Mendongeng, momen kedekatan ibu-anak dan cara asyik untuk menyampaikan pesan.
Salah satu alasan saya membeli buku adalah untuk mendongeng. Maklum, anak pertama saya, Najla adalah tipe bosanan. Jadi dia bisa berkonsentrasi terhadap permainan tertentu kurang dari setengah jam, lalu setengah jam berikutnya kayak orang kebingungan gitu. Dengan adanya buku, Najla lumayan betah membolak-balik untuk mengamati gambarnya.
Awal mengenal buku, saya yang membacakan dongengnya, dan buah dari konsistensi tersebut adalah kosakata anak saya begitu banyak. Di kemudian hari, Najla bahkan bisa menceritakan isi sebuah buku dengan bahasanya sendiri. Bukan karena putri saya sudah bisa membaca, tapi dengan melihat gambar dan mungkin berbekal cerita yang pernah dia dengar dari saya. Inilah salah satu keajaiban dongeng, stimulasi banyak hal sekaligus.
Beberapa manfaat dongeng pernah saya tuliskan di sini. Saya sendiri merasakan langsung lho manfaatnya, makanya saya merekomendasikan teman-teman semua untuk juga memberikan dongeng kepada anak-anaknya. Media yang digunakan nggak harus buku lho, bisa dengan boneka tangan, ataupun boneka biasa. Saya jadi teringat kepada teman saya yang seorang pendongeng. Ia menjadikan dongeng sebagai media mengajar anak-anak di TK –nya. Ia percaya bahwa dongeng lebih dari sekedar menyampaikan cerita, karena dongeng dapat ditangkap oleh anak-anak serupa dengan contoh atau teladan.
So Good Cerdik, Mendongeng melalui Augmented Reality
Berbicara tentang media dongeng, di era millennial ini gawai ternyata juga memiliki keunikan tersendiri. Bukan hanya dongeng dalam bentuk video dari youtube, tapi juga ada yang namanya AR atau Augmented Reality. Apakah AR itu? Menurut kemdikbud.go.id, AR adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara realitas dalam waktu nyata. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer, industri manufaktur maupun dunia pendidikan. Teknologi AR ini dapat menyisipkan suatu informasi tertentu ke dalam dunia maya dan menampilkannya di dunia nyata dengan bantuan perlengkapan seperti webcam, komputer, HP Android, maupun kacamata khusus.
Kali ini saya mau menceritakan bagaimana keseruan mendongeng yang berperan dalam pendidikan anak, menggunakan teknologi AR dari So Good Cerdik. Cara menggunakan So Good Cerdik ini mudah sekali, teman-teman cukup menginstal aplikasi So Good Cerdik melalui Play Store untuk gawai android. Setelah itu, masuk ke dalam aplikasi dan arahkan kamera menuju kartu So Good CERDIK (kartu ini terdapat pada kemasan 400 gram produk So Good Siap Masak seperti nugget, shaped nugget, stick, bakso, sausege, dan whole muscle). Kartu berbingkai tersebut berisi 3 dongeng pilihan, yaitu Chika Chiko, Umbo Larage dan Lala SingSing. Setelah kartu terekam oleh kamera, maka di layar gawai akan muncul sampul buku dongengnya. Teman-teman tinggal mengklik tombol mulai cerita dan dongeng pun akan disuarakan oleh aplikasi ini. Yang seru adalah, gambar yang muncul tiga dimensi, dan bahkan bisa diputar 360 derajat, sehingga anak dapat melihat dari berbagai sisi.
Sewaktu mencoba So Good Cerdik, saya mendapatkan cerita Chika Chiko. Kakak Najla senang sekali karena gambarnya yang kayak beneran. Adik Sara juga tertarik karena ceritanya tentang ayam dan memasak.
Mereka berdua baru pertama kalinya melihat dan mendengar cerita melalui teknologi AR, sehingga tampak terheran-heran. Buat saya pribadi, kegiatan mendongeng menggunakan So Good Cerdik jelas lebih asyik dan seru. Apalagi ibunya nggak harus bersuara, hehe. Saat ibu sedang lelah untuk mendongeng melalui suara sendiri, maka So Good Cerdik dapat menjadi pilihan media mendongeng yang berbeda.
Bonus Resep Masakan
Buat ibunya ada bonus resep masakan lho di setiap kartu So Good Cerdik. Anak dapat mendengarkan dongeng sambil memakan nugget atau bakso yang menunya dikreasikan oleh ibu. Di cerita Chika Chiko ada resep sate nugget dan makaroni skotel lho yang bisa dipraktekkan.
Asyik sekali kan mendongeng menggunakan AR? Anak-anak tidak hanya menggunakan gawai untuk ngegame dan menonton video youtube saja, tetapi juga ada permainan yang nggak kalah seru. Saya pun sebagai ibu lebih santai melepas anak mendengar dan melihat dongeng dari So Good Cerdik, karena kontennya jelas sesuai dengan usia anak, tanpa takut mereka tidak sengaja mengklik konten lainnya seperti saat menonton youtube.
Dongeng yang terdapat pada So Good Cerdik mengajarkan nilai-nilai kebaikan seperti keberanian, kejujuran, berbagi, tanggung jawab, kemandirian dan sebagainya. Anak generasi millennial juga makin canggih lah bentuk dongengnya, sehingga ke depannya, mereka sudah nggak asing dengan yang namanya teknologi tiga dimensi, bahkan mungkin kelak empat dimensi kayak yang di film-film gitu.
Harapan saya sebagai ibu, jangan sampai tradisi dongeng lenyap tergantikan oleh keberadaan gawai, tetapi justru sebaliknya, gawai dapat menjadi alat, fasilitas untuk mengenalkan dongeng ke anak-anak. Dengan begitu, teman-teman nggak perlu bermusuhan dengan yang namanya teknologi. Jadikan teman, dengan cara memanfaatkan yang baik dari teknologi, dan membuang bagian buruknya. Saya percaya bahwa penanaman karakter kebaikan sejak kecil melalui dongeng, akan tertanam di benak anak-anak, dan membuat generasi mendatang menjadi pemimpin yang berbudi pekerti.
Saya jadi pingin mengumpulkan cerita seri lainnya nih. Teman-teman tertarik mendongeng melalui So Good Cerdik juga nggak?

kalay yang nggak tahu di pikir kartu biasa ya mba, ternyata ada permainan seru..
iya kalau ga tahu bisa dibuang ya. hehe