Review Film Dilan 1991, Kalau Enggak Jodoh Gimana Lagi?

Facebooktwitterredditmail

DILAN 1991

Genre: Drama

121 Minutes

Sinopsis:

22 Desember 1990 Dilan dan Milea telah resmi berpacaran. Ditengah kebahagiaan mereka berdua, Dilan terancam dipecat dari sekolah akibat perkelahiannya dengan Anhar. Dilan juga semakin sering berkelahi dan mendapatkan musuh. Milea khawatir dengan masa depan Dilan jika terus-terusan terlibat dalam masalah. Sebagai pacar Dilan, Milea merasa berhak melarang Dilan untuk terlibat dalam geng motor. Suatu ketika, Dilan dikeroyok oleh orang yang tidak dikenal. Saat Dilan mengetahui siapa yang berbuat, ia merencanakan balas dendam. Milea yang sudah putus asa karena Dilan yang keras kepala, akhirnya meminta Dilan berhenti dari geng motor atau hubungan mereka berakhir. Dilan terdiam. Tetapi, Dilan tetaplah Dilan, seorang panglima tempur, ketua geng motor yang akan selalu terlibat masalah dan mengundang musuh untuk menghajarnya. Ditengah semua masalah itu, hadir Yugo, anak dari sepupu jauh ayahnya Milea yang baru saja pulang dari Belgia. Untuk beberapa saat, Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Yugo menyukai Milea. Dan Milea hanya mencintai Dilan.

Producer: Ody Mulya Hidayat

Director: Fajar Bustomi, Pidi Baiq

Writer: Titien Wattimmena, Pidi Baiq

Cast: Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Ira Wibowo, Bucek, Zara Jkt48, Andovi Da Lopez, Happy Salma, Farhan, Brandon Salim

Distributor: Max Pictures

Film dibuka dengan adegan Milea berboncengan di motor bersama Dilan. Hujan deras mengguyur, dan Milea semakin merapatkan pelukannya. Di atas motor, Dilan melontarkan kalimat-kalimat lucu khas dirinya.

“Percaya enggak, aku bisa menghentikan hujan lho.”

“Gimana caranya?”

“Hujan, berhenti!”

“Kok enggak berhenti?”

“Soalnya hujan enggak punya kuping.”

Kalau ditulis rasanya lumayan ya, kocak, tapi entah kenapa kali ini akting Iqbal kurang berhasil membuat saya meleleh. Yang ada justru garing dan bikin saya berkomentar, “agak lebay nih.”

Saya juga menemukan kegaringan-kegaringan itu di sepanjang film. Enggak tahu apakah karena akting Iqbalnya, atau karena pemilihan dialognya yang kurang pas.

Saat Iqbal mendekati Milea di Dilan 1990, kelucuannya terasa alami, khas remaja yang sedang pedekate. Tapi begitu jadian, malah garing dan terkesan kurang romantis (menurut saya lho). Bila di Dilan 1990 saya banyak tersipu dan tertawa, Dilan 1991 justru membuat saya menahan napas, sesak, dan brambangi alias mau nangis.

Baca juga Kenapa Film Dilan 1990 Bisa Bikin Cewek Kelepek-Kelepek

dilan 1991

Ketika saya googling sinopsis Dilan 1991, saya malah menemukan tirto.id merilis berita Dilan 1991 merupakan film thriller psikologis tentang evolusi kegilaan Milea:D. Saya setuju sih, karena ada satu adegan dimana Milea terlihat depresi, dan dia teriak-teriak minta pertolongan Dilan di depan semua orang.

Konflik yang muncul di film Dilan 1991 memang enggak ada apa-apanya dibanding dengan konflik di dalam sebuah rumah tangga, tapi bagi anak remaja seusia Milea jelas down banget kalau ngalamin berbagai kejadian yang di luar bayangannya.

Mulai dari Dilan yang terlibat perkelahian sampai salah satu temennya meninggal dunia (siapa coba yang enggak syok kalau ada teman meninggal dunia karena dikeroyok), kehadiran guru baru yang genit ke Milea, kehadiran Yugo teman masa kecil yang mesum, sampan akhirnya Dilan dikeluarin dari sekolah.

Kalau saya jadi Milea bakal  kacau juga deh pikirannya. Boro-boro bisa konsen sekolah dan ujian kelulusan. Untung orangtua Milea enggak menuntut apa-apa soal nilai.

tiket Dilan 1991
Nobarnya sama temen cewek:D

Oh ya, teman nonton bareng saya @meigita_ayu (ayu difollow dulu), sempat bilang, “Wah, pusing juga ya punya anak cowok.” Saat melihat adegan Dilan berantem dan akhirnya mendekam di kantor polisi. Lalu dia juga bilang,” Wah, mumet punya anak cewek.” Ketika melihat adegan Milea nangis-nangis begitu Dilan didrop out dari sekolah, masuk penjara, dan akhirnya putus cinta. “Nanti kalau aku punya anak cewek, mentalnya bakal kugembleng dulu biar enggak cengeng gara-gara cowok.”

Wkkka, benar juga sih pikiran temanku yang seusia denganku. Sebagai ibu, lihat film Dilan 1991 itu was-was banget. Meskipun di zaman anak-anak kami remaja nanti, tantangannya bakal beda. Bukan geng motor lagi, mungkin geng games, haha.

Lalu saat Milea mengancam Dilan untuk putus, wajar banget Dilan kecewa. Di film Milea yang nanti jadi kelanjutan dari film Dilan 1991, kita akan lebih tahu isi pikiran Dilan kenapa kok terkesan menerima dan pasrah saat Milea mutusin dia.

Entah karena dia enggak suka dikekang beneran, atau karena dia enggak mau Milea kesusahan lagi, karena selalu kepikiran keselamatan Dilan. Saya ingat satu kalimat Dilan yang sempat keceplosan, “Kamu itu gampang banget kalau mau dapat orang yang lebih baik daripada aku, Milea.” See? Dilan ternyata enggak pede bersama Milea. Dia ngerasa enggak cukup baik menjadi laki-laki. 

Selama Apapun Bersama, atau Secinta Apapun, Kalau Enggak Jodoh Mau Gimana Lagi?

puisi dilan 1991
So sweet ya..

Begitulah, penonton melihat Dilan dan Milea itu so sweet banget. Pasangan yang ideal, cocok, romantis. Tapi nyatanya? Baru dihantam kerikil saja sudah goyah. Terlepas usia yang masih remaja, beberapa teman seusia saya bilang bahwa masalah mereka itu enggak ada apa-apanya dibanding masalah yang akan ditemui saat berumah tangga.

Milea yang khawatir, cenderung posesif, membuat Dilan gerah dan menyerah. Sementara Mas Hardi (tunangan Milea) yang lebih dewasa, bisa ngemong Milea dan membuat Milea menurut.

Sosok Mas Hardi lah yang menurut saya memang cocok untuk mendampingi Milea. Siapa yang tahu rumah tangga Dilan Milea bakal menjadi kayak apa kalau mereka enggak putus. Sedih sih, baru juga jadian bentar, kok udah pisah.

Terus nyambung ke kisah Syahrini – Reino, wkkka setali tiga uang nih kayaknya. Dilan-Milea  saling cinta tapi enggak jodoh, sementara Syahrini- Reino tampaknya enggak dekat tapi tiba-tiba menikah. Suit…suit. Lihat deh kalimat Syahrini di IGs nya, dalem banget kan?

syahrini reino

Jadi buat kamu yang masih remaja, sudah deh mending mikir sekolah aja. Belajar yang bener, soal jodoh pasrahkan ke Allah. Berdoa dapat yang terbaik, yang sayang, yang mapan (eh), dan yang bikin nyaman.

Saya tahu banget gimana rasanya jatuh cintrong kala SMA, persis Milea, enggak bisa lupa. Ketawa – ketawa sendiri kalau ingat si dia. Nulis puisi kalau rindu, tapi akhirnya nangis bombay sehari semalam, mungkin malah lima hari lima malam nangisnya, hehe. Tapi pada akhirnya saya menyadari kalau jodoh saya saat ini adalah yang terbaik, yang dipilihkan Allah untuk saya. Eaa.

review dilan 1991
Gombalan yang berakhir duka
Well, kesimpulannya adalah, meski menurut saya film Dilan 1991 enggak sebagus Dilan 1990, tapi penontonnya membludak. Sepertinya semua penasaran dengan kelanjutan kisah cinta manis di Dilan, 1990,dan bersiaplah kecewa di Dilan 1991. Sedih, menguras emosi, dan bikin kesel, karena ujung-ujungnya segala pedekate yang super itu seolah-olah mudah banget dilupakan oleh Dilan dan Milea.

Jadi, mari tunggu kelanjutan sekuel Dilan-Milea di film Milea. Saya juga menantikan karena penonton akan dibawa masuk ke pikiran dan isi hati Dilan, dari sudut pandang laki-laki. Semoga film Milea enggak mengecewakan=) 

(Visited 558 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

17 thoughts on “Review Film Dilan 1991, Kalau Enggak Jodoh Gimana Lagi?

  1. Ila rizky Reply

    Dudududu~
    Aku angis loh, haha. Keinget sesuatu. Ya emang kalo ga jodoh gimana ya. ? ada masanya cinta cuma datang bentar, tapi yang bener2 jodoh bakal menetap selamanya. *eaa
    Sedihnya pas Milea mau pindahan itu. Kerasa banget kalo Bandung meninggalkan kesan yang ga akan terlupakan. Apalagi Akew meninggal itu shocknya ga kira2. Baru kemarin ketawa2, lho tahu2 besoknya nyawanya udah ga ada lg. Huhu

  2. Khoirur Rohmah Reply

    Kok pas banget momennya dengan berita hot akhir-akhir ini yah mbak hehehee
    Aku belum pernah nonton Dilan 1990, rasa-rasanya banyak yang kecewa dengan Dilan 1991 yah mbak, PAdahal di Dilan 1990 rame banget di sosmed hhee
    Pan kapan nonton sendiri deh biar kagak penasaran ehehheee
    TFS Mbak Dian

  3. William Giovanni Reply

    Melihat review dan respon dari berbagai teman, membuat saya jadi penasaran cerita selanjutnya. Filmnya cukup berat ya, mengaduk-aduk perasaan. Jadi malah berencana untuk menontonnya.

  4. Sugi Siswiyanti Reply

    Sepertinya film Dilan 1991 lebih byk konflik ya? Saya jadi penasaran ingin nonton juga karena sebelumnya say mengira film ini isinya hanya gombalan2 anak SMA ?

  5. Amanda Desty Yunistyani Reply

    wah aku engga nonton dilan 90 maupun 91 nih mba. tapi baca post ini aku jadi lebih tahu gimana jalan cerita film yang lagi happening bgt saat ini. bener mba kalo ga jodoh ya mau gimana. ini aku jadi inget kisah percintaan remaja huehehe.. pacaran dari SMA sama mantan sampe 6 tahun tapi nyatanya ga jodoh jadi harus terima kan mba. pasrah saja dan terus berdoa kalau untuk urusan jodoh mah. lho kok aku malah curhat wehehe

  6. Zefy Reply

    Ini nih yang bikin si Iqbal makin tenar, film Dilan hehheee…..rezekinya si dedek ya

  7. Marfa Reply

    Aaaaah aku mau review Dilan juga ah nanti kwkwkw, salfok ada teteh Syahrini juga heheu. Pas endingnya juga kaya “hmm, gini ya rasanya ga jodoh padahal pernah sesayang itu” ahaha

  8. Tukang Jalan Jajan Reply

    Film yang cukup menimbulkan kontroversi, dikabarkan ada beberapa adegan yang vulgar. Akunya belum nonton tapi katanya banyak yang lebih senang dilan 1990.

  9. Nurul Fitri Fatkhani Reply

    Wuah, lengkap sudah. Saya jadi bisa tahu bagaimana film Dilan 1991. Sepertinya saya tidak perlu menonton lagi hihihi
    Ternyata kisah kasih yang fenomenal itu, tidak berumur lama. Tapi memang kalau jodoh gak akan kemana. Meskipun melalui pedekate yang romantis dan humoris, tidak menghalangi mereka untuk putus.

  10. lendyagasshi Reply

    Ah…aku uda baca bukunya, rasanya cukup sampai di sini deeh…
    Takut kecewa kalo nonton filmnya.
    Dan setuju banget, aku gak suka Dila 1991. Hanya baru tahu fakta bahwa sekuelnya ini membawa dampak psikologis bagi Milea.
    Aku rasa, Milea adalah gadis yang bijak. Jadi gakkan guncang hanya dengan putus dengan Dilan.

    Emm…
    Sejujurnya, seni mempertahankan itu lebih berat daripada mendapatkan.

  11. Khairiah Reply

    Entah knp aku nggak suka film dilan rasanya terlalu lebay aku malah lebih penasaran kisah syahrini yg kata darni darko akan tetap bersinar meski Dianggap nikung teman

  12. April Hamsa Reply

    Penontonnya lbh membludak dr sebelumnya krn ekspektasinya tinggi kali yaaa 😀
    Hahaha bisa yaaa nyambungin ke Syahreino. Yaaa gtulah kalau jodoh walau dijagain kyk apapun bisa lepas. Ada yg berpisah berpuluh tahun eh malah jodoh. Bener2 misteriiii.

  13. Pertiwi Yuliana Reply

    Mulai dari trilogi bukunya, aku gak sreg. Terus nonton Dilan 1990, gak suka. Gak natural sama sekali percakapannya deh menurutku. Skenarionya tampak banget, padahal bisa dibawakan lebih baik. Nah, Dilan 1991 ini juga belum menarik buatku. Udah tau ceritanya dari buku, plus kayaknya hypenya enggak sebesar film pertamanya, ya? Hehehe

  14. Rani Yulianty Reply

    Saya khatam baca tiga novel Dilan, waktu ada film Dilan 1990, nggak nonton, ada di tipi selewat-lewat aja, kayaknya nggak semanis baca novelnya, hehehe Dilan 1991 juga nggak tahu nonton atau nggak

  15. ade anita Reply

    aku malah belum nonton yang dilan pertama dan dilan kedua ini sementara anakku yang masih SMP sampe janjian ama temen2 sekelasnya buat nobar bareng nonton dilan satu dan dua ini. abis itu ngebahas film itu di mobil dan itu spoiler abis sampe aku nya malas nonton jadinya. jadilah aku nggak pernah nonton karena dah kadung dicekoki spoiler hasil anak2 smp ngumpul dan ngobrol film yang abis mereka tonton ini. hahaha

Leave a Reply

Your email address will not be published.