lingkungan juga.
4. Pilih tempat belanja yang terjamin kualitas barangnya
Tips keempat ini termasuk yang penting. Saya pantang belanja ke tempat yang tidak terjamin kualitas produknya. Takut kalau yang dijual adalah produk palsu, jadi saya harus memastikan bahwa barang-barang di toko yang akan saya beli diambil dari distributor yang legal, atau pabriknya langsung. Nggak dipungkiri bahwa ada juga lho produk makanan dan minuman yang palsu. Oleh karena itu, saya pilih toko yang jelas lah, seperti Alfamart.
Najla termasuk sering ke Alfamart, soalnya ada di dekat rumah. Mulai dari pas tinggal di Depok, hingga saat ini kembali ke Jogja, Alfamart selalu ada di dekat tempat tinggal kami. Biasanya anak saya beli es krim atau puding kemasan. Yang saya sukai, pelayanan di Alfamart ramah, pakai senyum (ada kan toko yang penjualnya nggak ramah, jadi bikin malas kembali ke sana). Selain itu, penataan barangnya juga rapi dan enak dilihat sehingga mudah menemukan barang yang ingin kita beli, biasanya sudah dibagi dalam beberapa kategori.
Dengan berbagai kepuasan di atas, saya jadi berpikir andai saja bisa bekerjasama dengan Alfamart untuk membuka minimarket yang berkualitas. Ternyata bisa lho!

Gimana caranya?
Kalau teman-teman punya lahan atau bangunan yang nganggur, dan memang tertarik dengan industri minimarket, bisa jadi alternatif bisnis lho. WNI dan badan usaha atau perorangan dapat mengajukan penawaran kerjasama ke Alfamart, untuk selanjutnya memenuhi persyaratan perizinan dan dana investasi, sehingga akhirnya akan menjadi franchise Alfamart. Setelah itu, kita tinggal ikuti saja sistem dan prosedur Alfamart.
Ada berbagai pilihan jenis kerjasama, antara lain gerai baru, gerai baru-konversi, dan gerai take over. Bedanya apa saja? Bisa lihat di penjelasan tentang franchise Alfamart ini.
Nama Alfamart yang sudah dikenal luas dan mudah dijangkau lokasinya, memperbesar peluang franchise Alfamart menjadi bisnis yang menguntungkan lho.
Jadi gimana nih? Ada yang punya lahan atau bangunan kosong yang mau patungan modal sama saya?

Huhuhu, belum punya lahan kosong mba. Padahal bagus ini, peluang jadi income.
Mari kita hunting dulu lahannya=)
Aku juga suka belanja di Alfa, deket rumah sih.
Dimana-mana ada nih